Be gcg ethic and conflict of interest, kristine angela hapzi ali, universitas mercubuana
1. BE GCG Ethic and Conflict of Interest, Kristine Angela_Hapzi Ali, Universitas Mercubuana
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan
tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart
perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat. Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.
(Chung, 1981 )mengemukakan empat asas etis, yaitu :
1. Menghargai harkat dan martabat
2. Peduli dan bertanggung jawab
3. Integritas dalam hubungan
4. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Tenaga Ahli Gizi
Era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan diberbagai aspek, sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas tinggi sangat diperlukan agar mampu bersaing di tingkat
Internasional. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara. Untuk itu, tenaga ahli gizi (profesi gizi)
sangat diperlukan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai
program perbaikan gizi di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit (Depkes RI,
2005).
Profesi gizi sendiri merupakan suatu pekerjaan dibidang kesehatan yang dilaksanakan
berdasarkan suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat.
Standar profesi Gizi di Indonesia, ditetapkan oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).
Kode Etik Ahli Gizi
2. Seorang ahli gizi dalam melakukan tugasnya perlu senantiasa bertaqwa kepada Tuhan YME,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah dan nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945 serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Persatuan Ahli Gizi
Indonesia serta kode etik profesi, baik dalam hubungan dengan pemerintah bangsa, negara,
masyarakat, profesi maupun diri sendiri. Melihat cakupan tersebut dapat disimpulkan bahwa
peran profesi gizi dalam kebijakan sistem pelayanan kesehatan, mendidik dan mengintervensi
individu, kelompok, masyarakat serta meneliti dan mengembangkan diri demi menjaga mutu
pelayanan.
Prinsip-prinsip kode etik Profesi Gizi
Profesi gizi mengabdikan diri dalam upaya kesejahteraan dan kecerdasan bangsa, upaya
perbaikan gizi, memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi gizi serta ilmu0ilmu
yang berkaitan dan meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat. Sebagai tenaga gizi
profesional, seorang ahli gizi harus melakukan tugas-tugasnya atas dasar;
1. Kesadaran dan rasa bertanggung jawab penuh akan kewajiban terhadap bangsa dan
negara
2. Keyakinan penuh bahwa perbaikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam
upaya mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan rakyat
3. Tekad bulat untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi tercapainya
masyarakat adil, makmur dan sehat sentosa
Kewajiban Umum
1. Berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berperan dalam
meningkatkan kecerdasan dan kesejahtaraan rakyat
2. Berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan menunjukkan sikap,
perilaku dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri
3. Berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut standar profesi yang telah
ditetapkan
4. Berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil
3. 5. Berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan dan informasi
terkini
Conflict of Interest
Conflict of interest adalah sebuah konflik berkepentingan yang terjadi ketika sebuah individu
atau organisasi yang terlibat dalam berbagai kepentingan, salah satu yang mungkin bisa
merusak motivasi untuk bertindak dalam lainnya. Konflik berasal dari kata kerja Latin
configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai
percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Menurut Kartono & Gulo (1987), konflik berarti
ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain. Keadaan
mental merupakan hasil impuls-impuls, hasrat-hasrat, keinginan-keinginan dan sebagainya
yang saling bertentangan, namun bekerja dalam saat yang bersamaan. Konflik biasanya diberi
pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan
kepentingan di antara dua pihak atau lebih.Sebuah konflik kepentingan hanya bisa ada jika
seseorang atau kesaksian dipercayakan dengan ketidakberpihakan beberapa; jumlah sedikit
kepercayaan diperlukan untuk menciptakannya. Adanya konflik kepentingan adalah
independen dari pelaksanaan ketidakpantasan.
Conflict of Interest antar tenaga pelayanan di institusi kesehatan (Rumah Sakit)
penangganan konflik lintas profesi telah diatur dalam etik profesi gizi dalam kaitannya
terhadap kewajiban terhadap teman seprofesi dan mitra kerja
4. Melakukan promosi gizi, memelihara dan meningkatkan status gizi masyarakat secara
optimal, berkewajiban senantiasa bekerjasama dan menghargai berbagai disiplin ilmu sebagai
mitra kerja di masyarakat.
Memelihara hubungan persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi atau disiplin
ilmu/profesional yang terkait dalam upaya meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan
dan kesejahteraan rakyat.
Menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi dan
mitra kerja.
Sumber:
Eryati Darwin. 2014. Etika Profesi Kesehatan.Yogyakarta: Depublish
http://arenganucifera.blogspot.co.id/2016/04/etika-profesi-gizi.html
http://enhai2aku.blogspot.co.id/2012/01/tipe-conflict-of-interest.html