SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN 
PENDAHULUAN 
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta 
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan 
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan. 
Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam 
mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas 
pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan 
moral yang tinggi. 
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan tercermin dalam setiap 
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi 
yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta 
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan 
keperawatan atau kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan dan 
dihormati. 
ETIKA, MORAL DAN NILAI-NILAI 
Pengertian: 
§ Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, 
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. 
§ Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata 
dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan 
bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai- nilai yang dianutnya. Banyak pihak 
yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya 
dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI. 
§ Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu 
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam 
suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai 
perilaku personal. 
§ Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar 
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan 
praktek profesional 
NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI 
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu 
proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan 
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai- nilai esensial dalam kehidupan 
profesional, yaitu: 
1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang 
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan 
kepedulian. 
2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain 
termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan
hati serta ketekunan. 
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan 
sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi 
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, 
harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri. 
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat 
terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, 
pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan. 
6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk 
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran. 
7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, 
keunikan dan reflektifitas yang rasional. 
PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI 
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan 
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan 
hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai- nilai mana yang 
benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat 
tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai 
tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh, dimana individu 
belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, 
teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2) Moralitas diperoleh 
dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang 
dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang 
berbeda; (3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan 
sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta 
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih 
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau 
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu 
tersebut; (4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan 
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi 
atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik; (5) Tanggung jawab untuk 
memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan 
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan 
bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya 
sendiri. 
KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES) 
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem nilai-nilai 
yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan 
seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang 
dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis 
secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon, 1983). 
Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi keperawatan 
dan kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh 
perawat dan bidan.
Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu; 
(2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang 
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan 
mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan. (3) Keyakinan bahwa 
penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi semua 
masyarakat. 
Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa 
senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta 
sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang 
dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak 
bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya. 
Tindakan (1) Gabungkan nilai- nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari; 
(2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan pribadi 
dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan. 
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai- nilai moral yang 
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat 
atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang 
kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat 
manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh 
karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan 
serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk 
menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai- nilai positif yang sangat berguna 
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas. 
PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS 
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk menempatkan nilai- nilai 
dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat/bidan bisa menjadi sangat frustrasi bila 
membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasen yang mempunyai nilai-nilai dan 
perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang 
memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat/bidan adalah 
berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai- nilai dasar kehidupannya sendiri. 
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat 
sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali 
dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi 
perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga 
perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha 
mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi 
kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya 
dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat 
menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya, 
“Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” 
Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut: 
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca). 
2. Meluangkan waktu bersama keluarga. 
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi. 
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain. 
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja. 
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat 
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai- nilai sebagai 
berikut: 
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya 
stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya, 
maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai- nilai kunci yang dianutnya. Bila dia 
memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda positif. 
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan nilai-nilai 
tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan 
anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok serta 
mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda. 
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang 
konsisten setelah memahami nilai- nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan 
suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang 
perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan 
cara kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi 
kesehatan anda”. 
PERILAKU ETIS PROFESIONAL 
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang 
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. 
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan, dan berlanjut 
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis 
mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan 
keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat 
atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip 
dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan /kebidanan. 
Pendekatan Berdasarkan Prinsip 
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan 
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat 
pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain; (1) Sebaiknya mengarah langsung 
untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang: (2) 
Menghindarkan berbuat suatu kesalahan; (3) Bersedia dengan murah hati memberikan 
sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya; (4) Keadilan menjelaskan tentang 
manfaat dan resiko yang dihadapi. 
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam 
bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi 
bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati 
kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk 
tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak 
masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih 
memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan 
karena tidak ada satu metoda pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip 
mana yang lebih penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan.
Umumnya, pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih 
membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu 
yang penting dalam etika. 
Pendekatan Berdasarkan Asuhan 
Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik 
mengarahkan banyak perawat atau bidan untuk memandang “care” atau asuhan sebagai 
fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat/bidan dengan pasen merupakan pusat 
pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus 
kepada pasen, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat atau bidan. 
Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat/bidan dapat membagi 
waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasen atau sejawat, merupakan suatu kewajaran 
yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika. Karakteristik perspektif dari 
asuhan meliputi : (1) Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan; (2) Meningkatkan 
penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasen sebagai manusia; (3) Mau 
mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang mengarah pada 
tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi 
kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima 
kenyataan. (Taylor,1993). 
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen dan 
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan salah satu peran yang 
sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan. 
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasen. 
Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat atau bidan, dalam menemukan 
kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan 
prinsip dan asuhan. Perawat atau bidan yang memiliki komitmen tinggi dalam 
mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb: (1) 
Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya 
terhadap pasen; (2) berikan prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya; 
(3) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam 
kesembuhan pasen. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan 
informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil 
keputusan. 
KESIMPULAN 
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat diterima dan 
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai 
keperawatan / kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang 
kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang 
menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara 
etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan 
advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, 
penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas 
asuhan keperawatan atau kebidanan
EVALUASI 
1. Sebutkan pengertian etika dan moral, apa perbedaannya. 
2. Apa yang dimaksud dengn transmisi nilai- nilai? 
3. Sebutkan 3 fase klarifikasi nilai-nilai dan jelaskan masing-masing! 
4. Bagaimana transmisi nilai-nilai profesional diadopsi oleh seorang perawat? 
5. Sebutkan 4 karakteristik dalam pendekatan melelui prinsip asuhan! 
LATIHAN 
A. Kasus Kebidanan 
Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnesa 
dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Sekarang ini pasen tersebut berada dalam kala II 
dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Perineum masih kaku dan 
tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya. 
Sementara waktu berjalan terus dan bjj mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/fetal 
distress dan ini mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan melakukan episiotomi, tetapi 
ibu tersebut tidak menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan 
yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasen untuk 
melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasen, maka bidan 
akan dihadapkan kepada sederetan tuntutan. 
Diskusikan: 
1. Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasen, bagaimanakah pendapat Anda 
ditinjau dari segi etik dan moral ? 
2. Bila tidak dilakukan, apa yang akan terjadi pada bayinya ? Dan bagaimana sikap Anda 
terhadap kasus ini ? 
B. Kasus Keperawatan 
Pasen 35 tahun, wanita, dirawat karena disentri amuba. Diberikan th/ flagil 3 x 2 tablet @ 500 
mg. Dari pantauan perawat, obat sudah habis tetapi tidak ada kemajuan, padahal obat selalu 
dibagikan oleh perawat pagi, siang, sore sebelum makan. Pada saat perawat verbed masuk 
diketahui ada obat flagil di bawah bantalnya. Setelah ditanyakan, pasen menjawab bahwa 
obatnya mahal, karena itu ia simpan supaya tidak cepat habis. 
Diskusikan: 
1. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ? 
2. Siapa yang bertanggung jawab ? 
3. Langkah-langkah apa yang diambil oleh Ka. Ruangan ? 
KEPUSTAKAAN 
Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing Care, Third 
Edition, by Lippicot Philadelpia, New York. 
Shirley R.Jones,1994, Ethics In Midwifery , by Mosby – Year Book Europe Ltd. 
Diposkan oleh HERU SUBEKTI : di 22:48
ETIK DAN MORAL

More Related Content

What's hot

Makalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitMakalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitAdi Adriansyah
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatanAde Rahman
 
Konsep dasar etika keperawatan
Konsep dasar etika keperawatanKonsep dasar etika keperawatan
Konsep dasar etika keperawatanCahya
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanUwes Chaeruman
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2rakye-psik
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanMrirfan
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic CareCahya
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananLatifah Safriana
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikWarnet Raha
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYADnr Creatives
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanSeptian Muna Barakati
 
Manajemen Keperawatan
Manajemen KeperawatanManajemen Keperawatan
Manajemen KeperawatanIrwanBudiana2
 
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdfAgusWiwitSuwanto
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanI Gede Purnawinadi
 

What's hot (20)

Makalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitMakalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplit
 
Perkembangan antropologi kesehatan
Perkembangan antropologi kesehatanPerkembangan antropologi kesehatan
Perkembangan antropologi kesehatan
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
Konsep dasar etika keperawatan
Konsep dasar etika keperawatanKonsep dasar etika keperawatan
Konsep dasar etika keperawatan
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
 
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika Keperawatan
 
Makalah Malpraktek
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic Care
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
Manajemen Keperawatan
Manajemen KeperawatanManajemen Keperawatan
Manajemen Keperawatan
 
Konsep Kebutuhan Harga Diri
Konsep Kebutuhan Harga DiriKonsep Kebutuhan Harga Diri
Konsep Kebutuhan Harga Diri
 
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 

Similar to ETIK DAN MORAL

5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdf
5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdf5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdf
5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdfsherly228445
 
Makalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNAMakalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkesMakalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkesWarnet Raha
 
Etika Keperawatan indonesia.pdf
Etika Keperawatan indonesia.pdfEtika Keperawatan indonesia.pdf
Etika Keperawatan indonesia.pdfRobyRahmadiAkbar2
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAgung Bejo
 
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02Tia Septianita
 
Etika keperawatan 3 rd meeeting
Etika keperawatan 3 rd meeetingEtika keperawatan 3 rd meeeting
Etika keperawatan 3 rd meeetingAde Rahman
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanAmee Hidayat
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatanOperator Warnet Vast Raha
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifFredy Akbar K
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptxAuliaSabila4
 

Similar to ETIK DAN MORAL (20)

5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdf
5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdf5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdf
5. Nilai Personal dan Luhur Profesi.pdf
 
Makalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNAMakalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah penerapan etika dlm pelkes AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkesMakalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkes
 
Etika Keperawatan indonesia.pdf
Etika Keperawatan indonesia.pdfEtika Keperawatan indonesia.pdf
Etika Keperawatan indonesia.pdf
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
 
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
 
Etika keperawatan 3 rd meeeting
Etika keperawatan 3 rd meeetingEtika keperawatan 3 rd meeeting
Etika keperawatan 3 rd meeeting
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik Keperawatan
 
Isu etik dan dilemma
Isu etik dan dilemmaIsu etik dan dilemma
Isu etik dan dilemma
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkesMakalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkes
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatif
 
Makalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatanMakalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatan
 
Makalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatanMakalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatan
 
Makalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatanMakalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatan
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
 
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
 
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 

ETIK DAN MORAL

  • 1. ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PENDAHULUAN Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi. Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan dan dihormati. ETIKA, MORAL DAN NILAI-NILAI Pengertian: § Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. § Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai- nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI. § Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal. § Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan praktek profesional NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai- nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu: 1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian. 2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan
  • 2. hati serta ketekunan. 3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi 4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri. 5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan. 6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran. 7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional. PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai- nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2) Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda; (3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut; (4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik; (5) Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri. KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES) Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi keperawatan dan kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan.
  • 3. Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu; (2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan. (3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat. Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya. Tindakan (1) Gabungkan nilai- nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari; (2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan. Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai- nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai- nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas. PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk menempatkan nilai- nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat/bidan bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasen yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat/bidan adalah berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai- nilai dasar kehidupannya sendiri. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut: 1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca). 2. Meluangkan waktu bersama keluarga. 3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
  • 4. 4. Menonton televisi. 5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain. 6. Menggunakan waktunya untuk bekerja. Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai- nilai sebagai berikut: 1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai- nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda positif. 2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda. 3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang konsisten setelah memahami nilai- nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda”. PERILAKU ETIS PROFESIONAL Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan /kebidanan. Pendekatan Berdasarkan Prinsip Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain; (1) Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang: (2) Menghindarkan berbuat suatu kesalahan; (3) Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya; (4) Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi. Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan.
  • 5. Umumnya, pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu yang penting dalam etika. Pendekatan Berdasarkan Asuhan Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik mengarahkan banyak perawat atau bidan untuk memandang “care” atau asuhan sebagai fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat/bidan dengan pasen merupakan pusat pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus kepada pasen, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat atau bidan. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat/bidan dapat membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasen atau sejawat, merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika. Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi : (1) Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan; (2) Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasen sebagai manusia; (3) Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang mengarah pada tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan. (Taylor,1993). Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen dan belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan salah satu peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasen. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat atau bidan, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat atau bidan yang memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya; (3) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan pasen. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil keputusan. KESIMPULAN Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan / kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan
  • 6. EVALUASI 1. Sebutkan pengertian etika dan moral, apa perbedaannya. 2. Apa yang dimaksud dengn transmisi nilai- nilai? 3. Sebutkan 3 fase klarifikasi nilai-nilai dan jelaskan masing-masing! 4. Bagaimana transmisi nilai-nilai profesional diadopsi oleh seorang perawat? 5. Sebutkan 4 karakteristik dalam pendekatan melelui prinsip asuhan! LATIHAN A. Kasus Kebidanan Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnesa dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Sekarang ini pasen tersebut berada dalam kala II dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Perineum masih kaku dan tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya. Sementara waktu berjalan terus dan bjj mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/fetal distress dan ini mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan melakukan episiotomi, tetapi ibu tersebut tidak menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasen untuk melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasen, maka bidan akan dihadapkan kepada sederetan tuntutan. Diskusikan: 1. Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasen, bagaimanakah pendapat Anda ditinjau dari segi etik dan moral ? 2. Bila tidak dilakukan, apa yang akan terjadi pada bayinya ? Dan bagaimana sikap Anda terhadap kasus ini ? B. Kasus Keperawatan Pasen 35 tahun, wanita, dirawat karena disentri amuba. Diberikan th/ flagil 3 x 2 tablet @ 500 mg. Dari pantauan perawat, obat sudah habis tetapi tidak ada kemajuan, padahal obat selalu dibagikan oleh perawat pagi, siang, sore sebelum makan. Pada saat perawat verbed masuk diketahui ada obat flagil di bawah bantalnya. Setelah ditanyakan, pasen menjawab bahwa obatnya mahal, karena itu ia simpan supaya tidak cepat habis. Diskusikan: 1. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ? 2. Siapa yang bertanggung jawab ? 3. Langkah-langkah apa yang diambil oleh Ka. Ruangan ? KEPUSTAKAAN Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York. Shirley R.Jones,1994, Ethics In Midwifery , by Mosby – Year Book Europe Ltd. Diposkan oleh HERU SUBEKTI : di 22:48