SlideShare a Scribd company logo
Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
    Lansia
                                               BAB I
                                           PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
           Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya
   kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
   berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik
   secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok
   manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada
   diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting
   untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
           Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
   dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah
   kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi
   – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
           Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi
   satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO).
   Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
   dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok
   sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
           Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
   merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
   sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
   meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
   pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
   mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan
   kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan
   masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.
           Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak
   membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
   melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan
   kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan
   antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta
   mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa
   mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan
   kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
   manusia secara optimal.
           Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,
   dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi
   dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan
derajat kesehatan komunitas pelajar intervensi dibuat untuk seluruh pelajar dan lingkungan
     sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang berarti untuk civitas akademika sendiri.
             Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam perawatan
     kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
     khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, definisi, dan
     resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih
     besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan kesehatan kontemporer masa kini
     mendorong professional perawatan kesehatan berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas
     hidup.
             Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap
     kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf
     kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan
     meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang
     ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan
     dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan
     mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi
     kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia
     menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak
     semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk
     lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama
     sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari
     kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.   Apa pengertian dari lansia?
2.   Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?
3.   Permasalahan apa yang timbul pada lansia?
4.   Bagaimana peran perawat terhadap lansia?

C. TUJUAN
a) Tujuan umum
         Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman memperoleh
   informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus
   Lansia.
b) Tujuan khusus
1) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.
2) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan masalah yang ada.
3) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus lansia.
4) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus
   lansia.
5) Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
   khusus lansia.
6) Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus
     lansia yang bermasalah.
D. Manfaat
    Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
 1. Lansia dan Masyarakat Umum
    Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di komunitas.
 2. Mahasiswa / Penyusun
    Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan keperawatan lansia
    sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan terhadap lansia
    dimasa mendatang.

                                               BAB II
                                          TINJAUAN TEORI

 A. Definisi
            Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun.
    Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan
    populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005).
            Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
    batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga
    aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara
    biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus
    menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap
    serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
    dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia
    lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan
    bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai
    beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban
    keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
            Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
    perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan
    mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
    memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia
    pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah
    kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat
    tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.
            Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan fisiologis,
    kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional.
    Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang
    telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak
    mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.

     a) Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia
            Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup
     yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan
     akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan
kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan
     semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak
     berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.
     Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan
     dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik
     (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan, seks
     dan sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan
     dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua,
     kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial (social needs)adalah kebutuhan
     untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi
     profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem
     needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan
     aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan
     fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk
     hidup, dan berperan dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang
     memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut
     usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan
     yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia,
     keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul
     masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan kemandiriannya
     (Ismayadi, 2004).

   b) Teori – teori Proses Menua
   Sebenarnya secara individual
1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2. Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua

     Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain:
1.   Teori Genetic Clock
     Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu . Setiap spesies
     mempunyai di dalam nukleinya suatu jam genetik yang telah di putar menurut suatu replikasi
     tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar..
     Jadi menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan
     lingkungan atau penyakit terminal. Konsep “ genetic clock” didukung oleh kenyatan bahwa ini
     cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang
     nyata.
2.   Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori )
     Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul
     DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
3.   Teori “ pemakaian dan rusak “
     Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se –sel tubuh lelah terbakar.
4.   Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “ teori akumulasi dari produk
     sisa”.
5.   Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
6.  Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.
7.  Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)
    Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu
    yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit.
8. “ Teori imonologi saw virus”
    Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh
    dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
9. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi
    jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
    menyebabkan sel –sel tubuh lelah terpakai.
10. Teori radikal bebas
    Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok atom )
    mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal
    ini menyebabkan sel –sel tidak dapat regenerasi.
11. Teori rantai silang
    Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
    jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
12. Theori program
    Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel- sel mati.

     c) Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia
     Perubahan – perubahan fisik
     1. Sel
 a. Lebih sedikit jumlahnya
 b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler
 c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati
 d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
 e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%
     2. Sistem pernafasan
 a. Cepat menurunnya persarafan
 b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres.
 c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
     saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
     terhadap dingin.
 d. Kurangnya sensitif pada sentuhan
     3. Sistem Pendengaran
 a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau daya pendengaran
     pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas,
     sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65 tahun.
 b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
 c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya kreatin
 d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres
     4. Sistem penglihatan
 a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan pada lensa menjadi
    katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan
c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih
    lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya membedakan warna biru
    atau hijau.
    5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi kaku.
b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun,
    menyebabkan kontraksi dan volumenya.
c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
    oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan
    tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).
d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, sistolik
    normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90 mmHg
    6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
    Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu menetapkan suhu
    teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui
    antara lain:
a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih 35 derajat celcius ini
    akibat metabolisme menurun.
b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas banyak sehingga terjadi
    rendahnya aktifitas otot.
    7. Sistem Respirasi
a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia
b. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat,
    kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.
c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri tidak berganti
e. Kemampuan untuk batuk berkurang
f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
    pertambahan usia.
    8. Sistem gastrointestinal
a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease
b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar
c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun
d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah
f. Menciutnya ovari dan uterus
g. Atropi payudara
h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan
    secara berangsur – angsur.
i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
 j. Selaut lendir menurun
    9. Sistem Genitourinaria
Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50% fungsi
    tubulus berkurang.
 a. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200ml, atau dapat
    menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga
    mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
 b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun
 c. Atrofi vulva
    10. Sistem Endokrin
 a. Produksi dari hampir semua hormon menurun.
 b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
 c. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh
    darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH.
 d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat
 e. Menurunnya produksi aldosteron
 f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan testosteron

      11. Sistem kulit
 a.   Kulit keriput atau mengkerut
 b.   Permukaan kulit kasar dan bersisik
 c.   Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
 d.   Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
 e.   Rambut dan hidung dan telinga menebal.
 f.   Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan vaskularitas
 g.   Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara
      berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
 h.   Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

    12. Sistem muskoloskeletal
 a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh
 b. Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya.
 c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.
 d. Persendian membesar dan kaku
 e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
 f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan tremor.

B. Tugas Perkembangan Lansia
           Peck mengonseptualisasikan tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara
     perbedaan integritas dan keputusasaan.
      Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan pergeseran sistem nilai
     seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang mendefinisikan kembali
     pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengrahkan lansia untuk mengganti peran yang sudah
     hilang dengan peran dan aktivitas baru. Selanjutnya, lansia mampu menemukan cara-cara baru
     memandang diri mereka sendiri sebagai orangtua dan okupasi.
      Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia mengalami beberapa
     penurunan fisik.Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik.
Orang-orang tersebut mungkin mengalami kesulitan terbesar dalam mengabaiakan status fisik
     mereka. Orang lain memiliki kemampuan untuk terlibat dalam kesenangan psikologi dan
     aktivitas sosial sekalipun mereka mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck
     mengemukakan bahwa dalam sistem nilai mereka, ”sumber-sumber kesenangan sosial dan
     mental dan rasa menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik semata.”
      Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara paling konstruktif
     untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan dengan : ”hidup secara dermawan dan
     tidak egois yang merupakan prospek dari kematian personal-the night of the ego, yang bisa
     disebut-paras dan perasaan kurang penting dibanding pengetahuan yang telah diperoleh
     seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang daripada yang dapat dicakup oleh
     ego seseorang.” manusia menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka, anak-anak mereka,
     kontribusi mereka pada masyarakat, dan persahabatan mereka. Mereka ”ingin membuat hidup
     lebih aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi orang-orang yang meneruskan hidup setelah
     kematian.” Untuk mengklarifikasi, ”individu yang panjang umur cenderung lebih khawatir
     tentang apa yang mereka lakukan daripada tentang siapa mereka sebenarnya, mereka hidup di
     luar diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secara egosentris.
     (Stanley & Beare, 2006).

C. Permasalahan yang timbul Pada Lansia
     Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia.
     1. Permasalah Umum
 a.        Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia memerlukan
     upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia. Jumlah
     penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi 209.535.49. jiwa dan jumlah
     lansianya 15.262.199., berarti 7.28% (Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993)
     peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan merupakan yang
     tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1).
 b. Jumlah lansia miskin makin banyak
 c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik
 d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayani lansia
 e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia
 f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi pada kehidupan
     dan penghidupan lansia.
     2. Permasalahan Khusus
 a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia
     Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan dipengaruhi oleh
     faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh
     seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun
     sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan
     menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya
     berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas
     menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah
     menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan
     fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi
     lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun
b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia
    Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan
    medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan
    inkotenensia
D. Sikap perawat terhadap lansia
             Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan
     pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang
     lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat
     gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut
     usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut
     independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
             Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,
     malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy
     usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan
     dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya
     menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.
             Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap tersebut
     mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif, perawat harus
     menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat mengakibatkan penurunan rasa
     nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh lagi, sikap tersebut dapat menyebabkan
     penurunan kualitas asuhan. Klien dalam fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan
     khusus bagi perawat. Klien ini sering kali memandang diri sendiri sebagai pecundang, dan
     mungkin masyarakat juga memandang mereka seperti itu. Perawat dapat meningkatkan
     kemandirian dan harga diri klien yang merasa bahwa hidup tidak lagi berharga.
             Perawat harus menjelaskan sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk memberikan
     perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan lembaga pekerjaan seorang
     perawat mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai anggota keluarga
     dapat juga mempengaruhi sikap. Karena lansia menjadi lebih lazim dalam pelayanan kesehatan,
     maka penting sekali bagi perawat untuk mengembangkan pendekatan asuhan yang positif bagi
     klien lansia.

      Pendekatan perawatan lanjut usia
     a. Pendekatan fisik
     Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
 -    Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain.
 -    Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan atau sakit.

     b. Pendekatan psikis
     Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien
     lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang
     asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.

     c. Pendekatan sosial
     Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan
     sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk
     menciptakan sosialisasi mereka.
BAB III
                                                PROSES KEPERAWATAN

               A. Pengkajian
                         Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan
               situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis, psikologis,
               dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010).
                     Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan pengkajian secara
               umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang mempengaruhinya.
               Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut
               serta data-data tentang subsistem sebagai berikut :.

             1. Data inti
            a. Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik
                     Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah penduduk lansia dalam
               wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital stastistik, pekerjaan, agama, nilai – nilai,
               keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas yang dapat dicontohkan sebagai
               berikut :
                Jumlah penduduk           : 987 jiwa
               a) Laki – laki          : 523 jiwa
               b) Perempuan            : 464 jiwa
n penduduk     : Para penduduk mayoritas berpendidikan hingga lulus SLTA dan beberapa diantaranya
               perguruan tinggi.
               Suku Bangsa               : Suku Jawa
kawinan         : Menikah dan kebanyakan penduduk di komunitas tersebut adalah janda (lansia) karena
               kebanyakan pasangannya meninggal.
 kepercayaan     : Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal nilai kesopanan, gotong royong dan
               kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
               yang masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, dan takziyah.
               : Mayoritas beragama Islam dan beberapa diantaranya beragama nasrani

           2. Data subsistem
            a. Lingkungan fisik
            1) Kualitas udara
               Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau panas, apakah terdapat polusi
               udara yang dapat mengganggu pernafasan warga atau tidak.
            2) Kualitas air
               Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keadaan saluran air
               disekitar rumah.
            3) Tingkat kebisingannya
               Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan lansia, contohnya seperti pabrik.
            4) Jarak antar rumah/ kepadatan
               Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling berdempetan.
            b. Pendidikan
Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana pendidikan yang dapat
   digunakan untuk meningkatkan pengetahuan warga.
c. Keamanan dan transportasi
   Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpam atau polisi. Apakah
   dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak. Sarana transportasi yang digunakan warga
   untuk mobilisasi sehari menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
d. Politik dan pemerintahan
   Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang sehingga memudahkan
   komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
e. Pelayanan social dan kesehatan
   Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan) untuk
   melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
   serta karakteristik pemakaian fasilitas pelayanan kesehatan.

f. Komunikasi
   Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk saling
   berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan informasi dari luar misalnya televisi, radio,
   koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g. Ekonomi
   Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau tidak, bagaimana
   dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
h. Rekreasi
   Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas.
   Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.

   B.Analisis data
a. Diagnosa keperawatan
   Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa
   keperawatan komunitas yang terdiri dari :
         Masalah (Problem)
   Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
    Penyebab (Etiologi)
   Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan
   biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.
    Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
   Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya
   masalah.

         No.            Data                  Problem                            Etiologi
          1    Ds:                      Diabetes pada lansia    Kebiasaan    hidup lansia    yang   tidak
               - Kader      posyandu                            terkontrol
               mengatakan 35% lansia
               menderita     diabetes
               namun           jarang
               memeriksakan
kondisinya.
                 Do:
               - Lansia menkonsumsi
                 makanan dengan tidak
                 terkontrol dan hanya
                 berada di rumah setiap
                 harinya
            2    DS:      Bidan       desa Hipertensi           Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti
                 mengatakan         lansia                      posyandu lansia
                 banyak yang menderita
                 hipertensi dan lansia
                 malas         mengikuti
                 posyandu lansia yang
                 diselengarakan setiap
                 bulannya.
          3.     Ds:                       Resiko     kerusakan Perubahan status kesehatan
              - Banyak warga yang integritas kulit
                 mengeluh      gatal-gatal
                 pada tubuhnya.
                 Do:
               - Tubuh terlihat bintik-
                 bintik merah.

   Diagnosa        :
1. Diabetes berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak terkontrol.
2. Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia.
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status kesehatan.

     b. Kriteria Penapisan
          Dx. Kep                              Kriteria penapisan
                      1     2    3    4    5      6     7    8    9   10   11   12    13
            Dx. 1     4     4    4    4    4      3     3    4    3    3    3    3    42
            Dx. 2     4     3    4    4    3      3     2    4    3    3    3    4    40
             Dx.3    4     3    3    4    3     4      2    3    3    3    3    4     39

     Keterangan :
1.   Sesuai degan peran perawat komunitas.
2.   Jumlah yang beresiko
3.   Besarnya resiko
4.   Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5.   Minat masyarakat
6.   Kemungkinan untuk diatasi
7.   Sesuai program pemerintah
8.   Sumber daya tempat
9.    Sumber daya waktu
          10.   Sumber daya dana
          11.   Sumber daya peralatan
          12.   Sumber daya manusia

                Skor :
                1 = sangat rendah
                2 = rendah
                3 = cukup
                4 = tinggi
                5 = sangat tinggi
                Jumlah skor 121

                   c. Rencana Tindakan
                            Diagnosa             Tujuan jangka pendek           Tujuan jangka panjang
                    Diabetes     berhubungan   Setelah           dilakukan    Setelah        dilakukan
                    dengankebiasaan hidup      tindakan keperawatan           tindakan keperawatan
                    lansia     yang     tidak  selama 4                       selama      8    minggu,
                    terkontrol       ditandai  minggu, komunitas              komunitas     diharapkan
                    dengan 35 % lansia         diharapkan:                    angka diabetes (kadar
                    menderita diabetes      1.  Lansia              mampu     glukosa) pada lansia
                                               mengontrol           asupan    dapat menurun
                                               makanan sehari harinya
                                               dan dapat melakukan
                                               sedikit aktivitas.
                                            2. Lansia      rutin     setiap
                                               bulannya        menghadiri
                                               kegiatan posyandu lansia
                                               yang diadakan.


                                                    DAFTAR PUSTAKA

on, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

d, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien.
              Jakarta : EGC

di. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia. Program Studi Ilmu
               Keperawatan Universitas Sumatera Utara

iyadi.   (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut                 Usia    dengan      Demensia    pada    Home
              Care. UniversitaMuhammadiyah Malang

iyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC

Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
               Jakarta: EGC

              Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd

Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta : EGC

More Related Content

What's hot

asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
Masben27
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
Ns.Heri Saputro
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianDidik Nurkantoro
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Fransiska Oktafiani
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
Hiiendry Pangestu
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanSandra Aja
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
Sulistia Rini
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanocto zulkarnain
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
Mifta Hussa'adah
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Utik Pariani
 
Proses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaProses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwa
Amalia Senja
 
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
Moch Dera Fajar Septiano
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
KhairulAnwar237
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
MUHAMMAD NATSIR
 

What's hot (20)

5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Keperawatan jiwa
Keperawatan jiwaKeperawatan jiwa
Keperawatan jiwa
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatan
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Proses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaProses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwa
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 

Similar to Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
aidasilviana
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
maung8
 
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdfJurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
maung8
 
Konsep dasar-kesehatan-masyarakat
Konsep dasar-kesehatan-masyarakatKonsep dasar-kesehatan-masyarakat
Konsep dasar-kesehatan-masyarakat
Agriculture Faculty at Universitas Islam Nusantara
 
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan MasyarakatKonsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Fransiska Oktafiani
 
Kb 1 konsep imunitas
Kb 1 konsep imunitasKb 1 konsep imunitas
Kb 1 konsep imunitas
pjj_kemenkes
 
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
pjj_kemenkes
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
Faris Andrianto
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Nuranisah D.
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Nika Meiliana
 
reza nopalia
reza nopaliareza nopalia
reza nopalia
Reza Nopalia
 

Similar to Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia (20)

Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
 
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdfJurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
 
Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2
 
Konsep dasar-kesehatan-masyarakat
Konsep dasar-kesehatan-masyarakatKonsep dasar-kesehatan-masyarakat
Konsep dasar-kesehatan-masyarakat
 
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan MasyarakatKonsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
Kb 1 konsep imunitas
Kb 1 konsep imunitasKb 1 konsep imunitas
Kb 1 konsep imunitas
 
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
reza nopalia
reza nopaliareza nopalia
reza nopalia
 
makalah Askep lansia
makalah Askep lansiamakalah Askep lansia
makalah Askep lansia
 

More from heri damanik

Penyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziPenyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziheri damanik
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanheri damanik
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanheri damanik
 
Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularheri damanik
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaheri damanik
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleheri damanik
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarakheri damanik
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingaleheri damanik
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokheri damanik
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
heri damanik
 
Pengertian air dan syarat
Pengertian air dan syaratPengertian air dan syarat
Pengertian air dan syaratheri damanik
 

More from heri damanik (20)

Penyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziPenyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergizi
 
Hiv aids smu
Hiv aids smuHiv aids smu
Hiv aids smu
 
Dm bab 1 5
Dm bab 1 5Dm bab 1 5
Dm bab 1 5
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
 
Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menular
 
Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansia
 
Uks
UksUks
Uks
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Riset keperawatan
Riset keperawatanRiset keperawatan
Riset keperawatan
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sample
 
Puskesmas
PuskesmasPuskesmas
Puskesmas
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarak
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingale
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompok
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
 
Pengertian air dan syarat
Pengertian air dan syaratPengertian air dan syarat
Pengertian air dan syarat
 

Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

  • 1. Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal. Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan
  • 2. derajat kesehatan komunitas pelajar intervensi dibuat untuk seluruh pelajar dan lingkungan sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang berarti untuk civitas akademika sendiri. Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas hidup. Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari lansia? 2. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia? 3. Permasalahan apa yang timbul pada lansia? 4. Bagaimana peran perawat terhadap lansia? C. TUJUAN a) Tujuan umum Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia. b) Tujuan khusus 1) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia. 2) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan masalah yang ada. 3) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus lansia. 4) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus lansia. 5) Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus lansia. 6) Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus lansia yang bermasalah.
  • 3. D. Manfaat Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Lansia dan Masyarakat Umum Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di komunitas. 2. Mahasiswa / Penyusun Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan keperawatan lansia sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan terhadap lansia dimasa mendatang. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005). Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004). Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun. Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan mereka. a) Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan
  • 4. kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial (social needs)adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan kemandiriannya (Ismayadi, 2004). b) Teori – teori Proses Menua Sebenarnya secara individual 1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda 2. Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda 3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain: 1. Teori Genetic Clock Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu . Setiap spesies mempunyai di dalam nukleinya suatu jam genetik yang telah di putar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar.. Jadi menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit terminal. Konsep “ genetic clock” didukung oleh kenyatan bahwa ini cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. 2. Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori ) Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. 3. Teori “ pemakaian dan rusak “ Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se –sel tubuh lelah terbakar. 4. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “ teori akumulasi dari produk sisa”. 5. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
  • 5. 6. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi. 7. Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori) Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit. 8. “ Teori imonologi saw virus” Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. 9. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel –sel tubuh lelah terpakai. 10. Teori radikal bebas Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –sel tidak dapat regenerasi. 11. Teori rantai silang Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi. 12. Theori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel- sel mati. c) Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia Perubahan – perubahan fisik 1. Sel a. Lebih sedikit jumlahnya b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10% 2. Sistem pernafasan a. Cepat menurunnya persarafan b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres. c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. d. Kurangnya sensitif pada sentuhan 3. Sistem Pendengaran a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65 tahun. b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya kreatin d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres 4. Sistem penglihatan a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
  • 6. b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya membedakan warna biru atau hijau. 5. Sistem kardiovaskuler a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi kaku. b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya. c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak). d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90 mmHg 6. Sistem pengaturan temperatur tubuh Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain: a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih 35 derajat celcius ini akibat metabolisme menurun. b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot. 7. Sistem Respirasi a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia b. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun. c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri tidak berganti e. Kemampuan untuk batuk berkurang f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia. 8. Sistem gastrointestinal a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah f. Menciutnya ovari dan uterus g. Atropi payudara h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur. i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun j. Selaut lendir menurun 9. Sistem Genitourinaria
  • 7. Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50% fungsi tubulus berkurang. a. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin. b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun c. Atrofi vulva 10. Sistem Endokrin a. Produksi dari hampir semua hormon menurun. b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah. c. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH. d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat e. Menurunnya produksi aldosteron f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan testosteron 11. Sistem kulit a. Kulit keriput atau mengkerut b. Permukaan kulit kasar dan bersisik c. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun. d. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu. e. Rambut dan hidung dan telinga menebal. f. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan vaskularitas g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya. h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya. 12. Sistem muskoloskeletal a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh b. Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya. c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek. d. Persendian membesar dan kaku e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan tremor. B. Tugas Perkembangan Lansia Peck mengonseptualisasikan tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara perbedaan integritas dan keputusasaan. Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan pergeseran sistem nilai seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang mendefinisikan kembali pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengrahkan lansia untuk mengganti peran yang sudah hilang dengan peran dan aktivitas baru. Selanjutnya, lansia mampu menemukan cara-cara baru memandang diri mereka sendiri sebagai orangtua dan okupasi. Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia mengalami beberapa penurunan fisik.Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik.
  • 8. Orang-orang tersebut mungkin mengalami kesulitan terbesar dalam mengabaiakan status fisik mereka. Orang lain memiliki kemampuan untuk terlibat dalam kesenangan psikologi dan aktivitas sosial sekalipun mereka mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck mengemukakan bahwa dalam sistem nilai mereka, ”sumber-sumber kesenangan sosial dan mental dan rasa menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik semata.” Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara paling konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan dengan : ”hidup secara dermawan dan tidak egois yang merupakan prospek dari kematian personal-the night of the ego, yang bisa disebut-paras dan perasaan kurang penting dibanding pengetahuan yang telah diperoleh seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang daripada yang dapat dicakup oleh ego seseorang.” manusia menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka, anak-anak mereka, kontribusi mereka pada masyarakat, dan persahabatan mereka. Mereka ”ingin membuat hidup lebih aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi orang-orang yang meneruskan hidup setelah kematian.” Untuk mengklarifikasi, ”individu yang panjang umur cenderung lebih khawatir tentang apa yang mereka lakukan daripada tentang siapa mereka sebenarnya, mereka hidup di luar diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secara egosentris. (Stanley & Beare, 2006). C. Permasalahan yang timbul Pada Lansia Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia. 1. Permasalah Umum a. Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia memerlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi 209.535.49. jiwa dan jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28% (Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993) peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1). b. Jumlah lansia miskin makin banyak c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayani lansia e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi pada kehidupan dan penghidupan lansia. 2. Permasalahan Khusus a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun
  • 9. b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan inkotenensia
  • 10. D. Sikap perawat terhadap lansia Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional. Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi. Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap tersebut mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif, perawat harus menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat mengakibatkan penurunan rasa nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh lagi, sikap tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas asuhan. Klien dalam fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan khusus bagi perawat. Klien ini sering kali memandang diri sendiri sebagai pecundang, dan mungkin masyarakat juga memandang mereka seperti itu. Perawat dapat meningkatkan kemandirian dan harga diri klien yang merasa bahwa hidup tidak lagi berharga. Perawat harus menjelaskan sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk memberikan perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan lembaga pekerjaan seorang perawat mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai anggota keluarga dapat juga mempengaruhi sikap. Karena lansia menjadi lebih lazim dalam pelayanan kesehatan, maka penting sekali bagi perawat untuk mengembangkan pendekatan asuhan yang positif bagi klien lansia. Pendekatan perawatan lanjut usia a. Pendekatan fisik Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu : - Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain. - Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan atau sakit. b. Pendekatan psikis Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. c. Pendekatan sosial Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
  • 11. BAB III PROSES KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010). Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang subsistem sebagai berikut :. 1. Data inti a. Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah penduduk lansia dalam wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital stastistik, pekerjaan, agama, nilai – nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas yang dapat dicontohkan sebagai berikut : Jumlah penduduk : 987 jiwa a) Laki – laki : 523 jiwa b) Perempuan : 464 jiwa n penduduk : Para penduduk mayoritas berpendidikan hingga lulus SLTA dan beberapa diantaranya perguruan tinggi. Suku Bangsa : Suku Jawa kawinan : Menikah dan kebanyakan penduduk di komunitas tersebut adalah janda (lansia) karena kebanyakan pasangannya meninggal. kepercayaan : Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal nilai kesopanan, gotong royong dan kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, dan takziyah. : Mayoritas beragama Islam dan beberapa diantaranya beragama nasrani 2. Data subsistem a. Lingkungan fisik 1) Kualitas udara Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau panas, apakah terdapat polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan warga atau tidak. 2) Kualitas air Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keadaan saluran air disekitar rumah. 3) Tingkat kebisingannya Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan lansia, contohnya seperti pabrik. 4) Jarak antar rumah/ kepadatan Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling berdempetan. b. Pendidikan
  • 12. Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan warga. c. Keamanan dan transportasi Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpam atau polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak. Sarana transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi sehari menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. d. Politik dan pemerintahan Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan. e. Pelayanan social dan kesehatan Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan) untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi serta karakteristik pemakaian fasilitas pelayanan kesehatan. f. Komunikasi Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk saling berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan informasi dari luar misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas. g. Ekonomi Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau tidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. h. Rekreasi Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress. B.Analisis data a. Diagnosa keperawatan Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari : Masalah (Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi. Penyebab (Etiologi) Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton) Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya masalah. No. Data Problem Etiologi 1 Ds: Diabetes pada lansia Kebiasaan hidup lansia yang tidak - Kader posyandu terkontrol mengatakan 35% lansia menderita diabetes namun jarang memeriksakan
  • 13. kondisinya. Do: - Lansia menkonsumsi makanan dengan tidak terkontrol dan hanya berada di rumah setiap harinya 2 DS: Bidan desa Hipertensi Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti mengatakan lansia posyandu lansia banyak yang menderita hipertensi dan lansia malas mengikuti posyandu lansia yang diselengarakan setiap bulannya. 3. Ds: Resiko kerusakan Perubahan status kesehatan - Banyak warga yang integritas kulit mengeluh gatal-gatal pada tubuhnya. Do: - Tubuh terlihat bintik- bintik merah. Diagnosa : 1. Diabetes berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak terkontrol. 2. Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia. 3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status kesehatan. b. Kriteria Penapisan Dx. Kep Kriteria penapisan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42 Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40 Dx.3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 39 Keterangan : 1. Sesuai degan peran perawat komunitas. 2. Jumlah yang beresiko 3. Besarnya resiko 4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan 5. Minat masyarakat 6. Kemungkinan untuk diatasi 7. Sesuai program pemerintah 8. Sumber daya tempat
  • 14. 9. Sumber daya waktu 10. Sumber daya dana 11. Sumber daya peralatan 12. Sumber daya manusia Skor : 1 = sangat rendah 2 = rendah 3 = cukup 4 = tinggi 5 = sangat tinggi Jumlah skor 121 c. Rencana Tindakan Diagnosa Tujuan jangka pendek Tujuan jangka panjang Diabetes berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan dengankebiasaan hidup tindakan keperawatan tindakan keperawatan lansia yang tidak selama 4 selama 8 minggu, terkontrol ditandai minggu, komunitas komunitas diharapkan dengan 35 % lansia diharapkan: angka diabetes (kadar menderita diabetes 1. Lansia mampu glukosa) pada lansia mengontrol asupan dapat menurun makanan sehari harinya dan dapat melakukan sedikit aktivitas. 2. Lansia rutin setiap bulannya menghadiri kegiatan posyandu lansia yang diadakan. DAFTAR PUSTAKA on, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC. d, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC di. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara iyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada Home Care. UniversitaMuhammadiyah Malang iyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika
  • 15. Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta : EGC