SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Strategi kognitif
STRATEGI KOGNITIF
A. Latar Belakang
Strategi kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur mental yang bisa digunakan
individu untuk mendapatkan, menahan, serta mengambil kembali berbagai pengetahuan dan
kepandaian (Rigney, 1978 dalam Jonassen (1987). Strategi kognitif mencerminkan bagaimana
seseorang belajar, mengingat, dan berfikir serta bagaimana memotivasi diri mereka sendiri
(Weinstein dan mayer, 1985 dalam Jonassen (1987). Jonassen (1987) berkesimpulan bahwa
strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan-kegiatan kognitif yang sangat luas yang
mendukung pembelajaran seseorang. Dengan demikian, jelas bahwa strategi kognitif sangat
penting bagi siapa pun untuk mencapai kompetensi yang baik.
Menurut van den Akker dan Plomp (Hadi, 2001: 4) mendeskripsikan penelitian pengembangan
berdasarkan dua tujuan yaitu (1) pengembangan untuk mendapatkan prototipe produk, (2)
perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut.
Richey and Nelson (Hadi, 2001: 4) mendefiniskan Penelitian pengembangan sebagai suatu
pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan efektivitas.
Suatu produk atau program dikatakan valid apabila ia merefleksikan jiwa pengetahuan (state-of-
the-art knowledge). Ini yang kita sebut sebagai validitas isi; sementara itu komponen-komponen
produk tersebut harus konsisten satu sama lain (validitas konstruk). Selanjutnya suatu produk
dikatakan praktikal apabila produk tersebut menganggap bahwa ia dapat digunakan (usable).
Kemudian suatu produk dikatakan efektif apabila ia memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan oleh pengembang.
A. Strategi Kognitif
Strategi kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur mental yang bisa digunakan
individu untuk mendapatkan, menahan, serta mengambil kembali berbagai pengetahuan dan
kepandaian (Rigney, 1978 dalam Jonassen (1987). Strategi kognitif mencerminkan bagaimana
seseorang belajar, mengingat, dan berfikir serta bagaimana memotivasi diri mereka sendiri
(Weinstein dan mayer, 1985 dalam Jonassen (1987). Jonassen (1987) berkesimpulan bahwa
strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan-kegiatan kognitif yang sangat luas yang
mendukung pembelajaran seseorang. Dengan demikian, jelas bahwa strategi kognitif sangat
penting bagi siapa pun untuk mencapai kompetensi yang baik.
Strategi kognitif dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah kaitan antara informasi yang
disajikan dengan pengetahuan yang sudah ada melalui suatu pemrosesan informasi secara sadar
dan sengaja (generatif) dengan tujuan meningkatkan retensinya. Dalam hal ini, Bruning (1983)
dalam Jonassen (1987) berpendapat bahwa strategi kognitif memfasilitasi transfer informasi dari
ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Secara umum strategi kognitif dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu strategi utama dan
strategi pendukung (Jonassen, 1987). Strategi utama dipakai langsung pada materi yang pelajari,
yaitu merepresentasikan kegiatan-kegiatan pemrosesan informasi. Sementara itu, strategi
pendukung digunakan untuk memelihara iklim belajar yang memadai.
Ada dua jenis strategi utama : strategi pemrosesan materi (informasi) dan strategi kognitif aktif.
Strategi kognitif aktif meliputi sistem belajar seperti MURDER atau SQ3R . Strategi pemrosesan
materi meliputi strategi-strategi kognitif semacam pembuatan catatan, mengggarisbawahi, dan
uji preparasi (seperti, bertanya pada diri sendiri tentang hal yang sedang dipelajari). Bila strategi-
strategi kognitif aktif mengasumsikan proses kognitif tertentu dari materi, maka strategi
pemrosesan informasi mengutamakan kegiatan-kegiatan pemrosesan secara langsung.
Strategi pemrosesan informasi dikelompokkan menjadi empat. Keempat jenis strategi pemrossan
itu adalah recall, integrasi, organisasi, dan elaborasi, yang masing-masing mencakup beberapa
strategi spesifik (Jonassen, 1987).
Strategi-strategi recall konsentrasinya pada praktek pengulangan. Strategi integrasi dan
organisasi - disebut juga strategi recall and transformation – merupakan strategi-strategi
pemrosesan yang memfasilitasi transformasi informasi ke dalam bentuk yang lebih mudah
diingat. Strategi-strategi organisasi membantu dalam menstrukturisasikan dan merestrukturisasi
dasar pengetahuan seseorang, yaitu melihat bagaimana ide-ide dihubungkan dengan ide-ide
lainnya. Dalam strategi-strategi elaborasi, informasi dielaborasi dengan menambahkan informasi
untuk membuat materi lebih menghasilkan citra-citra fisik dan mental.
Selain strategi utama yang beroperasi langsung pada informasi, individu juga selayaknya
menggunakan strategi pendukung (Jonassen, 1987). Strategi-strategi pendukung dimaksudkan
untuk mendukung pemrosesan informasi dengan membantu individu untuk memelihara orientasi
belajar yang baik. Strategi pendukung ini meliputi strategi-strategi sistem belajar, seperti
penetapan tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi, dan tehnik-tehnik relaktasi, serta
strategi-strategi metalearning.
Strategi Metalearning didefinisikan sebagai kesadaran akan pengetahuan dan penggunaan
pantauan terhadap sasaran-sasaran kognitif individu, pengalaman dan aksi-aksi, yang ditujukan
untuk meningkatkan pemahaman dan retensi materi pelajaran (Brezin, 1980 dalam Jonassen,
1987). Metalearning merupakan strategi pendukung yang paling penting yang berdasar pada
prinsip-prinsip metamemori.
Menurut Strenberg (1983) dalam Jonassen (1987), metalearning adalah mekanisme kontrol
eksekutif tingkat tinggi yang memungkinkan individu merespon situasi belajar yang berbeda
dengan cara merefleksi dan menginplementasikan strategi-strategi. Kemampuan metalearning ini
sangat penting bagi seseorang untuk memantau sejauh mana perkembangan belajarnya.
Dalam kaitannya dengan metalearning, Flavell dan Wellman (1977) dalam Jonassen (1987)
menemukan bahwa individu yang lebih pandai, lebih cakap dalam menyeleksi dan menggunakan
strategi yang sesuai untuk memonitor proses penyimpanan dan pengambilan informasi mereka.
Individu yang baik tetap sadar untuk memonitor pembelajaraannya secara lebih konsisten.
Brezin (1980) dalam Jonassen (1987) mengidentifikasi lima kelompok strategi metalearning
(atau bisa disebut sebagai strategi monitoring), yaitu perencanaan, attending, encoding,
reviewing dan evaluasi, yang gambarannya adalah sebagai berikut:
Strategi perencanaan meliputi seleksi (identifikasi sasaran belajar), persiapan (mengaktifkan
skemata yang relevan), pengukuran (menentukan kesulitan atau kedalaman proses yang
diperlukan), dan estimasi (memprediksi kebutuhan proses informasi dari tugas).
Strategi atttending meliputi pendekatan, pencarian (menghubungkan informasi yang disajikan
dengan ingatan), pengkontrasan (membandingkan informasi yang disajikan dengan ingatan), dan
validasi (konfirmasi informasi yang disajikan dengan pengetahuan yang sudah ada).
Strategi encoding meliputi elaborasi (mencoba mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan
yang telah ada) dan menghubungkan secara kualitatif (mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang telah ada secara lebih dalam).
Strategi review meliputi konfirmasi (pengggunaan informasi baru) pengulangan (mempraktekkan
recall), dan perbaikan (revise).
Strategi evaluasi mencakup pengujian (menentukan konsistensi materi baru), dan penilaian
(penilaian informasi).
Dari uraian tentang taksonomi strategi kognitif tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi
strategi-strategi metalearning lebih kepada memonitor proses mengetahui daripada menghasilkan
pemahaman. Sementara itu, strategi-strategi pemrosesan informasi lebih kepada menghasilkan
pemahaman informasi.
Untuk menjadi individu yang kompeten, setiap orang harus memiliki strategi kognitif yang baik.
Pressley, et al. (1983) dalam Pressley (1990) berkeyakinan bahwa kompetensi sering merupakan
hasil dari penggunaan strategi yang tepat, dan bukan dikarenakan kemampuan superior pribadi
atau kerja keras belaka.
Menurut Pressley (1986); Pressley, Borkowski, & Schneider (1987) dalam Pressley (1990),
pengguna strategi yang baik adalah seseorang yang mempunyai suatu varitas strategi dan
menggunakan prosedur-prosedur tersebut untuk mengatasi tantangan kognitif. Hal ini diperkuat
oleh Pressley (1990) yang didasarkan pada hasil penelitian yang membuktikan bahwa individu
yang sukses memiliki strategi kognitif yang lebih baik daripada individu yang kurang sukses.
Individu yang memiliki strategi kognitif yang baik adalah individu yang memiliki kesadaran
metakognisi. Artinya, yang bersangkutan tidak hanya memiliki strategi-strategi dalam
pemrosesan informasi, tetapi juga memiliki strategi-strategi metalearning. Hal ini dibuktikan
dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa individu berkesadaran metakognitif lebih
strategis dan bertindak lebih baik dibanding individu yang tidak berkesadaran metakognitif
(Garner & Alexander, 1989; Pressley & Ghatala, 1990 dalam Schraw & Dennison, 1994). Salah
satu sebabnya adalah karena kesadaran metakognitif memungkinkan seseorang untuk
merencanakan, merangkai, dan memonitor belajarnya dengan cara yang langsung meningkatkan
kepandaiannya. Hal ini diperkuat oleh Resnick (1989) yang menyatakan bahwa individu yang
sukses cenderung mengelaborasi dan mengembangkan penjelasan dari buku atau materi lain
secara mandiri serta cenderung memonitor pemahaman sendiri. Lebih jauh Schraw & Dennison
(1994) menyebutkan bahwa perbedaan dalam penggunaan strategi dan kepandaian lebih
berkaitan dengan perbedaan kesadaran metakognitif daripada dengan perbedaan dalam bakat
intelektual.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kompetensi yang optimal, individu
harus memiliki strategi kognitif. Strategi kognitif yang selayaknya dimiliki tidak hanya strategi-
strategi utama, seperti strategi-strategi pemrosesan informasi yang bekerja lebih kepada
menghasilkan pemahaman informasi, tetapi juga strategi-strategi pendukung, seperti : penetapan
tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi, dan tehnik-tehnik relaktasi, serta strategi-
strategi metalearning, yang berfungsi memonitor proses belajar agar iklim belajar yang memadai
dapat terpelihara. Semakin banyak strategi kognitif yang dimiliki atau dikuasai, semakin besar
peluang seseorang untuk memiliki strategi kognitif yang baik. Selanjutnya, semakin baik strategi
kognitif yang digunakan, semakin besar peluang seseorang untuk menjadi individu yang
kompeten.
B. Model Dick And Carey dapat menjadi strategi kognitif pengembangan sistem pembelajaran
Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan
menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang
sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekaan sistem. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan
Carey (2001) bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem
pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Jika berbicara masalah
desain maka masuk ke dalam proses, dan jika menggunakan istilah instructional design (ID)
mengacu kepada instructional system development (ISD) yaitu tahapan analisis, desain,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instructional desain inilah payung bidang (Dick,
Carey, dan Carey, 2001).
Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan
lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar
(pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan pembelajaran (Ditjen PMPTK PNF,
2006). Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu
mengembangkan format evaluasi (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi
menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk
mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of Learning hasil
penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965. Condition of
learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme
yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Tiga proyek utama yang
dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu 1) instructional events, 2) types of learning
outcomes, 3) internal conditions and external conditions. Ketiganya merupakan masukan yang
penting dalam memulai kegiatan desain pembelajaran.
Komponen dan tahapan model Dick, Carey, dan Carey lebih kompleks jika dibandingkan dengan
model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, & Kemp (2001). Walaupun model
Morrison, Ross, & Kemp juga memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi
sedikit berbeda. Mereka menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode yang sistematis
tetapi bukan pendekatan sitematis. Tahapan yang diguanakan yaitu perencanaan, pengembangan,
evaluasi, dan management proses. Sedangkan komponen dasar sistem meliputi learners,
objectives, methods, dan evaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi 9 (sembilan)
rencana desain pembelajaran.
Pada umumnya, tahap pertama dalam desain pembelajaran adalah analisis untuk mengetahui
kebutuhan dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi masalah-masalah apa yang akan
dipecahkan. Model Dick, Carey, dan Carey menerapkan tahapan ini, dengan demikian
pengembangan yang dilakukan berbasis kebutuhan dan pemecahan masalah. Produk yang
direkomendasikan dalam model ini yaitu sebuah produk yang dapat digunakan untuk belajar
mandiri (Nasution, 1995; Dick, Carey, dan Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino,
2002). Model ini juga memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena
menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan bentuk
pembelajaran yang berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks dan setting
lingkungan sekitar atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale & Swain (1980)
memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat
mengoptimalkan kompetensi komunikatif.
Seperti yang diuraikan sebelumnya, tahapan model pengembangan sistem pembelajaran
(Instructional Systems Develovment / ISD) Dick, Carey, dan Carey (2001) terdiri dari 10
tahapan. Tahapan tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar 2.2. Khusus tahapan ke
10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori penelitian ini dikembangkan
berdasarkan 9 tahapan. Berikut dijelaskan tahapan pengembangan sistem pembelajaran Dick,
Carey, and Carey:
1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan,
Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang
dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan setelah warga belajar melaksanakan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang
ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek
pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau
beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
2. Melakukan analisis Pembelajaran,
Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah
terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang
diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran.
3. Menganalisis warga belajar dan lingkungannya,
Analisis pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa
tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan warga belajar yang
ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting
pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah
langkah awal yang penting dalam strategi pembelajaran.
4. Merumuskan tujuan khusus,
Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran
dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang dapat
dilakukan oleh warga belajar setelah mereka menerima pembelajaran. Pernyataan-pernyataan
tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk
mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan
kriteria pencapaian unjuk kerja.
5. Mengembangkan instrumen penilaian,
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk mengukur
kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada
hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa melakukan
penilaian.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran,
Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi,
praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan
selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media
pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang
menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi
pembelajaran yang interaktif.
7. Mengembangkan materi pembelajaran,
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk
untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi :
petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format
multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran
tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar
perancang.
8. Merancang & Mengembangkan Eva Formatif,
Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah instrumen
atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh
tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk
bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil
(small group) dan uji lapangan (field evaluation).
9. Merevisi Pembelajaran,
Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk
memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk
ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.
10. Mengembangkan evaluasi sumatif.
Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh) tidak
dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001)
sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.

More Related Content

What's hot

3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandiarisyanti ALENTA
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SD
Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SDKlasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SD
Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SDdindinamuiz
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarLutfi Isni
 
Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...
Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...
Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...Muhsin Hariyanto
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalMansyur Eppe
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarBu Ila
 
Jenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanJenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanyayan andrian
 
Klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Klasifikasi dan karakteristik media pembelajaranKlasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Klasifikasi dan karakteristik media pembelajaranRiskaAmelia1299
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranJujun Muhamad Jubaerudin
 
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptxAdam Superman
 
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptTeori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptRahmah Salsabila
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 

What's hot (20)

Makalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikanMakalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikan
 
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SD
Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SDKlasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SD
Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran SD
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 
TES URAIAN
TES URAIANTES URAIAN
TES URAIAN
 
Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...
Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...
Menjawab pertanyaan para sahabat tentang tulisan saya, urgensi metakognisi da...
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soal
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar
 
Jenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanJenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikan
 
Klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Klasifikasi dan karakteristik media pembelajaranKlasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
 
Instrumen tes
Instrumen tesInstrumen tes
Instrumen tes
 
TEORI BELAJAR PIAGET
TEORI BELAJAR PIAGETTEORI BELAJAR PIAGET
TEORI BELAJAR PIAGET
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
 
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
 
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptTeori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky ppt
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Bab i pancasila
Bab i pancasilaBab i pancasila
Bab i pancasila
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 

Viewers also liked

Metode Pembelajaran Inquiry
Metode Pembelajaran InquiryMetode Pembelajaran Inquiry
Metode Pembelajaran Inquiry253545
 
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiriKelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiriAulia Musyarofah
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahHariyatunnisa Ahmad
 
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriKekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriAulia Musyarofah
 
Macam macam metode dan strategi pembelajaran
Macam macam metode dan strategi pembelajaranMacam macam metode dan strategi pembelajaran
Macam macam metode dan strategi pembelajaransymons012
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranreza ediya
 
Jenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaranJenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaranThuu Wien Ewie
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranLilis indah Kurniawati
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)Sifa Siti Mukrimah
 

Viewers also liked (9)

Metode Pembelajaran Inquiry
Metode Pembelajaran InquiryMetode Pembelajaran Inquiry
Metode Pembelajaran Inquiry
 
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiriKelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
 
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriKekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
 
Macam macam metode dan strategi pembelajaran
Macam macam metode dan strategi pembelajaranMacam macam metode dan strategi pembelajaran
Macam macam metode dan strategi pembelajaran
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaran
 
Jenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaranJenis jenis strategi pembelajaran
Jenis jenis strategi pembelajaran
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)
 

Similar to Strategi kognitif

Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)
Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)
Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)Mask Kur
 
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdfHendiFirdaus1
 
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdfHendiFirdaus1
 
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaranFungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaranDanny Danny
 
Teori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptxTeori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptxRizqi322491
 
25406882 strategi-p-p
25406882 strategi-p-p25406882 strategi-p-p
25406882 strategi-p-pHashim Omar
 
Jawaban desain pesan
Jawaban desain pesanJawaban desain pesan
Jawaban desain pesanDedi Yulianto
 
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docxPendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docxFerihana
 
Pengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptualPengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptualZahani Dahalan
 
DUAL_MODE_PGSD.ppt
DUAL_MODE_PGSD.pptDUAL_MODE_PGSD.ppt
DUAL_MODE_PGSD.pptsyamsuarni
 
Strategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docxStrategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docxUpiHambuku
 
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapAjrina Pia
 
keterampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiketerampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiTeguh Permadi
 
Bab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docx
Bab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docxBab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docx
Bab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docxLitbangMAIS
 

Similar to Strategi kognitif (20)

Strategi strategi belajar
Strategi strategi belajarStrategi strategi belajar
Strategi strategi belajar
 
Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)
Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)
Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)
 
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
 
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
(3) KONSEP & PRINSIP DESAIN.pdf
 
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaranFungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
 
Teori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptxTeori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptx
 
25406882 strategi-p-p
25406882 strategi-p-p25406882 strategi-p-p
25406882 strategi-p-p
 
Jawaban desain pesan
Jawaban desain pesanJawaban desain pesan
Jawaban desain pesan
 
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docxPendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
 
Pengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptualPengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptual
 
DUAL_MODE_PGSD.ppt
DUAL_MODE_PGSD.pptDUAL_MODE_PGSD.ppt
DUAL_MODE_PGSD.ppt
 
Strategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docxStrategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docx
 
Inductive thingking
Inductive thingkingInductive thingking
Inductive thingking
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
 
keterampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiketerampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggi
 
Model pemb assure
Model pemb assure Model pemb assure
Model pemb assure
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Bab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docx
Bab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docxBab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docx
Bab 7 Pendekatan Perilaku dan Kogntif Sosial.docx
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Strategi kognitif

  • 1. Strategi kognitif STRATEGI KOGNITIF A. Latar Belakang Strategi kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur mental yang bisa digunakan individu untuk mendapatkan, menahan, serta mengambil kembali berbagai pengetahuan dan kepandaian (Rigney, 1978 dalam Jonassen (1987). Strategi kognitif mencerminkan bagaimana seseorang belajar, mengingat, dan berfikir serta bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Weinstein dan mayer, 1985 dalam Jonassen (1987). Jonassen (1987) berkesimpulan bahwa strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan-kegiatan kognitif yang sangat luas yang mendukung pembelajaran seseorang. Dengan demikian, jelas bahwa strategi kognitif sangat penting bagi siapa pun untuk mencapai kompetensi yang baik. Menurut van den Akker dan Plomp (Hadi, 2001: 4) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yaitu (1) pengembangan untuk mendapatkan prototipe produk, (2) perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut. Richey and Nelson (Hadi, 2001: 4) mendefiniskan Penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan efektivitas. Suatu produk atau program dikatakan valid apabila ia merefleksikan jiwa pengetahuan (state-of- the-art knowledge). Ini yang kita sebut sebagai validitas isi; sementara itu komponen-komponen produk tersebut harus konsisten satu sama lain (validitas konstruk). Selanjutnya suatu produk dikatakan praktikal apabila produk tersebut menganggap bahwa ia dapat digunakan (usable). Kemudian suatu produk dikatakan efektif apabila ia memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang. A. Strategi Kognitif Strategi kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur mental yang bisa digunakan individu untuk mendapatkan, menahan, serta mengambil kembali berbagai pengetahuan dan kepandaian (Rigney, 1978 dalam Jonassen (1987). Strategi kognitif mencerminkan bagaimana seseorang belajar, mengingat, dan berfikir serta bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Weinstein dan mayer, 1985 dalam Jonassen (1987). Jonassen (1987) berkesimpulan bahwa strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan-kegiatan kognitif yang sangat luas yang mendukung pembelajaran seseorang. Dengan demikian, jelas bahwa strategi kognitif sangat penting bagi siapa pun untuk mencapai kompetensi yang baik. Strategi kognitif dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah kaitan antara informasi yang disajikan dengan pengetahuan yang sudah ada melalui suatu pemrosesan informasi secara sadar dan sengaja (generatif) dengan tujuan meningkatkan retensinya. Dalam hal ini, Bruning (1983) dalam Jonassen (1987) berpendapat bahwa strategi kognitif memfasilitasi transfer informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Secara umum strategi kognitif dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu strategi utama dan strategi pendukung (Jonassen, 1987). Strategi utama dipakai langsung pada materi yang pelajari, yaitu merepresentasikan kegiatan-kegiatan pemrosesan informasi. Sementara itu, strategi pendukung digunakan untuk memelihara iklim belajar yang memadai. Ada dua jenis strategi utama : strategi pemrosesan materi (informasi) dan strategi kognitif aktif. Strategi kognitif aktif meliputi sistem belajar seperti MURDER atau SQ3R . Strategi pemrosesan materi meliputi strategi-strategi kognitif semacam pembuatan catatan, mengggarisbawahi, dan uji preparasi (seperti, bertanya pada diri sendiri tentang hal yang sedang dipelajari). Bila strategi-
  • 2. strategi kognitif aktif mengasumsikan proses kognitif tertentu dari materi, maka strategi pemrosesan informasi mengutamakan kegiatan-kegiatan pemrosesan secara langsung. Strategi pemrosesan informasi dikelompokkan menjadi empat. Keempat jenis strategi pemrossan itu adalah recall, integrasi, organisasi, dan elaborasi, yang masing-masing mencakup beberapa strategi spesifik (Jonassen, 1987). Strategi-strategi recall konsentrasinya pada praktek pengulangan. Strategi integrasi dan organisasi - disebut juga strategi recall and transformation – merupakan strategi-strategi pemrosesan yang memfasilitasi transformasi informasi ke dalam bentuk yang lebih mudah diingat. Strategi-strategi organisasi membantu dalam menstrukturisasikan dan merestrukturisasi dasar pengetahuan seseorang, yaitu melihat bagaimana ide-ide dihubungkan dengan ide-ide lainnya. Dalam strategi-strategi elaborasi, informasi dielaborasi dengan menambahkan informasi untuk membuat materi lebih menghasilkan citra-citra fisik dan mental. Selain strategi utama yang beroperasi langsung pada informasi, individu juga selayaknya menggunakan strategi pendukung (Jonassen, 1987). Strategi-strategi pendukung dimaksudkan untuk mendukung pemrosesan informasi dengan membantu individu untuk memelihara orientasi belajar yang baik. Strategi pendukung ini meliputi strategi-strategi sistem belajar, seperti penetapan tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi, dan tehnik-tehnik relaktasi, serta strategi-strategi metalearning. Strategi Metalearning didefinisikan sebagai kesadaran akan pengetahuan dan penggunaan pantauan terhadap sasaran-sasaran kognitif individu, pengalaman dan aksi-aksi, yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan retensi materi pelajaran (Brezin, 1980 dalam Jonassen, 1987). Metalearning merupakan strategi pendukung yang paling penting yang berdasar pada prinsip-prinsip metamemori. Menurut Strenberg (1983) dalam Jonassen (1987), metalearning adalah mekanisme kontrol eksekutif tingkat tinggi yang memungkinkan individu merespon situasi belajar yang berbeda dengan cara merefleksi dan menginplementasikan strategi-strategi. Kemampuan metalearning ini sangat penting bagi seseorang untuk memantau sejauh mana perkembangan belajarnya. Dalam kaitannya dengan metalearning, Flavell dan Wellman (1977) dalam Jonassen (1987) menemukan bahwa individu yang lebih pandai, lebih cakap dalam menyeleksi dan menggunakan strategi yang sesuai untuk memonitor proses penyimpanan dan pengambilan informasi mereka. Individu yang baik tetap sadar untuk memonitor pembelajaraannya secara lebih konsisten. Brezin (1980) dalam Jonassen (1987) mengidentifikasi lima kelompok strategi metalearning (atau bisa disebut sebagai strategi monitoring), yaitu perencanaan, attending, encoding, reviewing dan evaluasi, yang gambarannya adalah sebagai berikut: Strategi perencanaan meliputi seleksi (identifikasi sasaran belajar), persiapan (mengaktifkan skemata yang relevan), pengukuran (menentukan kesulitan atau kedalaman proses yang diperlukan), dan estimasi (memprediksi kebutuhan proses informasi dari tugas). Strategi atttending meliputi pendekatan, pencarian (menghubungkan informasi yang disajikan dengan ingatan), pengkontrasan (membandingkan informasi yang disajikan dengan ingatan), dan validasi (konfirmasi informasi yang disajikan dengan pengetahuan yang sudah ada). Strategi encoding meliputi elaborasi (mencoba mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada) dan menghubungkan secara kualitatif (mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada secara lebih dalam). Strategi review meliputi konfirmasi (pengggunaan informasi baru) pengulangan (mempraktekkan recall), dan perbaikan (revise). Strategi evaluasi mencakup pengujian (menentukan konsistensi materi baru), dan penilaian
  • 3. (penilaian informasi). Dari uraian tentang taksonomi strategi kognitif tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi strategi-strategi metalearning lebih kepada memonitor proses mengetahui daripada menghasilkan pemahaman. Sementara itu, strategi-strategi pemrosesan informasi lebih kepada menghasilkan pemahaman informasi. Untuk menjadi individu yang kompeten, setiap orang harus memiliki strategi kognitif yang baik. Pressley, et al. (1983) dalam Pressley (1990) berkeyakinan bahwa kompetensi sering merupakan hasil dari penggunaan strategi yang tepat, dan bukan dikarenakan kemampuan superior pribadi atau kerja keras belaka. Menurut Pressley (1986); Pressley, Borkowski, & Schneider (1987) dalam Pressley (1990), pengguna strategi yang baik adalah seseorang yang mempunyai suatu varitas strategi dan menggunakan prosedur-prosedur tersebut untuk mengatasi tantangan kognitif. Hal ini diperkuat oleh Pressley (1990) yang didasarkan pada hasil penelitian yang membuktikan bahwa individu yang sukses memiliki strategi kognitif yang lebih baik daripada individu yang kurang sukses. Individu yang memiliki strategi kognitif yang baik adalah individu yang memiliki kesadaran metakognisi. Artinya, yang bersangkutan tidak hanya memiliki strategi-strategi dalam pemrosesan informasi, tetapi juga memiliki strategi-strategi metalearning. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa individu berkesadaran metakognitif lebih strategis dan bertindak lebih baik dibanding individu yang tidak berkesadaran metakognitif (Garner & Alexander, 1989; Pressley & Ghatala, 1990 dalam Schraw & Dennison, 1994). Salah satu sebabnya adalah karena kesadaran metakognitif memungkinkan seseorang untuk merencanakan, merangkai, dan memonitor belajarnya dengan cara yang langsung meningkatkan kepandaiannya. Hal ini diperkuat oleh Resnick (1989) yang menyatakan bahwa individu yang sukses cenderung mengelaborasi dan mengembangkan penjelasan dari buku atau materi lain secara mandiri serta cenderung memonitor pemahaman sendiri. Lebih jauh Schraw & Dennison (1994) menyebutkan bahwa perbedaan dalam penggunaan strategi dan kepandaian lebih berkaitan dengan perbedaan kesadaran metakognitif daripada dengan perbedaan dalam bakat intelektual. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kompetensi yang optimal, individu harus memiliki strategi kognitif. Strategi kognitif yang selayaknya dimiliki tidak hanya strategi- strategi utama, seperti strategi-strategi pemrosesan informasi yang bekerja lebih kepada menghasilkan pemahaman informasi, tetapi juga strategi-strategi pendukung, seperti : penetapan tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi, dan tehnik-tehnik relaktasi, serta strategi- strategi metalearning, yang berfungsi memonitor proses belajar agar iklim belajar yang memadai dapat terpelihara. Semakin banyak strategi kognitif yang dimiliki atau dikuasai, semakin besar peluang seseorang untuk memiliki strategi kognitif yang baik. Selanjutnya, semakin baik strategi kognitif yang digunakan, semakin besar peluang seseorang untuk menjadi individu yang kompeten. B. Model Dick And Carey dapat menjadi strategi kognitif pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekaan sistem. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan Carey (2001) bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Jika berbicara masalah desain maka masuk ke dalam proses, dan jika menggunakan istilah instructional design (ID)
  • 4. mengacu kepada instructional system development (ISD) yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instructional desain inilah payung bidang (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan pembelajaran (Ditjen PMPTK PNF, 2006). Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu 1) instructional events, 2) types of learning outcomes, 3) internal conditions and external conditions. Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan desain pembelajaran. Komponen dan tahapan model Dick, Carey, dan Carey lebih kompleks jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, & Kemp (2001). Walaupun model Morrison, Ross, & Kemp juga memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi sedikit berbeda. Mereka menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode yang sistematis tetapi bukan pendekatan sitematis. Tahapan yang diguanakan yaitu perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan management proses. Sedangkan komponen dasar sistem meliputi learners, objectives, methods, dan evaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi 9 (sembilan) rencana desain pembelajaran. Pada umumnya, tahap pertama dalam desain pembelajaran adalah analisis untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi masalah-masalah apa yang akan dipecahkan. Model Dick, Carey, dan Carey menerapkan tahapan ini, dengan demikian pengembangan yang dilakukan berbasis kebutuhan dan pemecahan masalah. Produk yang direkomendasikan dalam model ini yaitu sebuah produk yang dapat digunakan untuk belajar mandiri (Nasution, 1995; Dick, Carey, dan Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino, 2002). Model ini juga memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan bentuk pembelajaran yang berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks dan setting lingkungan sekitar atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale & Swain (1980) memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat mengoptimalkan kompetensi komunikatif. Seperti yang diuraikan sebelumnya, tahapan model pengembangan sistem pembelajaran (Instructional Systems Develovment / ISD) Dick, Carey, dan Carey (2001) terdiri dari 10 tahapan. Tahapan tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar 2.2. Khusus tahapan ke 10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori penelitian ini dikembangkan berdasarkan 9 tahapan. Berikut dijelaskan tahapan pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey, and Carey: 1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan, Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang
  • 5. dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan setelah warga belajar melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual. 2. Melakukan analisis Pembelajaran, Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran. 3. Menganalisis warga belajar dan lingkungannya, Analisis pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan warga belajar yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam strategi pembelajaran. 4. Merumuskan tujuan khusus, Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang dapat dilakukan oleh warga belajar setelah mereka menerima pembelajaran. Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja. 5. Mengembangkan instrumen penilaian, Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk mengukur kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa melakukan penilaian. 6. Mengembangkan strategi pembelajaran, Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif. 7. Mengembangkan materi pembelajaran, Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang. 8. Merancang & Mengembangkan Eva Formatif, Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh
  • 6. tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation). 9. Merevisi Pembelajaran, Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif. 10. Mengembangkan evaluasi sumatif. Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.