SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu startegi pembelajaran
berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat
proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson, 1989:9 dalam Ahmad).
Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada pendekatan
inquiry, yaitu melibatkan siswa mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, dan brain storming
dari siswa. Dengan pendekatan terpadu siswa didorong untuk berani bekerja secara kelompok
dan belajar dari hasil pengalamannya sendiri. Collins dan Dixon (1991:6 dalam Ahmad)
menyatakan tentang pembelajaran terpadu sebagai berikut: integrated learning occurs when an
authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum. Selanjutnya
dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam
mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang
studi pada waktu yang sama. Pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000; 1) adalah suatu
proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai bidang studi. Pendekatan pembelajaran
seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta
didik. Arti bermakna di sini adalah dalam pembelajaran terpadu anak diharapkan dapat
memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Disini menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan memadukan konsep atau
ide-ide dasar baik inter disiplin ilmu maupun anatar disiplin lmu.. Prabowo (2000:3)
mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu:
(1) berpusat pada siswa (student centered), (2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian
pengalaman langsung, dan (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan
perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
baik fisik maupun emosionalnya.
2
Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat
menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam
kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas
dan bahan-bahan yang kaya serta menawarkan pilihan bagi siswa sehingga siswa dapat
memilihnya untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berinisiatif sendiri, melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri sebagai aktivitas
yang dipilihnya. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk
mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan
peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu
bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-
pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan siswa.
Pembelajaran terpadu juga di bagi menjadi berbagai macam model-model
pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R (1991: 61-65) yaitu
sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu
tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6)
webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
Berikut ini akan dijelaskan perjalanan kesepuluh titik tahapan perkemnbangan
kurikulum yang mengarah hingga menjadi model pembelajaran terpadu yang sangat rumit yang
disusun oleh Jacobs (1993).
Model kurikulum yang berorientasi pada satuan mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Didalam bentuk kurikulum yang berorientasi kepada mata pelajaran yang terpisah-pisah
tersebut, sudah ada tiga bentuk pembelajaran terpadu, walaupun masih sederhana. Perjalanan
kurikilum terpadu berangkat dari pembelajaran :
1. model penggalan atau fragmen atau fragmented model.
2. model terkait atau ada yang menyebut model keterhubungan (connected model).
3. Model sarang (nested model)
3
Model kurikulum yang berorientasi pada lintasan beberapa mata pelajaran. Dalam
model kurikulum ini, terdapar tiga model pembelajaran terpadu :
1. Model urutan atau sequenced model.
2. Model pembelajaran terpadu berbagi atau shared model.
3. Model pembelajaran terjala atau jarring laba-laba ( webbed model ).
4. Model untaian ( threadead model )
5. Model integrated model
Model kurikulum yang berorientasi pada siswa
1. Model terlebur (immersed model )
2. Model jaringan kerja ( networked model )
Pada pembahasan dibawah ini akan membahas pembelajaran terpadu model shared
(model terbagi) yang menggunakan kurikulum yang berorientasi pada lintasan beberapa mata
pelajaran.
Model shared adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang menggabungkan dua atau
lebih mata pelajaran yang melihat konsep, sikap dan ketrampilan yang sama. Penggabungan
antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dipayungi dalam satu tema, sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna
bagi siswa. Dalam disiplin komplementer tersebut, perencanaan partner dan atau pengajaran
memfokuskan pada konsep, ketrampilan, dan sikap, yang terbagi (shared).
Model shared merupakan pembelajaran terpadu yang menggabungkan dua mata
pelajaran dengan konsep, sikap, dan ketrampilan yang sama dan berada di dalam ruang lingkup
kurikulum silang maka model ini akan menjadi awal untuk menggabungkan empat mata
pelajaran yang lebih rumit. Model shared juga memiliki kekurangan, kelebihan dan ciri-cirinya
yag akan dibahas lebih dalam pada makalah ini.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan shared model (model berbagi) ?
2. Apa karakteristik dari shared model?
3. Apa kelebihan dari shared model?
4. Apa kelemahan dari shared model?
5. Jenjang pendidikan apa yang cocok untuk menerapkan model share?
6. Sebutkan contoh dari metode shared dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian shared model
2. Untuk mengetahui karakteristik shared model
3. Untuk mengetahui kelebihan shared model
4. Untuk mengetahui kekurangan shared model
5. Untuk mengetahui shared model dapat diterapkan pada setiap jenjang pendidikan
6. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi konsep, sikap, dan ketrampilan dalam
merumuskan shared model.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini pembelajaran terpadu telah menjadi pusat perhatian bagi para ahli pendidikan,
sehingga memunculkan beberapa definisi mengenai pembelajaran terpadu. Pembelajaran
terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Joni, 1996: 3 dalam Trianto 2014: 56).
Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud,
1996:3). Pembelajaran terpadu terjadi jika peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi menjadi
pengendali dalam proses pembelajaran sehingga dalam ekplorasi siswa belajar sekaligus
memproses beberapa mata pelajaran secara serempak.
Hadisubroto (2000: 9 dalam Trianto 2014: 56) menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang
dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dengan
beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran lebih bermakna.
Pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan
memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema (Sukandi, 2001: 3 dalam Trianto, 2014:
56). Tema dalam pembelajaran terpadu menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari
beberapa materi pelajaran. Tema diambil dan dikembangkan dari luar mata pelajaran tapi
sejalan dengan kompetensi dasar dan topik-topik dari mata pelajaran (Kurniawan, 2011:77).
Sejalan dengan pendapat Sukandi mengenai pembelajaran terpadu yang dimunculkan dalam
satu tema, Sriyati (2008: 3) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan
belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Pernyataan senada juga diungkapkan Hamdayana (2014: 1) yang
menyatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
6
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi anak. Dengan memberikan pengalaman belajar kepada siswa maka
diharapkan siswa dapat menghubungkan pengalaman belajar yang sedang mereka pahami
dengan pengalaman belajar yang sudah siswa pahami sebelumnya serta dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pendekatan terpadu pada intinya merupakan penggabungan antara unsur pembelajaran
satu dengan unsur pembelajaran lainnya. Unsur pembelajaran yang digabungkan dapat berupa
konsep materi dengan proses pembelajaran, konsep satu materi dengan konsep materi lainnya.
Dengan demikian, pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami masalah yang kompleks di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh
(Hamdayama, 2014: 1).
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Depdikbud (1996: 3 dalam
Trianto 2014: 61) yakni holistik, bermakna, otentik dan aktif. Holistik yang dimaksud adalah
suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian, kemudian dikaji dari beberapa
bidang studi secara langsung sehingga siswa dapat memahami konsep tersebut dari segala sisi.
Bermakna dalam pembelajaran terpadu merupakan kebermaknaan konsep yang telah dipelajari
sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata. Otentik yang dimaksud dalam
pembelajaran terpadu adalah siswa secara langsung mengalami proses pembelajaran. Aktif
yang dimaksud dalam pembelajaran terpadu adalah dalam proses pembelajaran terpadu guru
menggunakan metode discovery learning sehingga menuntut siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
A. Integrated Approach
Pembelajaran terpadu yang pada intinya beberapa unsur pelajaran menimbulkan adanya
organisasi kurikulum dalam pembelajaran terpadu. Olivia (dalam Kurniawan 2011: 53)
membagi organisasi kurikulum dalam tiga bagian berangkat dari pandangan umum
yaitu terpisah (discrete subject), terhubung (correlated), dan terpadu (integrated). Ahli
lain Fogarty (1991: xiv) membedakan organisasi kurikulum atas dasar rentang
keterpaduan, yang secara garis besar terdiri dari keterpaduan dalam satu mata pelajaran
yang sama (within single disciplines), keterpaduan antar mata pelajaran (across several
discipline), dan keterpaduan internal siswa (within and across learner).
7
Fogarty (1991 dalam Kurniawan 2011) memberikan sejumlah alternatif tentang
bagaimana cara mengintegrasikan materi dalam proses pengembangan kurikulum dan
pembelajaran. Sebagaimana yang telah dikemukakan Fogarty mengenai keterpaduan
organisasi kurikulum menjadi tiga bagian, setiap bagian memiliki beberapa tipe
pembelajaran. Secara keseluruhan, tipe pembelajaran yang diungkapkan oleh Fogarty
terdapat sepuluh tipe pembelajaran terpadu.
Sepuluh tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991) yakni fragmented,
connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed,
networked. Sepuluh tipe pembelajaran terpadu yang telah disebutkan dibagi dalam tiga
bagian yakni:
1. Keterpaduan dalam satu mata pelajaran yang sama (within single disciplines)
dengan tipe pembelajarannya yakni fragmented, connected, nested.
2. Keterpaduan antar mata pelajaran (across several discipline) dengan tipe
pembelajarannya sequenced, shared, webbed, threaded, integrated.
3. Keterpaduan internal siswa (within and across learner) dengan tipe
pembelajarannya immersed, networked.
Sepuluh tipe pembelajaran tersebut merentang dalam bentuk kontinum yang memiliki
dua kutub, dari kutub yang tingkat integrasinya tidak ada, lemah dan sederhana ke kutub
yang tingkat integrasinya kuat dan kompleks (Kurniawan: 2011, 54). Tingkat integrasi
tipe pembelajaran terpadu dapat dilihat pada gambar 1.
8
Gambar 1. Derajat integrasi tipe pembelajaran terpadu
Dalam pembahasan makalah ini penulis hanya memaparkan model pembelajaran
terpadu Tipe Shared.
B. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Setiap disiplin ilmu memiliki konsep masing-masing yang berbeda satu sama lain,
namun jika digali lebih dalam lagi maka akan muncul konsep yang beririsan antara
satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain. Dengan memunculkan
konsep yang beririsan dari dua disiplin ilmu yang berbeda, maka dapat menuntun
siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas dan mendalam.
Penggabungan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep beririsan merupakan salah
satu dari pembelajaran terpadu, sehingga memerlukan tipe pembelajaran yang di
dalamnya memadukan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep beririsan.
Tipe shared menurut Fogarty (1991) didefinisikan sebagai “Shared planning and
teaching takeplace in twodisciplines in wich overlapping concept or ideas emerge
as organizing elements”. Pemaparan mengenai shared menurut Fogarty
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran shared guru menggabungkan dua mata
pelajaran yang memiliki konsep beririsan satu sama lain atau ide dari dua disiplin
ilmu sehingga menjadi konsep yang utuh. Contoh penggabungan disiplin ilmu
Integrasi inter dan
dalam siswa
Integrasi antar
mata pelajaran
Dalam satu mata
pelajaran
Model Jaringan Kerja (Networked)
Model Terbenam (Immersed)
Model Terpadu (Integrated)
Model Berkelanjutan (Threaded)
Model Berjala (Webbed)
Model Berbagi (Shared)
Model Terurut (Sequenced)
Model Tersarang (Nested)
Model Terhubung (Conected)
Model Terpisah (Fragmented)
Tinggi dan
kompleks
Tidak ada
integrasi
9
dalam shared seperti berikut: matematika dan Science dipasangkan sebagai
Sciences; Sastra dan Sejarah dikelompokkan sebagai Humaniora; Seni, Musik,
Tarian dan Drama dipandang sebagai The Fine Arts.
Definisi tipe pembelajaran shared yang dipaparkan oleh Fogarty senada dengan
definisi yang dipaparkan oleh Kurniawan (2011) yakni organisasi kurikulum dan
pelajaran yang melibatkan dua mata pelajaran. Tipe pembelajaran shared berbasis
pemikiran ide yang tumpang tindih pada mata pelajaran.
Ide pada tipe pembelajaran shared menjadi fokus dari tipe pembelajaran shared.
Fokus dari tipe pembelajaran shared adalah konsep, skill dan sikap dari hasil
penggabungan dua disiplin ilmu. Gagasan inti untuk konsep, skill dan sikap
biasanya diajarkan dengan pendekatan subjek tunggal. Dari dua disiplin ilmu
masing-masing diidentifikasi bagian yang lebih prioritas dari satu konsep,
kemudian guru menentukan irisan dari konsep materi tersebut.
Tipe pembelajaran shared dianalogikan seperti melihat benda jauh melalui
teropong binokular yang menggunakan dua lensa. Suatu objek yang jauh akan
terlihat jelas ketika dua pandangan terhadap objek tersebut tertangkap oleh masing-
masing lensa yang pada awalnya samar dan terpisah. Dua lensa yang terdapat
dalam teropong dianggap sebagai dua mata pelajaran. Pada saat kita melihat satu
objek melalui teropong, objek tersebut dianggap sebagai konsep yang beririsan dan
menjadi fokus dalam pembelajaran. Supaya lebih jelas model pembelajaran terpadu
tipe shared dapat digambarkan pada gambar 2.
Gambar 2. Ilustrasi model pembelajaran terpadu tipe shared
10
Sekilas tipe pembelajaran shared ini mirip dengan tematik, namun Fogarty
menjelaskan bahwa fokus dari tipe shared diambil dari dalam materi pelajaran
sementara fokus dari tematik diambil dari luar materi pelajaran. Dalam gambar 2
diperlihatkan arsiran yang menandakan bahwa fokus pada tipe shared ini diambil
dari dalam materi pelajaran. Tipe pembelajaran shared lebih cocok digunakan pada
mata pelajaran-mata pelajaran yang dikelompokkan secara luas misalnya IPS yang
terdiri dari gabungan beberapa disiplin ilmu (ekonomi, sejarah, geografi) dan
sebagainya (Kurniawan, 2011: 58).
2. Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Fogarty (1991) menyatakan bahwa model pembelajaran terpadu tipe shared ini
memiliki kelebihan yaitu:
1. Sebagai tahap awal menuju tipe pembelajaran terpadu yang lebih kompleks
dengan empat disiplin ilmu.
2. Dengan pasangan disiplin ilmu yang mirip, memfasilitasi pembelajaran yang
lebih mendalam pada saat menyampaikan konsep yang tumpang tindih.
3. Lebih mudah mengatur jadwal untuk merencanakan pembelajaran bersama dua
orang guru daripada dengan empat orang guru.
4. Dapat mengambil waktu yang sama untuk materi yang tumpang tindih.
Misalnya jam pelajaran matematika pada materi segitiga siku-siku digabung
dengan jam pelajaran IPA pada materi bidang miring.
3. Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Model pembelajaran terpadu tipe shared tidak hanya memiliki kelebihan tetapi
memiliki beberapa kekurangan yang diungkapkan oleh Fogarty (1991),
diantaranya:
a. Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan tipe ini cukup lama.
b. Dalam penyusunan proses pembelajaran tipe shared memerlukan kompromi
dan kerjasama serta kepercayaan dalam tim.
c. Pada tahap awal pengintegrasian dua disiplin ilmu ini memerlukan komitmen
dari partner.
d. Untuk mendapatkan konsep yang tumpang tindih diperlukan dialog dan
percakapan yang mendalam.
11
4. Contoh Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Model pembelajaran terpadu tipe shared dapat diterapkan dalam IPA Terpadu.
Dalam contoh disini penulis mengambil contoh IPA Terpadu kelas V dalam KD 3.2
yakni mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
serta pada sistem rangka manusia dan hewan, di shared dengan Matematika kelas
VI dalam KD 3.8 yakni Memahami Teorema Pythagoras melalui alat peraga dan
penyelidikan berbagai pola bilangan. Materi yang diambil dari KD 3.2 IPA Terpadu
adalah mengenai pesawat sederhana pada bidang miring. Konsep bidang miring
pada pesawat sederhana tumpang tindih dengan materi teorema Pythagoras pada
matematika karena sama-sama membahas segitiga siku-siku.
Dua disiplin ilmu dalam contoh yakni IPA dan Matematika memiliki konsep, skill,
dan sikap yang tumpang tindih sehingga akan menghasilkan tema yang berasal dari
dalam dua disiplin ilmu itu sendiri. Tema yang muncul akan dapat menuntun siswa
untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas dan mendalam. Dalam
contoh disini siswa akan membuka wawasan mengenai segitiga siku-siku, bahwa
segitiga siku-siku tidak hanya ada dalam hitungan matematika tetapi juga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang miring yang dapat
memudahkan kerja manusia. Agar lebih jelas, contoh model pembelajaran terpadu
tipe shared dapat dilihat pada gambar 3. RPP serta LKS dilampirkan.
Gambar 3. Contoh model pembelajaran tipe shared pada pelajaran IPA Terpadu dan Matematika
Teorema Pythagoras
Segitiga siku-siku
Memperhatikan panjangsisi dan
besar sudut segitiga untuk
mendapatkan sifat segitiga siku-
siku.
Menentukan triple pythagoras
Hipotenusa
Konsep
Bidang Miring
Memperhatikan
ketinggian pada bidang
miring untuk
memudahkan usaha.
Menghitung keuntungan
mekanis pada bidang
miring
Pesawat Sederhana
Memperhatikan
panjang sisi miring
sikap
Menghitung
kemiringan
Skill
IPA Matematika
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model shared adalah suatu model pembelajaran terpadu dimana pengembangan disiplin ilmu
yang memayungi antar mata pelajaran (kurikulum silang). Shared Model juga memiliki
karakteristik, kelebihan dan kekurangan.
B. Saran
Dalam sebuah pembelajaran jika ditemukan overlapping konsep antar mata pelajarang yang
tekait maka guru dapat menggunakan shared model agar memudahkan siswa memahami dan
menerapkan konsep, sikap, dan ketrampilan yang ada pada antar maa pelajaran yang
dipadukan.
13
Daftar Pustaka
Fatoni. 2010. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu. [online] tersedia:
http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-
pembelajaran-terpadu/
Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate The Curicula. USA: Skylight Publishing.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Kemendikbud. Konsep Pembelajaran Terpadu. PPT-2.1-1
Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Purwati, Yuli. 2012. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu. [online]
tersedia: http://kuliahgratis.net/kelebihan-dan-kelemahan-model-pembelajaran-terpadu/
Sriyati, Siti. 2008. Integrated Approach (Makalah). [online] tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196409281989012-
SITI_SRIYATI/Kumpulan_artikel_5/INTEGRATED_APPROACH.pdf [15 September
2014]
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

More Related Content

What's hot

Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxSultonRizal
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaAna Fitriana
 
pembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmentedpembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmentedCha-cha Taulanys
 
Ppt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model sharedPpt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model sharedrizka_pratiwi
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docxNurhasanah213373
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumAmbar Fidianingsih
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasDedy Wiranto
 
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGLaporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGMuhamad Yogi
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5ANastiti Rahajeng
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarLutfi Isni
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranAsri Maulida Ramadhani
 
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SDPeta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SDEkaSabatina1
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumTeguh Arie Sandy
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaPrincess Indry
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpaduWarman Tateuteu
 
Angket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okAngket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okRosyid Althaf
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdfssuser4339c7
 

What's hot (20)

Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptx
 
Pembelajaran ipa-terpadu
Pembelajaran ipa-terpaduPembelajaran ipa-terpadu
Pembelajaran ipa-terpadu
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
pembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmentedpembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmented
 
Ppt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model sharedPpt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model shared
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGLaporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
 
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SDPeta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu
 
Angket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okAngket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis ok
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
 

Similar to 1. materi shared based on_fogarty_yunita

Ppt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedPpt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedCha-cha Taulanys
 
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxPPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxArrasyid9
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docxnurul hakimin
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatifmuhammad husnul fikri
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualPratiwiKartikaSari
 
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjiniModel-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjiniMuhammadFahri34
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Nadia Anwar
 
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...Universitas Indraprasta PGRI
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Shareputra177
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clismartinrusmaja
 
PPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdf
PPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdfPPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdf
PPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdfAdindaMutiaRahma
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranRusli Lahiya
 
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4vietry NIC
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
 

Similar to 1. materi shared based on_fogarty_yunita (20)

Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran TerpaduModel Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Terpadu
 
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran TematikPembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik
 
Penerapan Model Pembelajaran CIRC
Penerapan Model Pembelajaran CIRCPenerapan Model Pembelajaran CIRC
Penerapan Model Pembelajaran CIRC
 
Ppt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedPpt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model shared
 
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxPPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran Kontextual
 
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjiniModel-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
 
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Share
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clis
 
Modul (kb 6) contextual
Modul (kb 6) contextualModul (kb 6) contextual
Modul (kb 6) contextual
 
PPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdf
PPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdfPPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdf
PPT BDP10_Model Belajar Interaksi Sosial_Adinda Mutia R_2113024081.pdf
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaran
 
Inovasi keterpaduan
Inovasi keterpaduanInovasi keterpaduan
Inovasi keterpaduan
 
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

1. materi shared based on_fogarty_yunita

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu startegi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson, 1989:9 dalam Ahmad). Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada pendekatan inquiry, yaitu melibatkan siswa mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, dan brain storming dari siswa. Dengan pendekatan terpadu siswa didorong untuk berani bekerja secara kelompok dan belajar dari hasil pengalamannya sendiri. Collins dan Dixon (1991:6 dalam Ahmad) menyatakan tentang pembelajaran terpadu sebagai berikut: integrated learning occurs when an authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama. Pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000; 1) adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai bidang studi. Pendekatan pembelajaran seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Arti bermakna di sini adalah dalam pembelajaran terpadu anak diharapkan dapat memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Disini menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan memadukan konsep atau ide-ide dasar baik inter disiplin ilmu maupun anatar disiplin lmu.. Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya.
  • 2. 2 Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas dan bahan-bahan yang kaya serta menawarkan pilihan bagi siswa sehingga siswa dapat memilihnya untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinisiatif sendiri, melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri sebagai aktivitas yang dipilihnya. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah- pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa. Pembelajaran terpadu juga di bagi menjadi berbagai macam model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R (1991: 61-65) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Berikut ini akan dijelaskan perjalanan kesepuluh titik tahapan perkemnbangan kurikulum yang mengarah hingga menjadi model pembelajaran terpadu yang sangat rumit yang disusun oleh Jacobs (1993). Model kurikulum yang berorientasi pada satuan mata pelajaran yang terpisah-pisah. Didalam bentuk kurikulum yang berorientasi kepada mata pelajaran yang terpisah-pisah tersebut, sudah ada tiga bentuk pembelajaran terpadu, walaupun masih sederhana. Perjalanan kurikilum terpadu berangkat dari pembelajaran : 1. model penggalan atau fragmen atau fragmented model. 2. model terkait atau ada yang menyebut model keterhubungan (connected model). 3. Model sarang (nested model)
  • 3. 3 Model kurikulum yang berorientasi pada lintasan beberapa mata pelajaran. Dalam model kurikulum ini, terdapar tiga model pembelajaran terpadu : 1. Model urutan atau sequenced model. 2. Model pembelajaran terpadu berbagi atau shared model. 3. Model pembelajaran terjala atau jarring laba-laba ( webbed model ). 4. Model untaian ( threadead model ) 5. Model integrated model Model kurikulum yang berorientasi pada siswa 1. Model terlebur (immersed model ) 2. Model jaringan kerja ( networked model ) Pada pembahasan dibawah ini akan membahas pembelajaran terpadu model shared (model terbagi) yang menggunakan kurikulum yang berorientasi pada lintasan beberapa mata pelajaran. Model shared adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang menggabungkan dua atau lebih mata pelajaran yang melihat konsep, sikap dan ketrampilan yang sama. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema, sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dalam disiplin komplementer tersebut, perencanaan partner dan atau pengajaran memfokuskan pada konsep, ketrampilan, dan sikap, yang terbagi (shared). Model shared merupakan pembelajaran terpadu yang menggabungkan dua mata pelajaran dengan konsep, sikap, dan ketrampilan yang sama dan berada di dalam ruang lingkup kurikulum silang maka model ini akan menjadi awal untuk menggabungkan empat mata pelajaran yang lebih rumit. Model shared juga memiliki kekurangan, kelebihan dan ciri-cirinya yag akan dibahas lebih dalam pada makalah ini.
  • 4. 4 B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan shared model (model berbagi) ? 2. Apa karakteristik dari shared model? 3. Apa kelebihan dari shared model? 4. Apa kelemahan dari shared model? 5. Jenjang pendidikan apa yang cocok untuk menerapkan model share? 6. Sebutkan contoh dari metode shared dalam pembelajaran? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian shared model 2. Untuk mengetahui karakteristik shared model 3. Untuk mengetahui kelebihan shared model 4. Untuk mengetahui kekurangan shared model 5. Untuk mengetahui shared model dapat diterapkan pada setiap jenjang pendidikan 6. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi konsep, sikap, dan ketrampilan dalam merumuskan shared model.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN Saat ini pembelajaran terpadu telah menjadi pusat perhatian bagi para ahli pendidikan, sehingga memunculkan beberapa definisi mengenai pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Joni, 1996: 3 dalam Trianto 2014: 56). Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Pembelajaran terpadu terjadi jika peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi menjadi pengendali dalam proses pembelajaran sehingga dalam ekplorasi siswa belajar sekaligus memproses beberapa mata pelajaran secara serempak. Hadisubroto (2000: 9 dalam Trianto 2014: 56) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran lebih bermakna. Pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema (Sukandi, 2001: 3 dalam Trianto, 2014: 56). Tema dalam pembelajaran terpadu menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran. Tema diambil dan dikembangkan dari luar mata pelajaran tapi sejalan dengan kompetensi dasar dan topik-topik dari mata pelajaran (Kurniawan, 2011:77). Sejalan dengan pendapat Sukandi mengenai pembelajaran terpadu yang dimunculkan dalam satu tema, Sriyati (2008: 3) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pernyataan senada juga diungkapkan Hamdayana (2014: 1) yang menyatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
  • 6. 6 pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Dengan memberikan pengalaman belajar kepada siswa maka diharapkan siswa dapat menghubungkan pengalaman belajar yang sedang mereka pahami dengan pengalaman belajar yang sudah siswa pahami sebelumnya serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan terpadu pada intinya merupakan penggabungan antara unsur pembelajaran satu dengan unsur pembelajaran lainnya. Unsur pembelajaran yang digabungkan dapat berupa konsep materi dengan proses pembelajaran, konsep satu materi dengan konsep materi lainnya. Dengan demikian, pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh (Hamdayama, 2014: 1). Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Depdikbud (1996: 3 dalam Trianto 2014: 61) yakni holistik, bermakna, otentik dan aktif. Holistik yang dimaksud adalah suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian, kemudian dikaji dari beberapa bidang studi secara langsung sehingga siswa dapat memahami konsep tersebut dari segala sisi. Bermakna dalam pembelajaran terpadu merupakan kebermaknaan konsep yang telah dipelajari sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata. Otentik yang dimaksud dalam pembelajaran terpadu adalah siswa secara langsung mengalami proses pembelajaran. Aktif yang dimaksud dalam pembelajaran terpadu adalah dalam proses pembelajaran terpadu guru menggunakan metode discovery learning sehingga menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. A. Integrated Approach Pembelajaran terpadu yang pada intinya beberapa unsur pelajaran menimbulkan adanya organisasi kurikulum dalam pembelajaran terpadu. Olivia (dalam Kurniawan 2011: 53) membagi organisasi kurikulum dalam tiga bagian berangkat dari pandangan umum yaitu terpisah (discrete subject), terhubung (correlated), dan terpadu (integrated). Ahli lain Fogarty (1991: xiv) membedakan organisasi kurikulum atas dasar rentang keterpaduan, yang secara garis besar terdiri dari keterpaduan dalam satu mata pelajaran yang sama (within single disciplines), keterpaduan antar mata pelajaran (across several discipline), dan keterpaduan internal siswa (within and across learner).
  • 7. 7 Fogarty (1991 dalam Kurniawan 2011) memberikan sejumlah alternatif tentang bagaimana cara mengintegrasikan materi dalam proses pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Sebagaimana yang telah dikemukakan Fogarty mengenai keterpaduan organisasi kurikulum menjadi tiga bagian, setiap bagian memiliki beberapa tipe pembelajaran. Secara keseluruhan, tipe pembelajaran yang diungkapkan oleh Fogarty terdapat sepuluh tipe pembelajaran terpadu. Sepuluh tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991) yakni fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, networked. Sepuluh tipe pembelajaran terpadu yang telah disebutkan dibagi dalam tiga bagian yakni: 1. Keterpaduan dalam satu mata pelajaran yang sama (within single disciplines) dengan tipe pembelajarannya yakni fragmented, connected, nested. 2. Keterpaduan antar mata pelajaran (across several discipline) dengan tipe pembelajarannya sequenced, shared, webbed, threaded, integrated. 3. Keterpaduan internal siswa (within and across learner) dengan tipe pembelajarannya immersed, networked. Sepuluh tipe pembelajaran tersebut merentang dalam bentuk kontinum yang memiliki dua kutub, dari kutub yang tingkat integrasinya tidak ada, lemah dan sederhana ke kutub yang tingkat integrasinya kuat dan kompleks (Kurniawan: 2011, 54). Tingkat integrasi tipe pembelajaran terpadu dapat dilihat pada gambar 1.
  • 8. 8 Gambar 1. Derajat integrasi tipe pembelajaran terpadu Dalam pembahasan makalah ini penulis hanya memaparkan model pembelajaran terpadu Tipe Shared. B. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared 1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Setiap disiplin ilmu memiliki konsep masing-masing yang berbeda satu sama lain, namun jika digali lebih dalam lagi maka akan muncul konsep yang beririsan antara satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain. Dengan memunculkan konsep yang beririsan dari dua disiplin ilmu yang berbeda, maka dapat menuntun siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas dan mendalam. Penggabungan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep beririsan merupakan salah satu dari pembelajaran terpadu, sehingga memerlukan tipe pembelajaran yang di dalamnya memadukan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep beririsan. Tipe shared menurut Fogarty (1991) didefinisikan sebagai “Shared planning and teaching takeplace in twodisciplines in wich overlapping concept or ideas emerge as organizing elements”. Pemaparan mengenai shared menurut Fogarty menunjukkan bahwa dalam pembelajaran shared guru menggabungkan dua mata pelajaran yang memiliki konsep beririsan satu sama lain atau ide dari dua disiplin ilmu sehingga menjadi konsep yang utuh. Contoh penggabungan disiplin ilmu Integrasi inter dan dalam siswa Integrasi antar mata pelajaran Dalam satu mata pelajaran Model Jaringan Kerja (Networked) Model Terbenam (Immersed) Model Terpadu (Integrated) Model Berkelanjutan (Threaded) Model Berjala (Webbed) Model Berbagi (Shared) Model Terurut (Sequenced) Model Tersarang (Nested) Model Terhubung (Conected) Model Terpisah (Fragmented) Tinggi dan kompleks Tidak ada integrasi
  • 9. 9 dalam shared seperti berikut: matematika dan Science dipasangkan sebagai Sciences; Sastra dan Sejarah dikelompokkan sebagai Humaniora; Seni, Musik, Tarian dan Drama dipandang sebagai The Fine Arts. Definisi tipe pembelajaran shared yang dipaparkan oleh Fogarty senada dengan definisi yang dipaparkan oleh Kurniawan (2011) yakni organisasi kurikulum dan pelajaran yang melibatkan dua mata pelajaran. Tipe pembelajaran shared berbasis pemikiran ide yang tumpang tindih pada mata pelajaran. Ide pada tipe pembelajaran shared menjadi fokus dari tipe pembelajaran shared. Fokus dari tipe pembelajaran shared adalah konsep, skill dan sikap dari hasil penggabungan dua disiplin ilmu. Gagasan inti untuk konsep, skill dan sikap biasanya diajarkan dengan pendekatan subjek tunggal. Dari dua disiplin ilmu masing-masing diidentifikasi bagian yang lebih prioritas dari satu konsep, kemudian guru menentukan irisan dari konsep materi tersebut. Tipe pembelajaran shared dianalogikan seperti melihat benda jauh melalui teropong binokular yang menggunakan dua lensa. Suatu objek yang jauh akan terlihat jelas ketika dua pandangan terhadap objek tersebut tertangkap oleh masing- masing lensa yang pada awalnya samar dan terpisah. Dua lensa yang terdapat dalam teropong dianggap sebagai dua mata pelajaran. Pada saat kita melihat satu objek melalui teropong, objek tersebut dianggap sebagai konsep yang beririsan dan menjadi fokus dalam pembelajaran. Supaya lebih jelas model pembelajaran terpadu tipe shared dapat digambarkan pada gambar 2. Gambar 2. Ilustrasi model pembelajaran terpadu tipe shared
  • 10. 10 Sekilas tipe pembelajaran shared ini mirip dengan tematik, namun Fogarty menjelaskan bahwa fokus dari tipe shared diambil dari dalam materi pelajaran sementara fokus dari tematik diambil dari luar materi pelajaran. Dalam gambar 2 diperlihatkan arsiran yang menandakan bahwa fokus pada tipe shared ini diambil dari dalam materi pelajaran. Tipe pembelajaran shared lebih cocok digunakan pada mata pelajaran-mata pelajaran yang dikelompokkan secara luas misalnya IPS yang terdiri dari gabungan beberapa disiplin ilmu (ekonomi, sejarah, geografi) dan sebagainya (Kurniawan, 2011: 58). 2. Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Fogarty (1991) menyatakan bahwa model pembelajaran terpadu tipe shared ini memiliki kelebihan yaitu: 1. Sebagai tahap awal menuju tipe pembelajaran terpadu yang lebih kompleks dengan empat disiplin ilmu. 2. Dengan pasangan disiplin ilmu yang mirip, memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam pada saat menyampaikan konsep yang tumpang tindih. 3. Lebih mudah mengatur jadwal untuk merencanakan pembelajaran bersama dua orang guru daripada dengan empat orang guru. 4. Dapat mengambil waktu yang sama untuk materi yang tumpang tindih. Misalnya jam pelajaran matematika pada materi segitiga siku-siku digabung dengan jam pelajaran IPA pada materi bidang miring. 3. Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Model pembelajaran terpadu tipe shared tidak hanya memiliki kelebihan tetapi memiliki beberapa kekurangan yang diungkapkan oleh Fogarty (1991), diantaranya: a. Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan tipe ini cukup lama. b. Dalam penyusunan proses pembelajaran tipe shared memerlukan kompromi dan kerjasama serta kepercayaan dalam tim. c. Pada tahap awal pengintegrasian dua disiplin ilmu ini memerlukan komitmen dari partner. d. Untuk mendapatkan konsep yang tumpang tindih diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam.
  • 11. 11 4. Contoh Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Model pembelajaran terpadu tipe shared dapat diterapkan dalam IPA Terpadu. Dalam contoh disini penulis mengambil contoh IPA Terpadu kelas V dalam KD 3.2 yakni mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari serta pada sistem rangka manusia dan hewan, di shared dengan Matematika kelas VI dalam KD 3.8 yakni Memahami Teorema Pythagoras melalui alat peraga dan penyelidikan berbagai pola bilangan. Materi yang diambil dari KD 3.2 IPA Terpadu adalah mengenai pesawat sederhana pada bidang miring. Konsep bidang miring pada pesawat sederhana tumpang tindih dengan materi teorema Pythagoras pada matematika karena sama-sama membahas segitiga siku-siku. Dua disiplin ilmu dalam contoh yakni IPA dan Matematika memiliki konsep, skill, dan sikap yang tumpang tindih sehingga akan menghasilkan tema yang berasal dari dalam dua disiplin ilmu itu sendiri. Tema yang muncul akan dapat menuntun siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas dan mendalam. Dalam contoh disini siswa akan membuka wawasan mengenai segitiga siku-siku, bahwa segitiga siku-siku tidak hanya ada dalam hitungan matematika tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang miring yang dapat memudahkan kerja manusia. Agar lebih jelas, contoh model pembelajaran terpadu tipe shared dapat dilihat pada gambar 3. RPP serta LKS dilampirkan. Gambar 3. Contoh model pembelajaran tipe shared pada pelajaran IPA Terpadu dan Matematika Teorema Pythagoras Segitiga siku-siku Memperhatikan panjangsisi dan besar sudut segitiga untuk mendapatkan sifat segitiga siku- siku. Menentukan triple pythagoras Hipotenusa Konsep Bidang Miring Memperhatikan ketinggian pada bidang miring untuk memudahkan usaha. Menghitung keuntungan mekanis pada bidang miring Pesawat Sederhana Memperhatikan panjang sisi miring sikap Menghitung kemiringan Skill IPA Matematika
  • 12. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Model shared adalah suatu model pembelajaran terpadu dimana pengembangan disiplin ilmu yang memayungi antar mata pelajaran (kurikulum silang). Shared Model juga memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan. B. Saran Dalam sebuah pembelajaran jika ditemukan overlapping konsep antar mata pelajarang yang tekait maka guru dapat menggunakan shared model agar memudahkan siswa memahami dan menerapkan konsep, sikap, dan ketrampilan yang ada pada antar maa pelajaran yang dipadukan.
  • 13. 13 Daftar Pustaka Fatoni. 2010. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu. [online] tersedia: http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan- pembelajaran-terpadu/ Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate The Curicula. USA: Skylight Publishing. Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. Kemendikbud. Konsep Pembelajaran Terpadu. PPT-2.1-1 Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama. Purwati, Yuli. 2012. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu. [online] tersedia: http://kuliahgratis.net/kelebihan-dan-kelemahan-model-pembelajaran-terpadu/ Sriyati, Siti. 2008. Integrated Approach (Makalah). [online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196409281989012- SITI_SRIYATI/Kumpulan_artikel_5/INTEGRATED_APPROACH.pdf [15 September 2014] Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.