2. Analisis Propaganda
Pengertian
– Asal kata dari propaganda yaitu progare yang artinya menyebar, berkembang,
dan mekar.
– Propaganda merupakan sebuah perumusan azas-azas penyebaran informasi
secara sistematis yang bertujuan membentuk opini atau sikap dengan
menggunakan simbol tertentu tanpa memperhitungkan nilai dan norma.
3. Unsur Propaganda
– Komunikator
– Komunikan
– Kebijakan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan
– Pesan tertentu yang telah di-encode (disandikan)
– Sarana tertentu yang sesuai dengan situasi dan komunikan
– Teknik yang efektif
– Kondisi dan situasi yang memungkinkan
4. Teknik Name-Calling
– Propagandis menyentuh simbol-simbol emosional
kepada seseorang atau negara. Propagandis melancarkan
stereotip kepada sasarannya.
5. Teknik Glittering Generality
– Mirip name calling tetapi sasarannya bukan tunggal
sehingga melukiskan sebuah gagasan atau kebijakan.
Misalnya dunia bebas yang dipropagandakan oleh Barat.
6. Teknik Transfer
– Porpagandis berusaha mengidentifikasikan sebuah
gagasan, pribadi, negara atau kebijakan dengan hal lain
untuk membuat sasaran propaganda setuju atau tidak
setuju. Contohnya adalah membangkitkan kebencian
masyarakat beragama terhadap komunis yang
dipadankan dengan ateis.
7. Teknik Plain Foks
– Propagandis tidak ingin dilihat oleh audiensnya sebagai
“orang asing” karena akan menghambat. Dengan begitu
mereka berusaha mengidentifikasi sedekat mungkin
dengan nilai yang diterapkan sasaran propaganda seperti
penggunaan idiom atau aksen lokal bahkan ciri budaya.
8. Teknik Testimonial
– Propagandis menggunakan pribadi atau lembaga yang
dapat dipercaya. Pribadi yang berwibawa atau lembaga
berwenang yang memiliki otoritas akan dipercaya oleh
masyarakat.
9. Teori Komunikasi Massa
– Teori terkait dengan efek media, baik efek secara
sosial budaya maupun efek terhadap psikis
manusia.
10. Teori Peluru atau Jarum
Hipodermik
– Muncul pada tahun 1950 setelah peristiwa penyiaran
kaleidoskop radio di Amerika berjudul Invasion from Mars.
– Teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan
yang sangat perkasa dan komunikan tidak tahu apa-apa.
Seorang komunikator dapat menembakan peluru komunikasi
ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif).
11. Teori Komunikasi Banyak Tahap
– Muncul tahun 1940-an
– Sebagian besar khalayak menerima efek media dari tangan kedua, yaitu opinion
leader (pemuka pendapat) yang mempunyai akses lebih dahulu kepada media.
– Tahap pertama, para pemuka mengakses The New Republic (sebuah koran).
– Tahap kedua, para pemuka pendapat berbagi opini dengan anggota lingkaran
termasuk keluarga, bawahan, anggota kelompok lain. Mereka punya pengaruh
sosial terhadap orang-orang yang tidak membaca koran tersebut.
– Opini media dicampur dengan opini elite yang pada akhirnya melebihi sumber.
12. Teori Proses Selektif
– Penelitian lanjutan tentang efek media massa pada Perang Dunia II
– Teori ini menilai orang-orang cenderung melakukan seleksi informasi, menolak
pesan yang tidak sesuai dengan keyakinan mereka.
– Joseph Klapper (1960) meneliti tentang kajian pascaperang tentang persuasi,
pengaruh persona, dan proses selektif. Hasilnya yaitu pengaruh media lemah,
persentase pengaruhnya kecil dalam pemilihan umum, pasar saham, dan para
pengiklan.
13. Teori Pembelajaran Sosial
– Teori ini diterapkan pada perilaku konsumen, tetapi perilaku
konsumen yang terkait dengan dampak media massa (sebagai
lanjutan dari tindakan membaca).
– Teori ini menyatakan bahwa pemirsa melakukan apa yang mereka
lihat di televisi, yaitu melalui pembelajaran hasil proses
pengamatan.
– Dampak secara sosial: toleran terhadap tindakan kriminal,
mengikuti kehidupan glamor, dsb.
14. Teori Difusi Inovasi
– Difusi diartikan sebagai proses suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran
tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota tertentu.
Belakangan digunakan dalam komunikasi pembangunan khususnya di negara
berkembang seperti Indonesia.
– Teori difusi ini mengaplikasikan suatu jenis komunikasi yang berkaitan dengan
penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru.
– Umumnya terkait dengan proses adopsi inovasi (hal-hal baru).
– Sasarannya adalah para petani dan anggota masyarakat di pedesaan.
15. Beberapa Ketentuan
– Relative advantage, suatu derajat ketika inovasi dirasakan lebih dibandingkan sesuatu yang
menggantikannya.
– Compatibility, situasi ketika inovasi dirasakan ajeg atau konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku
serta dengan pengalaman dan kebutuhan mereka yang melakukan adopsi.
– Complexity, suatu kondisi ketika inovasi dirasakan sukar untuk dimengerti dan digunakan.
– Trialability, derajat ketika inovasi dieksperimentasikan pada landasan yang terbatas.
– Observability, keadaan ketika inovasi dapat dilihat dan diukur oleh orang lain.
16. Teori Kultivasi
– Kultivasi: pengolahan lahan pertanian.
– Media (khususnya televisi) merupakan sarana utama kita untuk belajar
masyarakat dan kultur kita.
– Melalui media, kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, serta nilai-nilai dan
adat kebiasaannya.
– Teori kultivasi juga berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk citra
realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan.