2. Apa itu
Komunikasi?
komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang
lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampaian pikiran-pikiran atau informasi.
Komponen komunikasi efektif: pemberi pesan, penerima pesan, sarana (medium), pesan yang
disampaikan dan umpan balik (feedback)
Prinsip komunikasi: REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble)
3. Seni Berbicara di Depan Publik
(Public Speaking)
1. Bagaimana menyampaikan gagasan kita di depan publik
2. Semua orang Berbicara tetapi tidak semua mengesankan
3. Teknik: Persiapan, pelaksanaan dan evaluasi
4. Manajemen Wacana Publik
Manajemen Wacana Pbulik adalah seni ilmu komunikasi untuk
mempengaruhi kerangka berpikir masyarakat agar sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Frazier Moore berkata “Opini
publik bukan merupakan suatu wujud dengan bentuk dan sifat
yang nyata, tetapi merupakan sekumpulan keyakinan, ilusi, dan
pandangan yang rasional maupun tak rasional yang
menggambarkan sikap individu – individu yang membentuk
publik.
• Propaganda merupakan alat yang besar
kuasanya dan tergantung siapa yang
memakainya dan apa kepentingan yang
dibawa oleh pembuat isu. Propaganda bisa
menjadi alat yang baik namun juga bisa
menjadi alat kejam dalam menghancurkan
citra pribadi atau institusi.
• komunikasi efektif menjadi kunci penting
dalam “pembuatan” opini/wacana publik
serta seluruh kegiatan di dalamnya.
Manajemen Wacana Publik
Propaganda
5. Urgensi
Manajamen
Wacana Publik
Opini publik menjadi salah satu institusi penting dalam demokrasi sama
pentingnya seperti keberadaan eksekutif dan legislatif. Opini publik
mempunyai“kuasa” lebih dalam menentukan arah pemerintahan namun kuasa
tertinggi tetapdi tangan pemerintah.
• Pencitraan.
Sederhananya bagaimana “memoles” tiap individu/institusi dipandang publik
sebagai tokoh masyarakat yang mempunyai sifat-sifat positif (pejabat, artis,
organisasi pemerintah, perusahaan dll) bisa melalui event organizer,
konferensi pers sehingga tampak menyakinkan di hadapan publik.
• Sebagai solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi
Mengembalikan citra individu/institusi yang sedang diterpa badai masalah
yang menghancurkan reputasi individu/institusi tersebut. Disinilah peran
komunikator ulung yang khususnya berprofesi dalam bidang kehumasan/PR
untuk memberikan solusi komunikasi yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan masalah.
• Penguasaan Masssa
Massa yang dikuasai untuk tujuan tertentu dari pembuat opini menjadi poin
penting ketika kita butuh perbaikan citra ataupun menjatuhkan lawan
karena suara mayoritas diperhitungkan lebih oleh pengambil keputusan
sesungguhnya (contoh: pemerintah).
6. Alur Manajemen
Wacana Publik 1. Identifikasi dan Pengumpulan data
• Ada / tidak opini publik yang sedang bergulir di
masyarakat.
• Perlu / tidak disikapi -> Cari data/fakta untuk
mengambil sikap
• Jika isu bersifat konstruktif makan inventaris isu /
opini publik tersebut agar di kemudian hari kita bisa
memakainya kembali untuk mendukung opini kita
yang baru.
• Nilai isu/opini yang sudah ada: Bermutu / tidak
bermutu ; Dangkal / Dalam ; Laten / Aktual
• Jika isu bersifat destruktif: cegah agar tidak
menyebar atau dihancurkan
• Pelajari cara berpikir masyarakat saat itu sehingga
penolakan dari pubik tidak terlalu besar.
Identifikasi
Penyikapa
n
Evaluasi
7. Alur Manajemen
Wacana Publik 2. Penyikapan
• Tentukan tujuan penyikapan, contoh: pengurus ISMAFARASI
memulai sebuah opini publik, melalui artikel pencerdasan
dan kuesioner yang menuntut partisipasi mahasiswa farmasi
seluruh Indonesia, yang tujuannya menyakinkan mahasiswa
farmasi bahwa RUU Kefarmasian tidak langsung disetujui
namun perlu dikaji ulang oleh Pemerintah agar sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan.
• Buatlah penyikapan pada saat yang tepat.
• Melalui berbicara di depan publik ataupun tulisan yang
dimuat dalam media massa yang bisa mempengaruhi pikiran
masyarakat secara bersamaan dalam satu waktu. Seringkali
opini publik dimulai karena ada opini publik lainnya, terjadi
saling hantam opini dalam kurun waktu tertentu.
• Salah satu penyikapan yang efektif adalah demonstrasi.
Melalui demonstrasi pesan yang dibawa jelas (orasi, spanduk,
poste dan lain-lain), lokasi yang diambil pasti strategis
sehingga masyarakat mau tidak mau dipaksa melihat aksi
tersebut, entah langsung ataupun melalui media, yang
ujungnya mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap
suatu isu/opini publik.
Identifikasi
Penyikapa
n
Evaluasi
8. Alur Manajemen
Wacana Publik 3. Monitoring dan Evaluasi
• Apakah tujuan tercapai? Bagaimana
respon publik?
• Apa respon publik sesuai dengan rencana
pembuat opini publik?
• Susun ulang rencana untuk menguatkan
opini publik yang kita gulirkan pertama
atau buat opini yang bisa membawa
masyarakat mengerti jalur pikiran kita
Identifikasi
Penyikapa
n
Evaluasi
9. Dalam perkembangan, pengertian propaganda juga berkaitan dengan teknik yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, sebagai contoh: iklan, film dan televisi.
Berdasarkan tujuannya, propaganda juga diartikan sebagai komunikasi yang
ditujukan untuk menyebarluaskan tujuan yang diinginkan (sering bersifat subversif
dan jahat) terhadap para pemirsa, dan dilakukan dengan cara-cara yang
berpengaruh. Pada umumnya propaganda yang memberikan isu-isu kontroversial
lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Sistem propaganda dipersiapkan secara solid dan hasilnya banyak materi
propaganda dikemas dalam bentuk kesenian, seperti puisi, prosa, nyanyian, film dan
sandiwara. Pengemasan propaganda dalam bentuk kesenian sangat diutamakan
oleh Jepang, karena kesenian dengan nilai entertaining-nya dapat mengurangi
kesadaran khalayak bahwa mereka telah diindoktrinasi. Kita melihat dan paham
bahwa propaganda menjadi satu alat yang bisa menaklukkan negara. Itu bisa
dilakukan jika kita memahami teori dan menerapkannya. Propaganda merupakan
alat yang ampuh dalam kegiatan berkomunikasi dan seringkali kita
mempersepsikan propaganda sebagai alat “cuci otak”.
Propaganda
10. Ciri - ciri Propaganda
1. Komunikator, atau orang yang dilembagakan/lembaga yang menyampaikan
pesan dengan isi dan tujuan tertentu.
2. Komunikan atau penerima pesan yang diharapkan menerima pesan dan
kemudian melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh komunikator.
3. Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang
hendak dicapai.
4. Pesan tertentu yang telah di-encode atau dirumuskan sedemikian rupa agar
mencapai tujuannya yang efektif.
5. Sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari
komunikan.
6. Teknik yang seefektif mungkin, yang dapat memberikan pengaruh yang
setepatnya dan mampu mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai
dengan keinginan atau pola yang ditentukan oleh komunikator.
7. Kondisi dan situasi yang memungkinkan dilakukannya kegiatan propaganda
yang bersangkutan.
11. 7 Poin
Propaganda
1. Name Calling, teknik memberikan label buruk pada
sesuatu gagasan/orang/lembaga supaya sasaran tidak
menyukai atau menolaknya.
2. The glittering generalation device (Penggunaan kata-
kata muluk), adalah strategi percakapan dengan
memaparkan hal-hal umum sehingga soal-soal detail
yang sebenarnya penting tidak sempat diperhatikan oleh
khalayak (tanpa memeriksa bukti-bukti).
3. The transfe device (Pengalihan), merupakan visualisasi
konsep untuk mengalihkan karakter tertentu ke suatu pihak.
Sebagai contoh : para politikus memajang fotonya ketika
sedang bersalaman dengan presiden di ruang kantornya.
Hal inidimaksudkan untuk memindahkan wibawa yang
dimiliki presiden ke dalam dirinya
4. Testimoni (kesaksian/pengutipan), teknik memberi
kesempatan pada orangorang yang mengagumi atau
membenci untuk mengatakan bahwa sebuah gagasan atau
program atau produk atau seseorang itu baik atau buruk
untuk mengesahkan dan memperkuat tindakannya sendiri.
12. 7 Poin
Propaganda
5. Plain Folks, teknik propaganda yang dipakai pembicara
propaganda dalam upaya meyakinkan sasaran bahwa dia
dan gagasan-gagasannya adalah bagus karena mereka
adalah bagian dari ‘rakyat’.
6. The card stacking device (Pemalsuan), berisikan fakta yang
mendukung pendapat seseorang dan mengesampingkan
semua fakta yang berlawanan. Kemudian fakta tersebut
disajikan guna menarik khalayak agar menerimanya,
walaupun fakta tersebut berlawanan dengan kebenaran.
7.Bandwagon (Hura-hura), teknik ini digunakan dalam
rangka meyakinkan kepada sasaran bahwa semua anggota
suatu kelompok (di mana sasaran menjadi anggotanya)
menerima programnya, dan oleh karena itu sasaran harus
mengikuti kelompok dan segera menggabungkan diri pada
kelompok. Dalam hal ini propagandis harus turun ke
lapangan untuk mencapai keberhasilan tersebut.
13. “Communicating well is the heart of the
leadership. Every great leader has had not
only a great vision but an ability to
communicate is properly”