Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Penggunaan tutor sebaya dapat menghilangkan kecanggungan siswa dan memudahkan pemahaman karena menggunakan bahasa sebaya. Contohnya dalam pelajaran matematika tentang persamaan kuadrat, siswa yang lebih mampu ditunjuk sebagai tutor unt
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Pengajaran Matematika dengan Tutor Sebaya
1. Pengajaran Teman Sebaya Sebagai Sumber Belajar
Sekolah memiliki banyak potensi yang dapat ditingkatkan evektivitasnya
untuk menunjang keberhasilan suatu program pengajaran. Potensi yang ada di
sekolah, yaitu semua sumber-sumber daya yang dapat mempengaruhi hasil dari
proses belajar mengajar. Keberhasilan suatu program pengajaran tidak
disebabkan oleh satu macam sumber daya, tetapi disebabkan oleh perpaduan
antara berbagai sumber-sumber daya yang saling mendukung menjadi satu
system yang integral. (Cece Wijaya, dkk. 1988).
Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar dapat
orang lain yang bukan guru, melainkan teman dari kelas yang lebih tinggi, teman
sekelas, atau keluarganya di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari
orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya
dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor
kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. (Harsunarko, 1989, h. 13).
Sehubung dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya,
diantaranya adalah:
Dedi Supriyadi (1985, h.36) mengemukakan bahwa:
“Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor
tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”.
Ischak dan Warji (1987, h. 44) mengemukakan bahwa:
“Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya”.
1
2. Sedangkan Conny Semiawan, dkk. (1987, h. 70) mengemukakan tentang tutor
sebaya itu adalah: “siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada
siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-
teman sekelasnya di luar sekolah”.
Mengingat bahwa siswa adalah unsur pokok dalam pengajaran maka siswalah
yang harus menerima dan mencapai berbagai informasi pengajaran yang pada
akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sebagai sumber pertimbangan didalam
pemilihan sumber pengajaran. (Sudirman, dkk. 1987, h. 210).
Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang
lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di
sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan.
Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada
rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta
bantuan. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Longstreth (dalam Muntasir,
dkk. 1985, h. 82-83) tentang hubungan anak dengan anak, sebagai berikut:
“Interaksi kawan membukakan mata anak terhadap pola tingkah laku yang
berlaku dalam kebudayaan itu, yang sering dilakukan, dan dengan demikian ia
condong untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk
pergaulan yang berlaku …”.
Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang
justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam persiapan ini
antara lain mereka berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang
mantap dangan teman sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan
kecakapan intelektual dan konsep-konsep yang penting, mendapatkan tingkah
laku yang bertanggung jawab secara social (Dinkmeyer, 1985, h. 164-165).
Dengan demikian beban yang diberikan kepada mereka akan memberi
2
3. kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang lain, dan
bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. 1
Hakikat Penggunaan Teman Sebaya
Proses pembelajaran seharusnya menempatkan siswa sebagai subyek yang
mempunyai potensi dasar masing-masing yang dapat berkembang bukan sebagai
obyek yang hanya dapat dibentuk semau pendidik. Mereka membutuhkan
dorongan eksternasl untuk menumbuhkembangkan potensi internal siswa.
Setiap pendidik harus memiliki pemahaman bahwa semua siswa memiliki
kelebihan atau potensi yang bervareasi untuk berhasil. Jadi keberhasilan itu
merupakan sebuah permata yang dapat menjadi milik semua orang.
Keanekaragaman potensi atau kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami
sebuah konsep sering menimbulkan masalah, antara lain kadang ada siswa yang
sangat cepat memahami dan ada yang merasakan kesulitan tetapi merekan segan
bahkan merasa takut untuk bertanya kepada guru, apa lagi kalau guru tersebut
kurang menyenangkan.
Kesulitan yang dialami oleh sekelompok siswa tersebut dapat diatasi dengan
cara melibatkan teman sebayanya dalam pembelajaran atau guru menerapkan
model pembelajaran tutor sebaya. Strategi belajar dengan tutor sebaya adalah
melakukan strategi belajar secara dini dalam upaya mengantisipasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi siswa agar tidak berdampak lebih jauh terhadap
pengaruh yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menguasai
kompetensi yang seharusnya dicapai dan berdampak terhadap prestasi belajar
siswa, salah satu model pembelajaran yang diduga mampu membuat suasana
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat membantu kesulitan
belajar siswa adalah model pembelajaran tutor sebaya. Melalui model
pembelajaran ini, siswa secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru,
1
Erman Suherman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: 2003). Hlm.276.
3
4. sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai
standar.
Hakikat partisipasi siswa dalam model pembelajaran tutor sebaya dalam
kelompok-kelompok kecil memerlukan peran aktif dari para siswa sebagai
subyek ajar bukan sebagai obyek ajar, dengan demikian proses pembelajaran
akan berlangsung efektif dan bermakna. Kondisi ini pada akhirnya akan
meningkatkan pemahaman peserta didik yang bermakna meningkatkan prestasi
belajar.2
Berbicara tentang aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran,
Trianto(2007) mengatakan bahwa guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku
siswa dalam kelompok secara ketat, dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk
secara bebas mengendalikan aktivitas-aktivitas dalam kelompoknya.Secara bebas
itu bermakna merdeka dalam berkativitas di pembelajaran. Bedasarkan prinsip
Student centered, peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar
Kondisi ini dikenal dengan istilah Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), yang
merupakan terjemahan dari student active training, yang memiliki makna bahwa
proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif
melakukan latihan langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Contoh Pengajaran Teman Sebaya Dalam Pelajaran Matematika
Dalam pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya, si tutor hendaknya
adalah siswa yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan teman-teman
pada umumnya. Sehingga pada saat ia memberikan pengayaan atau membimbing
teman-temannya ia sudah menguasai bahan yang akan disampaikan kepada
teman-teman lainnya.
Salah satu contohnya adalah :
2
http://umburumalanni22.blogspot.com/2014/04/contoh-makalah-model-pembelajaran-tutor.html
diakses pada tanggal 28 Maret 2015 pukul 09.28 WIB.
4
5. Topik : Persamaan Kuadrat
Tingkat : SLTP
Kelas : III
Setelah guru menugaskan kepada para siswa untuk memahami pengertian
persamaan kuadrat dan cara menyelesaikan persamaan kuadrat, guru membuat
setting kelas dengan menggunakan tutor sebaya.
5 orang siswa yang dianggap cukup mampu membaca dan menerapkan
konsep persamaan kuadrat diangkat guru sebagai tutor pada grupnya yang terdiri
atas 5sampai 6 anggota. Berikut ini adalah dialog antara siswa (S) dengan
tutornya (T) didalam salah satu kelompok dan dipantau oleh guru.
S1 : Apa yang disebut persamaan kuadrat?
T : Bentuk umum persamaan kuadrat dalam x adalah ax2
+bx+c=0
dengan a, b, dan c merupakan konstanata bilanagan riil dengan
a≠0
S2 : Mengapa a≠0?
T : Menurut kamu kalau a=0 apa akibatnya?
S1 : Kalau a=0, pada persamaan ax2
+bx+c=0, menjadi
0x2
+8x+13=0 atau 8x+13=0
T : Apakah itu menjadi persamaan kuadrat?
S2: : Yang kuadrat apanya sih?
T : Disini pangkat tertinggi adalah 2, yang kuadrat itu pangkat x
5
6. tertinggi. Jadi, ax2
+bx+c=0 dibaca “ax kuadrat ditambah bx
ditambah c”. Jadi, kalau begitu 8x+13=0 bukan persamaan
kuadrat.
Jadi, contoh diatas akan berlangsung secara kontinu apabila seseorang masih
belum paham dengan materi yang dibahas.
Dialog dan diskusi seperti diatas dapat diteruskan sampai menemukan cara
untuk menyelesaikan persamaan kuadrat menggunakan pemfaktoran, melengkapkan
kuadrat dan rumus kuadrat.
DAFTAR RUJUKAN
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung.
6
7. tertinggi. Jadi, ax2
+bx+c=0 dibaca “ax kuadrat ditambah bx
ditambah c”. Jadi, kalau begitu 8x+13=0 bukan persamaan
kuadrat.
Jadi, contoh diatas akan berlangsung secara kontinu apabila seseorang masih
belum paham dengan materi yang dibahas.
Dialog dan diskusi seperti diatas dapat diteruskan sampai menemukan cara
untuk menyelesaikan persamaan kuadrat menggunakan pemfaktoran, melengkapkan
kuadrat dan rumus kuadrat.
DAFTAR RUJUKAN
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung.
6