Teks tersebut membahas tiga model pembelajaran, yaitu pembelajaran teman sebaya, model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan TAI. Teman sebaya adalah sumber belajar selain guru dimana siswa yang lebih pandai memberi bantuan kepada teman-temannya. NHT adalah model kooperatif yang menekankan kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan TAI adalah model yang meng
1. Makalah
MODEL PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA ,
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika
Endang Lastri .
Mustafa Husein
Dosen Pembimbing : Isnaniah, M.Pd
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M.JAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2. BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sekolah tutor sebaya sangat diperlukan untuk menbuat siswa
merasa percaya diri kepada temannya sendiri. Tutor sebaya adalah suatu yang
dilakukan siswa dengan siswa dan guru dengan siswa. Karna semakin
kompleksnya permasalahan dalam sekolah perlunya persamaan dan penyatuan
jawaban dari siswa sehingga terjadi kesepakatan bersama. Dengan terjadinya iu
dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa. Tutor yang dilakukan siswa dengan
siswa yang merupakan pelajaran yang sulit dimengerti dan sulit diselesaikan oleh
siswa dan bahkan tidak bisa menyelesaikannya oleh siswa. Tutor sebaya yang
dlakukan dipilih dari yang terbaik dan tertinggi prestasinya dan telah menguasai
meteri.
Tutor sebaya banyak dilakukan disekolah dirumah maupun ditempat
lainnya. Tapi alngkah lebih baiknya dilakukan disekolah karena disekolah teman-
teman lebih mudah bertemu. Guna tutor sebaya ini sangat banyak mulai dari,
menambah kepercayaan diri, dan menambah pengetahuan, dan memperdalam
pengetahuan yang terlibat dalam tutor tersebut.
3. BAB II
MODEL PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA ,
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI
A. Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Sekolah mempunyai banyak potensi yang dapat ditingkatkan
efektifitasnya untuk menunjang keberhasilan suatu program pembelajaran.
Potensi yang ada di sekolah yaitu semua sumber-sumber daya yang dapat
mempengaruhi hasil dari proses belajar mengajar. Keberhasilan suatu program
pengajaran tidak disebabkan oleh satu macam sumber daya tetapi disebabkan
oleh perpaduan antara berbagai sumber-sumber daya saling mendukung
menjadi satu sistem yang integral.
Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar
dapat orang lain yang bukan guru, melainkan teman dari kelas yang lebih
tinggi, teman sekelas, atau keluarganya di rumah. Sumber belajar bukan guru
dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada dua macam tutor,
yaitu tutor sebayadan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang
lebih pandai, dan tutor kaka adalah totor dari kelas yang lebih tinggi.
Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya,
diantaranya adalah:
1. Dedi Supriyadi
Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi.
2. Ischak dan Warji
Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran. Menberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.
4. 3. Conny Semiawan,
Menemukakan tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat
memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan
tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah.
Mengingat bahwa siswa adalah unsur pokok dalam pengajaran maka
siswalah yang harus menerima dan mencapai berbagai informasi pengajaran
yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengam yang
diinginkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sebagai sumber
pertimbangan didalam pemilihan sumber pengajaran.
Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya
yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman
sekelasnya di dsekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami.
Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya
untuk bertanya ataupun minta bantuan.
Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman
yang justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam
persiapan ini antara lain mereka berusaha mendapatkan hubungan dan
pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri,
mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep yang penting,
mendapatkan tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Dengan
demikian beban yang diberilkan kepada mereka akan memberi kesempatan
untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang lain, dan bahkan
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
1. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya
Menurut Branley ada riga model dasar dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan tutor, yaitu:
1) Student to tutor
2) Group to tutor
3) Student to student
Suasana di dalam kelas yang menciptakan suasana tenang, nyaman,
dan aman untuk memungkinkan siswa dapat belajar dengan sebaik-
5. baiknya. Untuk itu perlu pengaturan belajar. Pada diskusi kelompok kecil,
pengaturan ruang belajar hendaknya menyebabkan diskusi duduk
berkelompok dan guru dapat bergerak dengan leluasa.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya. Si Tutor
hendaknya adalah siswa yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan
kemampuan teman-teman pada umumnya, sehingga pada saat ia
memberikan pengayaan atau membimbing teman-temannya ia sudah
menguasai bahan yang akan disampaikan kepada teman-teman lainnya.
Berikut ini adalah setting pembelajaran tutor sebaya
Topik: persamaan kuadrat
Tingkat: SLTP
Kelas: III
Setelah guru menugaskan kepada para siswa untuk memahami
pengertian persamaan kuadrat dan cara menyelesaikan persamaan kuadrat,
guru membuat setting kelas dengan menggunakan tutor sebaya.
Lima orang siswa yang dianggap cukup mampu membaca dan
menerapkan konsep persamaan kuadrat diangkat guru sebagai tutor pada
grupnya yang terdiri atas lima sampai enam anggota. Berikut ini dialog
antara siswa (S) dengan tutornya (T) didalam salahsatu kelompok dan
dipantau oleh Guru.
S1 : Yang disebut persamaan kuadrat apa sih?
T : Bentuk umum persamaan kuadrat dalam x adalah ax2
+ bx + c =
0 dengan a, b, c merupakan konstanta bilangan real dengan a≠0.
S1 : Mengapa a≠0?
T : Menurut kamu kalau a = 0 apa akibatnya?
S1 : kalau a = 0, pada persamaan ax2
+ bx + c = 0, menjadi 0x2
+ 8x
+ 13 = 0 atau 8x + 13 = 0
6. T : Apakah itu menjadi persamaan kuadrat?
S2 : Yang kuadrat apanya sih?
T : Di sini pangkat tertinggi adalah 2, yang kuadrat itu pangkat x
tertinggi. Jadi ax2
+ bx + c = 0 dibaca “ax kuadrat ditambah bc
ditambah c”, jadi kalu begitu 8x + 13x = 0 bukan persamaan
kuadrat?
B. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
NHT (Numbered Kooperatif Head together) adalah jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap kelas tradisional.
NHT (Number Head Together) pertama kali dikembangkan oleh
Spenser kas untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam pembelajaran
terhadap suatu pelajaran dan memecah pemahaman mereka terhadap
pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh
Kagen dalam Ibrahim dengan melibatkan para siswa dalam menelaah
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Numbered Heads Together adalah suatu model pembelajaran yang
lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah,
dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita ambil kesimpulan
bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan strategi
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke
dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
7. pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif
adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.
Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa,
yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan
masalah Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT,yaitu :
a. Hasil belajar akademik stuktural Bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai latar belakang.
c. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau
pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen, dengan
tiga langkah yaitu :
a. Pembentukan kelompok;
b. Diskusi masalah;
c. Tukar jawaban antar kelompok
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe
NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh
Lundgren, antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. h. Hasil belajar lebih tinggi
2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT tersebut
kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan
membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor
kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar
belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.Selain
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test)
sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku
panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket
atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS
atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa
sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa
berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap
orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.Pertanyaan dapat bervariasi,
dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
9. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
a. Lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang ditetapkan oleh guru.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam pembelajarannya
siswa l diberi nomor yang berbeda
b. Lebih mudah siswa berinterasi dengan teman-teman dalam kelas. Pada
pembelajaran ini siswa perlu berkomunikasi satu sama lain sedangkan
pada guru hanya sebagai fasilitator dan indikator bagi peserta didik
c. Ide-ide banyak muncul dari siswa. Ketika kelompok dibentuk banyak
ide-ide yang keluar dari siswa sehingga siswa lebih aktif dalam
memberikan gagasan serta pendapat.
Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
a. Kurang tersedianya sarana dan prasarana.
b. Kurang ketersediaaan waktu dan sosialisasi dari guru.
C. Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)
Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.
Pembelajran kooperatif team assisted individualization, merupakan
model pembelajaran individual dibantu kelompok atau tim. Karena dalam
10. bekerja sama sabagai usaha untuk menyelesaikan masalah, memberi dorongan
untuk maju dan menanamkan pada siswa bahwa kita sebagai makhluk sosial
sudah selayaknya untuk saling tolong menolong.
Dalam model pembelajaran team assisted individualization, siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 6 siswa) yang
heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu
bagi siswa yang memerlukannya. Sebelum dibentuk kelompok, siswa
diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara.
Hal itu mengingat pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok
sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab
membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian,
siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya,
sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan
yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.
Tujuan model pembelajaran kooperatif team assisted individualization
adalah:
1. Meminimalkan keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan
rutin.
2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh waktunya untuk mengajar
kelompok-kelompok kecil.
3. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang
diberikan dengan cepat dan akurat.
4. Para siswa dapat melakukan pengecekan satu sama lain.
Dengan membuat para siswa bekeja dalam kelompok-kelompok
kooperatif, dengan status yang sejajar, akan terbentuknya sikap positif
terhadap siswa-siswa yang kurang pandai. Adapun manfaat model
pembelajaran kooperatif team assisted individualization adalah:
a. Kesulitan yang dialami siswa dapat dipecahkan bersama dengan ketua
kelompok serta bimbingan guru.
b. Siswa yang memiliki kekurangan secara akademis di bantu oleh siswa
yang memiliki kemampuan akademis lebih.
11. c. Tejadi interaksi sosial antar kelompok, dengan adanya keja sama tiap
anggota kelompok siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.
d. Pembelajaran team assisted individualization, membuat para siswa
mengejakan sebagian tugasnya sehingga meringankan beban guru.
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan
komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai
6 siswa.
b. Placement Test yaitu pemberian pre test kepada siswa atau melihat rata-
rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang
tertentu.
c. Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan
menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya.
d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa
yang membutuhkan.
e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil
keja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa.
h. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir
waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah
12. BAB III
PENUTUP
Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang
lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di
dsekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan
kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman
sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya
ataupun minta bantuan.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan strategi pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-
kegiatan belajar.
Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.