Dokumen tersebut menyajikan data persentase posyandu aktif di beberapa daerah. Terdapat rentang persentase antara 19,60% hingga 96,13%. Selain itu, diberikan informasi mengenai tugas kader posyandu dan indikator keberhasilan posyandu.
3. - Kader mampu berperan sebagai
Penggerak Masy, Penyuluh, Pencatat dan
pelapor sederhana
- Kader mampu menerapkan komunikasi
antarpribadi dalam mendukung upaya
pencegahan stunting
- Peningkatan kualitas kunjungan
rumah
- Peningkatan kualitas penyuluhan
- Peningkatan kualitas penggerakan
masy
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
dasar di Posyandu
Output
Impact
PENINGKATAN
KAPASITAS
KADER
POSYANDU
STRATEGI KPP PENCEGAHAN
STUNTING
- Refreshing/pelatihan kader
- Orientasi kader
Proses
Outcome
Penguatan
Posyandu
4. PESERTA ORIENTASI
• berasal dari 10 desa di Kabupaten. Setiap desa
diwakilkan 5 orang, yang terdiri dari
• 1 Petugas PromkesPuskesmas
• 1 Bidan
• 1 Aparat Desa
• 2 Kader Posyandu yang telah bertugas minimal 2 tahun
•
WAKTU
• Diberikan materi dan praktik di dalam kelas selama 1
hari.
• Hasil orientasi dilaksanakan di desa masing masing
untuk melakukan SMD dan MMD.
5. N
o
Materi Akolasi waktu
Kelas Penugas
an di
Lokasi
1 Upaya Pencegahan Stunting 90 menit
2 Peran dan Tugas Kader
Posyandu
135 menit
3 Penggerakan Masyarakat oleh
Kader
180 menit 225
4 Rencana Tindak Lanjut 45 menit
6.
7. • Bahan paparan,
• Bahan bacaan
• ATK
• Ceramah tanya jawab
• Curah pendapat
• Simulasi
• Penyuluhan Kesehatan
• Pencatatan dan
Pelaporan
• Memahami:
• Stunting,
• 1000HPK
• STBM,
• Pemantauan dan
Perkembangan
Tujuan
Pembelajaran
Pokok
Bahasan
Bahan
Belajar
Metode
8. Langkah 1 (5 menit):
Pengkondisian dan Garis Besar Materi
Langkah 2 (15 menit):
Curah Pendapat, Menyimpulkan, Menyampaikan materi
Stunting, Tanya Jawab
Langkah 3 (60 menit): Menyampaikan materi 1000HPK,
STBM, Pemantauan dan perkembangan :
Curah Pendapat, Menyimpulkan, Menyampaikan Materi,
Diskusi kelompok (MP ASI, Cuci Tangan, Pengisi ceklist
SDIDTK), Presentasi dan diskusi antar kelompok.
Langkah 4(10 menit) : Rangkuman dan Kesimpulan
•Evaluasi materi dan pemahaman
•Merangkum poin penting
•Menutup sesi
10. Stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek untuk usianya.
Kegagalan seorang anak untuk
tumbuh dan berkembang secara
optimal disebabkan dampak dari
kekurangan gizi secara kumulatif
dan terus menerus
GARIS
BESAR
MATERI
11. Penyebab
Praktek pengasuhan
yang Kurang baik:
a. Kurang
pengetahuan
tentang kesehatan
dan gizi sebelum
dan pd masa
kehamilan
b. 60% dari anak usia
0 – 6 bulan tidak
mendapat ASI
eksklusif
c. 2 dari 3 anak usia 0
– 24 bln tidak
menerima MP - ASI
Terbatasnya layanan
kesehatan:
a. 2 dari 3 ibu hamil
belum mengonsumsi
suplemen zat besi
yang memadai
b. 1 dari 3 anak usia 3-
6 thn tdk terdaftar di
PAUD
c. Menurunnya tingkat
kehadiran anak di
Posyandu
d. Tidak mendapat
akses yang memadai
ke layanan imunisasi
a. Kurangnya akses ke
makanan bergizi
b. 1 dari 3 ibu hamil Anemia
Kurangnya akses ke air Bersih
dan Sanitasi:
a. 1 dari 5 RT masih BAB di
ruang terbuka
b. 1 dari 3 RT belum memiliki
akses ke air minum bersih
c. Cuci tangan dengan benar
masih rendah
12. IBU HAMIL:
1.Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil
2.Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
3.Mengatasi kekurangan iodium.
4.Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.
5.Melindungi ibu hamil dari Malaria.
IBU MENYUSUI DAN ANAK HINGGA USIA 6 BULAN:
1.Mendorong inisiasi menyusui dini
2.Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
IBU MENYUSUI DAN ANAK USIA 6 BULAN-2 TAHUN :
1.Mendorong pemberian ASI hingga usia 23 bulan
didampingi oleh pemberian MP-ASI.
2.Menyediakan obat cacing.
3.Menyediakan suplementasi zink.
4.Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
5.Memberikan perlindungan terhadap malaria.
6.Memberikan imunisasi lengkap.
7.Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
FOKUS
KELOMPOK
SASARAN
1.000 HPK
UMUMNYA
DILAKUKAN
SEKTOR
KESEHATAN
KONTRIBUSI
30 %
13. 1. Menyediakan dan Memastikan AKSES pada
AIR BERSIH.
2. Menyediakan dan Memastikan AKSES pada
SANITASI.
3. Melakukan FORTIFIKASI Bahan Pangan.
4. Menyediakan AKSES kepada YANKES dan KB.
5. Menyediakan JKN.
6. Menyediakan JAMPERSAL
7. Memberikan PENDIDIKAN PENGASUHAN
pada Orang tua.
8. Memberikan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Universal.
9. Memberikan PENDIDIKAN GIZI Masyarakat.
10.Memberikan EDUKASI KESPRO serta GIZI
pada REMAJA.
11.Menyediakan BANTUAN dan JAMINAN
SOSIAL bagi KELUARGA MISKIN.
12.Meningkatkan KETAHANAN PANGAN dan
GIZI.
FOKUS
KELOMPOK
UMUM
DILAKUKAN
LINTAS SEKTOR
KONTRIBUSI
70 %
14. Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),
yaitu sejak awal kehamilan sampai ulang
tahun kedua anak merupakan masa kritis
yang menentukan kesehatan, kesuksesan dan
kesejahteraan anak dimasa datang
terganggunya
perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik dan
gangguan metabolisme
tubuh
menurunnya kjecerdasan dan prestasi
belajar, menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua
BILA TERJADI KEKURANGAN GIZI
JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG
15. HARI PERTAMA KEHIDUPAN
Gizi Seimbang Bagi
Ibu Hamil dan Ibu
Menyusui
Program PMBA
ASI EKSKLUSIF
IMD MP-ASI
Imunisasi dasar lengkap
Imunisasi Dasar
Imunisasi Lanju
TTD 90 butir
16. Kelompok 1 dan 2:
Berdiskusi tentang MP-ASI
Kelompok 3 dan 4 :
Berdiskusi tentang
Langkah melakukan cuci
tangan pakai sabun
Kelompok 5 dan 6:
Berdiskusi tentang simulasi
mengisi ceklist instrumen
SDIDTK
17.
18. • Bahan paparan,
• Bahan bacaan
• ATK
• Ceramah tanya jawab
• Curah pendapat
• Simulasi
• Penyuluhan Kesehatan
• Pencatatan dan
Pelaporan
• Mampu melaksanakan
Penyuluhan,
Pencatatan dan
Pelaporan
Tujuan
Pembelajaran
Pokok
Bahasan
Bahan
Belajar
Metode
19. Langkah 1 (5 menit):
Pengkondisian dan Garis Besar Materi
Langkah 2 (45 menit): Menyampaikan materi
Penyuluhan Kesehatan, dibagi 3 kelompok :
Kunjungan rumah, Diskusi kelompok,
Demonstrasi, Demo Stimulasi dan Deteksi Dini,
Langkah 3(45 menit) : Pembahasan, Pencatatan dan
Pelaporan
Langkah 4(10 menit) : Rangkuman dan Kesimpulan
20. KESEHATAN
PENDIDIKAN
ANAK USIA
DINI
PENDIDIKAN POLA ASUH
TAMAN OBAT KELUARGA
“JAMAN NOW”
PENINGKATAN PEREKONOMIAN
PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI
KESEHATAN REMAJA
KESEHATAN LANSIA
TANPA
MEMPERKECIL
KEGIATAN
KESEHATAN
KEGIATAN
LAYANAN SOSIAL
DASAR LAIN
“DIPERBESAR”
21. 1. Pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan
anak;
2. Pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan;
3. Perilaku hidup bersih dan sehat;
4. Kesehatan lanjut usia;
5. BKB;
6. Pos PAUD;
7. Percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan; dan
8. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas
adat terpencil dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial;
9. Kesehatan reproduksi remaja; dan
10.Peningkatan ekonomi keluarga.
Hampir seluruh
kegiatan
merupakan upaya
Pencegahan
Stunting, AKI-
AKN, PTM,
Imunisasi,
26. SEBELUM HARI BUKA
1. Melakukan persiapan
penyelenggaraan kegiatan
Posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi
tentang hari buka Posyandu
melalui pertemuan warga setempat
atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar
kader, meliputi kader.
4. Kader melakukan koordinasi
dengan Tenaga Kesehatan
kesehatan atau Tenaga Kesehatan
lainnya.
5. Menyiapkan bahan pemberian
makanan tambahan PMT
Penyuluhan dan PMT Pemulihan
(jika diperlukan), serta
penyuluhan..
6. Menyiapkan buku-buku catatan
kegiatan Posyandu
1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu
hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
2. Pendampingan Nakes dalam kegiatan Penimbangan
berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala anak, deteksi perkembangan anak, dan
memploting hasil penimbangan balita ke dalam grafik
KMS dalam buku KIA.
3. Membimbing orang tua dengan menjelaskan berbagai
informasi terkait berbagai hasil pengukuran dan
pemantauan bersama dengan tenaga kesehatan.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh balita,.
5. Memotivasi orang tua balita agar terus melakukan pola
asuh yang baik pada anaknya, dengan menerapkan
prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orang tua yang
telah datang ke Posyandu dan minta mereka untuk
kembali pada hari Posyandu berikutnya.
7. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan
pada hari buka Posyandu.
8. Melakukan tugas tambahan dalam pengembangan
Posyandu yang disesuaikan dengan saran
pengembangan
HARI BUKA
27. TUGAS KADER
SETELAH HARI BUKA
1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu,
pada anak yang kurang gizi, atau pada anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan,
dan lain-lain.
2. Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka meningkatkan
gizi keluarga, menanam obat keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman dan
nyaman, dan lain-lain.
3. Memberikan penyuluhan agar mewujudkan rumah sehat, bebas jentik, kotoran,
sampah, bebas asap rokok, buang air besar di jamban sehat, menggunakan air bersih,
cuci tangan pakai sabun, tidak ada tempat berkembang biak vektor atau
serangga/binatang pengganggu lainnya (nyamuk, lalat, kecoa, tikus, dan lain-lain).
4. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan atau menginformasikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan
dukungan agar Posyandu dapat terus berjalan dengan baik.
5. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan, diskusi atau forum komunikasi dengan
masyarakat, untuk membahas penyelenggaraan atau kegiatan Posyandu di waktu
Posyandu akan datang. Usulan dari masyarakat inilah yang nanti digunakan sebagai
acuan dalam menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
6. Mempelajari sistem informasi Posyandu (SIP).
28. PENYULUHAN MELALUI KUNJUNGAN RUMAH
• Apa yang dimaksud dengan kunjungan rumah?
• Kunjungan rumah adalah kegiatan mengunjungi setiap rumah
keluarga yang berada di wilayah binaan kader kesehatan.
• Apa manfaatnya?
• Mengetahui keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dengan
kunjungan rumah, komunikasi dapat dilakukan lebih efektif.
• Menjaga hubungan baik dengan keluarga.
• Apa yang harus disiapkan sebelum kunjungan rumah?
• Memilih keluarga yang akan dikunjungi
• Memahami kebiasaan, perilaku kesehatan keluarga yang akan
dikunjungi.
• Mau mendengar apa yang diungkapkan keluarga
• Mampu menyampaikan informasi tentang masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga tersebut.
31. Mengembangkan keterampilan sasaran dalam
bidang tertentu
Menunjukkan proses kerja penanganan suatu
perilaku (misalnya: proses/cara melakukan
pemberian makan bayi dan anak yang baik
sesuai kebutuhan/usia bayi/balita).
Memperkenalkan dan menjelaskan
penggunaan suatu alat yang baru.
Memantapkan penerimaan perilaku
(memanfaatkan Buku KIA sebagai alat bantu
ibu memantau pemeliharaan kehamilan,
memantau kesehatan bayi/balita) ataupun
sesuatu hal yang baru
Perhatikan:
Persiapan
Demostrasi,
Persiapan Alat
Peraga
32.
33. 1. Mendapatkan gambaran umum kondisi stunting per
keluarga di wilayah binaannya
2. Sebagai bahan untuk menyusun rencana kegiatan yang
akan dilakukan oleh kader
3. Sebagai bahan untuk melakukan penyuluhan
sederhana pada keluarga sesuai permasalahan yang di
hadapi oleh masing-masing keluarga
4. Sebagai bahan untuk menggerakkan masyarakat dan
berkoordinasi dengan UKBM terkait stunting
5. Mengetahui perkembangan kondisi kesehatan keluarga
di wilayah binaannya
34. • Nama Kepala Keluarga
• Alamat rumah
• Masalah stunting yang ada dalam keluarga di wilayah
kerja/binaan Posyandu dapat dilihat dari pencatatan
pada hari buka Posyandu; data SKDN.
• SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita,
yaitu:
• S adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu,
• K jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS,
• D jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini,
35. • Membuat laporan tertulis berdasarkan pencatatan yang
telah dibuat
• Pelaporan dengan komunikasi lisan
• Pelaporan melalui forum, seperti: Forum Desa,
Lokakarya Mini, dll
• Pencatatan dan pelaporan sederhana dilaksanakan
secara berkala satu bulan sekali.
• Pencatatan kegiatan pencegahan stunting terintegrasi
dengan kegiatan Posyandu
36.
37.
38.
39. Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
• Menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan
• Melakukan Survei Mawas Diri (SMD)
• Menyelenggarakan Musyawarah Masyarakat
Desa/Kelurahan (MMD/MMK)
• Melakukan Penyusunan Rencana Kegiatan
• Merancang rencana kegiatan kader dalam penggerakan
masyarakat berdasarkan prioritas penyebab masalah
stunting di wilayah kerja Posyandu
40. • Bahan paparan,
• Bahan bacaan
• ATK
• Ceramah tanya jawab
• Curah pendapat
• Simulasi
• Pertemuan tingkat
Desa/Kelurahan.
• SMD, MMD
• Penyusunan Rencana
Kegiatan
• Merancang rencana
kegiatan kader dalam
penggerakan masyarakat
berdasarkan prioritas
penyebab masalah
stunting di wilayah kerja
Posyandu
• Mampu melaksanakan
Peran Kader
Posyandu sebagai
penggerak masyarakt
Tujuan
Pembelajaran
Pokok
Bahasan
Bahan Belajar
Metode
41. Langkah 1 (5 menit):
Pengkondisian dan Garis Besar Materi
Langkah 2 (15 menit): Cara Penggerakkan Masyarakat
pada Bidan desa, Aparat desa dan Tokoh masyarakat:
1. Curah pendapat dan menyampaikan materi.
2. Identifikasi masalah menggunakan matriks 1 dan
matriks 2.
3. Diskusi kelompok (dibagi 4 kelompok)
Langkah 3 (135 menit): Dibagi 4 kelompok:
Kelompok 1: Pertemuan tingkat Desa.
Kelompok 2: SMD.
Kelompok 3: MMD.
Kelompok 4: Penyusunan rancangan
kegiatan kader Posyandu.
42.
43.
44.
45.
46. • Dipimpin oleh Kepala Desa atau Lurah
• Pertemuan ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman
tentang masalah kesehatan keluarga/stunting dan
masalah kesehatan masyarakat, menetapkan prioritas
masalah dan merumuskan upaya mengatasi masalah
tersebut serta sumberdaya yang dapat dimanfaatkan.
• Pertemuan ini dapat sekaligus membahas pentingnya
SMD Melakukan pembagian tugas pelaksanaan SMD.
• Dibahas tentang hasil pemetaan Kader Posyandu yang
mencerminkan perilaku keluarga/masyarakat dengan
penyebab masalah stunting dan masalah kesehatan lain
yang terkait stunting
47. SMD adalah kegiatan pengenalan masalah kesehatan serta potensi
sumber daya yang terkait dengan pengembangan Desa Sehat.
SMD dilakukan bertujuan:
• Mengenali permasalahan kesehatan, serta kegiatanUKBM yang
telah dilaksanakan di desanya sendiri.
• Mengenali potensi di desa yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
• Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengatasi permasalahan
kesehatan dengan mendayagunakan potensi yang ada.
Langkah-langkah pelaksanaan SMD:
• Menyiapkan Bahan Koordinasi: Data permasalahan kesehatan, Peta
wilayah binaan puskesmas
• Melakukan Koordinasi Bersama Kader, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, dan Kepala Desa (10 orang)
• Pelaksanaan SMD
• Membuat Rekapitulasi dan Laporan Hasil SMD
•
48.
49. • Menetapkan prioritas masalah kesehatan dengan
melibatkan partisipasi dan pendapat peserta SMD, dapat
melalui melalui musyawarah ataupun dengan
menggunakan Skoring USGF (dengan bantuan
pendamping teknis/petugas puskesmas dll).
58. Contoh:IdentifikasiPerilakuPenyebab MasalahStunting
Permasalahan Perilaku saat ini Perilaku layak/antara
Perilaku yang
diharapkan
Belum semua Ibu
hamilminum TTD
secara teratur/
sesuaianjuran
petugaskeseha-
tan fasilitaslaya-
nan kesehatan
Baru memerik-
sakan kehamilan 2
kalipada usia
kehamilan 8bulan
sehingga tidak
minum TTDsesuai
anjuran
Datang ke
Posyandu/fasyankes
lainnya memeriksakan
kehamilannya sehingga
mendapatkan edukasi
dan TTDyg harusdiminum
Bumil90tablet sesuai
anjuran
Rutin memeriksa
kandungan sesuai
usia kehamilan
dengan memiliki
dan memanfaatkan
Buku KIA
59.
60.
61.
62. • Peserta orientasi memiliki acuan dalam menindak lanjuti
suatu kegiatan orientasi.
• Ruang lingkup Rencana Tindak lanjut (RTL) setidaknya:
• Menetapkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan
• Menetapkan tujuan setiap kegiatan yang ingin dicapai
• Menetapkan sasaran dari setiap kegiatan
• Menetapkan metode yang akan digunakan pada setiap
kegiatan
• Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan
• Menetapkan siapa yang ditunjuk sebagai pelaksana
atau penanggung jawab dari setiap kegiatan
• Menetapkan besar biaya dan sumbernya
63. • Bahan paparan,
• Bahan bacaan
• ATK
• Ceramah tanya jawab
• Curah pendapat
• Penugasan
• Langkah Penyusunan
RTL.
• Penyusunan RTL
• Mampu: menjelaskan
pengertian dan ruang
lingkup RTL, langkah-
langkah penyusunan
RTL, menyusun RTL,
dan melakukan evaluasi.
Tujuan
Pembelajaran
Pokok
Bahasan
Bahan
Belajar
Metode
64. Langkah 1 (5 menit):
Pengkondisian dan Garis Besar Materi
Langkah 2 (5 menit): Menyampaikan
materi:
Pokok Bahasan 1: Ruang lingkuip RTL
Langkah 3(30 menit) :
Langkah 2: Langkah-langkah Penyusunan RTL
Langkah 4(30 menit) :
Penyusunan RTL
Dibagi berdasarkan kelompok wilayah/daerah
65.
66. PENGENALAN KONDISI WILAYAH
SURVEY MAWAS DIRI
MUSYAWARAH DESA/
KELURAHAN
PERENCANAAN PARTISIPATIF
PELAKSANAAN KEGIATAN
UKBM
PEMBINAAN KELESTARIAN
Dampingan Fasilitator
70. BALON KU ADA LIMA
RUPA – RUPA WARNANYA
(diperagakan)
71. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis
72. “Health is a state of complete physical, mental and
social well-being and not merely the absence of
diseases or infirmity”.