Thalak adalah pelepasan ikatan perkawinan secara hukum. Terdapat beberapa macam thalak antara lain thalak raji yang dapat dirujuk kembali dan thalak ba'in yang tidak dapat dirujuk. Rukun thalak terdiri atas empat unsur yaitu suami yang berakal baligh, istri yang masih dalam perlindungan suami, shigat yang menunjukkan maksud talak, dan niat talak.
2. A. Pengertian Thalak
- Thalak secara bahasa berarti memiliki pengertian melepas ikatan dan
memisahkan.
- menurut mazhab Hanafi dan Hambali thalak ialah pelepasan ikatan perkawinan
di masa yang akan dating.
- Menurut madzhab Syafi’i thalak ialah pelepasan akad nikah dengan lafal thalak
atau yang semakna dengan lafal itu.
- Sedangkan menurut mazhab Maliki thalak ialah suatu sifat hukum yang
menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri.
3. B. Dasar Hukum Thalak
QS. al-Baqarah ayat 229
Artinya: “ Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.
Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu
berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir bahwa
keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah.
Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya
tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya.
Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.
Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-
orang yang zalim. (QS. al-Baqarah ayat 229).
4. C. Macam – Macam Thalak
a). Ditinjau dari segi boleh
tidaknya suami merujuk
istrinya Kembali :
1. Talak Raj’i
2. Talak Ba’in (Shugra &
Kubra)
b) Ditinjau dari segi
waktu menjatuhkan
talak:
1. Talak Sunni
2. Talak Bid’i
C) Ditinjau dari segi sighat
(ucapan):
1. Talak dengan terang-
terangan (sarih)
2. Talak dengan sindiran
(kinayah)
5. Shigat talak, yakni kata-kata
yang diucapkan oleh suami
terhadap istrinya yang
menjatuhkan talak
Qashdu (sengaja), yakni
bahwa dengan ucapan talak
itu dimaksudkan oleh orang
yang mengucapkannya untuk
talak, bukan untuk maksud
lain
Suami, yakni yang memiliki hak
talak dan yang berhak
menjatuhkannya, selain suami
tidak berhak menjatuhkannya
Istri, yakni masing-masing
suami hanya berhak
menjatuhkan talak terhadap
istri sendiri.
D. Rukun Thalak
02
04
01
03
6. Syarat yang berkenaan dengan
suami :
Berakal, baligh, atas kemauan
sendiri
Syarat yang berhubungan
dengan istri
Istri masih tetap dalam
perlindungan suami.
Kedudukan istri yang dicerai
harus berdasarkan atas
perkawinan yang sah
Syarat yang berhubungan dengan
shigat
Shigat yang diucapkan oleh suami
terhadap istri menunjukkan talak,
baik secara jelas maupun sindiran.
Ucapan talak yang dilakukan oleh
suami memang bertujuan untuk
talak bukan maksud lain.
Syarat Sah Jatuh Thalak