SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
STIA
MADANI
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
FRANCISCUS EXZAR YUAN REVALDO
NIM E231500029
RANGKUMAN
MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN PENGAMPU :
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫م‬ َ
‫َل‬َّ‫س‬‫ل‬َ‫ا‬
ُ‫ه‬ُ‫ت‬ ‫َا‬‫ك‬
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Ketuhanan
● Tuhan adalah tokoh sentral dalam agama. Kepercayan kepada Tuhan merupakan sesuatu yang pokok dalam agama.
● Manusia, dalam sepanjang sejarah, telah mengajukan rasa ketersandaran terhadap sesuatu di luar jangkauannya
dalam kehidupan sehari-hari. Rasa tersandar itu nampak dalam berbagai ekspresi, setaraf dengan perkembangan
tingkat intelektualitas dan tuntutan kultural. Akibatnya, muncul berbagai faham. ketuhanan.
● Animisme berkembang menjadi politeisme, yakni ketika dari sekian banyak roh ada beberapa yang dianggap
unggul, mempunyai karakter tertentu dan mempunyai pengaruh besar terhadap hidup manusia, sehingga secara rutin
dilakukan kebaktian terhadap roh-roh itu.
● Politeisme selanjutnya berkembang menjadi oligateisme, yakni ketika dari sekian dewa yang ada, beberapa dewa
dianggap memiliki kelebihan dan diunggulkan.
● Oligateisme kemudian berkembang menjadi henoteisme, yakni ketika tiap-tiap kelompok masyarakat hanya
mengakui satu dewa saja. Klimaks perkembangannya adalah faham monoteisme, yakni ketika diakui hanya ada satu
Tuhan untuk semesta kenyataan.
● Monoteisme kemudian berkembang lebih variatif. Monoteisme dapat berbentuk deisme atau teisme. Deisme adalah
faham yang pada prinsipnya meyakini Tuhan yang tunggal itu transenden, setelah penciptaan alam Tuhan tidak
terlibat lagi dengan ciptaannya. Deisme berseberangan dengan panteisme.
● Panteisme adalah faham yang meyakini bahwa Tuhan yang tunggal itu imanen, Tuhan menampakkan diri dalam
berbagai fenomena alam. Jalan tengah antara deisme dan panteisme adalah teisme.
Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Ketuhanan
- Teisme adalah faham ketuhanan yang prinsipnya meyakini Tuhan yang tunggal itu transenden,
mengatasi semesta kenyataan, tetapi dalam transendensinya itu Tuhan selalu terlibat dengan alam
semesta ciptaannya.
- Transenden:cara berpikirttg hal2yg melampaui apa yg dilihat,yg dpt ditemukan dialam semesta,cth
pelajarisifat tuhan yg dianggap begitu jauh,berjarak dan mustahil difahami manusia.
- Deisme berkembang menjadi naturalisme. Faham naturalisme pada prinsipnya meyakini, bila Tuhan
itu transenden, tidak terlibat dengan alam semesta setelah penciptaan, dan alam pun tidak berhajad
pada Tuhan, maka alam ini berdiri sendiri, sempurna dan berproses menurut hukum-hukum alam itu
sendiri.
- Naturalisme muncul ketika manusia semakin menguasai ilmu pengetahuan. Faham naturalisme
kemudian meningkat menjadi ateisme. Faham ateisme pada prinsipnya yakin bahwa Tuhan tidak ada.
PEMIKIRAN TOKOH
Iqbal secara spesifik membahas tentang Tuhan dalam salah satu bab buku The Reconstruction of Religious Thought in
Islam. Berikut ini beberapa pemikiran Iqbal tentang Tuhan.
Pertama, Tuhan adalah Diri (Khuda). Hal ini dijelaskan oleh lqbal dengan mengutip surat Al-Ikhlas. Tuhan itu suatu
kebulatan sebagai diri, tanpa ada yang menyamainya dan bersifatt tunggal, tidak mempunyai sekutu, mengatasi
kecenderungan antagonistik dari reproduksi (Iqbal, 1951: 63).
Tuhan itu suatu kebulatan sebagai diri, sebab Tuhan mengorganisasi segala sesuatu untuk tujuan yang konstruktif.
Tuhan merespon do'a dan sembahyang manusia, ujian paling nyata dari diri adalah kemampuan merespon diri
yang lain. Tuhan bukan semata-mata diri tetapi Dia adalah Din Mutlak. Watak mutlak Tuhan sebagai Diri
didasarkan pada kenyataan bahwa Tuhan meliputi segalanya, tidak-ada sesuatupun di luar kuasanya (Syarif,
1994: 37).
Kedua, Tuhan sebagai Diri Mutlak itu tidak berkesudahan. Tidak berkesudahan-Nya bukan hanya dalam artian ruang
dan waktu. Ruang dan waktu adalah penafsiran akal manusia terhadap aktivitas kreatif Tuhan. Tidak
berkesudahannya Tuhan hendaknya ditafsirkan sebagai tiada berakhirnya kegiatan kreatif Tuhan. Tuhan itu Maha-
pencipta. Tuhan adalah Ego Mutlak yang hidup, dinamis, tiada yang dapat membatasi selain diri-Nya sendiri, Dia
adalah Ego yang bebas dan kreatif (Iqbal, 1951: 64).
Ketiga Tuhan adalah hakikat keseluruhan yang bersifat spiritual. Dia meliputi segalanya. Dia yang Mutlak merangkum
diri-diri terbatas dalam wujudnya, tanpa menghapus eksistensi mereka (Maitre, 1985: 55).
Tauhid
konsep ketuhanan islam
1.Makna tauhid
• Secara etimologis tauhid adalah kata dalam bahasa Arab. Dalam tata bahasa Arab kata
tauhid itu termasuk dalam bab taf’il yang susunannya: (wakhada) `menyatukan',
(yuwakhidu) 'akan tetap menyatukan', (taukhidan)' `sungguh disatukan' (Mansur, 1985: 1).
• Sedangkan secara terminologis, tauhid oleh para ulama ahli didefinisikan sebagai
keyakinan akan keesaan Tuhan. Semua pemeluk agama monoteis mengakui dan sependapat
tentang keesaan Tuhan. Pengakuan akan keesaan Tuhan dalam Islam dikenal dengan istilah
tauhid. Dengan demikian tauhid adalah pengakuan akan keesaan Tuhan khas Islami yang
tidak dimiliki agama lain. Pengakuan akan keesaan Tuhan dalam Islam atau tauhid itu
terungkap. dalam kalimat "laa ilaaha illallaah " yang artinya "tidak ada Tuhan melainkan
Allah".
• "Laa Ilaaha illalah" sebagai kalimat tauhid adalah termasuk kalimat negatif (manfi),
lawan dari kalimat positif (mutsbat). "La" pada kalimat "laa Ilaaha illallaah" adalah
laa an-naafiyah; li jinsi, yaitu huruf nafyi yang meniadakan segala macam jenis;
dalam hal ini yang ditiadakan adalah segala macams jenis ilah. "Illa" pada kalimat
"laa ilaaha illallaah" adalah huruf istisna atau pengecualian yang mengecualikan
Allah dari segala jenis ilah yang ditiadakan. "Illa" berfungsi mempositifkan (itsbat)
kalimat negatif/ manfi. Dalam tatabahasa Arab itsbat sesudah manfi mempunyai
maksud membatasi dan menguatkan. Dengan demikian kalimat tauhid "laa ilaaha
illallaah " memuat pengertian tiada Tuhan yang benar-benar berhak disebut Tuhan
selain Allah SWT (Ilyas, 1989-34).
2. Tauhid dan Sifat-sifat Allah
• Allah itu bersifat dengan sifat-sifat yang sempurna, dan mustahil bersifat sebaliknya. Para
ulama kemudian menetapkan apa yang disebut (dalam istilah Jawa, red) Aqaid Seket adalah
akidah tentang sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah; dan bagi para Nabi).
• Konsep sifat wajib, mustahil, dan jaiz berangkat dari kenyataan, bahwa untuk membuktikan
eksistensi mayoritas sifat tersebut meskipun terdapat dalil naqli berupa Al-Qur’an dan hadits
yang merupakan sumber akidah, tetap membutuhkan penalaran akal sehat, yang dalam
konteks ini dikenal hukum 'aqli yang ada tiga, yaitu wajib, mustahil, dan jaiz 'aqli. Terlebih
bagi orang yang sama sekali belum percaya terhadap eksistensi Allah sebagai Tuhan maupun
eksistensi para Rasul. Bagaimana mungkin orang bisa menyakini kebenaran Al-Qur’an dan
hadits sebagai dalil eksistensi Allah, sementara ia bahkan belum meyakini eksistensi Allah
sebagai Tuhan dan para Rasul-Nya? Tentu ia tidak menerima Al-Qur’an dan hadits sebagai
dalil pembuktiannya.
• Adapun maksud istilah wajib 'aqli adalah segala hal yang menurut akal pasti adanya atau
tidak dapat diterima ketiadaannya; maksud mustahil 'aqli adalah segala hal yang menurut
akal pasti tidak ada atau tidak diterima adanya; sedangkan jaiz 'aqli adalah segala hal yang
menurut akal bisa saja ada maupun tidak, atau diterima ada maupun ketiadaannya. Sifat
gerak dan diam bagi makhluk dapat dijadikan permisalan dalam hal ini.
Ilustrasi wajib, mustahil, dan jaiz 'aqli secara berurutan adalah: (1) akal pasti mengharuskan
salah satu dari diam dan bergerak terjadi pada makhluk, (2) akal tidak akan membenarkan
keduanya secara bersamaan tidak terjadi padanya; dan (3) akal menerima ada dan ketiadaaan
salah satunya dari makhluk. Demikian antara lain dijelaskan Syekh Muhammad as-Sanusi,
dalam Syarh Umm al-Barahain.
3. Tauhid Esensi Islam
Tauhid adalah pesan yang sama yang diterima Nabi Adam AS ketika turun ke bumi. Pesan itu juga diterima Nabi Nuh AS,
Isa AS, Ibrahim AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW.
Tauhid (Keesan Tuhan) adalah dasar terbesar dari keyakinan Islam. Bahkan, seseorang akan dianggap Muslim apabila
meyakini tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui Nabi Muhammad SAW adalah rasul utusan Allah SWT.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditanyai umatnya tentang Allah SWT, maka Allah SWT menjawabnya dengan
menurunkan surat Al-Ikhlas ayat 1-4: ''Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan; tidak pula ada seorang pun yang setara
dengan-Nya.”
Surat Al-Ikhlas ayat 1-4 menegaskan ketauhidan Allah SWT. Sebagai Pencipta, Allah SWT memiliki sifat yang berbeda
dengan sesuatu yang diciptakannya.
Jika tidak, Pencipta hanya bersifat sementara dan tidak bisa berkuasa atas seluruh ciptaan-nya. Untuk itu, Allah SWT
bersifat abadi dan tidak bergantung pada apa pun. Eksistensi Allah SWT tidak ada habisnya.
4.Tauhid Fitrah Manusia
Menyembah Allah adalah fitrah bawaan seluruh manusia. Allah berfirman, "Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui." [QS [30]: 30]. Seluruh Nabi dan Rasul dan Kitab-Kitab yang diturunkan, semuanya
menyeru pada fitrah manusia, dahulu manusia bersatu di atasnya. "Sesungguhnya ini adalah agama
kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku." (QS al-Anbiya: 92).
Termaktub di dalam Alquran informasi tentang sejarah agama umat manusia, sekaligus meluruskan
anggapan bahwa agama purba yang dianut manusia dahulu kala adalah politeisme, animisme, atau
dinamisme. Allah mengabarkan, seluruh umat manusia pada awalnya berada di atas akidah yang lurus
ini. "Manusia dahulunya hanyalah satu umat." (QS Yunus: 19). Ibnu Katsir terkait ayat ini berkata
bahwa kemusyrikan adalah hal yang baru muncul belakangan (Tafsir Ibnu Katsir). Sahabat Ibnu
Abbas mengatakan, "Antara Adam dan Nuh terdapat jarak 10 abad, semuanya Islam [tauhid]." (Ibnu
Jarir Ath-Thabari dalam Tafsir, 29/99].
Seorang peneliti sejarah agama dan misionaris, Don Richardson, menulis dalam bukunya
The Eternity in Their Hearts bahwa 90 persen agama tradisional dunia adalah
monoteisme, tetapi Allah telah menegaskan bahwa 100 persen seluruh agama adalah
tauhid. Setelah banjir besar, ketiga putra Nabi Nuh yang beriman sebagaimana bapaknya,
yaitu Yafith, Sam, dan Ham berpencar dan melahirkan bangsa-bangsa.
Yafith adalah nenek moyang bangsa Eropa hingga Turki, Sedangkan Sam melahirkan
bangsa Ibrani, Persia, Yaman, dan India. Adapun Ham adalah bapak dari bangsa Mesir,
Hijaz, dan Afrika. (Sami bin Abdullah Al Maghluts, Atlas Siratul Anbiya' war Rusul).
Tauhid inilah dakwah utama dan pertama seluruh Nabi dan Rasul sejak Nabi Adam
hingga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Allah berfirman, "Dan sungguhnya
Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat: 'Sembahlah Allah saja, dan jauhilah
Thaghut'." (QS an-Nahl: 36).
HAKEKAT MANUSIA DALAM ISLAM
PENDAHULUAN
•
•
MANUSIA DALAM
PANDANGAN TOKOH
•
•
•
•
•
KONSEP MANUSIA MENURUT
ISLAM
•
•
•
•
•
Eksistensi Manusia
dan Martabat Manusia
1. Eksistensi Manusia



2. Martabat Manusia


Kedudukan dan Tanggung Jawab Manusia







Tujuan Penciptaan Manusia

IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM
KEHIDUPAN MODERN
Pengertian
IMAN DAN TINGKATANNYA



RUKUN IMAN
PENGARUH IMAN DALAM
KEHIDUPAN
TANDA-TANDA ORANG
BERIMAN
PENGERTIAN TAQWA


FUNGSI TAQWA
Kerangka Dasar Ajaran Islam dan Sumber Ajarannya
KERANGKA DASAR AJARAN
ISLAM





AQIDAH
SYARI’AH
AKHLAQ
HUKUM MUAMALAH
FUNGSI AL-QURAN
KLASIFIKASI HADIST
FUNGSI HADIST



IJTIHAD

Akhlak, Etika dan Moral
Pengertian Etika, Moral,
dan Akhlak.









ETIKA
Pengertian Etika, Moral,
dan Akhlak.





MORAL
Pengertian Etika, Moral,
dan Akhlak.
AKHLAK



Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia
Hukum islam & Kontribusi
Umat Islam Indonesia
 PENGERTIAN





SUMBER HUKUM ISLAM











Sistem Politik Islam dan Masyarakat Madani
Pendahuluan
Konstelasi Politik Islam
Indonesia
Prinsip-Prinsip
Politik Islam
Dasar-dasar
Kepemimpinan Islam
Urgensi Pendidikan Islam
Pengertian Ilmu
Pendidikan Islam
Tanggung Jawab ilmuwan
Muslim dan Mu’min



Fungsi Ilmu
Pendidikan Islam
Sistem Ekonomi Islam
PENDAHULUAN
Profit Menurut Islam
WAKAF








PEMBAGIAN RIZKI
Iptek, seni dan kebudayaan Islam
Iptek, seni dan
kebudayaan Islam





Teknologi
Seni
Pernikahan dalam Islam dan Konsep Gender
Pengertian
Nikah berasal dari bahasa Arab “nakaha” yang berarti mengumpulkan, saling memasukkan dan
digunakan untuk arti bersetubuh (wath’i). Nikah merupakan suatu akad yang menghalalkan pergaulan
antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim dan menimbulkan hak dan kewajiban
antara keduanya (Suratno, 2016).
Kata nakaha banyak terdapat pada Al-Qur’an dengan arti nikah atau kawin, serperti dalam surat An-
Nisa ayat 22:“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu terkecuali
pada masa yang lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-
buruknya jalan”.
Hukum Nikah
SYARAT SAH NIKAH
Kontroversi dalam
Pernikahan Poligami



SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA

More Related Content

Similar to SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA

Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydDwi Andriani
 
Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanansamsaharsam
 
New Filsafat Ketuhanan.pptx
New Filsafat Ketuhanan.pptxNew Filsafat Ketuhanan.pptx
New Filsafat Ketuhanan.pptxssuser95e39b
 
KELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas Pakuan
KELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas PakuanKELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas Pakuan
KELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas PakuanabdulhamidalyFKIP
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxPutriAnjelani
 
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptxKONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptxJimatul Arrobi
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaSutipyo Ru'iya
 
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIBUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIHanifa Zulfitri
 
Kelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptx
Kelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptxKelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptx
Kelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptxAldiWahyuPurnomo
 
3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.ppt
3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.ppt3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.ppt
3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.pptssuser76181f
 
BAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.ppt
BAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.pptBAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.ppt
BAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.pptIndraWan53
 
Agama islam kel.1
Agama islam kel.1Agama islam kel.1
Agama islam kel.1elhamidi
 
2-islam-sbg-worldview.ppt
2-islam-sbg-worldview.ppt2-islam-sbg-worldview.ppt
2-islam-sbg-worldview.pptPkuGontor1
 
Teologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - MutazilahTeologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - MutazilahIslamic Studies
 

Similar to SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA (20)

RUKUN IMAN
RUKUN IMANRUKUN IMAN
RUKUN IMAN
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
 
islam dan tasawuf
islam dan tasawufislam dan tasawuf
islam dan tasawuf
 
Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan
 
Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan
 
New Filsafat Ketuhanan.pptx
New Filsafat Ketuhanan.pptxNew Filsafat Ketuhanan.pptx
New Filsafat Ketuhanan.pptx
 
Will be present
Will be presentWill be present
Will be present
 
KELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas Pakuan
KELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas PakuanKELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas Pakuan
KELOMPOK 2 Mata Kuliah Agama islam universitas Pakuan
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptx
 
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptxKONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnya
 
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIBUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
 
Kelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptx
Kelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptxKelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptx
Kelompok 1 - Ketuhanan Dalam Islam.pptx
 
3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.ppt
3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.ppt3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.ppt
3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM.ppt
 
BAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.ppt
BAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.pptBAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.ppt
BAB 1 FILSAFAT_KETUHANAN_DALAM_ISLAM.ppt
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam kel.1
Agama islam kel.1Agama islam kel.1
Agama islam kel.1
 
2-islam-sbg-worldview.ppt
2-islam-sbg-worldview.ppt2-islam-sbg-worldview.ppt
2-islam-sbg-worldview.ppt
 
Teologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - MutazilahTeologi Islam - Mutazilah
Teologi Islam - Mutazilah
 

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA

  • 1. STIA MADANI SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI FRANCISCUS EXZAR YUAN REVALDO NIM E231500029 RANGKUMAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DOSEN PENGAMPU :
  • 2.
  • 3. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫م‬ َ ‫َل‬َّ‫س‬‫ل‬َ‫ا‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬ ‫َا‬‫ك‬ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
  • 4. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Ketuhanan ● Tuhan adalah tokoh sentral dalam agama. Kepercayan kepada Tuhan merupakan sesuatu yang pokok dalam agama. ● Manusia, dalam sepanjang sejarah, telah mengajukan rasa ketersandaran terhadap sesuatu di luar jangkauannya dalam kehidupan sehari-hari. Rasa tersandar itu nampak dalam berbagai ekspresi, setaraf dengan perkembangan tingkat intelektualitas dan tuntutan kultural. Akibatnya, muncul berbagai faham. ketuhanan. ● Animisme berkembang menjadi politeisme, yakni ketika dari sekian banyak roh ada beberapa yang dianggap unggul, mempunyai karakter tertentu dan mempunyai pengaruh besar terhadap hidup manusia, sehingga secara rutin dilakukan kebaktian terhadap roh-roh itu. ● Politeisme selanjutnya berkembang menjadi oligateisme, yakni ketika dari sekian dewa yang ada, beberapa dewa dianggap memiliki kelebihan dan diunggulkan. ● Oligateisme kemudian berkembang menjadi henoteisme, yakni ketika tiap-tiap kelompok masyarakat hanya mengakui satu dewa saja. Klimaks perkembangannya adalah faham monoteisme, yakni ketika diakui hanya ada satu Tuhan untuk semesta kenyataan. ● Monoteisme kemudian berkembang lebih variatif. Monoteisme dapat berbentuk deisme atau teisme. Deisme adalah faham yang pada prinsipnya meyakini Tuhan yang tunggal itu transenden, setelah penciptaan alam Tuhan tidak terlibat lagi dengan ciptaannya. Deisme berseberangan dengan panteisme. ● Panteisme adalah faham yang meyakini bahwa Tuhan yang tunggal itu imanen, Tuhan menampakkan diri dalam berbagai fenomena alam. Jalan tengah antara deisme dan panteisme adalah teisme.
  • 5. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Ketuhanan - Teisme adalah faham ketuhanan yang prinsipnya meyakini Tuhan yang tunggal itu transenden, mengatasi semesta kenyataan, tetapi dalam transendensinya itu Tuhan selalu terlibat dengan alam semesta ciptaannya. - Transenden:cara berpikirttg hal2yg melampaui apa yg dilihat,yg dpt ditemukan dialam semesta,cth pelajarisifat tuhan yg dianggap begitu jauh,berjarak dan mustahil difahami manusia. - Deisme berkembang menjadi naturalisme. Faham naturalisme pada prinsipnya meyakini, bila Tuhan itu transenden, tidak terlibat dengan alam semesta setelah penciptaan, dan alam pun tidak berhajad pada Tuhan, maka alam ini berdiri sendiri, sempurna dan berproses menurut hukum-hukum alam itu sendiri. - Naturalisme muncul ketika manusia semakin menguasai ilmu pengetahuan. Faham naturalisme kemudian meningkat menjadi ateisme. Faham ateisme pada prinsipnya yakin bahwa Tuhan tidak ada.
  • 6. PEMIKIRAN TOKOH Iqbal secara spesifik membahas tentang Tuhan dalam salah satu bab buku The Reconstruction of Religious Thought in Islam. Berikut ini beberapa pemikiran Iqbal tentang Tuhan. Pertama, Tuhan adalah Diri (Khuda). Hal ini dijelaskan oleh lqbal dengan mengutip surat Al-Ikhlas. Tuhan itu suatu kebulatan sebagai diri, tanpa ada yang menyamainya dan bersifatt tunggal, tidak mempunyai sekutu, mengatasi kecenderungan antagonistik dari reproduksi (Iqbal, 1951: 63). Tuhan itu suatu kebulatan sebagai diri, sebab Tuhan mengorganisasi segala sesuatu untuk tujuan yang konstruktif. Tuhan merespon do'a dan sembahyang manusia, ujian paling nyata dari diri adalah kemampuan merespon diri yang lain. Tuhan bukan semata-mata diri tetapi Dia adalah Din Mutlak. Watak mutlak Tuhan sebagai Diri didasarkan pada kenyataan bahwa Tuhan meliputi segalanya, tidak-ada sesuatupun di luar kuasanya (Syarif, 1994: 37). Kedua, Tuhan sebagai Diri Mutlak itu tidak berkesudahan. Tidak berkesudahan-Nya bukan hanya dalam artian ruang dan waktu. Ruang dan waktu adalah penafsiran akal manusia terhadap aktivitas kreatif Tuhan. Tidak berkesudahannya Tuhan hendaknya ditafsirkan sebagai tiada berakhirnya kegiatan kreatif Tuhan. Tuhan itu Maha- pencipta. Tuhan adalah Ego Mutlak yang hidup, dinamis, tiada yang dapat membatasi selain diri-Nya sendiri, Dia adalah Ego yang bebas dan kreatif (Iqbal, 1951: 64). Ketiga Tuhan adalah hakikat keseluruhan yang bersifat spiritual. Dia meliputi segalanya. Dia yang Mutlak merangkum diri-diri terbatas dalam wujudnya, tanpa menghapus eksistensi mereka (Maitre, 1985: 55).
  • 7. Tauhid konsep ketuhanan islam 1.Makna tauhid • Secara etimologis tauhid adalah kata dalam bahasa Arab. Dalam tata bahasa Arab kata tauhid itu termasuk dalam bab taf’il yang susunannya: (wakhada) `menyatukan', (yuwakhidu) 'akan tetap menyatukan', (taukhidan)' `sungguh disatukan' (Mansur, 1985: 1). • Sedangkan secara terminologis, tauhid oleh para ulama ahli didefinisikan sebagai keyakinan akan keesaan Tuhan. Semua pemeluk agama monoteis mengakui dan sependapat tentang keesaan Tuhan. Pengakuan akan keesaan Tuhan dalam Islam dikenal dengan istilah tauhid. Dengan demikian tauhid adalah pengakuan akan keesaan Tuhan khas Islami yang tidak dimiliki agama lain. Pengakuan akan keesaan Tuhan dalam Islam atau tauhid itu terungkap. dalam kalimat "laa ilaaha illallaah " yang artinya "tidak ada Tuhan melainkan Allah".
  • 8. • "Laa Ilaaha illalah" sebagai kalimat tauhid adalah termasuk kalimat negatif (manfi), lawan dari kalimat positif (mutsbat). "La" pada kalimat "laa Ilaaha illallaah" adalah laa an-naafiyah; li jinsi, yaitu huruf nafyi yang meniadakan segala macam jenis; dalam hal ini yang ditiadakan adalah segala macams jenis ilah. "Illa" pada kalimat "laa ilaaha illallaah" adalah huruf istisna atau pengecualian yang mengecualikan Allah dari segala jenis ilah yang ditiadakan. "Illa" berfungsi mempositifkan (itsbat) kalimat negatif/ manfi. Dalam tatabahasa Arab itsbat sesudah manfi mempunyai maksud membatasi dan menguatkan. Dengan demikian kalimat tauhid "laa ilaaha illallaah " memuat pengertian tiada Tuhan yang benar-benar berhak disebut Tuhan selain Allah SWT (Ilyas, 1989-34).
  • 9. 2. Tauhid dan Sifat-sifat Allah • Allah itu bersifat dengan sifat-sifat yang sempurna, dan mustahil bersifat sebaliknya. Para ulama kemudian menetapkan apa yang disebut (dalam istilah Jawa, red) Aqaid Seket adalah akidah tentang sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah; dan bagi para Nabi). • Konsep sifat wajib, mustahil, dan jaiz berangkat dari kenyataan, bahwa untuk membuktikan eksistensi mayoritas sifat tersebut meskipun terdapat dalil naqli berupa Al-Qur’an dan hadits yang merupakan sumber akidah, tetap membutuhkan penalaran akal sehat, yang dalam konteks ini dikenal hukum 'aqli yang ada tiga, yaitu wajib, mustahil, dan jaiz 'aqli. Terlebih bagi orang yang sama sekali belum percaya terhadap eksistensi Allah sebagai Tuhan maupun eksistensi para Rasul. Bagaimana mungkin orang bisa menyakini kebenaran Al-Qur’an dan hadits sebagai dalil eksistensi Allah, sementara ia bahkan belum meyakini eksistensi Allah sebagai Tuhan dan para Rasul-Nya? Tentu ia tidak menerima Al-Qur’an dan hadits sebagai dalil pembuktiannya.
  • 10. • Adapun maksud istilah wajib 'aqli adalah segala hal yang menurut akal pasti adanya atau tidak dapat diterima ketiadaannya; maksud mustahil 'aqli adalah segala hal yang menurut akal pasti tidak ada atau tidak diterima adanya; sedangkan jaiz 'aqli adalah segala hal yang menurut akal bisa saja ada maupun tidak, atau diterima ada maupun ketiadaannya. Sifat gerak dan diam bagi makhluk dapat dijadikan permisalan dalam hal ini. Ilustrasi wajib, mustahil, dan jaiz 'aqli secara berurutan adalah: (1) akal pasti mengharuskan salah satu dari diam dan bergerak terjadi pada makhluk, (2) akal tidak akan membenarkan keduanya secara bersamaan tidak terjadi padanya; dan (3) akal menerima ada dan ketiadaaan salah satunya dari makhluk. Demikian antara lain dijelaskan Syekh Muhammad as-Sanusi, dalam Syarh Umm al-Barahain.
  • 11. 3. Tauhid Esensi Islam Tauhid adalah pesan yang sama yang diterima Nabi Adam AS ketika turun ke bumi. Pesan itu juga diterima Nabi Nuh AS, Isa AS, Ibrahim AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW. Tauhid (Keesan Tuhan) adalah dasar terbesar dari keyakinan Islam. Bahkan, seseorang akan dianggap Muslim apabila meyakini tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui Nabi Muhammad SAW adalah rasul utusan Allah SWT. Ketika Nabi Muhammad SAW ditanyai umatnya tentang Allah SWT, maka Allah SWT menjawabnya dengan menurunkan surat Al-Ikhlas ayat 1-4: ''Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan; tidak pula ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” Surat Al-Ikhlas ayat 1-4 menegaskan ketauhidan Allah SWT. Sebagai Pencipta, Allah SWT memiliki sifat yang berbeda dengan sesuatu yang diciptakannya. Jika tidak, Pencipta hanya bersifat sementara dan tidak bisa berkuasa atas seluruh ciptaan-nya. Untuk itu, Allah SWT bersifat abadi dan tidak bergantung pada apa pun. Eksistensi Allah SWT tidak ada habisnya.
  • 12. 4.Tauhid Fitrah Manusia Menyembah Allah adalah fitrah bawaan seluruh manusia. Allah berfirman, "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." [QS [30]: 30]. Seluruh Nabi dan Rasul dan Kitab-Kitab yang diturunkan, semuanya menyeru pada fitrah manusia, dahulu manusia bersatu di atasnya. "Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku." (QS al-Anbiya: 92). Termaktub di dalam Alquran informasi tentang sejarah agama umat manusia, sekaligus meluruskan anggapan bahwa agama purba yang dianut manusia dahulu kala adalah politeisme, animisme, atau dinamisme. Allah mengabarkan, seluruh umat manusia pada awalnya berada di atas akidah yang lurus ini. "Manusia dahulunya hanyalah satu umat." (QS Yunus: 19). Ibnu Katsir terkait ayat ini berkata bahwa kemusyrikan adalah hal yang baru muncul belakangan (Tafsir Ibnu Katsir). Sahabat Ibnu Abbas mengatakan, "Antara Adam dan Nuh terdapat jarak 10 abad, semuanya Islam [tauhid]." (Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam Tafsir, 29/99].
  • 13. Seorang peneliti sejarah agama dan misionaris, Don Richardson, menulis dalam bukunya The Eternity in Their Hearts bahwa 90 persen agama tradisional dunia adalah monoteisme, tetapi Allah telah menegaskan bahwa 100 persen seluruh agama adalah tauhid. Setelah banjir besar, ketiga putra Nabi Nuh yang beriman sebagaimana bapaknya, yaitu Yafith, Sam, dan Ham berpencar dan melahirkan bangsa-bangsa. Yafith adalah nenek moyang bangsa Eropa hingga Turki, Sedangkan Sam melahirkan bangsa Ibrani, Persia, Yaman, dan India. Adapun Ham adalah bapak dari bangsa Mesir, Hijaz, dan Afrika. (Sami bin Abdullah Al Maghluts, Atlas Siratul Anbiya' war Rusul). Tauhid inilah dakwah utama dan pertama seluruh Nabi dan Rasul sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Allah berfirman, "Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat: 'Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut'." (QS an-Nahl: 36).
  • 21. Kedudukan dan Tanggung Jawab Manusia       
  • 23. IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN
  • 25.
  • 26.
  • 32. Kerangka Dasar Ajaran Islam dan Sumber Ajarannya
  • 41. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak.          ETIKA
  • 42. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak.      MORAL
  • 43. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak. AKHLAK   
  • 44. Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia
  • 45. Hukum islam & Kontribusi Umat Islam Indonesia  PENGERTIAN   
  • 49.
  • 50. Sistem Politik Islam dan Masyarakat Madani
  • 57. Tanggung Jawab ilmuwan Muslim dan Mu’min   
  • 64. Iptek, seni dan kebudayaan Islam
  • 65. Iptek, seni dan kebudayaan Islam     
  • 67. Seni
  • 68. Pernikahan dalam Islam dan Konsep Gender
  • 69. Pengertian Nikah berasal dari bahasa Arab “nakaha” yang berarti mengumpulkan, saling memasukkan dan digunakan untuk arti bersetubuh (wath’i). Nikah merupakan suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim dan menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya (Suratno, 2016). Kata nakaha banyak terdapat pada Al-Qur’an dengan arti nikah atau kawin, serperti dalam surat An- Nisa ayat 22:“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu terkecuali pada masa yang lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk- buruknya jalan”.
  • 71.