Dokumen tersebut membahas tentang intelegensi, kemampuan berpikir, dan emosi dalam proses dan hasil belajar. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan teori-teori terkait intelegensi, jenis-jenis kemampuan berpikir, dan karakteristik emosi serta pengaruh ketiganya terhadap proses dan hasil belajar.
1. INTELIGENSI, KEMAMPUAN BERPIKIR DAN EMOSI
DALAM PROSES DAN HASIL BELAJAR
•Salma Afifah 1113070000047
•Intan Umyatur Rahmania 1113070000050
•Muhamad Syamsul Huda 1113070000063
2. Pengertian Intelegensi
• Intelligence (Inggris)
• Intellectus dan Intelligentia (Latin)
• Spearman dan Wynn Jones Pol (1951)
“konsep lama mengenai suatu kekuatan (power)
yang dapat melengkapi akal pikiran manusia
tunggal pengetahuan sejati.Kekuatan tersebut
dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”
sedangkan penggunaan kekuatannya disebut
“Noeseis”.
3. Para ahli :
“Inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu
kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau
tindakan, kemampuan untuk mengubah arah
tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan
kemampuan untuk mengritik diri sendiri
(autocriticism).” (1857-1911)
Theodore Simon
Alfred Binet
4. “Sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik
dari pandangan kebenaran atau fakta.”
(Edward Lee Thorndike (1913)
“Sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara
abstrak”
(Lewis Madison Terman (1916)
“Kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.”
(David Wechsler)
5. Umumnya...
“Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat.”
6. 1904
• Alfred Binet Dan Theodor Simon (Francis)
• Alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai).
• Tes binet-simon
• Evaluasi 1911
1916
• Lewis Terman
• Menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio
(perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini
disebut Tes Stanford-Binet
Tes stanford
-binet
• Charles Spearmen
• Inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi
juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik
• Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence)
• Teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan
WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak
7. Tingkatan intelegensi
• 140 – ke atas luar biasa cerdas (genius),
• 120 – 139 sangat cerdas (superior),
• 110 – 119 di atas normal,
• 90 – 109 normal,
• 80 – 89 di bawah normal,
• 70 – 79 borderline (garis batas),
• 50 – 69 debile,
• 26 – 49 embicile,
• 0 – 25 idiot.
9. Kemampuan Berfikir
“Berfikir merupakan proses menggunakan
pikiran untuk mencari makna dan
pemahaman terhadap sesuatu, membuat
pertimbangan dan keputusan atau
menyelesaikan masalah menggunakan ide,
yaitu proses simbolis”
12. Psikolinguistik
“Pengukuran dan penelitian tentang berfikir
sering kali dikaitkan dengan kemampuan
berbahasa.Dalam megukur kemampuan
berpikir dilakukan melalui mengukur
kemampuan berbahasa seseorang.Penelitian
ini disebut Psikolinguistik.”
13. Emosi
Emosi berasal dari kata latin motere, yaitu
suatu kondisi tergerak untuk berbuat sesuatu
(a state of being moved and impuls to act).
14. “Emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis serta kecenderungan seseorang
dalam bertindak atau mengambil respon. Jadi,
emosi merupakan perasaan yang sangat
berpengaruh terhadap perilaku seseorang dan
merupakan reaksi terhadap rangsang dari luar
dan dari dalam diri individu.”
15.
16. KARAKTERISTIK EMOSI
• Subjektif dan unik
• Dapat
dikendalikan
• Selalu terkait
dengan
pengalaman
• Berkaitan dengan
aspek biologis
• Selalu berubah-
ubah
• Mempengaruhi
persepsi, motivasi,
pikiran &tindakan
18. EMOSI
• Otentik
• Memberi makna
• Mendorong inisiatif
• Sumber semangat
menyulut kreativitas
• Sumber energi
• Kebijakan intuitif
Setinggi-tingginya IQ
hanya berkontribusi
20% sebagai faktor
penentu keberhasilan/
kesuksesan individu,
80% lagi ditentukan
oleh faktor emosi