Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai hipertensi atau darah tinggi, termasuk definisi, gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah seseorang lebih tinggi dari normal secara kronis. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara non-obat seperti olah raga dan diet serta pengobatan obat seperti diuretik, beta bloker,
2. Hipertensi atau Darah Tinggi adalah
keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal
atau kronis (dalam waktu yang lama).
3. Diagnosis
Secara umum seseorang dikatakan menderita
hipertensi jika tekanan darah
sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg
(normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah
tekanan darah pada saat jantung memompa
darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung
mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah
pada saat jantung mengembang dan menyedot
darah kembali (pembuluh nadi mengempis
kosong).
4. Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir
tahun 1999, batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah kurang dari 130/85
mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG
dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara
nilai tsb disebut sebagai normal-tinggi. (batasan
tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa
diatas 18 tahun).
5. Gejala
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala
hipertensi antara lain pusing, muka merah,
sakit kepala, keluar darah dari hidung secara
tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi
adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada
selaput bening (retina mata), pecahnya
pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
6. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu :
Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih
belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut
berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).
Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi
primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder/li>
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari
penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka
penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.
7. Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan
tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara:
- Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya
- Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat
usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan.
- Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah
dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
8. Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola
makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.
Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan
mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam
meningkatkan resiko Hipertensi walaupun
mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.
9. Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan
pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt
bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan
mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi
menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
10. Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan
kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam
secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi
lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan
farmakologis.
Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat
selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
11. KLASIFIKASI ANTI HIPERTENSI
A.Diuretik
Ex. Hidroklorotiazid (HCT), Furosemid,
Spironolakton
Mekanisme : Meningkatkan ekskresi Na, Cl, &air
volume plasma & cairan ekstra sel menurun
cardiac output menurun TD turun
B. Beta Bloker
Ex. Propranolol, pindolol, bisoprolol,
metoprolol,atenolol
Mekanisme : mengeblok reseptor beta-1 di
jantung kontraktilitas jantung menurun TD
turun
12. KLASIFIKASI ANTI HIPERTENSI
C. Alfa-1 Bloker
Mekanisme : Menghambat reseptor alfa-1 di
pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi NE
dilatasi arteri & vena menurunkan resistensi
perifer
Ex. Prazosin, Terazosin, Doxazosin
D. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat
aktivitas
saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan
13. E.Calsium Channel Antagonis
Mekanisme : menghambat pemasukan ion
Ca ekstrasel ke dalam sel
menurunkan penyaluran impuls & kontraksi
miokard maupun dinding pembuluh darah
vasodilatasi perifer
Ex. Verapamil, diltiazem, nifedipin, amlodipin
F. Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor (ACE Inhibitor)
Mekanisme : menghambat pembentukan
angiotensin II vasodilatasipembuluh
darah TD turun
Ex. Captopril, Enalapril, Lisinopril
14. G. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada
pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang
termasuk dalam golongan ini adalah :
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian
obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
15. GAYA HIDUP DAN TEKANAN DARAH
Menurunkan berat badan
mengurangi konsumsi alkohol
Mengurangi intake garam
Peningkatan aktivitas fisik
Penurunan intake lemak
Peningkatan konsumsi buah dan sayur