2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Airmata rasulullah saw
1. AIRMATA RASULULLAH SAW
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan
menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang
sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah
pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi
Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku
nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-
pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga
terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak
membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah,
aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa
2. saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah
ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku,
hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar
wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut
ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai ding! in, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan
telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah shalat
dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai
terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di
wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah
kita mencintai seperti Beliau spt Beliau mencintai kita, umatnya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi, Betapa cintanya
Rasulullah kepada kita.
3. Rasulullah SAW bersabda: "Tujuh golongan umatku yang akan mendapatkan
naungan dari Allah subhana wa Ta'ala, dimana tidak ada lagi naungan selain
naungan Nya pada hari kiamat nanti adalah :
1. Imam (pemimpin) yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, di saat nafsunya bergejolak.
3. Hamba yang hatinya selalu terpaut pada masjid, senang berjamaah dan
beraktivitas memakmurkan masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul, berjumpa, bersahabat
karena Allah dan berpisah karena Allah pula.
5. Seorang hamba lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata 'Aku takut kepada
Allah'.
6. Hamba yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diperbuat oleh tangan kanannya, ikhlas karena Allah.
7. Hamba yang berdzikir dan berdoa kepada Allah dalam keheningan malam, dalam
kesendiriannya, dalam muhasabah dirinya lalu ia menitikkan air matanya. Tangisan
karena takut dan cinta kepada Allah Ta’ala." (HR. Bukhari Muslim)
Kemudian, penyebutan 7 golongan dalam hadits ini tidaklah menunjukkan
pembatasan. Karena telah shahih dalam hadits lain adanya golongan lain yang Allah
lindungi pada hari kiamat selain dari 7 golongan di atas. Di antaranya adalah orang
yang memberikan kelonggaran dalam penagihan utang.
Dari Jabir radhiallahu anhu: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang berutang atau
menggugurkan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya.”
(HR. Muslim)
Ya Allah yang Menguasai langit bumi, masukkanlah kami kedalam golongan hamba-
hambaMu yang Kau naungi kelak di hari akhir ... Aamiin ya Robbal alamin
Pertolongan (An-Nashr)
4. Ada satu bentuk kenikmatan lagi yang akan Allah berikan kepada orang-orang
beriman disebabkan mereka komitmen dengan manhaj Allah dan berdakwah untuk
menegakkan sistem Islam, yaitu pertolongan Allah, “ Hai orang-orang mukmin, jika
kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
Pertolongan Allah itu sangat banyak bentuknya, diantaranya perlindungan dan
tempat menetap (al-iwaa), dukungan Allah sehingga menjadi kuat (ta’yiid), rizki yang
baik-baik, kemenangan (al-fath), kekuasaan (al-istikhlaaf), pengokohan agama
(tamkinud-din) dan berbagai macam bentuk pertolongan Allah yang lain (Al-Anfaal:
26, Ash-Shaaf: 10-13 dan An-Nuur: 55).
Segala bentuk kenikmatan tersebut baik yang zhahir, bathin, maupun gabungan
antara keduanya haruslah direspon dengan syukur secara optimal. Dan dalam
bersyukur kepada Allah harus memenuhi rukun-rukunnya.
Rukun Syukur
Para ulama menyebutkan bahwa rukun syukur ada tiga, yaitu i’tiraaf (mengakui),
tahaddust (menyebutkan), dan Taat.
Al-I’tiraaf
Pengakuan bahwa segala nikmat dari Allah adalah suatu prinsip yang sangat
penting, karena sikap ini muncul dari ketawadhuan seseorang. Sebaliknya jika
seseorang tidak mengakui nikmat itu bersumber dari Allah, maka merekalah orang-
orang takabur. Tiada daya dan kekuatan kecuali bersumber dari Allah saja. “Hai
manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah dialah yang Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Fathir: 15)
Dalam kehidupan modern sekarang ini, orang-orang sekular menyandarkan segala
sesuatunya pada kemampuan dirinya dan mereka sangat menyakini bahwa
kemampuannya dapat menyelesaikan segala problem hidup. Mereka sangat bangga
terhadap capaian yang telah diraih dari peradaban dunia, seolah-olah itu adalah
hasil kehebatan ilmu dan keahlian mereka. Pola pikir ini sama dengan pola pikir para
5. pendahulu mereka seperti Qarun dan sejenisnya. “Sesungguhnya harta kekayaan
ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78)
Dalam konteks manhaj Islam, pola pikir seperti inilah yang menjadi sebab utama
masalah dan problematika yang menimpa umat manusia sekarang ini. Kekayaan
yang melimpah ruah di belahan dunia Barat hanya dijadikan sarana pemuas
syahwat, sementara dunia Islam yang menjadi wilayah jajahannya dibuat miskin,
tenderita, dan terbelakang. Sedangkan umat Islam dan pemerintahan di negeri
muslim yang mengikuti pola hidup barat kondisi kerusakannya hampir sama dengan
dunia Barat tersebut, bahkan mungkin lebih parah lagi.