1. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mari kita selalu berusaha meningkatkan taqwa dengan sungguh-sungguh. Taqwa dalam arti –
mematuhi semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ini arti taqwa yang sebenarnya.
Kita sadar, bahwa hanya dengan kualitas taqwa yang kuat – akan selamat dunia dan akhirat.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.
Di bulan ini, Jama’ah Haji dari segala penjuru dunia – berduyun-duyun datang di kota Suci
Makkah dan Madinah. Mereka ingin menyempurnakan rukun Islam yang lima. Mereka ingin
melaksanakan ibadah haji. Mereka ingin mensucikan diri. Dengan perasaan yang penuh harap
dan cemas – meninggalkan tanah air dan negaranya masing-masing, memenuhi panggilan Nabi
Ibrahim AS. Mereka mempunyai harapan besar, untuk mendapatkan maghfirah dari Allah SWT
atas semua dosa dan khilafnya yang telah dilakukan selama ini. Mereka ingin jika nanti suatu
saat harus segera kembali menghadap Ilahi Rabbi, dirinya dalam keadaan suci – seperti baru
lahir dari kandungan sang ibu.
Di samping itu, perasaan mereka ada yang diliputi kecemasan. Apa yang akan terjadi selama di
tanah suci. Mampukah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji itu dengan baik. Atau jatuh
sakit dan banyak rintangan? Dapatkah meraih suatu kualitas haji yang mabrur atau tidak?
Dapatkah dosa-dosa terampuni oleh Allah Tuhan Yang Maha Suci? Bagaimana pekerjaanku?
Bagaimana tokoku ? bagaimana sawah ladangku ? Bisakah kembali lagi ke tanah air – bertemu
keluarga dan sanak family ? Dan masih banyak lagi kecemasan-kecemasan lainnya yang muncul
silih berganti.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Tidak perlu cemas dan tidak perlu takut. Sebab Rasululah SAW pernah bersabda yang artinya
kurang lebih: “Barangsiapa yang memulai pakaian ihram, maka sejak itu dosa-dosanya
diputihkan oleh Allah SWT”. Subhanallah. Sungguh sangat luar biasa kasih sayang Allah kepada
2. hamba-hamba-Nya yang taqarrub – mendekatkan diri kepada-Nya – untuk mendapatkan
maghfirah-Nya.
Baru saja memakai pakaian ihram, Allah Yang Maha Pengampun itu sudah berkenan dengan
senangnya memberi maghfirah yang luar biasa itu. Diputihkan dari segala dosa dan khilafnya.
Belum rangkaian ibadah yang lain. Tentu akan lebih memutihkan diri, meningkatkan kuwalitas
hidup dan memperbanyak pahala yang luar biasa pula.
Juga jangan cemas, segala urusan di tanah air sudah diatur dengan baik oleh Tuhan Penguasa
alam semesta. Karena itu, lupakan dan relakan serta serahkan semuanya itu kepada Allah SWT.
Allah adalah Tuhan Yang Memiliki segala-galanya dan Maha Pengampun serta Maha
Penyayang. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Surat Ali Imran ayat 129 sebagai
berikut:
“Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada
siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali Imran: 129).
Saudara-saudaraku kekasih Allah yang berbahagia.
Ibadah haji itu indah. Ibadah haji itu menyenangkan. Dan, ibadah haji itu merindukan. Betapa
tidak? Di tanah Suci kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia.
Ada dari Asia. Ada dari Afrika. Ada dari Eropa. Ada dari Amerika. Dan ada pula dari benua
Australia. Pendeknya, mereka datang dari seluruh penjuru dunia.
Ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam. Ada yang berkulit agak kuning, ada yang sawo
matang. Ada yang berpostur tinggi, ada yang sedang dan pendek. Ada yang sudah usia tua, ada
yang masih muda gagah perkasa. Ada yang tampak orang kaya dan mewah, ada yang sederhana
dalam penampilannya. Walau mereka datang dari negara yang berbeda, dan warna kulit yang
bermacam-macm, namun, rasa saling hormat dan kasih sayang – memancar terang dari raut
wajah mereka. Yang keluar dari mulut mereka ucapan yang bagus-bagus, assalamu’alaikum –
assalamu’alaikum, apa khabar ? dan seterusnya.
Pada dasarnya mereka datang dari satu akar yang sama, yaitu Nabi Adam AS dan Siti Hawa.
Hakekatnya, mereka itu satu dan bersaudara yang harus saling memperbaiki hubungan. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT di dalam Al-Qur’anul Karim surat An-Nisaa’ ayat 1 sebagai
Berikut
3. :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi
kamu”. (QS. An-Nisaa’: 1).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ibadah haji itu sungguh menggembirakan. Doa-doa dikabulkan. Permohonannya tidak ada yang
tertolak. Mengapa, di samping mereka adalah kaum yang suci. Tempat-tempat untuk
memanjatkan doa itu juga suci dan mustajabah. Di Masjidil Haram – ada Babus Salam. Ada
Multazam. Ada Maqam Ibrahim. Ada Hijir Ismail. Ada bukit Shafa dan Marwah. Di Tanah Suci
ada padang Arafah. Tempat yang dipakai wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ada pula
Muzdalifah. Ada Mina. Dan di Madinah ada Masjid Nabawi yang sangat megah dan menawan
hati. Di dalamnya ada Raudhah. Menurut Nabi Saw, tempat itu adalah Taman Surga yang indah.
Saudara, tempat-tempat yang kami sebutkan tadi – adalah tempat yang mustajabah. Tempat yang
siapa berdoa di situ – tidak tertolak. Doanya – dikabulkan oleh Allah SWT. Subhanallah.
Ma’asyiral Muslin Rahimakumullah
Ibadah haji itu menghapus dosa. Bahkan akan dapat mengembalikan kesucian dirinya, bagai baru
lahir dari kandungan sang ibu. Sungguh sangat menggembirakan dan menjanjikan ibadah haji itu
bagi yang bercita-cita mulia untuk hidup masa depan. Mari kita perhatikan Sabda Rasulullah
Saw yang diriwayatkan Imam Muslim sebagai berikut ini:
Dari Abu Hurairah ra ia berkata, saya telah mendengar Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa
berhajji karena Allah, tidak berkata kotor dan tidak fasik, maka ia kembali bagaikan baru
dilahirkan oleh ibunya”. (HR. Muslim)
Subhanallah. Betapa sucinya – setelah pulang dari Tanah Suci. Betapa bersihnya jiwa ini. Dan,
betapa indahnya kehidupan ini. Hidup bersih tanpa dosa dan noda. Hidup yang bersih dan suci,
4. menjadikan dunia – terang benderang. Tak ada mendung, dan tak ada awan yang menghalang.
Semuanya berjalan atas petunjuk dan bimbingan Allah Yang Maha Rahman. Suasana kehidupan
semacam ini adalah menjadi idaman dan cita-cita semua insan. Ibadah haji mampu
menghantarkan suasana kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan. Haji adalah bukan saja suatu
kuwajiban. Melainkan, suatu cita-cita yang mulia. Setiap insan yang beriman ingin
menggapainya.
Saudara-saudaraku kaum Muslimin yang budiman.
Rasulullah Saw juga menjanjikan bahwa haji yang mabrur mendapat balasan surga. Sebagaimana
sabda beliau dalam sebuah hadits :
“Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Umrah satu ke umrah yang lain adalah sebagai
penghapus bagi dosa antara keduanya. Dan hajji yang mabrur itu tidak ada balasan baginya
kecuali surga”. (HR. Bukhari)
Benar bahwa ibadah haji adalah suatu cita-cita kaum Muslimin untuk mendapatkan kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Mari kita berniat dengan sungguh-sungguh agar bisa memenuhi
panggilan Allah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Karena itu Allah Swt memanggil umat manusia pergi ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah
haji. Sebagaiana firman-Nya di dalam al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 97 sebagai berikut ini:
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali
Imran: 97).
Istitha’ah itu ada tiga unsur. Pertama, kemampuan harta. Kedua, kesehatan. Dan ketiga, aman
jalannya. Setiap insan yang telah memiliki tiga unsur tadi, sudah mempunyai kuwajiban untuk
melaksanakan ibadah haji. Dengan ibadah haji itu – rukun Islam kita akan menjadi sempurna.
Seyogyanya, mari kita segera niat berangkat haji. Jangan ditunda-tunda lagi. Umar bin Khatthab
ra pernah berkata, segeralah berangkat haji (selagi ada kemampuan). Jangan ditunda-tunda. Siapa
tahu, besuk engkau akan menjadi kufur.
5. Alangkah ruginya dalam hidup ini, bila diri kita berbalik dari keadaan beriman – lalu menjadi
kufur. Na’udzu billahi min dzaalik. Jangan sampai kita mengalami keadaan seperti itu. Oleh
karenanya, bagi yang belum sempat menunaikan haji – mari kita berniat dengan sepenuh hati –
untuk memenuhi panggilan suci itu. Pergi ke kota Suci, menunaikan ibadah haji.
Saya berdoa, mudah-mudah kita semua diberi kesempatan yang mudah oleh Allah untuk
menyempurnakan rukun Islam yang kelima itu. Amin ya rabbal alamin.
Tetapi, harus diingat. Niat haji itu harus ikhlas. Niat haji harus lillahi ta’ala. Jangan ingin dipuji
orang. Dan jangan ingin hanya sekedar dipanggil dengan sebutan “Pak Haji”. Tanpa keinginan
seperti itu, Allah SWT telah mencatat kita sebagai oang yang telah menunaikan haji, insya Allah.
Panggilan “Pak Haji” dari tetangga atau lainnya, itu tidak penting. Sebab ibadah kita hanya
karena Allah semata. Allah yang menilai. Lain tidak. Mari kita ingat Sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya amal itu harus dengan niat. Dan tiap-tiap urusan itu tergantung niatnya”. (HR.
Muslim)
Betapa pentingnya menata niat yang benar dalam melaksanakan ibadah haji. Sungguh, niat
sangat menentukan kualitas ibadah itu. Oleh karenanya, jangan keliru menata niat. Tidak ada
niat, kecuali lillahi ta’ala. Hanya karena Allah ta’ala.
Akhirnya, mari kita berdoa – semoga kita segera mendapat panggilan Nabi Ibrahim as untuk
menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dengan mudah. Dan, mendapatkan haji yang mabrur.
Amin ya rabbal alamin.
6. الحمد لله الذى منّ على من وفد بيته تسهيل الطرقات ذَهَابا وايابا. وغفر للحجّاج ذنوبهم وطهّر قلوبهم واعتق لهم من النار
رقابا. اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له شهادة تكون عند السؤال جوابا.ً واشهد انّ محمّدا عبده ورسوله اطيب العرب
اصولا وفروعا وانسابا. اللهمّ صلّ وسلّم على هذا النبيّ الكريم الممجّد والرسول االعظيم سيدنا ومولانا محمّد وعلى اله
واصحابه الذين كانوا رفقاءَ الحجيج لبلد الله وامراءَ واصحابا. وسلّم تسليما كثيرا. امّا بعد. فيا ايها الاخوان. اتقّوا الله فقد فاز
المتقون
Ma'asyiral hadirin jamaah jum'at rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan bertakwa kita akan berbahagia, baik di dunia,
maupun di akhirat kelak, dan sebaliknya manakala kita tidak mau bertakwa, kita akan celaka,
baik di dunia, maupun di akhirat nanti.
Ma'asyiral hadirin rahimakumullah.
Kita sekarang tengah memasuki bulan Zulhijah, satu bulan di mana umat Islam yang mampu
diwajibkan menunaikan ibadah haji ke Baitullah untuk memenuhi rukun Islam yang ke lima.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imron : 97 :
ولله على الناس حجّ البيت من استطاع اليه سبيلا ومن كفر فانّ الله غنيّ عن العالمين
Artinya : " Dan hanya karena Allah diwajibkan haji atas manusia ke Baitullah, yaitu terhadap
mereka yang telah sanggup melaksanakan kewajiban tersebut, sungguh Allah tidak
menghajatkan apa-apa dari alam semesta ini. "
Dalam QS. Al Haj : 27 - 28 Allah SWT berfirman :
واذّن فى الناس بالحجّ يأتوك رجالا وعلى كلّ ضامر يأتين من كلّ فجّ عميق. ليشهدوا منافع لهم........ الاية
Artinya ; " Dan panggillah manusia untuk melakukan ibadah haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kami dan dengan kendaraan yang melelahkan dari pelosok-pelosok
penjuru dunia, agar mereka menjadi saksi akan banyaknya manfaat bagi perjalanan mereka. "
Ma'asyiral hadirin rahimakumullah.
Perjalanan haji adalah perjalanan suci. Perjalanan menelusuri tapak-tapak kaki para Nabi.
Dengan niat suci memenuhi panggilan Ilahi. Perjalanan yang banyak mengeluarkan energi, yang
membutuhkan kebulatan tekad di dalam hati. Kalau di dunia ini ada kebahagiaan, maka tak ada
kebahagiaan yang lebih mulia dari pada memenuhi panggilan Tuhan Yang bersifat Rahman.
Kebahagiaan yang tumbuh dari hati yang beriman. Dan orang yang beribadah haji, perasaan
itulah yang dirasakan., meski dia harus banyak berkurban, banyak uang yang dibelanjakan, sanak
keluarga yang ditinggalkan, tenaga yang harus dikerahkan, waktu lama yang harus diluangkan.
Namun begitu dia sampai di hadapan Ka'bah rumah Tuhan, rasa nikmat hatilah yang dirasakan.
Jerih payah tidak terasa, jauh dari kampung halaman tidak mengapa, tak terasa mengucur air
mata, rasa bahagia menyelimuti sekujur dirinya, laksana bayi berada dalam pelukan ibu
bapaknya. Tenang dan tenteram hati dibuatnya. Maka meluncurlah dari mulutnya kata-kata
manja penuh puja dan doa, penuh harapan dan permintaan yang selama ini terpendam dalam
7. dada. Ka'bah yang selama ini menjadi kiblat tiap kali dalam salatnya, ke arah mana wajahnya
dihadapkannya, kini benar-benar ada di depan matanya. Dia bukan hanya bisa memandangnya,
tapi sekaligus bisa menyentuhnya dan mencurahkan isi hati di sisinya. Inilah rumah Allah yang
dikatakan dalam QS. Ali Imron : 97 penuh barokah :
اِنّ اوّلَ بيتٍ وُضِعَ للناس ل لّذِى بِبَكّةَ مُبارَكا وَهُدًى للعَالَمِينَ.
Artinya : " Sesungguhnya rumah pertama yang diperuntukkan bagi manusia untuk beribadah
kepada allah yaitu Baitullah yang ada di Mekah yang penuh barokah dan menjadi petunjuk bagi
umat manusia seluruh dunia. "
Ma'asyiral muslimin hadaniyallah waiyyakum.
Mula-mula Baitullah ini dibangun oleh Nabi Adam as., kemudian direnovasi oleh Nabi Ibrohim
as. dan Nabi Ismail as dan kemudian juga oleh Nabi Muhammad saw. Di Ka'bah ini orang yang
menunaikan ibadah haji disuruh bertawaf, yakni mengelilinginya.sebanyak tujuh kali. Bagi
orang yang berpikiran dangkal, ia menganggap bahwa pekerjaan tawaf ini seperti orang bermain-main,
padahal Maha Suci Allah dari perbuatan main-main dalam aturan agama-Nya. Para ulama
menilai bahwasanya tawaf itu mengandung hikmah yang sangat tinggi, yaitu agar tertanam di
hati tiap mukmin gaya hidup yang hanya berporos kepada kehendak Allah. Agar mereka, baik
dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan di sepanjang kehidupannya hanya untuk Allah
semata. Gaya hidup seperti inilah yang dikehendaki Allah, sebagaimana Ia berfirman dalam QS.
Al An'am : 162 :
قل انّ صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله ربّ العالمين
Artinya : " Katakanlah sesungguhnya salatku dan ibadahku serta hidup dan matiku adalah untuk
Allah Tuhan semesta alam. "
Ini potongan doa Iftitah yang selalu kita baca pada setiap kita salat. Sayang sekali banyak di
antara kita yang di dalam kehidupan belum bisa menjabarkannya dengan baik. Di dalam tawaf
orang tidak hanya berjanji dengan perkataan, tapi diperagakan dengan mengelilingi Ka'bah 7 x
setiap tawaf. Itulah sebabnya Nab saw. bersabda :
الطواف صلاة فأ قلّوا فيه الكلامَ.
Artinya : " Tawaf itu adalah salat, karenanya sedikitkanlah olehmu perkataan di dalamnya. " {
HR. Thobroni }
Ma'asyiral hadirin rahimakumullah.
Padang Arafah yang dalam sejarah dikenal sebagai tempat pertemuan Adam dan Hawa, di
tempat itu jamaah haji diperintahkan untuk melakukan ibadah wukuf. Di Arafah itulah jamaah
haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul bagaikan di Padang mahsyar. Mereka berbeda-beda
suku bangsa, warna kulit, bahasa, budaya, politik, ekonomi, pangkat dan keturunan. Namun
perbedaan itu semuanya ditanggalkan. Termasuk pakaian kebesaran, digantikan dengan pakaian
seragam Ihram, yaitu kain putih tanpa dijahit. Di Padang Arafah inilah mereka semua tunduk di
hadapan Allah SWT. Tak ada kelebihan sedikit pun di hadapan Allah SWT.. orang yang palng
mulia di sisi Allah hanyalah orang-orang yang paling takwa kepada-Nya. Jamaah haji yang
8. benar-benar melakukan wukuf akan tertanam kesadaran kesamaan derajat dan martabat. Allah
WT. berfirman dalam QS. Al Hujurat : 13
با ايّها النّاس انّا خلقناكم من ذكر وانثى وجعلنا كم شعوبا وقبائل لتعارفوا انّ اكرمكم عند الله اتقاكم انّ اللهَ عليم خبيرٌ.
Artinya : " Hai umat manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu terdiri dari laki-laki dan
perempuan, lalu Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku bangsa supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. "
Mina yang terkenal sebagai tempat Nabi Ibrahim as., Nabi Ismail as. , dan Siti Hajar ra.
melempari iblis, karena ia menggoda mereka, di tempat itu jamaah haji diperintahkan untuk
melontar jumrah, satu ibadah yang menggambarkan melontar iblis terkutuk. Jamaah haji yang
benar-benar melakukan ibadah ini, tentu akan tertanam kesadaran untuk selalu berpaling dari
hawa nafsu mereka, dan menolak keinginan-keinginan dan bujukan-bujukan setan, sebagaimana
Allah berfirman dalam QS.An Nur : 21
يا ايّها الذين امنوا لا تتبّعوا خطوات الشيطان ومن بتبّع خطوات الشيطان فانّه بأمر بالفحشاء والمنكر..... الابة
Artinya : " Hai orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, maka
sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar.......... "
Ma'asyiral muslimin hadaniyallah waiyyakum.
Bukit Sofa dan Marwah yang tercatat sebagai tempat Siti Hajar mencari air untuk anaknya
Ismail, di tempat itu jamaah haji diperintahkan untuk melakukan ibadah Sa'i, berlari-lari kecil
yang menggambarkan, bahwa untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah, manusia harus
bekerja keras tidak boleh malas.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Betapa bahagianya jamaah haji yang ketika berada di Madinah, mereka berkumpul di hadapan
makam Rasulullah saw., karena sepertinya mereka dapat berjumpa dengan Rasulullah saw. kala
beliau masih hidup. Nabi saw. bersabda :
من حجّ فزار قبرى بعد وفاتى كان كمن زارنى فى حياتى.
Artinya : " Siapa yang melakukan ibadah haji lalu dia berziarah kepadaku sesudah wafatku,
maka samalah halnya dia berziarah kepadaku di waktu hidupku. " { Hadis Riwayat Thobroni }.
Demikianlah khutbah kali ini yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan kita semua diberikan
kemampuan oleh Allah SWT untuk dapat menunaikan ibadah haji.
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بتلاوته انّه هو السميع العليم. اعوذ بالله من الشيطان االرّجيم والعصر
انّ الانسان لفى خسر الاّ الذين امنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحقّ وتواصوا بالصبر. وقل ربّ اغفر وارحم وانت خير
الراحمين.
9. Mas’ud
Penyuluh Agama Islam Kec. Depok
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagai upaya
kita untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada-Nya
Beruntunglah kita, karena dalam kehidupan yang pendek ini kita memperoleh hidayah dari Allah
dengan memeluk agama Islam dan memperoleh rizki atau penghidupan yang cukup. Sebab
dengan Islam kita akan mendapatkan ketenteraman hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.
Kemudian dengan rizki yang cukup, kita gunakan sebagai sarana menyempurnakan ibadah
kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW. bersabda :
طُوْبَى لِمَنْ هُدِيَ لِلْاِسْلاَمِ , وَ كَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا وَقَنَعَ
“Sungguh beruntunglah bagi orang yang mendapat hidayah memeluk agama Islam dan
penghidupannya cukup serta tenang dan menerima.” ( HR. Turmudzi )
Pada khutbah siang ini saya akan menyampaikan tentang hikmah ibadah haji. Ibadah haji adalah
rukkum Islam yang kelima dan merupakan kewajiban setiap muslim yang telah mampu serta
memenuhi persyaratan, artinya bagimereka yang sudah ada biaya dan sehat jasmani maupun
rohani serta tidak ada udzur atau halangan. Allah berfirman :
وَلله عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتطََاع إِلَيْهِ سَبِيْلا وَمَنْ كَفَرَ فَإنَِّ الله غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup
mengadakan perjalan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari ( kewajiban haji ), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran
: 96)
Dalam Islam melaksanakan ibadah yang paling banyak mengeluarkan tenaga dan biaya adalah
ibadah haji. Karena itu ibadah haji ini hanya terbatas bagi setiap muslim yang mampu.
Sekalipun ibadah haji itu terasa berat tetapi tetap terasa nikmat, sebab mereka merasa semakin
dekat kepada Allah SWT. Pahala ibadahnya pun juga bewrlipat ganda. Shalat yang dilaksanakan
di masjid Nabawi pahalanya lipat seribu kali daripada shalat di masjid lainnya selain Masjidil
Haram, sedangkan shalat di Masjidil Haram lipat seratus kali daripada shalat di masjid Nabawi,
dengan kata lain lipat seratus ribu kali dibanding shalat yang dilaksanakan di masjid lainnya.
Rasulullah bersabda :
صَلاَة فِى مَسْجِدِى افَْضَلُ مِنْ الَْفِ صَلاَة فِيْمَا سِوَاهُ مِنَ الْمَسَاجِدِ اِلاَّ مَسْجِدِ الْكَعْبَةِ
“Shalat di masjidku ini lebih utama dari seribu kali shalat di masjid lain kecuali masjid
Ka’bah,” (HR. Muslim)
Kemudian Rasulullah juga menyatakan :
وَصَلاَة فِى مَسْجِدِ الْحَرَامِ افَْضَلُ مِنْ صَلاَة فِى مَسْجِدِى هَذَى بِمِائةَِ صَلاَة “Dan shalat di masjid Haram lebih utama seratus kali daripada shalat di masjidku ini.” (HR.
Ahmad)
Hadits tersebut memberikan pengertian bahwa seorang muslim yang mengerjakan ibadah haji di
tanah suci Mekkah dan Madinah adalah berlipat ganda pahalanya. Belum lagi do’a yang
disampaikan atau dipanjatkan kepada Allah SWT. adalah selalu dikabulkan.
Karena itu kesempatan besar bagi setiap muslim yang sedang menunaikan ibadah haji di tanah
suci, mendekatkan diri kepad Allah SWT. dengan sujud dan takarrub kepada-Nya, sambil
berdo’a, sebab do’a mereka itu dikabulkan oleh Allah SWT.
Sabda Rasulullah :
10. وَدَعْوَة الْغَازِى حَتىَّ يَصْدُرَ , وَدَعْوَة الْمَرِيْضِ حَتىَّ يَبْرَأ , وَدَعْوَة الاَخِ لِاَخِيْهِ , ارَْبَعُ دَعْوَاتٍ لا ترَُدُّ : دَعْوَة الْحَاجِّ حَتىَّ يَرْجِعَ
بِظَهْرِ الْغَيْبِ , وَاسَْرَع هَؤُلاَءِ الدَّعْوَاتِ اِجَابَةً دَعْوَة الاَخِ لِاَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ
“Ada empat golongan yang do’anya tidak ditolak, yaitu do’a orang yang sedang menunaikan
ibadah haji hingga kembali, do’a orang (Islam) yang berperang hingga pulang (dari
peperangan), do’a orang sakit hingga sembuh, dan do’a seorang muslim bagi sesama muslim
yang sudah meninggal. Dan yang paling cepat dikabulkan adalah do’a seorang muslim bagi
sesama muslim yang sudah meninggal.” (HR. Dailami dari Ibnu Abbas).
Ada tempat – tempat mustajab uantuk berdo’a bagi jama’ah haji yang sedang memanjatkan
do’anya kepada Allah SWT. misalnya di “Multazam” yaitu tempat yang terletak antara pintu
Ka’bah dengan Hajat Aswad. Di tempat-tempat inilah para hujjaj memohon kepada Allah sesuai
dengan maksud, hajad dan keperluan mereka.
Di tempat inilah para jama’ah dapat mengadukan permasalahn hidup yang menyangkut dosa dan
kesalahan yang pernah dilakukannya dan sekaligus mereka bisa memohon ampun atas kesalahan
dan dosa-dosanya itu kepada Allah SWT; lalu mereka minta diterima ibadahnya, minta
keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, tercukupi rizki dan ketentraman rumah
tangga.
Di tempat ini pula para jama’ah tentu merasa sangat haru, bergembira dan bahagia, sebab dapat
sujud dan berdiri di dekat Ka’bah sambil menatap kebesaran dan keagungan Allah SWT.
sehingga mereka tidak mampu menahan tangis dan menetesnya air mata yang membasahi pipi
mereka, di situlah mereka betul-betul merasa kecil dan tidak berdaya sama sekali di hadapan
Allah SWT.
Kemudian “Hijir Ismail” yaitu tempat yang mustajab terletak di sebelah utara Ka’bah, tempat ini
bentuknya seperti pagar setengah tembok melingkar setengah lingkaran. Hijir ini dibangun oleh
Nabi Ibrahim AS. sewaktu beliau membangun Ka’bah bersama putranya Isma’il AS. Di tempat
inilah para jama’ah haji berdo’a kepada Allah.
Lalu di “Maqam Ibrahim”, adalah jug tempat yang sangat mustajabah, Maqam ini berupa sebuah
batu yang ditutup dengan kaca (fiber glass) dan dibentuk runcing tirus di bagian atasnya dengan
warna kuning emas. Batu ini sebagi tempat pijakan kaki Nabi Ibrahim AS. sewaktu membangun
Ka’bah bersama putranya. Di tempat inilah para hujjaj dapat memanjatkan do’a kepada Allah
SWT.
Firman Allah SWT :
فِيْهِ ءَايَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيْمَ
“Padanya terdapat tanda – tanda yang nyata ( diantara ) Maqam Ibrahim.” (QS; Ali Imran 97)
Dalam melaksanakan ibadah haji hendaknya para jama’ah haji menghindarkan diri dari
amaliyah-amaliyah yang dilarang oleh agama; dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti
berbuat keji, fasik, bohong dan lain-lainnya, supaya ibadah hajinya diterima oleh Allah SWT,
dan mereka kembali pulang bersih dari dosa. Dengan kata lain mendapatkan haji Mabrur.
Rasulullah bersabda :
مَنْ حَجَّ لله فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتهُْ امُُّهُ
“Barang siapa melakukan haji tanpa berbuat keji dn tidak fasik, maka dia kembali (tidak
berdosa) sebagaimana waktu diadilahirkan oleh ibunya.” (HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu
Hurairah)
Bagi saudara-saudara kita yang hendak menunaikan ibadah haji, hendaknya menanamkan niat
yang tulus dan ikhlas karena Allah semata, serta semata-mata memenuhi panggilan-Nya, dan
hendaknya berusaha maksimal agar mencapai haji yang mabrur. Karena haji mabrurlah yang
11. bernilai dalam pandangan Allah SWT. dan haji mabrurlah yang dianggap haji berkualitas. Sabda
Rasulullah :
وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ اِلاَّ الْجَنَّةِ ,الَْعُمْرَة اِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَة لِمَا بَيْنَهُمَا
“Umrah ke umrah lainnya adalah penghapus dosa antara keduanya. Dan haji yang mabrur
tidak ada lagi balasannya kecuali surga.” (HR. Bukhari Muslim)
Sebagian dari tanda haji mabrur adalah haji yang dikerjakan sesuai dengan ketentuan, mengikuti
cara-cara yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. dan dikerjakan tanpa tercampur dengan
perbuatan dosa atau maksiat kepada Allah SWT, sehingga ada harapan memperoleh surga Allah
SWT.
Setelah pulang ke negerinya meningkatkan keistiqamahan dalam beribadah, memperindah
akhlak, meningkatkan kepedulian kepada sesama dan menjadi teladan bagi masyarakat
sekelilingnya.
Bagi kita yang belum terpanggil untuk menunaikan ibadah haji, mudah-mudahan Allah SWT.
segera memberikan anugerah tersebut pada tahun-tahun yang akan datang, diberi kemurahan
rizki dan kesehatan serta kesadaran untuk melaksanakannya. Terutama bagi kita yang telah
diberi kelebihan rezeki oleh Allah, ssegeralah untuk berangkat melaksanakan ibadah haji ke
tanah suci dan ziarah ke pusara Rasulullah SAW. sebelum kedahuluan malaikat pencabut nyawa
yang menyebabkan kita akan menyesal di kemudian hari.
Demikian khutbah yang dapat saya sampaikan siang ini, mudh-mudahan berkenan dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
وَتقََبَّلَ مِنّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتهَ , إِنَّه هُوَ الس مِيْعُ , بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْأنَِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأيََاتِ وَذِكْرِ الْحَكِ يْمِ
الْعَلِيْمُ , وَقُلْ رَّب اغْفِرْ وَارْحَمْ وَانَْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن