2. TAUBAT DAN RAJA’
A. TAUBAT
Pengertian Taubat
Taubat secara etimologis/bahasa dari kata taba (fi’il madhi), yatubu
(fi’il mudhari’), taubatan (mashdar) yang berarti “kembali” atau
“pulang”. Adapun secara terminologis/menurut makna syari’ taubat
berarti kembali dari dosa.
Dengan kata lain:
Taubat adalah meminta ampun kepada Allah atas segala
perbuatan tercela/dosa yang telah dilakukan dan berupaya
sekuat hati untuk tidak akan mengulangi perbuatan tercela
tersebut.
3. Macam-macam taubat
Antara lain:
1. Taubat umum adalah taubat dari maksiat, yaitu taubat orang-orang
yang bermaksiat.
2. Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah
taubatnya para Nabi terdahulu.
3. Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain
Allah swt, ini adalah taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa).
5. SYARAT DITERIMANYA TAUBAT
1) Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena Allah,
bukan karena lainnya.
2) Menyesali dosa yang telah diperbuatnya.
3) Meninggalkan sama sekali maksiat yang telah dilakukannya.
4) Tidak mengulangi. Artinya, seorang muslim harus bertekad tidak mengulangi
perbuatan dosa tersebut.
5) Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan
terhadap hakNya.
6) Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya
tersebut.
7) Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya.
Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah akan menerima
taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi,
hasan).
6. KRITERIA
Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini
diampuni dosanya
Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini
sudah tidak dapat diterima
Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah
tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-
murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi.
Untuk bisa dinyatakan sebagai tobat nasuha, seseorang harus memenuhi
tiga syarat sebagai berikut :
1) Harus menghentikan perbuatan dosanya
2) Harus menyesalai perbuatannya
3) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu
lagi.
7. 3 TAHAPAN TAUBAT
Tahapan Taubat
Dalam bertaubat, ada tiga tahapan, yaitu:
1) Tahap pertama yaitu berpaling dari dosa karena takut
kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan
tahapan orang mukmin biasa.
2) Kedua yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin mendapat
balasan atau pahala dari Allah SWT, Inabat merupakan
tahapan para wali dan yang diridhai Allah SWT.
3) Ketiga yaitu aubat, aubat adalah taubat karena mematuhi
perintah allah SWT, bukan karena menginginkan pahala
atau takut kepada Allah SWT. Aubat merupakan tahapan
para nabi dan rasul.
8. Hukum taubat adalah wajib bagi setip muslim atau muslimah yang
sudah mukallaf (balig dan berakal). Allah SWT berfirman:
واُبوُتَوىَلِإِِ َاّللاًعيِمَجاَهُّيَأَِونُنِمْؤُمْلاِْمُكَلَعَلَِونُحِلْفُت
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang
beriman. Supaya kamu beruntung”. (QS. An-nur 24:31)
Adapun hikmah dan manfaat yang diperoleh dari taubat itu antara
lain: dosanya diampuni, memperolah rahmat Allah, dan bimbingan
untuk masuk surga. Allah SWT berfirman:
َِياَهُّيَاأَِِينذَلاواُنَماَءواُبوُتىَلِإِِ َاّللًِةَب ْوَتوُصَناًحىَسَعِْمُكُّبَرِْنَأَِرَِفكُيِْمُكْنَعَِسِْمُكِتاََِي
ِْمُكَل ِخْدُيَوِاتَنَجي ِرْجَتِْنِماَهِتْحَتُِارَهْنَألْاَِم ْوَيَِلي ِزْخُيُِ َاّللَِيِبَنالَِِينذَلاَوَِءواُنَماُِهَعَم
ِْمُهُورُنىَعْسَيَِنْيَبِْمِِيهدْيَأِْمِهِناَمْيَأِبَوَِونُلوُقَياَنَبَرِْمِمْتَأاَنَلاَنَورُنِْرِفْغاَوَِنَلاَِكَنِإىَلَع
ُِِلكِءْيَشِِيردَق
“Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu
akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke
dalam surga”. (Q.S At-Tahrim, 66 : 8)
9. Dari sini dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa taubat
merupakan perintah Allah yang menjadi kewajiban seluruh
kaum muslimin, meskipun mereka tidak berbuat maksiat,
apalagi yang telah berbuat maksiat kepada Allah. Karena
ternyata Allah SWT memberikan predikat dzolim, kepada
mereka yang tidak mau bertaubat, sebagaimana yang Allah
firmankan,
َِوِْنَمِْمَلِْبُتَيَِكََِلوُأَفُِمُهَِونُمِلاَظال
"Dan barang siapa yang tidak mau bertaubat, maka mereka
itulah orang-orang yang dzolim" (QS. Al-Hujurat/ 49: 11).
10. RAJA’
Pengertian Raja’
Raja’ berarti harapan. Maksudnya adalah mengharap ridha Allah SWT. Raja’
termasuk akhlak yang terpuji yaitu suatu akhlak yang dapat berguna untuk
mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Dengan kata lain:
Raja' berarti mengharapkan sesuatu dari Allah SWT. Ketika berdo’a maka
kita harus penuh harap bahwa do’a kita akan dikabul oleh Allah SWT.
11. PERANAN RAJA’
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
"Ketahuilah sesungguhnya penggerak hati menuju Allah 'azza wa
jalla ada tiga: Al-Mahabbah (cinta), Al-Khauf (takut) dan Ar-Rajaa'
(harap). Yang terkuat di antara ketiganya adalah mahabbah. Sebab
rasa cinta itulah yang menjadi tujuan sebenarnya. Hal itu
dikarenakan kecintaan adalah sesuatu yang diharapkan terus ada
ketika di dunia maupun di akhirat. Berbeda dengan takut. Rasa
takut itu nanti akan lenyap di akhirat (bagi orang yang masuk surga,
pent). Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Ketahuilah,
sesungguhnya para wali Allah itu tidak ada rasa takut dan sedih
yang akan menyertai mereka." (QS. Yunus: 62)
Sedangkan rasa takut yang diharapkan adalah yang bisa menahan
dan mencegah supaya (hamba) tidak melenceng dari jalan
kebenaran.
12. CIRI-CIRI RAJA’
1) Dalam berusaha (ikhtiar) seseorang akan mengawali dengan niat yang baik, yaitu
karena Allah swt
2) Senantiasa berpikir positif dan dinamis, memiliki pengharapan yang baik bahwa
usahanya akan berhasil, serta berani menghadapi resiko yang menghadang
3) Munculnya sifat ulet, pantang menyerah dalam menghadapi cobaan sehingga
akan menjadikannya mampu berpikir kritis
4) Selalu bertawakal kepada Allah setelah usaha yang dilakukan. Ia sadar bahwa
kewajiban manusia hanya berusaha dari Allah yang menentukan
5) Tidak lekas merasa puas atas apa yang diraih dan selalu berusaha meningkatkan
diri
6) Jika ia menjadi orang yang berhasil, akan menyadari bahwa segala
keberhasilannya berkat karunia Allah, ia tidak lupa untuk menafkahkan sebagian
hasil jerih payahnya untuk beramal dan membantu mereka yang membutuhkan
13. Seorang yang beriman kepada Allah SWT tentunya memiliki sifat raja’. Dengan
sifat raja’ tersebut maka akan tercermin suatu sikap yang khusnudzon,
berhaluan maju, dan berpikir yang islami.
Khusnudzon adalah sifat yang terpuji yaitu sifat yang menunjukkan
prasangka yang baik. Seseorang yang bersifat raja’ akan selalu
berprasangka baik terhadap Allah SWT, selalu optimis dalam hidup guna
meningkatkan kualitas hidup, berusaha sekuat tenaga untuk meraih yang
diinginkan, masalah hasil diserahkan kepada Allah SWT
Berhaluan maju artinya dalam hidup dan kehidupan seorang muslim
selalu dinamis, terus menerus dan sungguh-sungguh dalam meningkatkan
dan mengaktualkan kualitas diri. Kebalikan dari sifat berhaluan maju ialah
berhaluan mundur yaitu suatu sifat yang tercela dan menghambat dalam
kemajuan dan sangat merugikan. Seseorang yang berhaluan mundur tidak
kompetitif, sehingga yang ada adalah kemalasan yang menyebabkan tidak
berkualitas.
14. Berfikir yang Islami adalah suatu sifat yang sehat dan terpuji, tajam dalam
analisa dan berusaha untuk menunjukkan kesalahan dan kekurangannya
sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah. Dengan berpikir yang islami maka
akan sangat terjauhkan dari hal-hal yang bersifat kasar, menyakitkan hati,
tempramen, mendengki dan bermusuh-musuhan.
Alloh SWT telah berfirman di dalam surat Al-Mu'min ayat : 60 :
َِلاَقَوُِمُكُّبَريِنُوعْداِْب ِجَتْسَأِْمُكَل
Dan alloh berfirman "Berdo'alah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan
bagimu semua"
15. CONTOH PRILAKU RAJA’
Bekerja dengan mengharap rida Allah atas penghasilan
yang ia dapat
Bersedekah dengan mengharap rida Allah
Membantu orang lain tanpa pamrih dan hanya
mengharap rida Allah
16. MANFAAT DAN HIKMAH
Memperoleh keridaan Allah
Terhindar dari perbuatan dosa
Mendapatkan kepuasan hidup
Mendekatkan diri kita pada Allah S.W.T
Sarana penyelesaian persoalan hidup
Memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat