1. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-
Air Mata Rasulullah SAW urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada
masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang Malaikat pengantar wahyu itu.
membalikkan badan dan menutup pintu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah tertahankan lagi.
ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
lembut. kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang dadanya sudah tidak bergerak lagi.
menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera
hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat
sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di
maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat antaramu."
maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
ikut sama menyertainya.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii,
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,
amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti
ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa
itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh baarik alaaa wa salim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita, dan
kecemasan. apakah pantas kita tidak membalas cintanya????Jika Rosululloh rela
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan menanggung semua penderitaan kita, mengapa kita berat tuk mengikuti
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul jejaknya…..????Semoga kita dipertemukan dengan beliau di Surga Nya
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga kelak…amieen…
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata
Jibril.