SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
                                                                              Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-
Air Mata Rasulullah SAW                                                       urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
                                                                              Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan          menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya     melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada
masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang                   Malaikat pengantar wahyu itu.
membalikkan badan dan menutup pintu.                                          "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka              Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah     tertahankan lagi.
ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah       "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
lembut.                                                                       kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang                  dadanya sudah tidak bergerak lagi.
menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu            Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera
hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan             mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat
sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul       aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di
maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat      antaramu."
maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak
                                                                              Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
ikut sama menyertainya.
                                                                              Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit      telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii,
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan   ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang
                                                                              Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,
amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti
ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi    mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa
itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh            baarik alaaa wa salim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita, dan
kecemasan.                                                                    apakah pantas kita tidak membalas cintanya????Jika Rosululloh rela
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan     menanggung semua penderitaan kita, mengapa kita berat tuk mengikuti
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul         jejaknya…..????Semoga kita dipertemukan dengan beliau di Surga Nya
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga      kelak…amieen…
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata
Jibril.

More Related Content

Similar to Air mata rasulullah saw (6)

Kenangan Akhir Cinta Mulia
Kenangan Akhir Cinta MuliaKenangan Akhir Cinta Mulia
Kenangan Akhir Cinta Mulia
 
Kenangan terakhir Insan Mulia
Kenangan terakhir Insan MuliaKenangan terakhir Insan Mulia
Kenangan terakhir Insan Mulia
 
Airmata rasulullah saw
Airmata rasulullah sawAirmata rasulullah saw
Airmata rasulullah saw
 
Air mata rasulullah saw
Air mata rasulullah sawAir mata rasulullah saw
Air mata rasulullah saw
 
Surah ad dhuha
Surah ad dhuhaSurah ad dhuha
Surah ad dhuha
 
Nabi saw
Nabi sawNabi saw
Nabi saw
 

Air mata rasulullah saw

  • 1. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat- Air Mata Rasulullah SAW urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang Malaikat pengantar wahyu itu. membalikkan badan dan menutup pintu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah tertahankan lagi. ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini lembut. kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang dadanya sudah tidak bergerak lagi. menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat antaramu." maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. ikut sama menyertainya. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh baarik alaaa wa salim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita, dan kecemasan. apakah pantas kita tidak membalas cintanya????Jika Rosululloh rela "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan menanggung semua penderitaan kita, mengapa kita berat tuk mengikuti kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul jejaknya…..????Semoga kita dipertemukan dengan beliau di Surga Nya Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga kelak…amieen… bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.