1. PEREKONOMIAN INDONESIA
“Industrialisasi dan Perkembangan
Sektor Industry”
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BINA BANGSA BANTEN
Gilang Jupriono
5V-MA
11140081
DOSEN : Ade Fauji, SE., MM
2. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi
atau barang jadi menjadi barang yang bermutu
tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri.
Dengan demikian, industri merupakan bagian dari
proses produksi.
3. Klasifikasi Industri
1. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku
Tiap - tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda,
tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri
tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan,
industridapat dibedakan menjadi :
1. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh
langsung dari alam.
Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutananIndustri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah
lebih lanjut hasilhasil industri lain.Misalnya: industri kayu lapis, industri
pemintalan, dan industri kain.Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier
Kegiatan industrinya adalah denganmenjual jasa layanan untuk keperluan
orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan,angkutan, dan pariwisata.
4. 2. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat
dibedakan menjadi :
Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja
kurang dari empatorang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggotakeluarga, dan pemilik atau
pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan,
industri tempe/ tahu,dan industri makanan ringan.Industri kecil, yaitu
industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,
Ciriindustri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga
kerjanya berasal darilingkungan sekitar atau masih ada hubungan
saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri
pengolahan rotan. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan
tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.
5. Ciri industri sedang
Industri sedang adalah memiliki modal yang
cukup besar, tenaga kerja memilikiketerampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki
kemapuan manajerial tertentu.Misalnya :
industri konveksi, industri bordir, dan industri
keramik. Industri besar, yaitu industri dengan
jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.
6. Ciri industri besar
Industri Besar adalah memiliki modal besar yang
dihimpun secara kolektif dalam bentuk Pemilikan
saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan
khusus, dan pimpinan perusahaan dipilihmelalui
uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test).
Misalnya: industri tekstil, industrimobil, industri
besi baja, dan industri pesawat terbang.
7. 3. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini
sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain.Misalnya: industri kayu lapis,
industri alumunium, industri pemintalan, dan industri
baja. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang
setengah jadi menjadi barang jadisehingga barang yang
dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen.Misalnya: industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
8. 4. Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai
factor, seperti: modal, tenagakerja, produk yang dihasilkan, dan
pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasianya,industri dapat
dibedakan menjadi:Industri kecil, yaitu industri yang memiliki
Ciri - ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana,
pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga,
produknya masihsederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas
(berskala lokal). Misalnya: industrikerajinan dan industri makanan
ringan.Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri :
modal relative besar, teknologicukup maju tetapi masih terbatas,
pekerja antara 10- 200 orang, tenaga kerja tidak tetap, danlokasi
pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya :
industri bordir, industrisepatu, dan industri mainan anak-anak.
Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri : modal sangat
besar, teknologi canggihdan modern, organisasi teratur, tenaga
kerja dalam jumlah banyak dan terampil,
9. 5. Klasifikasi Industri berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada
juga pengklasifikasian industri berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986
yang dikeluarkanoleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah
sebagai berikut:Industri Kimia Dasar (IKD) Industri
Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan :
modal yang besar, keahlian yangtinggi, dan
menerapkan teknologi maju.
10. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD
adalah sebagai berikut :
1) Industri kimia organik, misalnya: industri
bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri
semen, industri asam sulfat, dan industri kaca
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk
kimia dan industri pestisida
11. Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
a) Kemampuan teknologi dan inovasi
b) Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
c) Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya
memiliki industridasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri
tengah seperti mesin alat produksiakan mengalami proses industrialisasi
lebih cepat
d) Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan
jumlah penduduk.Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan
pertumbuhan kegiatan ekonomi
e) Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap
implementasi, jenisindustri unggulan dan insentif yang diberikan
f) Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat
dalam industrialisasi
g) Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi
industriorientasi ekspor.
12. E. Pola Pengembangan Industri
Pengelompokan pola pikir industrialisasi secara keseluruhan
telah tercakup dalam PolaPengembangan Indutri Nasional
(PPIN) yang dibuat oleh Departemen Perindustrian
(dalamSiahaan, 1996). PPIN tersebut berintikan 6 butir kebijakan :
1. Pengembangan industri yang diarahkan untuk Pendalaman dan
pemantapan Struktur industri serta dikaitkan dengan sektor lainnya
2. Pengembangan indutri permesinan dan elektronika penghasil
Barang modal
3. Pengembangan industri kecil
4. Pembangunan ekspor komoditi industri
5. Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan
Rancang bangun khususnya perangkat lunak dan perekayasaan.
13. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Sektor Industri
1. Strategi Subtitusi ImporLebih menekankan pada
pengembangan industry yang berorientasi pada pasar
domestikStrategi subtitusi impor adalah industry domestic yang
Membuat barang menggantikan impor Dilandasi oleh pemikiran
bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai Dengan
mengembangkan industry dalam negeri yang memproduksi Barang
pengganti impo rPertimbangan yang lajim digunakan dalam
memilih strategi ini adalah :
a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup
tersedia
b.Potensi permintaan dalam negeri memadai
c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan Kerja
lebih luas
e.Dapat mengurangi ketergantungan impor
14. 2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya
di IndonesiaIndustry manufaktur nasional tidak
berkembang baik selama orde baru Ekspor
manufaktur Indonesia belum berkembang
dengan baikKebijakan proteksi yang berlebihan
selama orde baru menimbulkan high cost
economy Teknologi yang digunakan oleh
industry dalam negeri, sangat diproteksi
15. 3. Strategi Promosi EksporLebih berorientasi ke
pasar internasional dalam pengembangan usaha
dalam negeriTidak ada diskriminasi dalam pemberian
insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari
Pemerintah Dilandasi pemikiran bahwa laju
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika
Produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar
Ekspor Strategi promosi ekspor mempromosikan
fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya
ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola
keunggulan komparatif.