SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
Penipuan berkedok operator pancasila
1. Penipuan Berkedok Operator :
Ketika Hadiah Menjadi Teror
Kelompok 4
Anggi Ginanjar
Fauzi Septiandhi
Ghifarinnisa F. R.
Kamila Farhaniah
Irwansyah Angga K.
M. Rafqi A.
2. Rumusan Masalah
Apa penipuan
berkedok
operator itu dan
hubungannya
dengan dasar
negara?
Bagaimanakah
bentuk dan ciri-
ciri penipuan
berkedok
operator?
Siapa pelaku
penipuan
berkedok
operator?
Dengan cara
apakah
penipuan
berkedok
operator diatasi?
3. Hubungan Antara Dasar Negara dengan
Penipuan Berkedok Operator
•Penyelesaian Sengketa dan Pelanggaran di Bidang Iptek dicakup sanksi
administratif dan sanksi etika yang terkait dengan kewenangan organisasi profesi dan
lembaga-lembaga lain yang berwenang, serta sanksi perdata maupun pidana yang
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Ketetapan MPR Nomor: IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara
•“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan
tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.”
Penyelesaian Sengketa dan Pelanggaran di Bidang Iptek Pasal
378 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang berbunyi:
4. Bentuk Penipuan Berkedok Operator
Pencemaran
nama baik
Jika pada kasus pencemaran nama baik dengan tulisan berjudul Hoyak Tabuik Adaro dan Soekantom,
karya Narliswandi piliang (Iwan Piliang) dilaporkan oleh anggota DPR fraksi Partai Amanat Nasional, Alvin
Lie. Artikel terrsebut bercerita tentang kedatangan Alvin Lie ke PT Adaro untuk mengajukan uang Rp 6
Miliar sebagai kompensasi penggalan hak angket.
Pelanggaran UU ITE :
Pasal 27 ayat 3 UU ITE no 11 2008
Pasal 45 ayat 1 UU ITE no 11 2008 “Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
pasal 27 ayat(1), ayat(3), atau ayat(4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).”
Kebohongan
Publik
Kasus ini terjadi pada November 2008, Erick seorang Account Executive Equity diBahana Securities,
Jakarta. Mengonfirmasikan bahwa beberapa Bank di Indonesia (Bank Panin, Bank Bukopin, Bank Arta
Graham, Bank CIC, dan Bank Victoria) mendapat masalah likuiditas dan kegagalan menyelesaikan
transaksi antar Bank.
Pelanggaran UU ITE :
Pasal 27 ayat 3 “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau menstramisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi Elektronik dan/atau Dokumen yang memiliki muatan
penghinaan danatau pencemaran nama baik.
Pasal 28 ayat 1 “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyelesaikan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
5. Ciri-ciri Penipuan Berkedok Operator
Nomer yang menghubungi Anda pasti merupakan nomer yang tidak
dikenal
Penipu selalu mengaku-ngaku kenal dekat dengan Anda, dan kita
disuruh menebak.
•Umumnya kita sungkan dan berusaha mengingat teman kita yang suaranya sangat mirip
dengan penipu
Umumnya penipuan selalu menawarkan harga yang sangat tidak wajar,
•karena itu transaksi lelang atau undian berhadiah adalah yang paling memungkinkan untuk
ditawarkan.
Setelah memberikan penawaran, umumnya mereka akan berkali-kali
mencoba untuk menghubungi dan meyakinkan Anda.
•Ketika Anda tidak merespon dengan cepat, penipu akan mudah marah dan terlihat tidak
sabaran.
Harapan dari penipu adalah adanya transaksi emosional (tidak selalu
dengan nominal besar) sehingga kita tidak sempat berpikir sehat.
•Disinilah biasanya orang banyak terjebak karena umumnya karena faktor ke-serakah-an.
6. Pelaku Penipuan Berkedok OperatorPelakudaritindak
kejahatanini
Biasanya orang yang mengaku
dari pihak yang telah dikenal
oleh korban atau perusahaan
besar.
Biasanya mereka memberitahu
korban bahwa korban telah
mendapatkan sebuah undian
berhadiah. Namun untuk
mendapatkan hadiah tersebut,
korban harus membayar dengan
sejumlah uang.
Biasanya tidak melakukannya
seorang diri. Namun mereka
biasanya berkomplotan dengan
rekannya agar mempermudah
pekerjaan mereka. Latarbelakang
Untuk mendapatkan banyak
keuntungan dengan cepat tanpa
harus menunggu lama dan
mengeluarkan banyak tenaga.
Sempitnya lahan kerja dan
tingginya persaingan di dunia
kerja menjadi faktor pendorong
bagi para pelaku tersebut.
7. Cara Mengatasi Penipuan Berkedok
Operator
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh operator selain untuk mencegah korban yang lebih banyak
seperti yang dituturkan Vaksincom berikut ini:
1. Kreatif mencari program lain yang memberikan manfaat nyata bagi pelanggan dan
menghindari memberikan program undian yang pada dasarnya tidak memberikan keuntungan
untuk semua pelanggan dan cenderung mendorong mereka bermimpi memenangkan undian.
2. Melakukan screening yang berkesinambungan atas kata-kata yang sering digunakan untuk
mengirimkan SMS tipu-tipu pemenang hadiah dan langsung melakukan antisipasi jika
ditemukan aktivitas pengiriman SMS yang mencurigakan.
3. Mengawasi penggunaan forging nama pengirim SMS dan hanya pelanggan SMS bonafit saja
yang boleh mengubah/forging nama sender. Selain itu nama sender juga dibatasi nama tertentu
saja atau harus mendapat persetujuan terdahulu sebelum dapat digunakan.
4. Melakukan tindakan proaktif dengan menonaktifkan nomor kartu pengirim SMS penipuan dan
bekerjasama dengan pihak terkait untuk melakukan tindakan hukum agar kriminal menjadi jera dan
tindakan kriminal penipuan dapat dihentikan.
9. SIMPULAN
Pada tindak penipuan berkedok operator yang dilakukan melalui layanan pesan pendek
atau short message service (“SMS”) dapat mengacu pada ketentuan Pasal 378 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (“KUHP”).
Latar belakang dari banyak penipuan yaitu untuk mendapatkan banyak keuntungan dengan cepat
tanpa harus menunggu lama dan mengeluarkan banyak tenaga. Dari alasan klasik itulah banyak
modus-modus penipuan muncul. Banyaknya kebutuhan sehari-hari dan mahalnya harga barang
merupakan faktor utama dari para pelaku untuk melakukan aksi curang mereka. Sempitnya lahan
kerja dan tingginya persaingan di dunia kerja menjadi faktor pendorong bagi para pelaku
tersebut.
Maraknya tindak kejahatan berupa penipuan berkedok operator karena perkembangan teknologi
yang cepat menjadikan hadiah menjadi terror. Namun dengan mengikuti beberapa solusi tindak
pencegahan agar kita tidak mudah tertipu dengan iming-imingan dari pelaku dapat
meminimalisir korban dari tindak penipuan berkedok operator.