SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ETIKA PROFESI TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(EPTIK)
CYBERCRIME “CARDING”
Nama Kelompok :
1. Yunita 11140035
2. Sayida Fazriah 11140127
3. Intan Fitriana 11140230
4. Tika Hastiarni 11140243
5. Yuna 11140691
6. Siti Chadijah 11140768
Website: http://cybercrimebsi2017.blogspot.co.id
Pengertian Cyber Crime
Cybercrime adalah tindakan kriminal yang dilakukan
dengan menggunakan teknologi komputer sebagai alat
kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan
yang memanfaatkan perkembangan teknologi komputer
khususnya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai
perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan
teknologi komputer yang berbasis pada kecanggihan
perkembangan teknologi internet.
Pengertian Carding
Suatu aktivitas untuk mendapatkan nomor-
nomor kartu kredit orang lain yang
digunakan untuk berbelanja si pelaku secara
tidak sah atau illegal.
Metode Pelaku Carding
1. Extrapolasi : Seperti yang diketahui, 16 digit nomor kartu kredit memiliki
pola algoritma tertentu. Extrapolasi dilakukan pada sebuah kartu kredit yang
biasa disebut sebagai kartu master, sehingga dapat diperoleh nomor kartu
kredit lain yang nantinya digunakan untuk bertransaksi. Namun, metode ini
bisa dibilang sudah kadaluwarsa, dikarenakan berkembangnya piranti
pengaman dewasa ini
2. Hacker : Pembajakan metode ini dilakukan dengan membobol sebuah
website toko yang memiliki sistem pengaman yang lemah. Seorang hacker
akan meng-hack suatu website toko, untuk kemudian mengambil data
pelanggannya. Carding dengan metode ini selain merugikan pengguna kartu
kredit, juga akan merugikan toko tersebut karena image-nya akan rusak,
sehingga pelanggan akan memilih berbelanja di tempat lain yang lebih aman
3. Sniffer : Metode ini dilakukan dengan mengendus dan merekam
transaksi yang dilakukan oleh seorang pengguna kartu kredit
dengan menggunakan software. Hal ini bisa dilakukan hanya
dalam satu jaringan yang sama, seperti di warnet atau hotspot
area. Pelaku menggunakan software sniffer untuk menyadap
transaksi yang dilakukan seseorang yang berada di satu jaringan
yang sama, sehingga pelaku akan memperoleh semua data yang
diperlukan untuk selanjutnya melakukan carding. Pencegahan
metode ini adalah website e-commerce akan menerapkan sistem
SSL (Secure Socket Layer) yang berfungsi mengkodekan
database dari pelanggan.
4. Phising : Pelaku carding akan mengirim email secara acak dan
massal atas nama suatu instansi seperti bank, toko, atau penyedia
layanan jasa, yang berisikan pemberitahuan dan ajakan untuk
login ke situs instansi tersebut. Namun situs yang diberitahukan
bukanlah situs asli, melainkan situs yang dibuat sangat mirip
dengan situs aslinya.Selanjutnya korban biasa diminta mengisi
database di situs tersebut. Metode ini adalah metode paling
berbahaya, karena sang pembajak dapat mendapatkan informasi
lengkap dari si pengguna kartu kredit itu sendiri. Informasi yang
didapat tidak hanya nama pengguna dan nomor kartu kreditnya,
namun juga tanggal lahir, nomor identitas, tanggal kadaluwarsa
kartu kredit, bahkan tinggi dan berat badan jika si pelaku carding
menginginkannya
Modus Kejahatan Carding
1. Mendapatkan nomor kartu kredit (CC) dari tamu hotel,
khususnya orang asing.
2. Mendapatkan nomor kartu kredit melalui kegiatan
chatting di internet.
3. Melakukan pemesanan barang ke perusahaan di luar
negeri dengan menggunakan jasa internet.
4. Mengambil dan memanipulasi data di internet.
5. Memberikan keterangan palsu, baik pada waktu
pemesanan maupun pada saat
pengambilan barang di Jasa Pengiriman (kantor pos,
UPS, Fedex, HL, TNT, dll).
Contoh Kasus Carding
1. Kasus terbaru kejahatan Carding terjadi pada Maret 2013 yang lalu.
Sejumlah data nasabah kartu kredit maupun debit dari berbagai bank
dicuri saat bertransaksi di gerai The Body Shop Indonesia. Sumber Tempo
mengatakan, data curian tersebut digunakan untuk membuat kartu
duplikat yang ditransaksikan di Meksiko dan Amerika Serikat.
Data yang dicuri berasal dari berbagai bank, di antaranya Bank Mandiri
dan Bank BCA. Menurut Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri,
Budi Gunadi Sadikin, pihaknya menemukan puluhan nasabah kartu kredit
dan debit yang datanya dicuri. Adapun transaksi yang dilakukan dengan
data curian ini ditaksir hingga ratusan juta rupiah.
Kejahatan kartu kredit terendus saat Bank Mandiri menemukan adanya
transaksi mencurigakan. "Kartu yang biasa digunakan di Indonesia tiba-
tiba dipakai untuk bertransaksi di Meksiko dan Amerika," kata Budi.
Setelah dilakukan pengecekan terhadap nasabah, ternyata kartu-kartu itu
tidak pernah digunakan di sana.
2. Pada September 2011, Polda Metro Jaya berhasil membongkar sindikat pemalsu
Kartu Kredit dengan kerugian yang cukup besar Rp. 81 Miliar. Sindikat ini
membobol data EDC kartu kredit dengan dua modus utama. Modus pertama,
komplotan ini mencuri data dari pemilik EDC kartu kredit di pertokoan atau
tempat-tempat transaksi lain. Kasus terbaru pencurian data EDC dari stasiun
pengisian bahan bakar umum (SPBU) 3412203 Kebayoran Lama pada 18 Agustus
hingga 9 September 2011.
Komplotan ini mendatangi pompa bensin untuk menawarkan jasa perbaikan alat
gesek yang rusak. Mereka datang dengan surat kuasa bank palsu. Pengelola pun
menyerahkan alat gesek beserta rekening dan PIN pemilik SPBU. Aksi komplotan
selanjutnya, mengajukan seluruh rekaman transaksi di SPBU ke bank untuk
kemudian dicairkan. Total dana yang mereka keruk Rp 432 juta. Sindikat ini
terbongkar berkat laporan Dodi Iskandar dari Bank Danamon.
Modus lainnya, pelaku membuat transaksi pengembalian
(refund) fiktif. Komplotan mencuri nomor identifikasi alat gesek
kartu kredit di pertokoan. Nomor tersebut kemudian
ditanamkan di alat gesek milik pelaku. Mereka seolah-olah
belanja, padahal tidak. Yang terjadi selanjutnya, catatan
transaksi belanja fiktif langsung terekam pada alat gesek kartu.
Anggota komplotan lantas memencet opsi refund sehingga
mengubah transaksi pengembalian uang, yang mengalir ke
rekening mereka.
Sedikitnya lima bank uangnya terkuras dalam modus pencurian
ini. Jumlah transaksinya mulai Rp 60 juta hingga Rp 70 miliar.
Polisi menyita ratusan kartu tanda penduduk palsu, puluhan
kartu anjungan tunai mandiri palsu, belasan EDC kartu kredit,
dan ijazah palsu.
CyberLaw
Menurut Indonesian Defense University definisi
cyberlaw adalah hukum terkait dengan proses dan
resiko teknologi pada cyber space. Dari perspektif
teknologi, cyberlaw digunakan untuk membedakan
mana cyber activity yang bersifat legal dan yang mana
tergolong tindak kejahatan dunia maya (cyber crime)
atau pelanggaran kebijakan (policy violation). Cyberlaw
dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari hukum di
banyak negara adalah “ruang dan waktu”. Sementara
itu, internet dan jaringan komputer mendobrak batas
ruang dan waktu
Tujuan CyberLaw
Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan
upaya pencegahan tindak pidana, ataupun
penanganan tindak pidana. Cyberlaw akan
menjadi dasar hukum dalam proses penegakan
hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan
sarana elektronik dan komputer, termasuk
kejahatan pencurian uang dan kejahatan
terorisme.
Penanggulangan Kejahatan Carding
1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya,
yang diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan
kejahatan tersebut.
2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai
standar internasional.
3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum
mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara
yang berhubungan dengan cybercrime.
4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime
serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi.
5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun
multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui
perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties.
Pencegahan Carding
1. Pencegahan dengan Hukum
2. Pencegahan dengan Teknologi
3. Pencegahan dengan pengamanan web
security
4. Pengamanan Pribadi
Berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka
dapat kami simpulkan, Cyber crime merupakan kejahatan yang
timbul dari dampak negative perkembangan aplikasi internet.
Cyber Crime bermula dari kegiatan hacking yang telah ada Pada
tahun 1870-an. Pembobolan kartu kredit termasuk dalam jenis
Cyber Crime “Carding” (orang yang bukan pemilik kartu kredit
menggunakan kartu kredit tersebut sebagai perbuatan melawan
hukum). Yang dapat merugikan orang lain. Tindakan Pembobolan
kartu kredit di atur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Kesimpulan
Saran
Para pengguna teknologi informasi dan komunikasi sebaiknya
lebih hati-hati dalam melakukan komunikasi dengan orang yang
tidak dikenal dan jangan mudah mempercayai orang atau lembaga
yang baru dikenal lewat internet.
Perlu adanya tindakan hukum yang tegas dari aparat penegas
hukum agar dapat menimbulkan efek jera kepada pelaku tindakan
Cyber Crime.
Diadakanya pemberitahuan untuk masyarakat umum tentang
kejahatan dunia maya agar masyarakat dapat lebih berhati-hati
dan diberitahukan hukuman atau tindak pidana yang dapat
ditimbulkan apabila melakukan tindak kejahatan melalui
internet.
Sekian dan Terima Kasih

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Etika profesi it
Etika profesi itEtika profesi it
Etika profesi it
 
EPTIK Carding
EPTIK CardingEPTIK Carding
EPTIK Carding
 
PPT_EPTIK
PPT_EPTIKPPT_EPTIK
PPT_EPTIK
 
Cakra
CakraCakra
Cakra
 
Powerpoint
PowerpointPowerpoint
Powerpoint
 
Pp cyber crime & cyber law
Pp cyber crime & cyber lawPp cyber crime & cyber law
Pp cyber crime & cyber law
 
Carding
CardingCarding
Carding
 
Presentas Eptik Carding
Presentas Eptik CardingPresentas Eptik Carding
Presentas Eptik Carding
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
Cyber crime baru
Cyber crime baruCyber crime baru
Cyber crime baru
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Ppt cybercrime
Ppt cybercrimePpt cybercrime
Ppt cybercrime
 
Cyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity TheftCyber Crime Identity Theft
Cyber Crime Identity Theft
 
Materi kuliah ebusiness (e-payment) IT-UHO (pert4-5)
Materi kuliah ebusiness (e-payment) IT-UHO (pert4-5)Materi kuliah ebusiness (e-payment) IT-UHO (pert4-5)
Materi kuliah ebusiness (e-payment) IT-UHO (pert4-5)
 
Powerpoint dzik
Powerpoint dzikPowerpoint dzik
Powerpoint dzik
 
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional securePerbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
 
Computer Forensic (Kasus Pembobolan Bank)
Computer Forensic  (Kasus Pembobolan Bank)Computer Forensic  (Kasus Pembobolan Bank)
Computer Forensic (Kasus Pembobolan Bank)
 
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda deeKasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
 

Similar to ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (EPTIK) CYBERCRIME “CARDING

makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetKie Rahadian
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Pointneng15
 
Makalah etika profesi teknologi informasi
Makalah etika profesi teknologi informasiMakalah etika profesi teknologi informasi
Makalah etika profesi teknologi informasiadeoktav
 
Cyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer ForensikCyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer Forensiksanisahidaha
 
MENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptx
MENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptxMENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptx
MENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptxDewiChairianti
 
Makalah Etika Profesi Carding dan Prosedur Penyidikannnya
Makalah Etika Profesi Carding dan Prosedur PenyidikannnyaMakalah Etika Profesi Carding dan Prosedur Penyidikannnya
Makalah Etika Profesi Carding dan Prosedur PenyidikannnyaHarits Pratama
 
Tugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxTugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxSudirman45
 
Tugas etika presentasi
Tugas etika presentasiTugas etika presentasi
Tugas etika presentasiadityaikhsan
 
indounderground, Carding, carder and why you should avoid it!
 indounderground, Carding, carder and why you should avoid it! indounderground, Carding, carder and why you should avoid it!
indounderground, Carding, carder and why you should avoid it!idsecconf
 
cybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawcybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawNieya Moetz
 
Introduction to Cybercrime & Cyberlaw
Introduction to Cybercrime & CyberlawIntroduction to Cybercrime & Cyberlaw
Introduction to Cybercrime & CyberlawAhmad Fauzi
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6kelompak
 
Kel ompok 6
Kel ompok 6Kel ompok 6
Kel ompok 6kelompak
 
Dodi muhammad alfayed
Dodi muhammad alfayedDodi muhammad alfayed
Dodi muhammad alfayeddodialafayed
 

Similar to ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (EPTIK) CYBERCRIME “CARDING (18)

makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
Makalah etika profesi teknologi informasi
Makalah etika profesi teknologi informasiMakalah etika profesi teknologi informasi
Makalah etika profesi teknologi informasi
 
Cyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer ForensikCyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer Forensik
 
Carding
CardingCarding
Carding
 
MENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptx
MENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptxMENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptx
MENJAGA TRANSAKSI BISNIS DI INTERNET.pptx
 
Makalah Etika Profesi Carding dan Prosedur Penyidikannnya
Makalah Etika Profesi Carding dan Prosedur PenyidikannnyaMakalah Etika Profesi Carding dan Prosedur Penyidikannnya
Makalah Etika Profesi Carding dan Prosedur Penyidikannnya
 
Tugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxTugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptx
 
Tugas etika presentasi
Tugas etika presentasiTugas etika presentasi
Tugas etika presentasi
 
indounderground, Carding, carder and why you should avoid it!
 indounderground, Carding, carder and why you should avoid it! indounderground, Carding, carder and why you should avoid it!
indounderground, Carding, carder and why you should avoid it!
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
cybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawcybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlaw
 
Etika
EtikaEtika
Etika
 
Introduction to Cybercrime & Cyberlaw
Introduction to Cybercrime & CyberlawIntroduction to Cybercrime & Cyberlaw
Introduction to Cybercrime & Cyberlaw
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Kel ompok 6
Kel ompok 6Kel ompok 6
Kel ompok 6
 
tugas etika profesi
tugas etika profesitugas etika profesi
tugas etika profesi
 
Dodi muhammad alfayed
Dodi muhammad alfayedDodi muhammad alfayed
Dodi muhammad alfayed
 

More from Bina Sarana Informatika

More from Bina Sarana Informatika (9)

Cover
Cover Cover
Cover
 
Jenis jenis cyber crime
Jenis jenis cyber crimeJenis jenis cyber crime
Jenis jenis cyber crime
 
Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Etika Profesi Teknologi Informasi dan KomunikasiEtika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Lembar kegiatan kelompok
Lembar kegiatan kelompokLembar kegiatan kelompok
Lembar kegiatan kelompok
 
Makalah MYOB Penjualan dan Pembelian pada PT. ITS
Makalah MYOB Penjualan dan Pembelian pada PT. ITSMakalah MYOB Penjualan dan Pembelian pada PT. ITS
Makalah MYOB Penjualan dan Pembelian pada PT. ITS
 
Analisa & Perancangan Sistem Informasi-Jasa Pemesanan Kontraktor
Analisa & Perancangan Sistem Informasi-Jasa Pemesanan KontraktorAnalisa & Perancangan Sistem Informasi-Jasa Pemesanan Kontraktor
Analisa & Perancangan Sistem Informasi-Jasa Pemesanan Kontraktor
 
Cover cd Pemograman Visual Akutansi 1
Cover cd Pemograman Visual Akutansi 1Cover cd Pemograman Visual Akutansi 1
Cover cd Pemograman Visual Akutansi 1
 
Cover Pemograman Visual AKutansi 1
Cover Pemograman Visual AKutansi  1Cover Pemograman Visual AKutansi  1
Cover Pemograman Visual AKutansi 1
 
Pemograman Visual Akutansi 1
Pemograman Visual Akutansi 1 Pemograman Visual Akutansi 1
Pemograman Visual Akutansi 1
 

Recently uploaded

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (EPTIK) CYBERCRIME “CARDING

  • 1. ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (EPTIK) CYBERCRIME “CARDING” Nama Kelompok : 1. Yunita 11140035 2. Sayida Fazriah 11140127 3. Intan Fitriana 11140230 4. Tika Hastiarni 11140243 5. Yuna 11140691 6. Siti Chadijah 11140768
  • 3. Pengertian Cyber Crime Cybercrime adalah tindakan kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi komputer khususnya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi komputer yang berbasis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet.
  • 4. Pengertian Carding Suatu aktivitas untuk mendapatkan nomor- nomor kartu kredit orang lain yang digunakan untuk berbelanja si pelaku secara tidak sah atau illegal.
  • 5. Metode Pelaku Carding 1. Extrapolasi : Seperti yang diketahui, 16 digit nomor kartu kredit memiliki pola algoritma tertentu. Extrapolasi dilakukan pada sebuah kartu kredit yang biasa disebut sebagai kartu master, sehingga dapat diperoleh nomor kartu kredit lain yang nantinya digunakan untuk bertransaksi. Namun, metode ini bisa dibilang sudah kadaluwarsa, dikarenakan berkembangnya piranti pengaman dewasa ini 2. Hacker : Pembajakan metode ini dilakukan dengan membobol sebuah website toko yang memiliki sistem pengaman yang lemah. Seorang hacker akan meng-hack suatu website toko, untuk kemudian mengambil data pelanggannya. Carding dengan metode ini selain merugikan pengguna kartu kredit, juga akan merugikan toko tersebut karena image-nya akan rusak, sehingga pelanggan akan memilih berbelanja di tempat lain yang lebih aman
  • 6. 3. Sniffer : Metode ini dilakukan dengan mengendus dan merekam transaksi yang dilakukan oleh seorang pengguna kartu kredit dengan menggunakan software. Hal ini bisa dilakukan hanya dalam satu jaringan yang sama, seperti di warnet atau hotspot area. Pelaku menggunakan software sniffer untuk menyadap transaksi yang dilakukan seseorang yang berada di satu jaringan yang sama, sehingga pelaku akan memperoleh semua data yang diperlukan untuk selanjutnya melakukan carding. Pencegahan metode ini adalah website e-commerce akan menerapkan sistem SSL (Secure Socket Layer) yang berfungsi mengkodekan database dari pelanggan.
  • 7. 4. Phising : Pelaku carding akan mengirim email secara acak dan massal atas nama suatu instansi seperti bank, toko, atau penyedia layanan jasa, yang berisikan pemberitahuan dan ajakan untuk login ke situs instansi tersebut. Namun situs yang diberitahukan bukanlah situs asli, melainkan situs yang dibuat sangat mirip dengan situs aslinya.Selanjutnya korban biasa diminta mengisi database di situs tersebut. Metode ini adalah metode paling berbahaya, karena sang pembajak dapat mendapatkan informasi lengkap dari si pengguna kartu kredit itu sendiri. Informasi yang didapat tidak hanya nama pengguna dan nomor kartu kreditnya, namun juga tanggal lahir, nomor identitas, tanggal kadaluwarsa kartu kredit, bahkan tinggi dan berat badan jika si pelaku carding menginginkannya
  • 8. Modus Kejahatan Carding 1. Mendapatkan nomor kartu kredit (CC) dari tamu hotel, khususnya orang asing. 2. Mendapatkan nomor kartu kredit melalui kegiatan chatting di internet. 3. Melakukan pemesanan barang ke perusahaan di luar negeri dengan menggunakan jasa internet. 4. Mengambil dan memanipulasi data di internet. 5. Memberikan keterangan palsu, baik pada waktu pemesanan maupun pada saat pengambilan barang di Jasa Pengiriman (kantor pos, UPS, Fedex, HL, TNT, dll).
  • 9. Contoh Kasus Carding 1. Kasus terbaru kejahatan Carding terjadi pada Maret 2013 yang lalu. Sejumlah data nasabah kartu kredit maupun debit dari berbagai bank dicuri saat bertransaksi di gerai The Body Shop Indonesia. Sumber Tempo mengatakan, data curian tersebut digunakan untuk membuat kartu duplikat yang ditransaksikan di Meksiko dan Amerika Serikat. Data yang dicuri berasal dari berbagai bank, di antaranya Bank Mandiri dan Bank BCA. Menurut Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, pihaknya menemukan puluhan nasabah kartu kredit dan debit yang datanya dicuri. Adapun transaksi yang dilakukan dengan data curian ini ditaksir hingga ratusan juta rupiah. Kejahatan kartu kredit terendus saat Bank Mandiri menemukan adanya transaksi mencurigakan. "Kartu yang biasa digunakan di Indonesia tiba- tiba dipakai untuk bertransaksi di Meksiko dan Amerika," kata Budi. Setelah dilakukan pengecekan terhadap nasabah, ternyata kartu-kartu itu tidak pernah digunakan di sana.
  • 10. 2. Pada September 2011, Polda Metro Jaya berhasil membongkar sindikat pemalsu Kartu Kredit dengan kerugian yang cukup besar Rp. 81 Miliar. Sindikat ini membobol data EDC kartu kredit dengan dua modus utama. Modus pertama, komplotan ini mencuri data dari pemilik EDC kartu kredit di pertokoan atau tempat-tempat transaksi lain. Kasus terbaru pencurian data EDC dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 3412203 Kebayoran Lama pada 18 Agustus hingga 9 September 2011. Komplotan ini mendatangi pompa bensin untuk menawarkan jasa perbaikan alat gesek yang rusak. Mereka datang dengan surat kuasa bank palsu. Pengelola pun menyerahkan alat gesek beserta rekening dan PIN pemilik SPBU. Aksi komplotan selanjutnya, mengajukan seluruh rekaman transaksi di SPBU ke bank untuk kemudian dicairkan. Total dana yang mereka keruk Rp 432 juta. Sindikat ini terbongkar berkat laporan Dodi Iskandar dari Bank Danamon.
  • 11. Modus lainnya, pelaku membuat transaksi pengembalian (refund) fiktif. Komplotan mencuri nomor identifikasi alat gesek kartu kredit di pertokoan. Nomor tersebut kemudian ditanamkan di alat gesek milik pelaku. Mereka seolah-olah belanja, padahal tidak. Yang terjadi selanjutnya, catatan transaksi belanja fiktif langsung terekam pada alat gesek kartu. Anggota komplotan lantas memencet opsi refund sehingga mengubah transaksi pengembalian uang, yang mengalir ke rekening mereka. Sedikitnya lima bank uangnya terkuras dalam modus pencurian ini. Jumlah transaksinya mulai Rp 60 juta hingga Rp 70 miliar. Polisi menyita ratusan kartu tanda penduduk palsu, puluhan kartu anjungan tunai mandiri palsu, belasan EDC kartu kredit, dan ijazah palsu.
  • 12. CyberLaw Menurut Indonesian Defense University definisi cyberlaw adalah hukum terkait dengan proses dan resiko teknologi pada cyber space. Dari perspektif teknologi, cyberlaw digunakan untuk membedakan mana cyber activity yang bersifat legal dan yang mana tergolong tindak kejahatan dunia maya (cyber crime) atau pelanggaran kebijakan (policy violation). Cyberlaw dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari hukum di banyak negara adalah “ruang dan waktu”. Sementara itu, internet dan jaringan komputer mendobrak batas ruang dan waktu
  • 13. Tujuan CyberLaw Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak pidana, ataupun penanganan tindak pidana. Cyberlaw akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencurian uang dan kejahatan terorisme.
  • 14. Penanggulangan Kejahatan Carding 1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut. 2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional. 3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime. 4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi. 5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties.
  • 15. Pencegahan Carding 1. Pencegahan dengan Hukum 2. Pencegahan dengan Teknologi 3. Pencegahan dengan pengamanan web security 4. Pengamanan Pribadi
  • 16. Berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka dapat kami simpulkan, Cyber crime merupakan kejahatan yang timbul dari dampak negative perkembangan aplikasi internet. Cyber Crime bermula dari kegiatan hacking yang telah ada Pada tahun 1870-an. Pembobolan kartu kredit termasuk dalam jenis Cyber Crime “Carding” (orang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu kredit tersebut sebagai perbuatan melawan hukum). Yang dapat merugikan orang lain. Tindakan Pembobolan kartu kredit di atur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kesimpulan
  • 17. Saran Para pengguna teknologi informasi dan komunikasi sebaiknya lebih hati-hati dalam melakukan komunikasi dengan orang yang tidak dikenal dan jangan mudah mempercayai orang atau lembaga yang baru dikenal lewat internet. Perlu adanya tindakan hukum yang tegas dari aparat penegas hukum agar dapat menimbulkan efek jera kepada pelaku tindakan Cyber Crime. Diadakanya pemberitahuan untuk masyarakat umum tentang kejahatan dunia maya agar masyarakat dapat lebih berhati-hati dan diberitahukan hukuman atau tindak pidana yang dapat ditimbulkan apabila melakukan tindak kejahatan melalui internet.