1
“Restorative Justice Sebagai Pembaharuan Hukum Acara Pidana Sesuai Dengan
Ideologi Negara”
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Politik Hukum Pidana
Dosen : Dr.Eko Budi S,SH,M.H.
OLEH: Surifki Kartiko
NIM : 20107011092
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2023
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, pujisyukur saya panjatan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “Restorative Justice
Sebagai Pembaharuan Hukum Acara Pidana Sesuai Dengan Ideologi Negara” dapat
saya selesaikan dengan baik.Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang adanya pembaharuan alernatif penyelesaian sengketa
melalui pendekatan Restorative Juastice.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan atensi dan kontribusi nyata dalam proses pembuatan makalah ini. Salam hormat
juga saya haturkan kepada Bapak Dr.Eko Budi S,SH,M.H.Selaku Dosen pengampu mata
kuliah Politik Hukum Pidana. Harapan kami, informasi dan materi dalam makalah ini dapat
membawa manfaat sehingga pembaca dapat mengerti terobosam baru terkait Restorative
Justice di Indonesia. Tak lupa saya mohon kritik dan saran yang dapat membawa perbaikan
bagi makalah yang akan kami buat selanjutnya.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun ketidasesuaian materi yang saya angkat dalam makalah ini, saya memohon maaf
yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih,
Semarang, 4 Juni 2023
Hormat kami
3
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4
Latar Belakang .................................................................................................................. 4
Permasalahan .................................................................................................................... 6
Tujuan................................................................................................................................ 6
BAB II.................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 7
Pembaharuan Hukum Pidana........................................................................................... 7
Tindak Pidana (Criminal Act)....................................................................................... 7
Pertanggungjawaban Pidana (Criminal Responsibility).............................................. 7
Pidana dan Pemidanaan (Punishment and Treatment System)................................... 8
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Makalah ini membahas tentang kejahatan dunia maya khususnya phising dengan 3 kalimat: Phising adalah tindakan memperoleh informasi pribadi seperti username, password, dan data keuangan secara tidak sah dengan cara memalsukan situs resmi untuk menipu korban, yang dapat dihukum berdasarkan UU ITE dan KUHP. Makalah ini juga menjelaskan berbagai teknik phising dan contoh kasusnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang data forgery sebagai salah satu jenis kejahatan siber yang merugikan, termasuk contoh kasusnya pada bank BCA tahun 2001.
2. Data forgery adalah pemalsuan data pada dokumen penting di internet dengan cara membuat situs palsu atau aplikasi yang mengakses data pengguna.
3. UU ITE mengatur sanksi pidana bagi pelaku data forgery berupa penjara dan denda berat.
Makalah ini membahas tentang cyber crime khususnya perjudian online pertandingan bola. Perjudian online ini beroperasi melalui situs dan memiliki sistem anggota serta taruhan yang dapat mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah per bulan. Meskipun perjudian dilarang agama dan hukum positif, hukuman untuk perjudian online dinilai masih ringan sehingga perlu direvisi menjadi lebih berat agar para pelaku jera.
Makalah ini membahas tentang kejahatan dunia maya khususnya phising dengan 3 kalimat: Phising adalah tindakan memperoleh informasi pribadi seperti username, password, dan data keuangan secara tidak sah dengan cara memalsukan situs resmi untuk menipu korban, yang dapat dihukum berdasarkan UU ITE dan KUHP. Makalah ini juga menjelaskan berbagai teknik phising dan contoh kasusnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang data forgery sebagai salah satu jenis kejahatan siber yang merugikan, termasuk contoh kasusnya pada bank BCA tahun 2001.
2. Data forgery adalah pemalsuan data pada dokumen penting di internet dengan cara membuat situs palsu atau aplikasi yang mengakses data pengguna.
3. UU ITE mengatur sanksi pidana bagi pelaku data forgery berupa penjara dan denda berat.
Makalah ini membahas tentang cyber crime khususnya perjudian online pertandingan bola. Perjudian online ini beroperasi melalui situs dan memiliki sistem anggota serta taruhan yang dapat mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah per bulan. Meskipun perjudian dilarang agama dan hukum positif, hukuman untuk perjudian online dinilai masih ringan sehingga perlu direvisi menjadi lebih berat agar para pelaku jera.
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran nama baik melalui internet beserta aspek hukum yang mengatur permasalahan tersebut. Dibahas pula pengertian, faktor, contoh kasus, dan undang-undang terkait pencemaran nama baik secara online."
Dokumen tersebut membahas tentang cybercrime dan cyberlaw di Indonesia. Beberapa kasus cybercrime dijelaskan seperti penipuan online dan pelanggaran UU ITE. Cybercrime disebabkan faktor teknis dan sosial ekonomi. Sedangkan cyberlaw merupakan aturan hukum untuk menangani cybercrime berdasarkan undang-undang di Indonesia.
Makalah ini membahas tentang pelanggaran hukum (cybercrime) dan undang-undang dunia maya (cyberlaw) dengan fokus pada phising. Phising adalah cara untuk mendapatkan informasi pribadi seperti password dan nomor kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas terpercaya melalui email atau situs palsu. Makalah ini menjelaskan teknik phising dan kasus contohnya serta undang-undang yang mengatur pelanggaran di dunia maya.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum siber (cyber law) dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) di Indonesia. Ia menjelaskan definisi dan ruang lingkup cyber law, topik yang diatur dalam cyber law seperti keamanan informasi dan transaksi online, serta dampak positif dan negatif dari penerapan UU ITE.
Dokumen tersebut membahas tentang cyber crime, cyber law, online shop dan tips untuk menghindari penipuan online. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa cyber crime adalah tindakan kriminal menggunakan internet dan komputer, cyber law adalah hukum yang mengatur dunia digital, online shop adalah toko online di media sosial, dan memberikan tips agar tidak menjadi korban penipuan ketika berbelanja secara online.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan teknologi khususnya internet banking di indonesia dan risiko yang ditimbulkannya seperti cyber crime. Dokumen juga membahas upaya perlindungan hukum pemerintah termasuk penerapan konsep Raksam dan tanggung jawab spiritual dalam agama Hindu untuk melindungi nasabah bank.
Dokumen tersebut membahas definisi dan contoh kasus fraud. Secara ringkas, fraud didefinisikan sebagai tindakan yang disengaja untuk menipu dengan adanya unsur kerugian, pelaku, dan korban. Kasus Melinda Dee diberikan sebagai contoh fraud perbankan dengan modus menipu nasabah untuk mengalihkan dana mereka. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang memicu terjadinya fraud serta undang-undang dan cara pencegahannya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tindak pidana kejahatan siber dalam bidang perbankan, termasuk definisi kejahatan perbankan, upaya pencegahan, dan pertanggungjawaban pidana bagi pelaku pencurian data perbankan.
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalDamar Juniarto
Dalam konteks digital, kerja-kerja jurnalis menghadapi sejumlah tantangan baru yang menambah kerentanan. Presentasi ini mengungkap apa saja situasi terkini yang dihadapi jurnalis dan media di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran nama baik melalui internet beserta aspek hukum yang mengatur permasalahan tersebut. Dibahas pula pengertian, faktor, contoh kasus, dan undang-undang terkait pencemaran nama baik secara online."
Dokumen tersebut membahas tentang cybercrime dan cyberlaw di Indonesia. Beberapa kasus cybercrime dijelaskan seperti penipuan online dan pelanggaran UU ITE. Cybercrime disebabkan faktor teknis dan sosial ekonomi. Sedangkan cyberlaw merupakan aturan hukum untuk menangani cybercrime berdasarkan undang-undang di Indonesia.
Makalah ini membahas tentang pelanggaran hukum (cybercrime) dan undang-undang dunia maya (cyberlaw) dengan fokus pada phising. Phising adalah cara untuk mendapatkan informasi pribadi seperti password dan nomor kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas terpercaya melalui email atau situs palsu. Makalah ini menjelaskan teknik phising dan kasus contohnya serta undang-undang yang mengatur pelanggaran di dunia maya.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum siber (cyber law) dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) di Indonesia. Ia menjelaskan definisi dan ruang lingkup cyber law, topik yang diatur dalam cyber law seperti keamanan informasi dan transaksi online, serta dampak positif dan negatif dari penerapan UU ITE.
Dokumen tersebut membahas tentang cyber crime, cyber law, online shop dan tips untuk menghindari penipuan online. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa cyber crime adalah tindakan kriminal menggunakan internet dan komputer, cyber law adalah hukum yang mengatur dunia digital, online shop adalah toko online di media sosial, dan memberikan tips agar tidak menjadi korban penipuan ketika berbelanja secara online.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan teknologi khususnya internet banking di indonesia dan risiko yang ditimbulkannya seperti cyber crime. Dokumen juga membahas upaya perlindungan hukum pemerintah termasuk penerapan konsep Raksam dan tanggung jawab spiritual dalam agama Hindu untuk melindungi nasabah bank.
Dokumen tersebut membahas definisi dan contoh kasus fraud. Secara ringkas, fraud didefinisikan sebagai tindakan yang disengaja untuk menipu dengan adanya unsur kerugian, pelaku, dan korban. Kasus Melinda Dee diberikan sebagai contoh fraud perbankan dengan modus menipu nasabah untuk mengalihkan dana mereka. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang memicu terjadinya fraud serta undang-undang dan cara pencegahannya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tindak pidana kejahatan siber dalam bidang perbankan, termasuk definisi kejahatan perbankan, upaya pencegahan, dan pertanggungjawaban pidana bagi pelaku pencurian data perbankan.
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalDamar Juniarto
Dalam konteks digital, kerja-kerja jurnalis menghadapi sejumlah tantangan baru yang menambah kerentanan. Presentasi ini mengungkap apa saja situasi terkini yang dihadapi jurnalis dan media di Indonesia.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
4. Semakin berkembangnya era teknologi dan globalisasi saat ini menjadi
pendorong berkembangnya teknologi informasi. Hal tersebut menjadikan teknologi
informasi memiliki kedudukan penting bagi kemajuan suatu negara. Kebutuhan
masyarakat di dunia juga semakin berkembang sehingga teknologi informasi
memegang peranan penting di masa kini maupun di masa yang akan datang. Teknologi
informasi membawa keuntungan dan kepentingan yang besar bagi negara-negara di
dunia khususnya Indonesia.
Teknologi informasi dianggap sangat penting dalam memacu pertumbuhan
kepentingan dunia khususnya di bidang ekonomi. Hal ini karena dengan
berkembangnya teknologi informasi dapat menciptakan kemudahan diberbagai aspek
terutama dalam transaksi bisnis seperti perdagangan secara online.
5. Memanfaatkan media elektronik untuk melakukan perdagangan sering
disebut dengan electronic commerce atau disingkat e-commerce. Suhariyanto
menjelaskan bahwa e-commorce merupakan kegiatan-kegiatan bisnis yang
menyangkut konsumen, manufaktur, layanan provider dan pedagang perantara melalui
jaringan internet dan komputer .
Hal ini juga berhasil menjadi pemicu perubahan tatanan kebutuhan hidup
masyarakat di bidang ekonomi maupun sosial.Perkembangan teknologi informasi juga
memberikan dampak lain seperti munculnya kejahatan baru yang sering kita sebut
dengan cybercrime. Definisi tentang cybercrime lebih bersifat pada kejahatan umum
yang memiliki karakteristik dilakukan oleh pihak-pihak yang menguasai penggunaan
teknologi informasi seperti internet dan seluler. Salah satu tindakan kejahatan dengan
memanfaatkan media online yaitu penipuan.
7. Apa yang dimaksud dengan tindak pidana
penipuan online ?
Apa saja bentuk-bentuk penipuan online
dan faktor yang mempengaruhinya?
Bagaimana perlindungan hukum terhadap
korban tindak pidana penipuan online?
9. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa tipu berarti
perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu, dsb), dengan maksud untuk
menyesatkan, mengakali, atau mencari untung. Penipuan berarti proses, perbuatan,
cara menipu, perkara menipu (mengecoh).
Menurut Bruce D. Mandelblit definisi penipuan online merujuk pada jenis
penipuan dengan menggunakan media internet seperti ruangan chat, pesan elektronik,
atau website dalam melakukan transaksi penipuan dengan media lembaga-lembaga
keuangan seperti bank atau lembaga lain yang ada hubungan tertentu .
1. Pengertian Penipuan Online
10. Pasal 378 KUHP (Pasal 492 UU 1/2023) mengatur tentang penipuan, yang
menyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja menggunakan tipu muslihat
untuk mengelabui orang lain dengan maksud untuk memperoleh sesuatu barang atau
uang, dapat dihukum dengan pidana penjara.
Penipuan secara online pada prinisipnya sama dengan penipuan
konvensional. Yang membedakan hanyalah pada sarana perbuatannya yakni
menggunakan Sistem Elektronik (komputer, internet, perangkat telekomunikasi). Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dapat diterapkan dalam kasus
penipuan online yang melibatkan media sosial atau platform digital.
11. Pasal 28 ayat 1 UU ITE menyatakan bahwa setiap orang dengan sengaja,
dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam transaksi elektronik dipidana penjara paling lama 6 tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
Sigid Suseno menjelaskan bahwa penipuan online pada dasarnya
merupakan penipuan yang menggunakan perangkat lunak dan akses internet dalam
melakukan tindakannya menipu korban yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya
sendiri.
12. Ada beberapa bentuk-bentuk dari penipuan online dan apa faktor yang
mempengaruhi penipuan online tersebut, yaitu :
Penipuan Investasi
Investasi bodong atau investasi ilegal merupakan sejumlah uang yang di
tanamkan oleh masyarakat sebagai suatu modal atas suatu produk atau suatu layanan
yang sebenarnya tidak ada atau palsu. Penipuan investasi ini dilakukan oleh entitas
keuangan yang tidak memiliki surat izin atau ilegal dan kebanyakan investasi tersebut
dilakukan secara online.
2. Bentuk & Faktor Penyebab
13. Faktor yang mempengaruhi untuk melakukan investasi bodong, yaitu :
• Korban tergiur dengan adanya keuntungan yang besar yang telah di janjikan oleh
pihak investasi bodong tersebut.
• Keterbatasnya pengetahuan mengenai sebuah investasi.
Arisan Online
Arisan adalah sebuah kegiatan yang dimana sekelompok orang yang telah
sepakat untuk masing-masing orang menyetorkan uang, untuk dikumpulkan di waktu
tertentu dan kemudian ketika uang atau iuran telah terhimpun semua maka salah satu
dari partisipan arisan akan di tetapkan menjadi pemenang dan berhak atas uang yang
telah dikumpulkan tadi.
14. Faktor yang mempengaruhi untuk melakukan arisan online, yaitu :
• Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan karena kurangnya lapangan
pekerjaan.
• Ingin mendapatkan uang dengan cara yang mudah (melakukan penipuan).
• Sulit terlacaknya pelaku penipuan.
Phishing
Penipuan phishing biasanya dilakukan dengan adanya sebuah pesan e-mail
penipuan dari Perusahaan yang sah, misalnya penyedia layanan internet dan bank.
Cara kerja dari penipuan ini yaitu para pelaku mengarahkan para korbannya ke salah
satu situs web palsu, kemudian para pelaku meminta data diri pribadi dari para korban
yang kemudian akan digunakan oleh para pelaku sebagai pencurian data diri atau
identitas tersebut.
15. Faktor yang mempengaruhi untuk melakukan phishing, yaitu :
• Banyaknya orang yang kurang memahami metodologi dan persiapan yang
diterapkan oleh mereka yang terlibat dalam aktivitas phishing di internet.
• Kurangnya kesadaran mengenai keamanan siber.
• Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan karena kurangnya lapangan
pekerjaan.
16. Pada dasaranya, penipuan online merupakan tindak pidana yang sama
dengan penipuan konvesional yang diatur baik dalam KUHP lama yang yang masih
berlaku pada saat artikel ini diterbitkan dan RKUHP 2022 yang telah mendapatkan
persetujuan bersama antara presiden dan DPR (RKUHP) yang mulai berlaku 3 tahun
terhitung sejak tanggal diundangkan, yakni pada tahun 2025 mendatang.
Hak korban atas pemidanaan pelaku tindak pidana transaksi elektronik
dalam UU ITE ditandai dengan adanya ketentuan pidana yang terdapat pada Pasal 45
sampai dengan Pasal 52 UU ITE. Terkait dengan hak korban atas pemidanaan pelaku
penipuan melalui internet, terdapat pada Pasal 45 Ayat (1) UU ITE, yang menjatuhkan
pidana pada pelaku berupa pidana penjara dan pidana denda.
3. Perlindungan Hukum
17. Hak korban penipuan melalui internet yang berkaitan dengan penyelesaian
perkara, dapat diketahui dengan adanya substansi hukum formil dalam UU ITE,
mengenai penyidikan yang terdapat padal Pasal 42 sampai dengan Pasal 44 UU ITE.
Hak korban atas penyelesain perkara, selain diatur oleh UU ITE, dalam penerapannya
berkaitan erat dengan KUHAP dalam proses penyelesaian perkara pidana.
Hak-hak korban menurut KUHAP yang relevan dengan hak korban tindak
pidana penipuan melalui internet, adalah Hak Untuk Melakukan Laporan (Pasal 108 Ayat
(1) KUHAP), Hak Untuk Melakukan Kontrol Terhadap Penyidik dan Penuntut Umum (pasal
77 jo 80 KUHAP), Hak Untuk Menuntut Ganti Rugi Akibat Suatu Tindak Pidana Melalui
Cara Penggabungan Perkara Perdata dengan Perkara Pidana (Pasal 98 sampai dengan
pasal 101 KUHAP).
18. Menurut KUHAP, yang memberkan perlindungan terhadap korban berupa hak
atas laporan, hak untuk melakukan kontrol terhadap penuntut umum, dan hak atas
penggabungan penuntutan ganti kerugian antara perkara pidana dan perdata.
Terkait dengan perlindungan terhadap korban, terdapat suatu perundang-
undangan yang ditujukan khusus untuk memberikan perlindungan kepada saksi dan
korban, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Saksi dan Korban (untuk selanjutnya disebut UUPSK). Sayangnya hanya
korban yang memiliki ancaman sangat besar dalam memberikan kesaksiannya di
pengadilan yang di lindungi oleh UUPSK. Namun tidak semua korban tindak pidana
mendapatkan hak-hak sebagaimana yang terdapat pada Pasal 5 Ayat (1) UUPSK.
19. Dalam segi pembebanan dalam tindak pidana terhadap pelaku pidana harus
memiliki beberapa unsur tindak pidana agar seseorang tersebut bisa dikatakan
sebagai terpidana, beberapa unsur tersebut telah diatur dalam Pasal 378 KUHP tentang
Penipuan yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
Unsur Subjektif
a) Dengan maksud atau met het oogmerk dalam hal ini ber itikad atau berniat tidak baik
atau buruk;
b) Untuk tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain dalam hal ini mencari
keuntungan dengan memanfaatkan kondisi kebutuhan masyarakat;
c) Secara melawan hukum atau wederrechtelijk dalam hal ini dengan perbuatan yang
menentang undang-undang atau tanpa izin dari pemilik yang bersangkutan.
20. Unsur Objektif
a) Barangsiapa dalam hal ini pelaku;
b) Menggerakkan orang lain agar menyerahkan orang lain tersebut suatu benda ,
mengadakan suatu perikatan utang, meniadakan suatu piutang;
c) Dengan memakai sebuah nama palsu, kedudukan palsu, tipu muslihat, dan rangkaian
kata-kata bohong.20 Dengan demikian, penipu dalam Pasal 378.