3. 1. employee fraud (kecurangan pegawai)
2. management fraud (kecurangan manajemen)
3. customer fraud (kecurangan yang dilakukan
oleh konsumen/pelanggan)
4. e-commerce fraud (kecurangan melalui
internet)
4. Pada umumnya fraud terjadi karena tiga hal
yang mendasarinya terjadi secara bersama, yaitu:
Peluang untuk melakuakn fraud
Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud
Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan
tindakan fraud.
5. biasanya muncul sebagai akibat lemahnya
pengendalian dan Terbukanya kesempatan ini
juga dapat menggoda individu atau
manajemen yang sebelumnya tidak memiliki
motif untk melakukan fraud.
6. Dari berbagai media masa, kita dapat melihat berbagai kasus
fraud yang terjadi sepanjang tahun 2011 antara lain:
Pertama, pembobolan kantor kas BRI Tamini Square sebesar Rp29
miliar, melibatkan supervisor bank berinisial AM dan 4 tersangka
lain. Modusnya membuka rekening atas nama tersangka lain,
kemudian mentransfer uang ke dalam rekening yang kemudian
ditukar dalam bentuk dolar.
Kedua, pencairan deposito dan nasabah tanpa sepengetahuan
pemiliknya di Bank Mandiri. Modusnya memalsukan tanda tangan di
slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus
yang dilaporkan 1 Februari 2011 dengan nilai kerugian Rp18 miliar.
Polisi menetapkan lima tersangka, Salah satunya costumer service.
Ketiga, Kasus Citibank yang kedua yakni pembobolan dana nasabah
prioritas senilai Rp16,6 miliar. Selain nilainya, kejadian ini menjadi
heboh karena korbannya merupakan nasabah prioritas yang
seharusnya dari segi keamanan lebih terjamin. Pelakunya tak lain
dari senior relationship manager (RM) Citibank Landmark, Inong
Malinda Dee. Modus kejahatannya adalah menarik dana nasabah
tanpa sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang
sudah ditandatangani nasabah. Aksinya tersebut dibantu oleh
seorang teller bank tersebut. Malinda Dee didakwa atas dugaan
pencucian uang dan penggelapan yang dijerat dengan Pasal 6 UU
Nomor 8 Tahun 2010 dan Pasal 149 UU Nomor 10 Tahun 1998
dengan ancaman minimal 15 tahun penjara.
7. Berulangnya kasus fraud perbankan dari
tahun ke tahun mendorong Bank Indonesia
untuk menerbitkan ketentuan Anti Fraud.
Ketentuan Bank Indonesia ini tertuang dalam
Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP
bertanggal 9 Desember 2011 perihal
Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank
Umum sebagai upaya mencegah kasus-kasus
penyelewengan di perbankan yang merugikan
nasabah.
8. banyak pembobol ATM hanya dijerat dengan
Pasal 362 KUHP, pasal pencurian, dengan
hukuman penjara maksimal 5 tahun. Keberadaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik seharusnya
dimaksimalkan, khususnya Pasal 36, dengan
ancaman sanksi yang cukup berat, yakni penjara
paling lama 12 tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 12 miliar.
UU ITE yang bisa digunakan untuk menjerat para
pelaku pembobolan atm bank, yakni pasal 30
ayat 1 30 ayat 3, pasal 32 ayat 2, dan pasal 36.
9. Pencegahan
Deteksi
Investigasi, Pelaporan, dan Sanksi
Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut