Tindak Pidana Pencucian uang (Money Laundry) sebagai suatu kejahatan mempunyai ciri khas yaitu bahwa kejahatan ini bukan merupakan kejahatan tunggal tetapi kejahatan ganda. Hal ini ditandai dengan bentuk pencucian uang sebagai kejahatan yang bersifat follow up crime atau kejahatan lanjutan, sedangkan kejahatan utamanya atau kejahatan asalnya disebut sebagai predicate offense atau core crime atau ada negara yang merumuskannya sebagai unlawful actifity yaitu kejahatan asal yang menghasilkan uang yang kemudian dilakukan proses pencucian.
Dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No. 8 Tahun 2010 disebutkan bahwa pencucian uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang tersebut. Dalam pengertian ini, unsur-unsur yang dimaksud adalah unsur pelaku, unsur perbuatan melawan hukum serta unsur merupakan hasil tindak pidana.
Quiz HBL Minggu 6
Jawablah Quiz ini dengan baik dan benar:
Buat daftar referensi jawaban saudara
Selamat menjawab Quiz.
Apa yang saudara ketahui tentang: Tindak Pidana Pencucian Uang
Money Laundering in Indonesia was happen, because it is not the detection of financial transactions carried out by money launderers at the time of the financial transaction activity, by bank transfer is made between domestic banks with banks abroad, but law enforcement authorities do not have attention or not indicated as an act of money laundering.
Identifying does not act on money laundering, due to the base to make observations (charges) which generate suspicion or charges, in the act of money laundering is the reporting done by a particular party, but use the principle of presumption of innocence of the perpetrator, so the performance to take action and or prevention, is still very low.
Repression against the perpetrators of money laundering, has not been able to restore the entire amount of money that successfully put in money laundering, because it has the power of obstacles in the form of legal regulation, the strategy to overcome problems of money laundering and international cooperation are built.
Tindak Pidana Pencucian uang (Money Laundry) sebagai suatu kejahatan mempunyai ciri khas yaitu bahwa kejahatan ini bukan merupakan kejahatan tunggal tetapi kejahatan ganda. Hal ini ditandai dengan bentuk pencucian uang sebagai kejahatan yang bersifat follow up crime atau kejahatan lanjutan, sedangkan kejahatan utamanya atau kejahatan asalnya disebut sebagai predicate offense atau core crime atau ada negara yang merumuskannya sebagai unlawful actifity yaitu kejahatan asal yang menghasilkan uang yang kemudian dilakukan proses pencucian.
Dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No. 8 Tahun 2010 disebutkan bahwa pencucian uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang tersebut. Dalam pengertian ini, unsur-unsur yang dimaksud adalah unsur pelaku, unsur perbuatan melawan hukum serta unsur merupakan hasil tindak pidana.
Quiz HBL Minggu 6
Jawablah Quiz ini dengan baik dan benar:
Buat daftar referensi jawaban saudara
Selamat menjawab Quiz.
Apa yang saudara ketahui tentang: Tindak Pidana Pencucian Uang
Money Laundering in Indonesia was happen, because it is not the detection of financial transactions carried out by money launderers at the time of the financial transaction activity, by bank transfer is made between domestic banks with banks abroad, but law enforcement authorities do not have attention or not indicated as an act of money laundering.
Identifying does not act on money laundering, due to the base to make observations (charges) which generate suspicion or charges, in the act of money laundering is the reporting done by a particular party, but use the principle of presumption of innocence of the perpetrator, so the performance to take action and or prevention, is still very low.
Repression against the perpetrators of money laundering, has not been able to restore the entire amount of money that successfully put in money laundering, because it has the power of obstacles in the form of legal regulation, the strategy to overcome problems of money laundering and international cooperation are built.
Money laundering (Money Laundering) occurs because law enforcement does not detect financial transactions conducted by money launderers (Money launders) at the time of the activity of financial transactions made in cash, bank transfer (transactions between banks in the country with a bank abroad) , including the use of financial instruments, as defined in the legislation.
Law enforcement, has not been able to work optimally, in the fight against money laundering and catch the culprit
Google Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat Penerjemah
FOLLOW THE MONEY
Follow the money secara harfiah berarti mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan dalam suatu arus uang atau arus dana. Jejak-jejak ini akan membawa penyidik dan akuntan forensik ke arah pelaku fraud. Follow the money dilandasi gagasan yang sederhana namun teknik audit investigasi ini sangat ampuh. Ketentuan perundang-undangan yang mengatur seputar follow the money mengingatkan kita bahwa bukan kejahatan utamanya saja seperti korupsi, penyuapan, penyelundupan barang dan manusia, pencurian, prostitusi, terorisme, dan lain-lain yang merupakan tindak pidana, tetapi juga pencucian uangnya sendiri adalah tindak pidana.
Uang sangat likuid dan mudah mengalir. Hal tersebut menyebabkan follow the money mempunyai banyak peluang untuk digunakan dalam investigasi. Namun mata uang kejahatan atau currency crime bukanlah uang semata. Mengetahui currency crime akan membuka peluang baru untuk menerapkan teknik follow the money.
13 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual,...Teuku Alvin Putra Rezalino
Ā
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rahasia dagang, dan pelanggaran hak merk dan rahasia dagang serta hak patent, universitas mercubuana, 2018
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas mercubuana 2018
1. Modul ke:
Fakultas
Program Studi
HUKUM BISNIS DAN
LINGKUNGAN
Tindak Pidana Pencucian Uang
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
01Fakultas
Ekonomi&Bisnis
Akuntansi S1
Teuku Alvin Putra Rezalino (43216010107)
2. Pencucian uang adalah tindakan-tindakan yang bertujuan untuk
menyamarkan uang hasil tindak pidana sehingga seolah-olah
dihasilkan secara halal.
Atau untuk pengertian lebih jelasnya, money laundering adalah
rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi terhadap uang haram yaitu uang yang
dihasilkan dari kejahatan, dengan maksud untuk menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul uang tersebut dari pihak berwenang
dengan cara memasukkan uang tersebut ke dalam sistem keuangan
(financial system) sehingga kemudian uang tersebut dapat
dikeluarkan dari sistem keuangan tersebut sebagai uang halal.
Pengertian Pencucian Uang
3. Faktor Pendorong Terjadinya Pencucian
Uang
a) Faktor pertama adalah globalisasi. Dalam hal ini terjadinya globalisasi
memang mengakibatkan para pelaku pencucian uang dapat
memanfaatkan sistem financial dan perbankan internasional untuk
melakukan kegiatannya.
b) Faktor kedua adalah cepatnya perkembangan teknologi. Perkembangan
teknologi ini mungkin dapat dikatakan sebagai faktor yang paling
mendorong berkembangnya pencucian uang. Perkembangan teknologi
informasi seperti internet misalnya, dapat mengakibatkan hilangnya
batas-batas antar negara.
c) Yang ketiga adalah mengenai ketentuan kerahasiaan bank. Ketentuan ini
mengakibatkan kesulitan bagi pihak berwenang untuk menyelidiki suatu
rekening yang mereka curigai dimiliki oleh atau dengan cara yang ilegal.
d) Faktor keempat adalah dimungkinkannya oleh ketentuan perbankan di
suatu negara untuk seseorang dapat menyimpan dana di suatu bank
dengan nama samaran atau tanpa nama atau anonim.
4. e) Faktor kelima adalah munculnya jenis uang baru yaitu electronic money atau
E-money, yaitu sehubungan dengan maraknya electronic commerce
atau ecommerce melalui internet. Kegiatan pencucian uang yang dilakukan
melalui jaringan internet ini biasa disebut sebagai cyber-laundering.
f) Faktor keenam adalah karena dimungkinkannya praktek pencucian uang
dengan cara yang disebut layering atau pelapisan. Dengan cara ini, pihak yang
menyimpan dana di bank bukanlah pemilik sesungguhnya dari dana itu.
Deposan tersebut hanyalah bertindak sebagai kuasa atau pelaksana amanah
dari pihak lain yang menugasinya untuk mendepositokan uang tersebut di
sebuah bank.
g) Faktor ketujuh, karena berlakunya ketentuan hukum berkenaan dengan
kerahasiaan hubungan antara lawyer dengan kliennya, dan antara akuntan
dengan kliennya.
LANJUTAN...
5. LANJUTAN...
h) Faktor kedelapan adalah karena seringkali pemerintah yang
bersangkutan tidak bersungguh-sungguh untuk memberantas
praktek pencucian uang yang dilakukan melalui sistem perbankan
negara tersebut.
i) Faktor kesembilan adalah karena tidak adanya dikriminalisasi
perbuatan pencucian uang di sebuah negara. Dengan kata lain,
negara yang bersangkutan tidak memiliki undang-undang tentang
pencucian uang yang menentukan perbuatan pencucian uang
sebagai tindak pidana.
6. Proses Pencucian Uang
( Money Laundryng )
A. Tahap Penempatan / placement
B. Tahap Pelapisan / layering
C. Tahap Penyatuan / integration
7. A. Tahap Penempatan / placement
Placement merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh
para pelaku dalam hubungan dengan lembaga keuangan non bank.
Perusahaan asuransi misalnya dapat dimanfaatkan melalui
pembelian asuransi jiwa yang merupakan suatu tahapan
melakukan placement dan sekaligus memuat unsur layering dan
integration.
Bentuk kegiatan ini antara lain sebagai berikut:
1. Penyelundupan Dana (Menempatkan Dana pada Bank).
2. Menyetorkan uang pada bank pada bank sebagai pembayaran
kredit untuk mengaburkan audit trail.
3. Menyeludupkan uang tunai dari suatu Negara ke Negara lain.
4. Membiayai suatu usaha yang seolah-olah sah sehingga
mengubah kas menjadi kredit pembiayaan.
8. B. Tahap Pelapisan / layering
Pelapisan (layering) bertujuan menghilangkan jejak, baik ciri-ciri aslinya atau
asal usul dari uang tersebut. Misalnya melakukan transfer Dana dari beberapa
rekening ke lokasi lainnya atau dari suatu negara ke negara lain dan dapat
dilakukan beberapa kali.
Biasanya cara ini di lakukan dengan meminta kredit di bank dan dengan uang
kotornya dipakai untuk membiayai suatu kegiatan usaha secara legal.Dengan
melakukan cara seperti ini, maka kelihatannya bahwa kegiatan usahanya yang
secara legal tersebut tidak merupakan hasil dari uang kotor itu melainkan dari
perolehan kredit bank tadi.
Bentuk kegiatan ini antara lain;
ļ± Transfer dana dari suatu bank ke bank lain
ļ± Penggunaan simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung transaksi
yang sah
ļ± Memindahkan uang tunai lintas batas Negara melalui jaringan kegiatan
usaha yang sah.
9. C. Tahap Penyatuan / integration
Tahap ini merupakan tahap menyatukan kembali uang-
uang kotor tersebut setelah melalui tahap-tahap
placement atau layering di atas, yang untuk selanjutnya
uang tersebut dipergunakan dalam berbagai kegiatan-
kegiatan legal. Sehingga uang kotor itu kelihatan syah..
10. Dalam Undang - Undang TPPU pengertian tindak pidana pencucian uang
diatur dalam pasal 3 dan pasal 6.
Pasal 3 menyebutkan, barang siapa dengan sengaja menempatkan,
mentransfer, membayarkan atau membelanjakan, menghibahkan atau
menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan,
menyembunyikan asal-usul harta kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana, dipidana karena tindak pidana
pencucian uang dengan pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling
lama lima belas tahun dan denda. paling sedikit lima miliar rupiah dan paling
banyak lima belas miliar rupiah. Sementara itu Pasal 6 Undang-undang yang
sarna mengatur, bahwa setiap orang yang menerima atau menguasai:
penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan dan
penukaran harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana, dipidana dengan dengan hukuman yang sarna seperti
diatur dalam Pasal 3.
11. Dampak Pencucian Uang
Beberapa dampak negatif dan kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan pencucian
uang terhadap masyarakat antara lain:
a. Pencucian uang memungkinkan para pengedar narkoba, penyeludup dan
penjahat lainnya untuk dapat memperluas kegiatan operasinya.
b. Kegiatan ini mempunyai potensi untuk merongrong masyarakat keuangan
sebagai akibat demikian besarnya jumlah uang yang terlibat dalam
kegiatan tersebut. Potensi untuk melakukan korupsi meningkat bersamaan
dengan peredaran uang haram yang sangat besar.
c. Pencucian uang mengurangi pendapatan pemerintah dari pajak dan secara
tidak langsung merugikan para pembayar pajak yang jujur dan mengurangi
kesempatan kerja yang sah.
d. Masuknya uang dan dana hasil kejahatan ke dalam keuangan suatu negara
telah menarik unsur yang tidak diinginkan melalui perbatasan, menurunkan
kualitas hidup, dan meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan nasional.
e. Pencucian uang dapat merugikan sektor swasta yang sah (Undermining in the
Legitimate Privet sector). Pencucian uang dapat mengakibatkan hilangnya
kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonominya.
12. Peraturan Perundangan Tentang
Pencucian Uang di Indonesia
Indonesia baru memandang praktek pencucian uang sebagai
suatu tindak pidana dan menetapkan sanksi bagi pelakunya
adalah ketika diundangkannya UU No 15 Tahun 2002 tentang
Pencucian Uang (UUPU).
Sebelumnya pencucian uang di Indonesia belum dinyatakan
sebagai suatu tindak pidana sehingga mengakibatkan Indonesia
menjadi āsurgaā dan sasaran kegiatan pencucian uang. Di masa
Orde Baru, yaitu ketika Soeharto masih berkuasa sebagai
Presiden Republik Indonesia, Pemerintah pada waktu itu tidak
pernah menyetujui untuk mengkriminalisasi pencucian uang.
Alasannya adalah karena pelarangan pencucian uang di Indonesia
hanya akan menghambat penanaman modal asing yang sangat
diperlukan bagi pembangunan di Indonesia.
13. LANJUTAN...
Sebelum diundangkannya UU No 15 Tahun 2002, Pemerintah Indonesia sudah
mulai berpartisipasi dalam pemberantasan pencucian uang. Adapun beberapa
peraturan dalam perundang-undangan Indonesia yang terkait dengan usaha
pemberantasan pencucian uang antara lain:
a. Peraturan Perundang-undangan Tersebar
1. KUHP, khususnya pasal 480 dan pasal 481 mengenai Penadahan.
2. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3. UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
4. UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
b. Peraturan Dalam Undang-undang Perbankan
1. UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
2. UU No. 7 Tahun 1998
3. UU No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa.
14. LANJUTAN...
c. Peraturan Dan Surat Edaran Bank Indonesia
1.Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/50/KEP/DIR tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pembelian Saham Bank Umum.
2. PBI No.2/27/PBI/2000 tentang Bank Umum
3. PBI No.3/3/PBI/2001 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah Dan Pemberian
Kredit Valas oleh Bank.
4. PBI No.3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
5. Surat Edaran Bank Indonesia No.2/10/DASP tentang Tata Usaha Penarikan
Cek/Bilyet Giro Kosong.
15. LANJUTAN...
Setelah diundangkannya UU No 15 Tahun 2002 tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang (UUTPPU) pada tanggal 17 April 2002
yang kemudian diubah dengan UU No.25 Tahun 2003 dan
kemudian dicabut dan diganti dengan UU No. 8 Tahun
2010tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang, terjadi perubahan besar dalam tata cara
memandang dan menangani kegiatan pencucian uang di
Indonesia.
Perubahan yang pertama adalah keberlakuan UUTPPU ini telah
menyatakan praktek pencucian uang sebagai suatu tindak pidana,
sehingga akan ada sanksi bagi orang-orang yang melakukan
kegiatan ini. Perubahan yang kedua adalah dibentuknya unit
independen yang akan berperan besar dalam pencegahan dan
pemberantasan kegiatan pencucian uang di Indonesia yaitu Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
16. LANJUTAN...
Dalam pembahasan kondisi setelah diundangkannya UU No.8
Tahun 2010 ini akan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama
adalah Pokok-Pokok UU No. 8 Tahun 2010 dalam hubungannya
dengan pengkriminalisasian pencucian uang di Indonesia, bagian
kedua adalah mengenai tindak pidana pencucian uang dan tindak
pidana lainnya yang terkait, sedangkan pada bagian ketiga
pembahasan akan dikhususkan pada PPATK sebagai āoperator
pelaksanaā dari UU ini.
17. DAFTAR PUSTAKA
ā¢ Garnasih yenti. 2009. Kriminalisasi Pencucian Uang (Money Laun
dering).Jakarta: Universitas Indonesia
ā¢ Undang - Undang No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
ā¢ Publishing Co., 1990, www.google.com/Pengertian PPATK/yeti
ganarsih/17 juli 2010