Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah dalam agama Islam. Sifat-sifat wajib Allah dibagi menjadi empat bagian yaitu nafsiyah, salbiyah, ma'ani dan ma'nawiyah, sedangkan sifat mustahil bagi Allah diantaranya adalah ta'adud (berbilang), ajzun (lemah) dan ihtiyaju lighairihi (membutuhkan yang lain). Dokumen ini juga menj
3. Pengertian Sifat-Sifat Allah
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah
wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak
terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu
diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan
kepada sifat wajib, yaitu Sifat Mustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada
Allah Swt.
4. Sifat wajib Allah terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
• Nafsiah
● Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang
berhubungan dengan Dzat
Allah. Sifat nafsiyah ini hanya
ada satu, yaitu Wujud (ada).
• Salbiah
● Sifat Salbiyah yaitu sifat yang
meniadakan adanya sifat
sebaliknya, yakni sifat-sifat
yang tidak sesuai, tidak layak
dengan kesempurnaan Dzat-
Nya. Sifat salbiyah ini ada
lima, yaitu:
1. Qidam (dahulu)
2. Baqa’(kekal)
3. Mukhalafatul lil-hawadis
(berbeda dengan yang baru)
4. Qiyamuhu bi nafsihi (berdiri
sendiri)
5. Wahdaniyah (keesaan)
Ma’ani
● Sifat Ma’ani yaitu sifat-sifat
abstrak yang wajib ada pada
Allah. Yang termasuk sifat
ma’ani ada tujuh, yaitu:
1. Qudrah (berkuasa)
2. Iradat (berkehendak)
3. ‘llmu (mengetahui)
4. Hayat (hidup)
5. Sama’ (mendengar)
6. Basar (melihat)
7. Kalam (berbicara)
Ma’nawiah
● Sifat Ma’nawiyah adalah
kelaziman dari sifat Ma’ani.
Sifat Ma’nawiyah tidak
dapat berdiri sendiri, sebab
setiap ada sifat ma’ani tentu
ada sifat Ma’nawiyah.
Jumlah sifat ma’nawiyah
sama dengan jumlah sifat
ma’ani, yaitu:
1. Qadiran ( Maha berkuasa)
2. Muridan (Maha
berkehendak)
3. ‘Aliman (Maha mengetahui)
4. Hayyan (Maha hidup)
5. Sami’an (Maha mendengar)
6. Basiran (Maha melihat)
7. Mutakalliman (Maha
berbicara)
5. Sifat-Sifat Wajib Allah
1. Wujud
wujud berarti ada. adanya kehadiran Allah bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah ada dengan zat-
Nya sendiri.
.• Dalil Naqli : “Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari”. (QS. AS
sajdah [32]:4)
2. Qidam
Qidam berarti terdahulu. Menandakan Allah swt sebagai pencipta lebih dahulu ada daripada semesta alam dan isinya yang ia
ciptakan.
• Dalil Naqli “Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin”. (QS. Al-Hadid [57]:3)
3. Baqa
'Baqa’ artinya kekal. Dalam hal ini berawrti Allah SWT Maha Kekal. Tidak akan bisa punah, binasaa atau mati.
• Dalil Naqli : “Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya”. (QS. Qoshos [28]:88)
4. Mukhalafatul Lilhawaditsi
Mukholafatul Lilhawaditsi berarti berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah adalah zat yang Maha Sempurna dan tidak ada
satupun yang dapat menyerupai.
• Dalil Naqli :“Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat”. (QS.
Asy-Syuro [42]:11)
6. 5. Qiyamuhu Binafsihi
Qiyamuhu binafsihi berarti Allah berdiri sendiri. Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang
lain. Keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan
• Dalil Naqli : “Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta”. (QS. Al Ankabut [29]:6)
6. Wahdaniyyah
Wahdaniyyah berarti tunggal/esa. Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya.
Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain
menjadi satu
• Dalil Naqli : “Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak”. (QS. Al Anbiya [21]:22)
7. Qudrat
Qudrat berati berkuasa. Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik
terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
• Dalil Naqli : “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al- Baqarah [2]:20)
8. Iradah
Iradah berarti kehendak. Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau
campur tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti
tidak terjadi
• Dalil Naqli : “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki”. (QS. Hud[50]:107)
7. 9. Ilmu
Ilmu berarti mengetahui. Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah
SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang
tampak maupun yang gaib
• Dalil Naqli : “Dan dia maha mengetahui segala sesuatu”. (QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)
10. Hayat
Hayat berarti hidup. Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena
Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.•
• Dalil Naqli : “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati”. (QS. Al- Furqon [25]:58)
11. Sama’
sama artinya mendengar. Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Tidak ada suara yang terlepas dari
pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.Pendengaran Allah
SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-
Nya dibatasi ruang dan waktu.
• Dalil Naqli : ”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Al Maidah :76)
12. Bashar
Bashar berarti melihat. Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak,
artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang
ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.
• Dalil Naqli : ''Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (al-Baqarah: 265)
8. 13. Kalam ( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.
• Dalil naqli “ Dan telah berkata-kata Allah Ta’ala dengan (Nabi Musa) sebenar – benar perkataan “ ( Q.S. An nisa [4] : 164)
14. Qadirun Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan)
• Dalil Naqli : ”Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” ( Q.S Al- Baqarah [2] : 20 )
15. Muridun Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu).
ia berkehendak atas nasib dan takdir sesuatua.
• dalil naqli“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ (QS. Hud :107)
16. Alimun Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu).
Mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
• dalil naqli“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)
16. Alimun Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu).
Mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
• dalil naqli“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ (QS. An Nisa’ :176)
17. Hayyun Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup).Allah adalah Dzat Yang Hidup,
Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
• dalil naqli“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“ (QS. Al Furqon :58)
9. 18. Sami’un Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar).
Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
• dalil naqli “Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).
19. BasirunYaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap- tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
• dalil naqli“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)
20. Mutakallimun Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu)
Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh
dan tunduk terhadap Allah swt.a.
• dalil naqli “ Dan telah berkata-kata Allah Ta’ala dengan (Nabi Musa) sebenar – benar perkataan “ ( Q.S. An nisa [4] : 164)
10. 1. Adam (Tiada)
dalil naqli yang berbunyi:“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas
Arasy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan,
menjelaskan tanda-tanda, supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS Ar-Ra’d : 2)
2. Huduts (Ada yang Mendahului)
Huduts adalah lawan kata dari sifat wajib Allah, Qidam. Arti huduts adalah ada yang mendahului, dan dibuktikan pada surat Al-
Hadid ayat 3 yang berbunyi:“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.”
3. Fana (Musnah)
Allah Swt. tidak mungkin musnah.Sifat mustahil bagi Allah ini dijelaskan pada surat Ar-Rahman ayat 26-27.Ayat tersebut
menjelaskan:“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.”
4. Mumatsalatu Lil Hawaditsi (Ada yang Menyamai)
sifat mustahil bagi allah dijelaskan di al quranAllah SWT menciptakan seluruh isi alam semesta, dan tidak ada sesuatu yang
menandinginya. Diterangkan pada surat Asy-Syura ayat 11.“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang
Maha Mendengar dan Melihat.”
Sifat Mustahil Bagi Allah Swt
11. 5. Ta’adud (Berbilang)
Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa.Allah Swt. tidak memiliki sekutu, tidak beranak, dan tidak diperanakkan seperti pada surat
Al-Baqarah ayat 163 yang berbunyi:“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
6. Ajzun (Lemah)
Dijelaskan:“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di
bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Baqarah, ayat 20)
7. Ihtiyaju Lighairihi (Memerlukan yang Lain)
surat Al Ankabut ayat 6, dijelaskan bahwa Allah itu Maha Kaya.Ia tidak membutuhkan bantuan untuk menciptakan alam
semesta.Penjelasan yang sama juga disebutkan pada surat Al-Isra ayat 111 yang berbunyi:“Dan katakanlah segala puji bagi
Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan
penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.”
8. Karahah (Terpaksa)
Allah berhak atas segala sesuatu dan tidak ada yang bisa menandingi Dia sebagaimana dijelaskan pada:“Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS Yasiin: 82)
12. 9. Jahlun (Bodoh)
Sangat mustahil bagi Allah untuk bersifat bodoh.Sebelumnya sudah dibahas bahwa Allah menciptakan alam semesta tanpa
bantuan apa dan siapa pun.Dialah yang Maha Kaya dan Maha Mengetahui.Sifat ini berlawanan dengan sifat wajib Allah dan sifat
rasul, fatanah, yang berarti cerdas.
10. Mautun (Mati)
sifat mustahil bagi allahAllah Swt. bersifat kekal yang berarti Ia tidak akan pernah mati.Dialah yang mengurus makhluk hidup
tanpa rasa letih dan lelah. Dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 255.
11. Syamam (Tuli)
Allah SWT Maha Mendengar semua hal yang ada di dunia ini. Oleh sebab itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat shamamun
yang berarti tuli atau tidak mendengar. Sifat ini ditunjukkan dalam surah Al-Maidah : 76 yang memiliki arti : "Katakanlah:
"Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula)
memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Maidah: 76)
12. Ama (Buta)
Allah SWT dapat melihat semua hal, baik yang terpampang secara kasat mata, maupun yang disembunyikan. Sehingga, Allah
SWT mustahil memiliki sifat ama atau buta. Tak ada satu hal kecil pun yang luput dari penglihatan Allah SWT. Sifat ini
ditunjukkan dalam surah Al-Hujurat : 18 yang memiliki arti : "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan
bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)
13. Bakamun (Bisu)
Jadi, Allah SWT mustahil memiliki sifat bakamun yang artinya bisu. Sifat ini ditunjukkan dalam surah Al-Araf : 143 yang
memiliki arti : "Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman (langsung) kepadanya." (QS. Al-A'raf: 143)
13. 14. Kaunuhu Ajiza (lemah)
Kaunuhu ajizan memiliki arti lemah yang merupakan kebalikan dari sifat qadiran yang berarti kuasa. Allah SWT tidaklah lemah,
sebab hanya Dia-lah yang berkuasa atas segala urusan di dunia ini. Sifat ini ditunjukkan dalam surah Al-Baqarah : 20.
15. Kaunuhu mukrihan (terpaksa)
Allah SWT dapat melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya. Jika Allah SWT sudah berkehendak, maka tak ada yang
dapat menghentikannya. Adalah mustahil jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu mukrihan yang berarti terpaksa atau tidak atas
kehendak sendiri.Sifat ini ditunjukkan dalam surah Hud : 107.
16. Kaunuhu Jahilan (bodoh)
Allah SWT memiliki sifat yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Pengetahuannya amatlah luas, sehingga tiada yang
menandinginya. Sangat mustahil jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu jahilan yang artinya bodoh.Sifat ini ditunjukkan dalam
surah An-Nisa: 176.
17. Kaunuhu Mayitan (dalam keadaan mati)
Allah SWT tidak pernah tidur, lelah, atau mati. Oleh karenanya, sangat tidak mungkin jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu
mayitan yang artinya dalam keadaan mati. Allah SWT akan kekal dan tidak akan mati.Sifat ini ditunjukkan dalam surah Al-
Furqon : 58.
18. Kaunuhu Ashamma (dalam keadaan tuli)
Pendengaran Allah SWT sangatlah tidak terbatas. Allah SWT dapat mendengar segala suara, baik yang diucapkan, maupun
yang terbisik dalam hati. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat kaunuhu ashamma atau yang berarti dalam keadaan tuli,
sebab Allah SWT Maha Mendengar.Sifat ini ditunjukkan dalam surah Al-Baqarah : 256.
14. 19. Kaunuhu Ama (dalam keadaan buta)
Apa yang kita perlihatkan secara kasat mata atau pun yang kita simpan rapat-rapat, Allah SWT pasti mengetahuinya. Sebab,
Allah SWT Maha Melihat segala sesuatu. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat kaunuhu ama atau yang berarti dalam keadaan
buta.Sifat ini ditunjukkan dalam surah Al-Hujurat : 18.
20. Kaunuhu Abkam (dalam keadaan bisu)
Allah SWT tidak bisu. Melalui perkataannya yang disampaikan dalam firman dan tertulis di dalam Alquran, menjadi pedoman
dan pegangan hidup untuk manusia di dunia. Sifat ini ditunjukkan dalam surah An-Nisa : 164
15. Sifat jaiz Allah hanya ada satu, yakni fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu yang artinya Allah mungkin mengerjakan sesuatu
atau meninggalkannya.
Allah SWT menciptakan segala sesuatu tanpa paksaan, sebab Ia memiliki sifat Qudrat (kuasa) dan Iradath
(kehendak). Maka boleh-boleh saja bagi Allah untuk meniadakan sesuatu sesuai kehendak-Nya.
Salah satu contoh sifat jaiz bagi Allah termaktub dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 26 yang berbunyi:Katakanlah:
'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
Hamida Faiqiyal Husna dalam Materi Akidah dalam Kitab Fath Al-Majid memberi contoh dua kebebasan yang dimiliki
Allah SWT, yaitu:Kebebasan untuk mencipta atau tidak mencipta sesuatu.Kebebasan untuk mengatur semua
makhluk sesuai yang Dia kehendaki.
Sifat Jaiz Bagi Allah Swt.
16. Kesimpulan & Hikmah yang dapat diambil
Dengan mempelajari sifat sifat Allah, semakin menyadarkan
manusia pada kekuasan Allah yang memang nyata dan
keterbatasan diri kita sebagai manusia sehingga kita perlu
menyembah-Nya dengan penuh ke ikhlasan dan keridhoan-Nya.
Dengan mempelajari sifat sifat Allah kita juga bisa lebih tahu
bagaimana cara beribah yang benar dan semakin optimis dalam
menjalankan hidup.
17. Bagaimana cara kita untuk
mengenal Allah SWT. ?
>Melalui asmaul husna ,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki 99 nama yang baik dan Indah, atau dalam bahasa arab
disebut dengan Asmaul Husna. Asma Artinya nama, sedangkan husna artinya baik. Kemudian
secara harfiah gelar, sebutan dan nama-nama Allah ini disesuaikan dengan sifat-sifat Allah. Dan
sifat serta nama inipun menyatu dalam kehebatan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
>Melaluli sifat Allah
yaitu sifat wajib, mustahil dan jaiz ALLAH, yaitu dengan beiktikad bahwa ALLAH ta’ala
mempunyai sifat wujud, terdahulu, kekal, berbeda dengan makhluk, berdiri sendiri, esa ,
hidup,ilmu, kuasa, berkehendak, mendengar, melihat dan berfirman. Serta berktikad bahwa
mustahil ALLAH memiliki sifat tiada, baru, binasa, menyamai makhluk, butuh kepada selainnya,
ada sekutu, lemah, bodoh, sesuatu terjadi tanpa kehendaknya dan lain-lain.
>Dengan mengkaji AL Quran
serta firman-firmannya dibawah bimbingan seorang guru atau ustadz.
18. Terima Kasih
Jika ada kesalahan atau kekurangan, mohon dimaafkan dan dikoreksi
Wassalamu’alaikum