Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Allah sebagai Khaliq memiliki berbagai sifat seperti wujud, qidam, baqa', dan kekuasaan. Allah menciptakan alam semesta dan isinya tanpa contoh dan bantuan dari makhluk lain.
1. MAKALAH
ALLAH SEBAGAI KHALIQ, ALLAH SEBAGAI
PENCIPTA,PENGATUR,PEMELIHARA,DAN PEMBERI
RIZKI
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Aqidah
PENYUSUN :
Faisal Ardiansyah (16611085)
Rizka Yolanda W.Wiyono (16611083)
Widia Nusalina Risqi (16611082)
Putri Choirunisa (16611084)
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Allah Sebagai Khaliq, Allah Sebagai
Pencipta,Pengatur,Pemelihara,dan Pemberi Rezeki” dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, September 2016
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 1
C. Tujuan............................................................................... 2
BAB II .PEMBAHASAN
A. Allah Sebagai Khaliq........................................................ 3
B. Sifat – sifat Allah Sebagai Khaliq .................................... 4
C. Hak Allah Sebagai Khaliq Untuk Disembah.................... 10
D. Allah Sebagai Pencipta, Pengatur,Pemelihara .................. 11
E. Allah Sebagai Pembagi Rizki........................................... 12
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 18
B. Saran................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT menciptakan alam semesta dan segala isinya untuk manusia
agar mempercayai bukti kebesaran-Nya bahwa alam semesta ini memang ada
yang menciptakan dan manusia wajib memanfaatkannya sebaik mungkin tanpa
merusaknya. Keingintahuan manusia tentang penciptaan alam semesta tidak
hanya membaca ayat-ayat Al-Qur’an saja, akan tetapi juga melakukan perintah
Allah sehingga dapat menemukan kebenaran yang dapat dipergunakan dalam
pemahaman serta penafsiran Al-Qur’an. Sesungguhnya semakin dalam dan
sering kita memahami untuk mengenal Allah maka kita akan semakin merasa
dekat dengan-Nya. Semakin dekat perasaan kita kepada Allah, semakin tenang
jiwa kita. Sebagaimana yang termaktub dalam Al Qur’anul Karim dalam Surat
Ar Ra’du (13) : 38.
Ketika kita berbicara tentang Allah, kita tidak hanya membahas Allah
sebagai Rabb (Pencipta) namun kita juga membahas bahwa Allah sebagai Malik
dan Ilah. Secara definitif dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Malik memiliki
makna pemilik, pemelihara dan penguasa. Ilah memiliki makna sebagai yang
paling dicintai, yang paling ditakuti dan yang menjadi sumber pengharapan.
Allah SWT sebagai pencipta lebih mudah dipahami dibandingkan
memahami Allah sebagai Malik dan Ilah. Hal ini disebabkan karena memahami
Allah sebagai Malik memiliki berbagai konsekuensi diantaranya konsekuensi
pengabdian melaksanakan perintah-Nya, konsekuensi menjadikan Allah sebagai
satu-satunya yang paling dicintai, konsekuensi menjadikan Allah sebagai satu-
satunya penguasa diri, dan sebagainya. Konsekuensi inilah yang biasanya
menjadi kendala bagi kita untuk memahami Allah secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Allah sebagai khaliq menurut Al-Quran ?
2. Apa sajakah sifat – sifat Allah swt sebagai sang Khaliq ?
3. Bagaimana hak Allah sebagai Khaliq untuk disembah ?
5. 2
4. Apa yang dimaksud dengan Allah sebagai pencipta, pengatur,pemelihara
menurut Al-Quran ?
5. Apa yang dimaksud dengan Allah sebagai pemberi rizki dalam Al-Quran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Allah sebagai Khaliq menurut Al-Quran
2. Untuk mengetahui sifat – sifat Allah sebagai Khaliq
3. Untuk mengetahui hak Allah sebagai Khaliq untuk disembah
4. Untuk mengetahui Allah sebagai pencipta, pengatur,pemelihara menurut Al-
Quran
5. Untuk mengetahui Allah sebagai pemberi rizki menurut Al-Quran
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Allah Sebagai Khaliq
Secara etimologi, kata khalik berasal dari bahasa Arab, dari kata kerja
َلَقََ yang berarti menciptakan. Kata َلَقََ ini diubah menjadi َاعِلَُ atau pelaku
sehingga terbentuklah kata َلعَِلَ yang berarti pencipta, pencipta alam semesta.
Pengertian َلعَِلَ ini menunjuk kepada Allah swt. sebagai pencipta seluruh
makhluk yang hidup di alam semesta. Kata-kata َلعَِلَ di dalam al-Qur’an selain
berarti pencipta, dapat pula berarti :
a. Tuhan yang disembah (Surah al-An’am [6] : 102)
“(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka
sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.”
b. Pengatur dan Pemelihara (Surah al-An’am [6] : 102)
c. Pemberi bentuk (Surah al-Hasyr [59] : 24)
“Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang
membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih
kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
d. Tuhan Yang Maha Perkasa (Surah ar-Ra’du [13] : 16)
Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”.
Katakanlah: “Maka Patutkah kamu mengambil pelindung-
pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai
kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka
sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat
melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah
mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat
menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa
menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta
segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
7. 4
Nama Allah, Al Khaaliqu bermakna Yang Mencipta. Segala yang ada ini
sebelumnya tidak ada. Dan Allah yang mengadakan atau menciptakan segala
yang ada ini. Manusia bagaimana juga pintarnya, tidak sanggup untuk
menciptakn sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Al-Khaliqu secara bahasa berasal dari kata "khalq" atau "khalaqa" yang
berarti mengukur atau memperhalus. Kemudian, makna ini berkembang dengan
arti menciptakan tanpa contoh sebelumnya. Kata khalaqa dalam berbagai
bentuknya memberikan penekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah
dalam ciptaan-Nya. (Q.S. Ar-Rum: 20-25)
Allah al-Khaaliqu artinya Allah pencipta semua makhluk dan segala
sesuatu. Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan,
bintang, dan segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah. Allah
menciptakan setiap makhluk secara sempurna dan dalam bentuk yang sebaik-
baiknya dengan ukuran yang paling tepat. al-Qur'an menegaskan, "Yang
memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah." (Q.S. As-Sajdah : 7).
B. Sifat – sifat Allah Sebagai Khaliq
Sebagai sang khaliq Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak
sama dengan sifat yang dimiliki manusia ataupun makhluk lainya. Mengenal
sifat-sifat Allah swt dapat meningkatkan keimanaan kita. Sifat – sifat tersebut
terbagi menjadi dua yaitu sifat wajib dan sifat mustahil
a. Sifat Wajib Allah swt
1) Wujud
Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman menyakini bahwa
Allah swt itu ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau
mempertanyakan keberadaannya. Keimanaan seseorang akan
membuatnya dapat berfikir dengan akal sehat bahwa alam semesta
beserta isinya ada karena Allah yang menciptakannya. Dalam al-
quran disebutkan yang artinya. Sesungguhnya rabb,engkau ialah
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,lalu
ia bersemayam diatas arsy. Dia menutupkan malam kepada siang dan
8. 5
mengikutinya dengan cepat dan (diciptakanya pula) matahari, bulan
dan bintang-bintang(masing-masing) tunduk kepada perintah-NYA.
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanya hak Allah. Maha
suci Allah,Rabb semesta alam.’’(QS. AL-A’raf: 54)
2) Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt sebagai pencipta lebih dulu daripada semesta alam dan
isinya yang ia ciptakan. Dalam al-quran disebutkan yang artinya :
“Dialah yang awal dan yang akhir yang Zhahir dan Bathin; dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu.”(QS. AL-Hadid: ayat 3)
3) Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia,hewan,tumbuhan,dan
makhluk lainya selain Allah akan mati dan hancur kita akan kembali
kepada-Nya dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal. Dalam al-
quran disebutkan, yang artinya: “semua yang ada dibumi itu akan
binasa,dan tetap kekal wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran
dan kemuliaan.”(QS.Ar-Rahman: 26-27)
4) Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah berada dengan ciptaan-Nya. Itulah
keistemewaan dan keagungan Allah swt. Dalam al-quran disebutkan
yang artinya: “tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia,dan
Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS.Asy-Syura:
ayat 11)
5) Qiyamuhu binafsihi
Qiyamuhu biniafsihi artinya Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan
alam semesta, membuat takdir,menghadirkan surga dan neraka,dan
lain sebagainya. Tanpa bantuan makhluk apapun.berbeda dengan
manusia yang sangat lemah,dan pastinya membutuhkan satu sama
lain. Telah disebutkan dalam al-quran yang artinya : “Allah tidak ada
ilah(yang berhak disembah)melainkan Dia,yang maha kekal lagi
terus menerus mengurus makhluk-Nya.’’(QS.Ali-Imran ayat : 2)
9. 6
6) Wahdaniyyah
Sifat Allah wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai
dengan kalimat syahadat, asyhadu alaa ilaa ha illAllah washadu anna
muhamadarsullwla, tiada tuhan selain Allah. Dalam al-quran telah
disebutkan yang artinya: “sekiranya ada dilangit dan di bumi ilaha-
ilah selain Allah, tentunya keduanya itu sudah rusak dan binasa,
maka maha suci Allah,yang mempunyai arsy daripada apa yang
mereka sifatkan.”(QS.Al-Anbiya: 22)
7) Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas
segala yang ada atau yang telah diciptakan. Kekuasaan Allah sangat
berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia.Allah memiliki kuasa
terhadap hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu
sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di
dunia dapat hilang atas kuasa Allah.dalam al-quran disebutkan, yang
artinya: “sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al-
Baqarah:20)
8) Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah
swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah
berkehendak terhadap takdir atau nasib seseorang,maka ia takkan
dapat mengelak atau menolaknya. Kehendak Allah ini juga kemauan
Allah tanpa ada campur dari tangan manusia atau makhluk lainya.
dalam al-quran telah disebutkan,yang artinya: “seungguhnya
Tuhanmu maha pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki.”(QS.Hud:107)
9) Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha mengetahui segala
sesuatu,meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari
penglihatan Allah. Dalam al-quran telah disebutkan yang
artinya,”katakanlah(kepada mereka): apakah kamu akn
memberitahukan kepada Allah tentang
10. 7
agamamu(keyakinanmu),padahal Allah mengetahuai apa yang ada
dilangit dan apa yang ada dibumi,dan Allah maha mengetahui segala
sesuatu.(QS.Al-Hujarat: ayat 16)
10) Hayat
Sifat Allah hayat atau hidup,namun hidupnya Allah tidak seperti
manusia,karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa
mati,Allah tidak mati, Allah akan hidup terus selama-lamanya.
Dalam al-quran disebutkan yang artinya: “Allah tidak ada ilah(yang
berkehendak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya),tidak mengantuk dan tidak
tidur.”(QS.AL-Baqarah: ayat 255)
11) Sam’un
Sifat Allah sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua
hal yang diucapkan manusia,meskipun ia berbicara dengan halusnya
atau tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas
dan tidak akan pernah sirna. Dalam al-quran disebutkan yag artinya:”
dan Allah-lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.”(QS.Al-
Maidah: ayat 76)
12) Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas.ia dapat
melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu
secra sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat ,baik yang besar
maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini
menandakan bahwa Allah maha sempurna. Dalam al-quran telah
disebutkan,yang artinya: “sesungguhnya Allah mengetahui apa yang
ghaib dilangit dan dibumi,dan maha melihat apa yang kamu
kerjakan.”(QS.AL-Hujarat: 18)
13) Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan
adanya al-quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia didunia.
Al-quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad Saw. Dalam al-quran disebutkan yang artinya: “Dan
11. 8
Allah telah berbicara kepada musa dengan langsung.”(QS. An-Nisa:
164)
14) Qadirun
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang maha berkuasa. Allah
tidak lemah, ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
Dalam al-quran disebutkan yang artinya: ‘’sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu.”(QS.Al-Baqarah: 20)
15) Muridun
Allah mempunyai sifat muridun,yaitu sebagai dzat yang maha
berkehendak. ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia. Dalam
al-quran telah disebutkan,yang artinya : “sesungguhnya tuhanmu
maha melaksanakan apa yang dia kehendaki.”(QS.Hud :107)
16) ‘Alimun
Sifat Allah alimun,yaitu dzat yang maha mengetahui. Allah
mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi.
Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia. Dalam al-
quran telah disebutkan, yang artinya: “dan Allah maha mengetahui
sesuatu”.(QS.An-Nisa: 176)
17) Hayyun
Artinya,Allah adalah dzat yang hidup tidak akan pernah mati,tidak
akan pernah tidur ataupun lengah. Dalam al-quran disebutkan,yang
artinya: “dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang
tidak mati.”(QS.Al-Furqon :58)
18) Sami’un
Allah adalah dzat yang maha mendengar. Allah selalu mendengar
pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambanya. Dalam al-
quran disebutkan yang artinya:”Allah maha mendengar dan maha
mengetahui.”(QS.Al-Baqarah :256)
19) Basirun
Allah dzat yang maha melihat. Sifat Allahini tidak terbatas seperti
halnya manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena
itu hendaknya kita selalu berbuat baik. Dalam al-quran disebutkan
12. 9
yang artinya: ‘’dan Allah maha melihat apa yang kamu
kerjakan”.(QS.Al-Hujarat :18)
20) Mutakalimun
Sifat Allah ini berarti yang berbicara. Allah tidak bisu, ia berbicara
atau berfirman melalui ayat-ayat al-quran. Bila al-quran menjadi
pedoman hidup kita,maka kita telah patuh dan tunduk kepada Allah
swt.
b. Sifat Mustahil Allah swt
Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang
mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang
wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat
yang mustahil satu-persatu.
1. ‘Adam artinya “tiada”
2. Huduth artinya “baharu”
3. Fana’ artinya “binasa”
4. Mumathalatuhu Lilhawadith artinya “menyerupai makhluk”
5. Qiyamuhu Bighayrih artinya “berdiri dengan yang lain”
6. Ta’addud artinya “berbilang-bilang”
7. ‘Ajz artinya “lemah”
8. Karahah artinya “terpaksa”
9. Jahl artinya “jahil/bodoh”
10. Mawt artinya “mati”
11. Samam artinya “tuli”
12. ‘Umy artinya “buta”
13. Bukm artinya “bisu”
14. Kaunuhu ‘Ajizan artinya “keadaannya yang lemah”
15. Kaunuhu Karihan artinya “keadaannya yang terpaksa”
16. Kaunuhu Jahilan artinya “keadaannya yang jahil/bodoh”
17. Kaunuhu Mayyitan artinya “keadaannya yang mati”
18. Kaunuhu Asam artinya “keadaannya yang tuli”
19. Kaunuhu A’ma artinya “keadaannya yang buta”
20. Kaunuhu Abkam artinya “keadaannya yang bisu”.
13. 10
C. Hak Allah Sebagai Khaliq Untuk Disembah
Sebagai Rabbul’alamin seperti digambarkan di muka,maka Dia
mempunyai hak untuk disembah oleh mahluk-Nya.Karena itu sangat beralasan
jika Allah memerintahkan kepada mahluk-Nya untuk menyembah (beribadah)
kepda-Nya,bahkan bagi mahluk-Nya yang beribadah hanya kepada-Nya
merupakan jalan yang paling lurus. Hal tersebut dapat diambil dari firman-Nya
seperti dalam surat Al-Baqarah ayat : 21, Surat An-Nisa : 36,Surat Al-
Maidah ayat : 72,117,Surat Al-A’rof : 59,65,73,85, Surat Hud : 50,61,84, Surat
An-Nahl : 36, dan lain-lain yang semuanya berjumlah tidak kurang dari 21 ayat
surat-surat tersebut diantaranya adalah berikut :
Surat Al-Baqarah : 21
Artinya : “Hai manusia,sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan
orang-orang sebelummu,agar kamu bertakwa”.
Surat An-Nisa : 36 :
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutkan-Nya dengan
sesuatu pun..”
Di dalam surat Yasin : 60-62,Allah mengingatkan bahwa syaitan adalah
musuh yang nyata bagi manusia,dan karenanya,janganlah menyembah
kepadanya. Menyembahlah hanya kepada Allah karena inilah jalan yang lurus.
Dari uraian di atas ada beberapa hal yang sangat penting dan perlu
direnungkan lebih lanjut, yaitu pengertian mengenai ibadah dalam setiap
perintahnya di dalam Al-Qur’an dan mengapa ibadah kepada Allah merupakan
jalan yang lurus.
14. 11
Dipandang dari berbagai aspek keilmuan ibadah mempunyai banyak arti.
Pengertian ibadah secara etimologis berbeda dengan pengertian menurut para
ahli ilmu tauhid,ahli ilmu akhlak,ahli bahasa,ahli tasawuf,dan seterusnya.
Secara etimologis (harafiah),ibadah berasal dari kata: ‘abada-ya’budu-
ibadatan-wa’ubbudiyyatan yang dapat berarti beribadah,menyembah atau
mengabdi..(Al-Munawir). Para ahli bahasa mengartikan ibadah
sebagaimenurut,mengikut,tunduk,tha’at dan doa. Karena itu,menurut arti harfiah
dan arti bahasa,ibadah yang artinya menyembah,menurut,mengikut,tunduk
ataupun mentaati Allah sebagai Khalik (Rabb) itu tentu akan berjalan di jalan
yang lurus,jalan yang benar.
D. Allah Sebagai Pencipta, Pengatur,Pemelihara
Allah sebagai pencipta, pengatur dan pemelihara diterangkan dalam
firman-Nya. Hal itu antara lain terdapat di dalam Surat Al-Baqarah : 29 yang
menerangkan tentang penciptaan bumi seisinya yang diperuntukan bagi
manusia,serta penyempurna langit menjadi tujuh langit.Adapun ayatnya
berbunyi :
Artinya: “Dialah (Allah) yang menjadikan untuk kamu segala yang ada
di bumi, kemudian Ia menuju dengan kehendakNya ke arah (bahan-bahan)
langit, lalu dijadikannya tujuh langit dengan sempurna; dan Ia Maha Mengetahui
akan tiap-tiap sesuatu.”
Dalam surat Al-An’am : 101-102 diterangkan bahwa Allah adalah
pencipta dan pemelihara yang tidak sama dengan sifat-sifat mahluk-Nya.
15. 12
Artinya : Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai
anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu dan
Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu
ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
Dalam surat Al-Hasyr (59) : 24 menerangkan bahwa Allah adalah
pencipta. Adapun bunyi ayatnya seperti berikut :
Artinya : “Dialah Allah, Yang Menciptakan sekalian makhluk Yang
Mengadakan (dari tiada kepada ada) Yang Membentuk rupa (makhluk-
makhlukNya menurut yang dikehendakiNya) bagiNyalah nama-nama yang
sebaik-baiknya dan semulia- mulianya bertasbih kepadaNya segala yang ada di
langit dan di bumi dan Dialah Yang tidak ada tuluk bandingNya, lagi Maha
Bijaksana.”
Uraian tersbut dapat disimpulkan bahwa Allah sebagai
pencipta,pengatur dan pemelihara adalah Yang Maha Sempurna tidak sama
dengan mahluk-Nya. Allah adalah Dzat yang tidak berawal dan berakhir,tidak
berputra dan diputrakan.Dia adalah tempat bergantung para mahluknya. Itulah
Allah sebagai Khalik dan itulah Rabbul’alamin.
E. Allah Sebagai Pembagi Rizki
Di akhir surat Al-Jum’ah (62),Allah SWT menegaskan bahwa
Dialah Dzat yang sebaik-baik pemberi rizki.ayat tersebut berbunyi : “…. dan
Allah Sebaik-baik Pemberi Rizki”.
Pernyataan ini akan diterima sebagai suatu kebenaran jika dilandasi
dengan keimanan dan renungan yang mendalam pada kehidupan pedangang
dipasar,yang dapat digambarkan sebagai berikut:
16. 13
“Tersebutlah tiga orang pedagang kain sarung yang masing-menempati
pintu utara,tengah selatan,selatan. Tiga orang yang menjajakan kain berkualitas
sama dengan kualitas pelayanan yang sama pula,suatu saat pembeli masuk
melalui pintu ujung utara. Calon pembeli sarung itu langsung menawar milik
penjual A dengan tawaran X-3. Dengan harga tersebut ,A sebenarnya sudah
dapat untung,tetapi belum maksimal sebagaimana yang diharapkan.
Karena persediaan uangnya terbatas,pembeli tadi pindah ke penjual B
yang ada di pintu tengah.,dengan harga X-2. Namun,B belum juga melepaskan
daganganya. Sehingga pembeli akhirnya pindah ke pedagang C menawar harga
kain X-1.Pedagang C menerima tawaran harga tersebut karena sudah memenuhi
keuntungan yang diharapkan. Dengan demikian C dapat rezki dari Allah.
Seandainya perjalanan tawar-menawar harga kain itu prosesnya melalui pintu
paling selatan,dimungkinkan A yang memperoleh keuntungan tersebut.
Pertanyaannya adalah mengapa proses jual-beli itu dimulai dari utara?
Tentu saja jawaban yang paling tepat adalah Allah SWT,sebagai Tuhan Yang
Maha Kuasa dan Pemberi Rizki.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rizki setiap manusia tidak
akan pernah tertukar satu sama lain walapun berdekatan sekalipun tempat usaha
mereka karena semua rizki ,bala,jodoh,meninggal setiap manusia,sudah diatur
dalam ketentuan Allah SWT. Tidak semata-mata itu semua telah diatur oleh
Allah SWT kita bisa santai,bermalas-malasan menunggu datang sendiri dan
sesungguhnya Allah menyuruh kita untuk berikhtiar.
Sudah jelas bahwa sanya Allah menyuruh kita untuk berusaha/berikhtiar
semaksimal mungkin. Perlu diamati bahwa sanya kita setiap manusia lupa akan
bersyukur kepada nikmat kita yang yelah Allah berikan kepada kita,diantaranya
nikmat sehat,nikmat rizki dll. Allah-lah satu-satunya pemberi rizki. Ia adalah
“al-Razzaq”, yang Maha memberi rizki. Allah menciptakan semua jenis rizki itu
dan Allah pula yang memberikannya kepada makhluk-makhluk-Nya.
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan
lagi Sangat Kokoh.” (Adz-Dzariyat: 58).
Sebagaimana Allah adalah satu-satunya pencipta, Allah pulalah satu-
satunya pemilik dan pemberi rizki. Allah membagi-bagikan rizki itu kepada
17. 14
siapa saja yang dikehendakinya.“Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia…” (Az-Zukhruf: 32).
Allah meluaskan dan menyempitkan rizki itu kepada siapa saja yang
diinginkan-Nya, tentu untuk hikmah tertentu dan sejalan dengan sifat adil-Nya.
Perhatikan beberapa firman Allah berikut ini: “Sesungguhnya Tuhanmu
melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-
Nya.” (Al-Isra: 30). “
Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba- hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ankabut: 62)
“Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya).
akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Saba: 36)
Perlu diingat, bahwa Allah tidak memberikan rizki duniawi itu kepada
orang yang berambisi saja, namun juga bagi orang yang tidak menginginkannya.
Senyatanya, betapa banyak orang yang berambisi mengejar rizki itu, hingga
seluruh hidupnya hanya ia pertaruhkan untuk mencarinya, namun Allah tidak
memberikannya. Hidupnya justru sengasara dalam kemiskinan. Celakanya, ia
semakin sengsara dengan ambisinya yang terus mendesak-desak.
Sebaliknya, banyak orang yang mampu berlaku zuhud, pola hidupnya
sederhana dan tidak begitu berambisi mendapatkan kehidupan dunia, namun ia
adalah seorang yang kaya raya. Allah berikan harta kepadanya, untuk kemudian
Allah semakin memuliakannya dengan harta tersebut. Semua itu karena rizki
adalah hak Allah.
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami
segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami
kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya
dalam keadaan tercela dan terusir.” (Al-Isra: 18).
18. 15
Rizki langit
Rizki itu ada di langit. Dari atas lah Allah menurunkan rizki-Nya.
Allah berfirman: “Dan di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula)
apa yang dijanjikan kepadamu.” (Adz-Dzariyat: 22).
Syaikh as-Sa’di –rahimahullah- mengatakan bahwa yang
dimaksud “di langit” dalam ayat ini adalah sumber-sumber rizki.
Diantaranya air hujan dan ketentuan-ketentuan Allah. Rizki langit ini
mencakup rizki agama dan dunia. Untuk itu manusia seharusnya tidak
terlalu khawatir, takut, sedih dan tamak. Karena rizki sesungguhnya
janji Allah dari langit. Siapa pun makhluk Allah itu, shaleh atau
durhaka, taat atau sesat, akan Allah berikan jatah rizkinya sesuai
dengan ketentuan-Nya. Manusia harus yakin, bahwa Allah telah
menentukan dengan sangat adil dan bijaksana semua yang manusia
butuhkan di dunia ini, hingga batas waktu yang juga telah Allah
tentukan. Manusia tidak akan mati sebelum menghabiskan seluruh
jatah rizkinya, persis seperti yang pernah dituliskan pada saat ia
berumur empat bulan dalam kandungan ibunya.
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud, ia berkata,
Rasulullah –orang yang benar dan dibenarkan- menceritakan kepada
kami, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di
dalam perut ibunya selama empatpuluh hari dalam bentuk nuthfah,
kemudian menjadi ‘alaqah selama empatpuluh hari juga, kemudian
menjadi mudhghah selama empat puluh hari juga. Kemudian seorang
malaikat diutus kepadanya lalu ia meniupkan ruh kepadanya dan
diperintah untuk menuliskan empat perkara: menuliskan rizki, ajal dan
amalnya, serta ia menjadi orang yang bahagia atau sengsara.” (Hadis
riwayat Bukhari Muslim).
Tidak akan ada yang terlewat. Semua makhluk akan
mendapatkannya sesuai dengan apa yang telah ditulis dalam lembar
takdir yang terjaga. Manusia hanya dapat berusaha, tidak dapat sedikit
pun menentukan. Hanya bisa memohon, tidak bisa menjamin apa pun.
Untuk itu upayakanlah rizki tersebut dengan niat ikhlas dan tidak
19. 16
keluar dari areal perbuatan mencari keridhoan Allah tabaraka wa
ta’ala. Niscaya rizki dunia itu kelak berbuah rizki yang mulia.
Beribadah kepada “Ar-Razzaq”
Allah sebagai pemberi rizki adalah kenyataan yang tidak dapat
terbantahkan. Manusia akan mengakui bahwa Allah adalah pemberi
rizki, sebagaimana Allah adalah pencipta, pengurus, raja dan penguasa
semesta ini. Manusia beserta makhluk Allah yang lain hanya tunduk
pada aturan dan ketetapan-Nya yang azali.
Kenyataan ini kemudian Allah jadikan sebagai salah satu hujjah
atas manusia tentang keberhakan Allah dalam hal ubudiah atau
penyembahan. Jika Allah satu-satunya yang memberi rizki, maka
selayaknya kemudian manusia hanya menghambakan dirinya kepada
Allah, beribadah dengan mentauhidkan-Nya. Argumentasi dengan
logika ini Allah nyatakan berulang-ulang dalam Al-Quran.
Diantaranya firman Allah SWT, “Dialah yang menjadikan bumi
sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan
hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu
janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal
kamu mengetahui.” (Al-Baqarah: 22)
Selain Allah, tidak ada yang mampu mendatangkan rizki kepada
siapapun makhluk. Untuk itu penyembahan kepada selain Allah
(syirik) termasuk kezaliman yang paling besar. Karena sesembahan
yang manusia sembah selain Allah itu sama sekali tidak memiliki
kekuasaan dan tidak mampu memberi manfaat sedikit pun. Termasuk
diantaranya memberi rizki. Allah menjelaskan tentang perbuatan
orang-orang musyrik dalam hal ini,“Dan mereka menyembah selain
Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka
sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua
pun).” (An-Nahl: 72)
“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah
berhala,$ dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu
20. 17
sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu;
Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan
bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepada- Nyalah kamu akan
dikembalikan.” (Al-‘Ankabut: 17)
Allah sering menyinggung kemampuan nalar dan berfikir
manusia untuk membuktikan bahwa kesyirikan jelas tidak sesuai
dengan akal sehat. Kehujahan rizki dalam kekuasaan Allah semata
atas kewajiban tauhid tentu tidak mungkin bisa diingkari oleh
siapapun yang mau berfikir, menggunakan dan mengikuti akalnya,
serta menjauhi ajakan hawa nafsunya. Itulah orang-orang yang
kembali kepada jalan Allah, orang-orang yang mampu mengambil
pelajaran.
“Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. dan
Tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali
(kepada Allah).” (Al-Mu’min: 13)
Ini adalah konsep yang pertama kali harus manusia fahami dalam
konteks mengusahakan rizki. Rizki sebagai pemberian Allah itu
pertama kali harus manusia syukuri dengan melaksanakan amal-amal
ketauhidan, membentengi diri dari keyakinan-keyakinan serta
perbuatan-perbuatan yang dapat mencacati tauhid.
Dengan demikian, tauhid adalah pangkal pertama kesyukuran
manusia atas rizki Allah di dunia ini. Tidak dikatakan bersyukur
kepada Allah, jika tauhid belum betul-betul murni dan kuat tertanam
dalam hati seseorang. Semakin kuat pemahaman dan pengamalan
tauhid seseorang, semakin benarlah pandangan, orientasi dan caranya
dalam mencari rizki Allah di dunia ini.
21. 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah al-Khaliq, artinya Allah pencipta semua makhluk dan segala
sesuatu. Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan,
bintang, dan segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah. Sebagai sang
pencipta Allah memiliki sifat yang tidak dimiliki makhluk lain yaitu.
Sebagai Rabbul’alamin Allah mempunyai hak untuk disembah oleh mahluk-
Nya.Karena itu sangat beralasan jika Allah memerintahkan kepada mahluk-Nya
untuk menyembah (beribadah) kepda-Nya,bahkan bagi mahluk-Nya yang
beribadah hanya kepada-Nya merupakan jalan yang paling lurus.
Allah sebagai pencipta,pengatur dan pemelihara adalah Yang Maha
Sempurna tidak sama dengan mahluk-Nya. Allah adalah Dzat yang tidak
berawal dan berakhir,tidak berputra dan diputrakan. Dia adalah tempat
bergantung para mahluknya. Itulah Allah sebagai Khalik dan itulah
Rabbul’alamin.
Sebagaimana Allah adalah satu-satunya pencipta, Allah pulalah satu-
satunya pemilik dan pemberi rizki. Allah membagi-bagikan rizki itu kepada
siapa saja yang dikehendakinyaAllah meluaskan dan menyempitkan rizki itu
kepada siapa saja yang diinginkan-Nya, tentu untuk hikmah tertentu dan sejalan
dengan sifat adil-Nya.
B. Saran
Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri
kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah
kepada Allah SWT sebagai pencipta semua makhluk. Maka dari itu janganlah
sekali-kali kamu tidak mengenal Allah,kerena apabila engkau tidak menegenal
Allah maka hidup mu akan sengsara baik didunia mau pun diakhirat Kelak.
Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua sehingga kita menjadi
manusia yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dengan
terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca
22. 19
khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari
pihak-pihak yang merespon makalah ini sangat ditunggu.