Dokumen tersebut membahas tentang masalah diare yang masih menjadi masalah kesehatan global terutama di negara berkembang. Diare sering menyerang anak-anak dan balita serta menjadi penyebab kematian kedua setelah radang paru bila tidak ditangani. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor risiko, gejala, komplikasi, pencegahan, dan pengobatan diare.
1. Identifikasi Masalah
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di
negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan
dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus, terjadi di dunia
padasebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun.
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan
menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen
Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah
lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia.
Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan
balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan
yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuanganair limbah
(SPAL), kualitas bakterologis air, dankondisi rumah.
Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300
kasus diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab
banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat.
Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi
bakteriE.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan
sungai yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini. Hasil penelitian
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) propinsi DKI Jakarta
menunjukkan 80 persen sampel air tanah dari 75 kelurahan memiliki kadar E.coli dan
fecal colimelebihi ambang batas.
II. Pengantar
Bidang Studi : Penyakit Dalam
Topik : Gangguan Sisyem Pencernaan
Sub topic : Diare
Sasaran : Bapak Ibu warga desa Serangan
Hari/ tanggal : Senin, 20 Desember 2010
Jam : 09.00 – 09.40
Waktu : 40 Menit
Tempat : Balai Desa Serangan
III. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan warga dapat memahami dan mengerti
tentang Diare.
IV. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan warga dapat menjelaskan
tentang :
1. Pengertian diare
2. 2. Hal – hal yang bisa menyebabkan diare
3. Akibat dari diare apabila tidak ditangani
4. Cara mencegah diare
5. Pengobatan diare
V. Materi
Terlampir.
VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VII. Media
1. Materi SAP
2. Leaflat
VIII. Kegiatan Pembelajaran
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan:
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
3. Menyebutkan materi atau pokok
bahasan yang di sampaikan
1. Menjawab salam
2. mendengarkan dan
memperhatikan
2 10 menit Pelaksanaan materi:
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi:
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Pencegahan diare
4. Pengobatan
Menyimak dan
memperhatikan
3 5 menit Evaluasi :
1. Menyimpulkan isi penyuluhan
2. Memberi kesempatan kepada
audience untuk bertanya
3. Memberikan kesempatan kepada
udience untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
Bertanya dan menjawab
pertanyaan
4 2 menit Penutup:
Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam
Menjawab salam
IX. Pengesahan
Yogyakarta,
3. Sasaran Pemberi Penyuluhan
Pemateri
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Dra. Sugianto, A.Md.Kep.M. Kes
X. Evaluasi
1. Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
2. Jenis pertanyaan : lisan
3. Jumlah soal : 2 soal
XI. Lampiran Materi
Diare
1. Pengertian Diare
a. Diare adalah buang air besar encer atau cair yang lebih dari tiga kali sehari(WHO,
1992).
b. Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan
airberlebihan.
c. Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair
(setengah padat), dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat.
2. Penyebab Diare
a. Infeksi
1). Infeksi enteral
Adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare.
a). Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia,
Aerromonas.
4. b). Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.
c). Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
2). Infeksi Parentral
Adalah infeksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/
Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada
anak kurang dari 2 tahun.
Keterangan :
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.
Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang
tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak,
pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat
diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
b. Faktor Malabsorsi
1). Malabsorbsi karbohidrat
2). Malabsorbsi lemak
3). Malabsorbsi Protein
c. Faktor makanan: Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Psikologis : rasa takut dan cemas
Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:
a. Tidak memadainya penyediaan air bersih
b. Air tercemar oleh tinja
c. Pembuangan tinja yang tidak hygienis
d. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
e. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya
f. Penghentian ASI yang terlalu dini
3. Klasifikasi Diare
a. Menurut perjalanan penyakit :
1) Akut : jika kurang dari 1 minggu
Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak
air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.
2) Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
3) Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi
4) Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi
b. Menurut patofisiologi :
1). Gangguan absorbsi
2). Gangguan sekresi
3). Gangguan osmotik
c. Menurut penyebab
1). Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur
2). Konstitusi
3). Malabsorbsi
d. klasifikasi berdasasarkan gangguan faal:
1). Dorongan didalam usus normal yang terlalu cepat , yang dapat disebabkan oleh:
5. a). Rangsangan syaraf yang abnormal terdapat pada : psycogenic diarrhea atau keracunan
mecholyl.
b). Pengaruh zat kimia terhadap motilitas yang abnormal, misalnya pada: sindroma
karsinoid, penyakit addison’s, thirotoksikosis.
c). Iritasi pada intestine misalnya pada: pemakaian oleum recine, colitis ulserative,
perikolil abses.
d).Hilangnya simpanan di kolon misalnya pada: destruksi sphincter ani, ileostomi dll.
2). Gangguan pencernaan makanan karena :
a). Hilangnya fungsi reservoit dari lambung, misalnya pada postgastrektom timbul
sindroma dumping.
b). Penyakit pancreas.
c). Insufisiensi sepanjang intestine.
d). Kemungkinan adanya sekresi abnormal dari HCL, misalnya pada sindroma zollinger
Ellison.
3). Absorbsi abnormal pada pencernaan makanan, misalnya penyakit hati, penyakit pada
intestine, obstruksi mesenteric ( karsinomatosis atau pada TBC).
4. Pathogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
a. Gangguan osmotic
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkanya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsang tertentu ( Misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus
c. Gangguan motilitas usus
Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makan
seingga timbul diare. Sebaliknya bila pristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan yang menyebabkan diare.
5. Tanda dan Gejala Diare
a. Gejala diare adalah tinja encer
b. Muntah
c. Badan lesu atau lemah
d. Panas
e. Tidak nafsu makan
f. Darah dan lendir dalam kotoran
g. Nyeri pinggang
Sebelum diare terjadi biasanya penderita merasa mulal dan muntah. Rasa mual dan
muntah ini disebabkan oleh infeksi virus. Selain menyebabkan mual, muntah dan diare,
virus unu dapat menyebabkan demam, tinja berdarah, penurunan nafsu makan sehinnga
dapat menyebabkan penderita lesu.
6. 6. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut:
a. Dehidrasi
Cara menilai dehidrasi menurut WHO ( 1992)
Tanda dan Gejala Tidak dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat
Keadaan umum Baik Rewel. Gelisah,
lemah
Apatis, tidak sadar
Mata Tidak cekung Cekung dan kering Sangat cekung
Air mata Jika menangis
masih ada
Jika menangis tidak
terdapat air mata
Jika menangis tidak ada air
mata
Bibir Tidak kering kering Sangat kering
Rasa haus Tidak merasa haus Haus sekali, jika
diberi minum rakus
Tidak bisa minum
Cubitan kulit Jika dicubit cepat
kembali
Jika dicubit,
kembali lambat
Jika dicubit, kembali sangat
lambat.
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipoglikemi
d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktase
e. Hipokalemia
f. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein
7. Pencegahan Diare
Diare dapat dicegah dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:
1). Sebelum makan,
2) setelah buang air besar,
3) sebelum memegang bayi,
4) setelah menceboki anak dan
5) sebelum menyiapkan makanan;
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, an
ntara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;
c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa,
kutu, lipas, dan lain-lain).
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
8. Pengobatan Diare
Prinsip penatalaksanaan diare
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
b. Mengobati dehidrasi
c. Memberi makan
d. Mencegah masalah lain
7. Tips atau cara menanggulangi diare
a. Minum Air Putih yang Banyak
Penderita diare harus minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar
maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan
yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral
yang bersih dan sudah dimasak.
Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan
energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain
sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.
b. Makan Makanan Khusus
Menghindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena
makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik
untuk penderita susah buang air besar.
Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi
atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan
energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret
dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta
makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
c. Istirahat yang Cukup
Seseorang yang mengalami diare akan merasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan
sebagainya. Istirahat sangata dibutuhkan oleh orang yang menderita diare. Tidur
sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus
teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.
d. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat
Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda dalam pengobatan diare. Penderita
diare harus memeriksakan sakinya ke pelayanan kesehatan agar mendapat obat yang
sesuai. Apabila sudah mendapatkan obat, maka obat harus diminum sesuai ketentuan.
Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat diare, vitamin dan antibiotik. Untuk
obat mules dan diare sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika
sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman
dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Apabila diare sudah
sembuh dan vitamin masih, maka vitamin boleh diminim ataupun dihentikan. Vitamin
diminum dalam jumlah yang cukup jangan sampai berlebihan.
8. XII. Daftar Pustaka
Setyohadi, bambang. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: IPD FK UI.
Suryono. 1998. Diare akut. Jakarta: EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Diare.
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=11