SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
FEBRIS (DEMAM)
I. DEFINISI
 Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal (Asuhan
Keperawatan Anak 2001).
 Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal
yaitu lebih dari 38 0C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
 Febris (demam) yaitu merupakan rspon yang sangat berguna dan menolong tubuh
dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999).
 Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh
secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas
seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama
sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam
praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada
dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau
penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
waspada terhadap inveksi bakterial.
JENIS DEMAM CIRI-CIRI
Demam septik Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun
hingga diatas normal, sering disertai menggigil
dan berkeringat
Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak
pernah mencapai normal. Perbedaan suhu
mungkin mencapai 2 derajat namun
perbedaannya tidak sebesar demam septik.
Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan
apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2
serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbedalebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia
Demam siklik kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk
beberapa hari yang diikuti kenaikan suhu
seperti semula
(Nelwan, 2007).
II. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat
regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk
mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan
fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang
menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3
derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium
dan penunjang medis lainnya.
III. PATOFISIOLOGI
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan
sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap
pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis
oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula
besar.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke
dalamcairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit. Zat ini ketika sampai
di hipotalamus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan
temperature tubuh dalam waktu 8 – 10 menit. Zat ini juga menginduksi
pembentukan prostaglandin E2 zat ini, yang selanjutnya bekerja di hipotalamus
untuk membangkitkan reaksi demam.
PATHWAY
Exogenous pyrogens
(seperti : bakteri, virus, kompleks antigen antibody)
Sel host inflamasi
(seperti : makrofag, netrofil, sel kuffer, makrofag splenic dan alveolar)
Memproduksi endogenous pyrogens
(interleukin 1, interieukin 6, factor nekrosis tumor, dan cytokine pyrogenic
lain)
Sintesis PGE2 dalam hipotalamus
Pusat termoregulator
(neuron preoptik pada hipotalamus anterior)
Perubahan fisiologi dan tingkah laku
demam
IV. TANDA DAN GEJALA
 Demam.
 Suhu meningkat > 37,10 C.
 Menggigil.
 Lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur.
 Berkeringat, wajah merah dan mata berair.
 Selera makan turun.
(Fadjari dalan Nakita 2003 dan Kesehatan Anak 1999).
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat
diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan
atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang
dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau
limfangiografi.
VI. TERAPI MEDIS
a. Antipiretik (Parasetamol)
b. Anti biotik sesuai program
c. Hindari kompres alkohol atau es
VII. PENGKAJIAN
1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam,
gejala lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan,
diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah
atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto
rontgent ataupun USG.
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
2. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
3. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporsis.
IX. RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
hasil
Intervensi
1 Hypertermi b/d
proses infeksi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama….x24jam
menujukan temperatur
dalan batas normal
dengan kriteria:
-Suhu Tubuh dalam
batas normal
-bebas dari kedinginan
-suhu tubuh stabil 360-
370c
-termoregulasi dbn
-nadi dbn
<1 bln : 90-170
<1 thn : 80-160
2 thn : 80-120
6 thn : 75-115
10 thn : 70-110
14 thn : 65-100
>14thn : 60-100
-respirasi dbn
BBL : 30-50 x/m
Anak-anak : 15-30 x/m
Dewasa : 12-20 x/m
1. Pantau suhu klien (derajat dan
pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
2. Pantau suhu lingkungan,
batasi/tambahkan linen tempat tidur
sesuai indikasi
3. Berikan kompres hangat hindri
penggunaan akohol
4. Berikan miman sesuai kebutuhan
5. Kolaborasi untuk pemberian
antipiretik (parasetamol)
2 Resiko injuri b/d
infeksi
mikroorganisme
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama .....x 24 jam
1. Kaji tanda-tanda komplikasi lanjut
2. Kaji status kardiopulmonar
3. Kolaborasi untuk pemantauan
anak bebas dari cidera
dengan kriteria:
-menunjukan
homeostatis
-tidak ada perdarahan
mukosa dan bebas dari
komplikasi lain
laboratorium: monitor darah rutin
4. Kolaborasi untuk pembereian
antibiotik
3 Resiko kurang
volume cairan b/d
intake yang
kurang dan
deperosis
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama ….x 24 jam
volume cairn adekuat
dengan kriteria:
-tanda vital dalam batas
normal
-nadi perifer teraba kuat
-haluran urine adekuat
-tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
1. Ukur/catat haluaran urine dan berat
jenis. Catat ketidak seimbangan
masukan dan haluran kumulatif
2. Pantau tekanan darah dan denyut
jantung ukur CVP
3. Palpasi denyut perifer
4. Kaji membran mukosa kering,
tugor kulit yang kurang baik dan
rasa halus
5. Kolaborasi untuk pemberian cairan
IV sesuai indikasi
6. Pantau nilai laboratorium,
Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
4 Cemas
berhubungan
dengan
hipertermi, efek
proses penyakit
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 2 x 24 jam
cemas hilang dengan
kriteria:
-klien dapat
mengidentifikasi hal-hal
yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan suhu tubuh
1. Kaji dan identifikasi serta luruskan
informasi yang dimiliki klien
mengenai hipertermi
2. Berikan informasi yang akurat
tentang penyebab hipertermi
3. Validasi perasaan klien dan
yakinkan klien bahwa kecemasam
merupakan respon yang normal
4. Diskusikan rencana tindakan yang
dilakukan berhubungan dengan
-klien mau berpartisipasi
dalam setiap tidakan
yang dilakukan
-klien mengungkapkan
penurunan cemas yang
berhubungan dengan
hipertermi, proses
penyakit
hipertermi dan keadaan penyakit
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Komite medik RSUP Dr. Sardjito, 2000. Standar Pelayanan Medis, Edisi 2,
Cetakan I, Medika FK UGM, Yogyakarta
2. Mc Closkey, Joanne C and Bulechek, Gloria M, 1996, Nursing Intervention
Classification (NIC), Second edition, Mosby Year Book Inc, St. Louis
3. Nanda, 2001, Nursing Diagnosis: Definitions & Classification 2001-2002, Ed-,
United States of America
4. http://health.yahoo.com/ency/adam/00615.last reviewed: 1/7/2003
5. www.google.com/askep febris demam
ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS
A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septic
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu
tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
inveksi bakterial.
B. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu
diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu
keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu
badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang
medis lainnya.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Suhu badan lebih 37,2 ºC
2. Banyak berkeringat
3. Pernafasan meninggil
4. Menggigil
E.PATOFISIOLOGI
Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi
dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem
pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme
atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen
adalah suatu protein yang identik dengan interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang
pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang
langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan
pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas
metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang
adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.
F.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1. Antipiretik
2. Anti biotik sesuai program
3. Hindari kompres alkohol atau es
H.KOMPLIKASI
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN PENYAKIT
FEBRIS DI RUANG ANGGREK DI RUMAH SAKIT BINA
SEHAT JEMBER
1. Data Demografi
a) Biodata
- Nama : An. S
- Usia / tanggal lahir : ( 4 th ) Jember. 15 Maret 2007
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Sukorambi. Rt. 3. Rw. 4
- Suku / bangsa : Jawa
- Status pernikahan : Belum menikah
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan / sumber penghasilan : -
- Diagnosa medik : Febris
- No. Medical record : 20 – 08 - 1989
- Tanggal masuk : 28 November 2011 (Jam. 15.00 WIB)
- Tanggal pengkajian : 29 November 2011 (Jam. 20.00)
- Terapi medik : - Antipiretik
- Cairan infus NS
- Antibiotik
b) Penanggung Jawab
- Nama : Tn. W
- Usia : 30 tahun
- Jenis kelamin : Laki - laki
- Pekerjaan / sumber penghasilan : Tenaga Pengajar
- Hubungan dengan klien : Ayah Klien
2. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan, klien mengalami panas tinggi, dan tidak turun – turun.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
- Orang tua klien mengatakan klien sudah 3 hari yang lalu mengalami panas.
- Panas muncul secara tiba – tiba dan semakin hari panasnya semakin naik.
- Setelah dilakukan tindakan baik keperawatan maupun tindakan medis selama 3 kali 24 jam
panas klien turun secara berangsur – angsur.
- Memberikan kompres air hangat kepada klien
Memberikan obat antipiretik kepada klien
Memberikan obat antibiotik kepada klien
- Kondisi klien saat dikaji orang tua klien mengatakan panasnya sudah agak menurun dari
pada yang sebelumnya, temperatur klien saat dikaji 38,5 derajat.
b. Riwayat kesehatan lalu
- Orang tua klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami atau menderita penyakit
berat sebelumnya.
- Orang tua klien mengatakan klien pernah mendapatkan program imunisasi BCG, DPT,
MMR.
- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan tindakan medis maupun
keperawatan sebelumnya.
- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mempunyai riwayat alergi sebelumnya, baik
alergi makanan, obat – obatan, zat/ substansi dll.
- Orang tua klien mengatakan sebelum dibawah kerumah sakit klien mendapatkan pengobatan
bebas ( parasetamol) dirumah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga.
- Orang tua klien mengatakan tidak mempunyai penyakit berat sebelumnya akan tetapi nenek
klien pernah menderita penyakit asma.
- Nenek klien pernah menderita penyakit asma.
- Genogram keluarga klien. :
Keterangan
: Pernah Menderita Asma
: Anak atau Ayah klien
: Penderita/Klien
--------- : Tinggal Serumah
4. Riwayat Psikososial
- Orang tua klien mengatakan apabila dirumah klien aktif dalam melakukan tindakan.
- Orang tua klien mengatakan jika dirumah klien bermain dengan teman sejawatnya.
- Orang tua klien mengatakan apabilah dirumah klien tidak rewel, akan tetapi saat dirumah
sakit klien cenderung rewel.
- Orang tua klien mengatakan tidak terlalu memfikirkan beban biaya rumah sakit karena orang
tua klien memiliki asuransi kesehatan keluarga.
- Klien cenderung pendiam dan tidak aktif dalam bermain.
5. Riwayat Spiritual.
- Ritual yang biasa dijalankan : -
6. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaaan umum klien
- Tanda – tanda dari distress : klien sering rewel
- Penampilan dihubungkan dengan usia : -
- Ekspresi wajah,bicara, mood : wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, kliean tidak
terlalu mood dalam melakukan aktivitas.
- Berpakaian dan kebersihan umum : kliean mandi 2 hari sekali dan selalu mengati
pakaiannya.
- Tinggi badan, BB, gaya berjalan : 100 cm, 20 Kg, Gaya berjalan normal seperti anak - anak
pada umumnya.
B. Tanda - tandaVital :
- Suhu : 38,5 derajat
- Nadi : 77 kali/menit
- Pernafasan : 29 kali/ menit
- Takanan darah : -
C. Sistem Pernafasan
- Hidung : Inspeksi :kesimetrisan (+), pernafasan cuping hidung (-) adanya secret atau polip (-
), passase udara (-).
- Leher : Inspeksi dan palpasi : pembesaran kelenjar (-), tumor (-).
- Dada : Inspeksi ;bentuk dada ( normal), ukuran ( sama ), gerakan dada ( kiri dan kanan
seimbang, retraksi (-), keadaan PX ( normal)
Auskultasi :suara nafas ( normal), suara nafas tambahan (-).
Palpasi : Clubbing finger (-).
D. Sistem Kardiovaskuler.
- Inspeksi : Conjungtiva (anemia), bibir (pucat), pembesaran jantung (-)
- Palpasi :Arteri carotis (normal), Tekanan vena jugularis (normal), Ictus cordis/apex (teraba
diantara costa 4)
- Auskultasi : suara jantung tambahan (-), bising aorta (-), murmur (-), gallop (-), tricuspidalis
dan mitral (-).
E. Sistem Pencernaan.
- Inspeksi : seklera (-), bibir (kering), Mulut (stomatitis (-), jumlah gigi (22 buah), kemampuan
menelan (-), gerakan lidah (-).
- Gaster : kembung (-), gerakan peristaltik (-)
- Abdomen
Inspeksi ; tidak ditemukan luka, bentuk simetris.
Palpasi :
Tidak ditemukan pembesaran di kuadran I - IV
Tidak ditemukan nyeri tekan
Perkusi : suara timpani
Auskultasi : bising usus (+)
- Anus : kondisi (normal).
F. Sistem Indra
1) Mata
 Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+), lipatan epikantus dengan ujung atas telinga (+).
 Visus (+)
 Lapang pandang (+)
2) Hidung
 Penciuman (+), perih dihidung (-), trauma (-), mimisan (-).
 Secret yang menghalangi penciuman (-).
3) Telinga
 Keadaan daun telinga (+), operasi telinga (-)
 Kanal auditoris (+)
 Membran tympani (+)
 Fungsi pendengaran (+).
G. Sistem Saraf.
1. Fungsi celebral
 Status mental : daya ingat (+), perhatian dan perhitungan (+), bahasa (+).
 Kesadaran : GCS 7
 Bicara : expresive dan reseptive (-).
2. Fungsi cranial
 Saraf cranial I s/d XII (+)
3. Fungsi motorik
 Massa (-)
 Tonus dan kekuatan otot (+4)
4. Fungsi sensorik
 Suhu : 38,5 derajat
 Nyeri : (+)
 Getaran posisi dan diskriminasi : (-)
5. Fungsi cerebellum
 Koordinasi dan keseimbangan (+)
6. Refleks
 Ekstermitas atas : (+4)
 Ekstermitas bawah : (+4)
 Superficial : (+4)
H. Sistem Muskuloskeletal
 Kepala : bentuk kepala bundar
 Vertebrae : Normal
 Pelvis : Normal
 Lutut : Normal
 Kaki : Normal
 Bahu : Simetrsis, normal
 Tangan : Normal
I. Sistem Integumen
 Rambut : tebal, warna hitam dan halus.
 Kulit : warna pucat, temperatur ( 38,5 derajat), kelembaban (-), bulu kulit (halus), tahi lalat (
di bawah bibir sebelah kiri ), ruam (-).
 Kuku : warna (putih bening), mudah patah (-), kebersihan (+).
J. Sistem Endokrin
 Kelenjar tiroid : pembesaran (-)
 Percepatan pertumbuhan : Normal
 Gejala keratinisme atau gigantisme : (-)
 Ekskresi urin berlebihan (-), polidipsi (-), poliphagi (-)
 Suhu tubuh yang tidak seimbang (+), keringat berlebihan (+), leher kaku (-).
 Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : (-).
K. Sistem Perkemihan
 Edema Palpebra (-)
 Moon face (-)
 Edema Anasarka (-)
 Keadaan kandung kemih (+)
 Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-).
 Penyakit hubungan seksual (-).
L. Sistem Reproduksi
 Keadaan glendpenis : tidak dikaji
 Testis : tidak dikaji
 Pertumbuhan rambut : tidak dikaji
 Pertumbuhan jakun : tidak dikaji
 Perubahan suara : tidak dikaji
M. Sistem Imun
 Alergi (-)
 Imunisasi : BCG, DPT, MMR
 Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu (+)
 Riwayat transfusi dan reaksinya : (-)
7. Aktivitas Sehari – hari
 Nutrisi
- Selera makan : menurun
- Menu makan dalam 24 jam : BSTIK
- Frekuensi makanan dalam 24 jam : 2 kali sehari
- Makanan yang disukai : telur mata sapi
Makanan pantangan : sayur wortel
- Pembatasan pola makan : (-)
- Cara makan : menggunakan sendok dan piring
- Ritual sebelum makan : membaca doa sebelum makan
 Cairan
- Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih dan susu
- Frekuensi minum : tidak menentu
- Kebutuhan cairan dalam 24 jam : tidak diketahui
 Eliminasi ( BAB & BAK )
- Tempat pembuangan : toilet
- Frekuensi : tidak diketahui
Kapan : -
Teratur : -
- Konsistensi : padat
- Kesulitan dan cara menanganinya : tidak
- Obat – obat untuk memperlancar BAK/BAB : -
 Istirahat Tidur
- Apakah cepat tertidur : (+)
- Jam tidur : siang 3 jam dan malam hari 9 jam (dirumah), siang 2 jam dan malam 5 jam ( di
RS )
- Bila tidak dapat tidur apa yang di lakukan : orang tua klien mengendong dan mengajak jalan
– jalan
- Apakah tidur secara rutin : iya.
 Personal Hygiene
- Mandi : frekuensi ( 2 kali sehari ), alat mandi : gayun, kesulitan (-), mandiri/dibantu :
dibantu, cara : seperti biasanya.
- Cuci rambut : 3 kali dalam seminggu
- Gunting kuku : 1 kali dalam 2 minggu.
- Gosok gigi : 2 kali sehari.
 Aktivitas / mobilitas fisik
- Kegiatan sehari – hari : bermain dan belajar
- Pengaturan jadwal harian : -
- Penggunaan alat bantu untuk aktivitas : (-)
- Kesulitan pergerakan tubuh : (-)
 Rekreasi
- Bagaimana perasaan anda saat bekerja : tidak dikaji
- Berapa banyak waktu luang : tidak dikaji
- Apakah puas setelah rekreasi : tidak dikaji
- Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang : tidak dikaji
- Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja : tidak dikaji
8. Test Diagnostik
 Laboratorium
- Hemoglobin : 14, 8
Normal L: 13,5 – 18,09 /dl
P: 11,5 – 16,09 /dl
- Leukosit : 2.800
Normal : 3.300 / 10.300 / cmm
- LED : 15 – 22
Normal L: 6 – 15 mm
P: 0 – 20 mm
- Hitung jenis : 0/0/1/73/26/0
Normal : 1-2/0-1/3-5/54-62
25 – 33/3-7
- Hematokrit : 47,0
Normal L : 40 – 54 %
P : 35 – 47 %
- Trombosit : 262.000
Normal : 130.000 – 450.000
- Eritrosit : 4.980.000
Normal L : 4,5 – 6,5 juta / cmm
P : 3,0 – 6,0 juta / cmm
- Widal :
O : Post 1/400 ( N. Negative )
H : Post 1/200 ( N. Negative )
PA : Negt / - ( N. Negative )
PB : Post 1/400 ( N. Negative)
 Ro foto : -
 CT Scan : -
 MRI, USG, EEG, ECG, dll : -
9. Terapi Saat Ini.
 Antipiretik : Parasetamol
 Antibiotik
 NS
DATA FOKUS
NAMA PASIEN : AN. S
NO REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF
- Bibir kering
- Suhu badan 38,5 derajat
- Banyak berkeringat
- Pernafasan meninggi
- Mengigil
- Kulit kering
- Sering menangis
- Sulit tidur
Orang tua klien mengatakan klien selama 3
hari mengalami panas tinggi.
Orang tua klien mengatakan klien sering
rewel.
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Orang tua klien mengatakan
klien selama 3 hari mengalami panas
tinggi
DO :
- Bibir kering
- Suhu badan 38,5 derajat
- Mengigil
- Kulit kering
Hypertermi Proses infeksi
2 DS : Orang tua klien mengatakan Resiko kekurangan Intake yang kurang
klien selama 3 hari mengalami panas
tinggi
DO :
- Suhu badan : 38,5 derajat
- Mengigil
- Banyak berkeringat
volume cairan dan deperosis
3 DS : Orang tua klien mengatakan
klien sering rewel.
DO :
- Klien sering menangis
- Sulit tidur
Cemas Hipertermi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
NO MASALAH / DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI
1. Hipertermi berhubungan dengan
proses infeksi
28 November 2011 1 Desember 2011
2. Resiko kekurangan volume cairan
berhungan dengan intake yang kurang
dan deperosis
28 November 2011 1 Desember 2011
3. Cemas berhubungan dengan
hipertermi
28 November 2011 1 Desember 2011
RENCANA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
TGL NDX. DAN DATA TUJUAN DAN RENCANA RASIONAL
PENUNJANG KRITERIA
HASIL
TINDAKAN
28/11/2011 1
DS : Orang tua klien
mengatakan klien
selama 3 hari
mengalami panas
tinggi
DO :
- Bibir kering
- Suhu badan 38,5
derajat
- Mengigil
- Kulit kering
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24 jam
klien menujukan
temperatur dalan
batas normal
dengan kriteria:
- Bebas dari
kedinginan
- Suhu tubuh stabil
36-37 C
- Pantau suhu
klien (derajat
dan pola)
perhatikan
menggigil/diafo
r
- Pantau suhu
lingkungan
- Berikan
kompres hangat
hindri
penggunaan
akohol
- Berikan miman
sesuai
kebutuhan
- Kolaborasi
untuk
pemberian
antipiretik dan
antibiotik
28/11/2011 2
DS : Orang tua klien
mengatakan klien
selama 3 hari
mengalami panas
tinggi
DO :
- Suhu badan : 38,5
derajat
- Mengigil
- Banyak berkeringat
Setelah dilakukan
tindakan
perawatan selama
3 x 24 jam volume
cairn adekuat
dengan kriteria:
- tanda vital dalam
batas normal
- nadi perifer teraba
kuat
- haluran urine
adekuat
- tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
- Ukur/catat
haluaran urine
dan berat jenis.
Catat ketidak
seimbangan
masukan dan
haluran
kumulatif
- Pantau tekanan
darah dan
denyut jantung
ukur CVP
- Palpasi denyut
perifer
- Kaji membran
mukosa kering,
tugor kulit yang
kurang baik dan
rasa haus
- Kolaborasi
untuk
pemberian
cairan IV sesuai
indikasi
- Pantau nilai
laboratorium,
Ht/jumlah sel
darah merah,
BUN,cre,
Elek,LED,
GDS
28/11/2011 3
DS : Orang tua klien
mengatakan klien
sering rewel.
DO :
- Klien sering
menangis
- Sulit tidur
Setelah dilakukan
tindakan
perawatan selama
2 x 24 jam cemas
hilang dengan
kriteria:
- klien dapat
mengidentifikasi
hal-hal yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan suhu
tubuh
- klien mau
berpartisipasi
dalam setiap
tidakan yang
dilakukan
- klien
mengungkapkan
penurunan cemas
yang berhubungan
dengan hipertermi,
proses penyakit
- Kaji dan
identifikasi
serta luruskan
informasi yang
dimiliki klien
mengenai
hipertermi
- Berikan
informasi yang
akurat tentang
penyebab
hipertermi
- Validasi
perasaan klien
dan yakinkan
klien bahwa
kecemasam
merupakan
respon yang
normal
- Diskusikan
rencana
tindakan yang
dilakukan
berhubungan
dengan
hipertermi dan
keadaan
penyakit
TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
TGL KODE
NDX
JAM
(WIB)
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL
29/11 1
2
3
15.00
15.00
15.00
- Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian
antipiretik dan antibiotic
- Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran
kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang
kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
- Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi
yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab
hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa
kecemasam merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
30/11 1
2
20.00
20.00
- Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian
antipiretik dan antibiotic
- Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran
3 20.00
kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang
kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
- Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi
yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab
hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa
kecemasam merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
1/12 1
2
3
07.00
07.00
07.00
- Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan
menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian
antipiretik dan antibiotic
- Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran
kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang
kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED, GDS
- Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi
yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab
hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa
kecemasam merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN : AN. S
NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989
RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek
TGL KODE
NDX
JAM
(WIB)
EVALUASI SOAP
30/11 1
2
3
20.00S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah
berkurang
O : - bibir agak kering
- T : 38
- Sedikit menggil
- Kulit tidak kering
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah
berkurang
O : - Suhu badan 38
- Masih berkeringat
- Menggil berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa rewel klien sudah
berkurang
O : - klien menangis tetapi sudah jarang
- Klien masih sering terbangun pada waktu tidur
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
01/12 1 07.00S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
O : - bibir kering (–)
- Suhu 37
2
3
- Tidak mengigil
- Kulit normal
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
O : - Suhu 37
- Tidak mengigil
- Tidak berkeringat
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : orang tua klien mengataka bahwa klien sudah tidak rewel
O : - klien tidak pernah menangis
- Tidurnya nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
3) PATOFISIOLOGI
Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit,
makrofag jaringan dan limfosit aranula besar. Seluruh sel ini mencerna hasil
pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1 kedalam jaringan tubuh yang
disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen, interleukin -1 ketika sampai
dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh
dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga menginduksi pembentukan
prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus. Teruatama prostaglandin E2
atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk membangkitan reaksi
demam.
bakteri, virus dan bahan toksin
↓
Masuk kedalam tubuh
↓
Difagositosis oleh leukosit mal absorbsi pada
saluran
↓ cerna
Hipotalamus ↓
↓ peningkatan kadar
asam peningkatan suhu tubuh → gangguan pola istirahat
lambung
( demam ) dan tidur ↓
↓ mual & muntah
Hipertermia ↓
anoreksia
↓
Nutrisi tidak
adekuat
↓
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Erlangga Putra
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargayaenk_ekis
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkialyeliani
 
DHF pada Anak
DHF pada AnakDHF pada Anak
DHF pada AnakNs. Lutfi
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paruKANDA IZUL
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragikHusen Aminudin
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitismaelmery
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 
DHF pada Anak
DHF pada AnakDHF pada Anak
DHF pada Anak
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
Asam urat tinggi
Asam urat tinggiAsam urat tinggi
Asam urat tinggi
 

Viewers also liked

Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfDokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfMysarah Zhaerah
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisHaryani Nuravindari
 

Viewers also liked (6)

Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfDokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 

Similar to Febris (20)

PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
TEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptx
TEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptxTEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptx
TEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptx
 
Sindromatologi demam
Sindromatologi demamSindromatologi demam
Sindromatologi demam
 
Demam dan ruam
Demam dan ruamDemam dan ruam
Demam dan ruam
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
4. bab 2
4. bab 24. bab 2
4. bab 2
 
Lp hypertermi
Lp hypertermiLp hypertermi
Lp hypertermi
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
 
TERMO.pptx
TERMO.pptxTERMO.pptx
TERMO.pptx
 
Demam
DemamDemam
Demam
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
Anak
Anak Anak
Anak
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxKonsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

Febris

  • 1. FEBRIS (DEMAM) I. DEFINISI  Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal (Asuhan Keperawatan Anak 2001).  Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih dari 38 0C (Fadjari Dalam Nakita 2003).  Febris (demam) yaitu merupakan rspon yang sangat berguna dan menolong tubuh dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999).  Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik. 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 4. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
  • 2. 5. Demam siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi bakterial. JENIS DEMAM CIRI-CIRI Demam septik Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga diatas normal, sering disertai menggigil dan berkeringat Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak
  • 3. pernah mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai 2 derajat namun perbedaannya tidak sebesar demam septik. Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan demam disebut kuartana. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbedalebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia Demam siklik kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang diikuti kenaikan suhu seperti semula (Nelwan, 2007). II. ETIOLOGI Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
  • 4. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya. III. PATOFISIOLOGI Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit. Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalamcairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit. Zat ini ketika sampai di hipotalamus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperature tubuh dalam waktu 8 – 10 menit. Zat ini juga menginduksi pembentukan prostaglandin E2 zat ini, yang selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam. PATHWAY Exogenous pyrogens
  • 5. (seperti : bakteri, virus, kompleks antigen antibody) Sel host inflamasi (seperti : makrofag, netrofil, sel kuffer, makrofag splenic dan alveolar) Memproduksi endogenous pyrogens (interleukin 1, interieukin 6, factor nekrosis tumor, dan cytokine pyrogenic lain) Sintesis PGE2 dalam hipotalamus Pusat termoregulator (neuron preoptik pada hipotalamus anterior) Perubahan fisiologi dan tingkah laku demam IV. TANDA DAN GEJALA  Demam.  Suhu meningkat > 37,10 C.  Menggigil.  Lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur.  Berkeringat, wajah merah dan mata berair.
  • 6.  Selera makan turun. (Fadjari dalan Nakita 2003 dan Kesehatan Anak 1999). V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi. VI. TERAPI MEDIS a. Antipiretik (Parasetamol) b. Anti biotik sesuai program c. Hindari kompres alkohol atau es VII. PENGKAJIAN 1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan. 2. Melakukan pemeriksaan fisik. 3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign. 4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto rontgent ataupun USG. VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
  • 7. 2. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme. 3. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporsis. IX. RENCANA KEPERAWATAN No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi 1 Hypertermi b/d proses infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….x24jam menujukan temperatur dalan batas normal dengan kriteria: -Suhu Tubuh dalam batas normal -bebas dari kedinginan -suhu tubuh stabil 360- 370c -termoregulasi dbn -nadi dbn <1 bln : 90-170 <1 thn : 80-160 2 thn : 80-120 6 thn : 75-115 10 thn : 70-110 14 thn : 65-100 >14thn : 60-100 -respirasi dbn BBL : 30-50 x/m Anak-anak : 15-30 x/m Dewasa : 12-20 x/m 1. Pantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis 2. Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi 3. Berikan kompres hangat hindri penggunaan akohol 4. Berikan miman sesuai kebutuhan 5. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik (parasetamol) 2 Resiko injuri b/d infeksi mikroorganisme Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam 1. Kaji tanda-tanda komplikasi lanjut 2. Kaji status kardiopulmonar 3. Kolaborasi untuk pemantauan
  • 8. anak bebas dari cidera dengan kriteria: -menunjukan homeostatis -tidak ada perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi lain laboratorium: monitor darah rutin 4. Kolaborasi untuk pembereian antibiotik 3 Resiko kurang volume cairan b/d intake yang kurang dan deperosis Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ….x 24 jam volume cairn adekuat dengan kriteria: -tanda vital dalam batas normal -nadi perifer teraba kuat -haluran urine adekuat -tidak ada tanda-tanda dehidrasi 1. Ukur/catat haluaran urine dan berat jenis. Catat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif 2. Pantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP 3. Palpasi denyut perifer 4. Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa halus 5. Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi 6. Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS 4 Cemas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam cemas hilang dengan kriteria: -klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh 1. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi 2. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi 3. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal 4. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan
  • 9. -klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan -klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit hipertermi dan keadaan penyakit X. DAFTAR PUSTAKA 1. Komite medik RSUP Dr. Sardjito, 2000. Standar Pelayanan Medis, Edisi 2, Cetakan I, Medika FK UGM, Yogyakarta 2. Mc Closkey, Joanne C and Bulechek, Gloria M, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC), Second edition, Mosby Year Book Inc, St. Louis 3. Nanda, 2001, Nursing Diagnosis: Definitions & Classification 2001-2002, Ed-, United States of America 4. http://health.yahoo.com/ency/adam/00615.last reviewed: 1/7/2003 5. www.google.com/askep febris demam
  • 10. ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS A. PENGERTIAN Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septic Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik. 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 4. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 5. Demam siklik
  • 11. Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi bakterial. B. ETIOLOGI Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya. C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
  • 12. D. TANDA DAN GEJALA 1. Suhu badan lebih 37,2 ºC 2. Banyak berkeringat 3. Pernafasan meninggil 4. Menggigil E.PATOFISIOLOGI Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah. F.PEMERIKSAAN PENUNJANG Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi. G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK 1. Antipiretik 2. Anti biotik sesuai program 3. Hindari kompres alkohol atau es H.KOMPLIKASI 1. Takikardi 2. Insufisiensi jantung 3. Insufisiensi pulmonal 4. Kejang demam
  • 13. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN PENYAKIT FEBRIS DI RUANG ANGGREK DI RUMAH SAKIT BINA SEHAT JEMBER 1. Data Demografi a) Biodata - Nama : An. S - Usia / tanggal lahir : ( 4 th ) Jember. 15 Maret 2007 - Jenis kelamin : Perempuan - Alamat : Sukorambi. Rt. 3. Rw. 4 - Suku / bangsa : Jawa - Status pernikahan : Belum menikah - Agama / keyakinan : Islam - Pekerjaan / sumber penghasilan : - - Diagnosa medik : Febris - No. Medical record : 20 – 08 - 1989 - Tanggal masuk : 28 November 2011 (Jam. 15.00 WIB) - Tanggal pengkajian : 29 November 2011 (Jam. 20.00) - Terapi medik : - Antipiretik - Cairan infus NS - Antibiotik b) Penanggung Jawab - Nama : Tn. W - Usia : 30 tahun
  • 14. - Jenis kelamin : Laki - laki - Pekerjaan / sumber penghasilan : Tenaga Pengajar - Hubungan dengan klien : Ayah Klien 2. Keluhan Utama Orang tua klien mengatakan, klien mengalami panas tinggi, dan tidak turun – turun. 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang - Orang tua klien mengatakan klien sudah 3 hari yang lalu mengalami panas. - Panas muncul secara tiba – tiba dan semakin hari panasnya semakin naik. - Setelah dilakukan tindakan baik keperawatan maupun tindakan medis selama 3 kali 24 jam panas klien turun secara berangsur – angsur. - Memberikan kompres air hangat kepada klien Memberikan obat antipiretik kepada klien Memberikan obat antibiotik kepada klien - Kondisi klien saat dikaji orang tua klien mengatakan panasnya sudah agak menurun dari pada yang sebelumnya, temperatur klien saat dikaji 38,5 derajat. b. Riwayat kesehatan lalu - Orang tua klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami atau menderita penyakit berat sebelumnya. - Orang tua klien mengatakan klien pernah mendapatkan program imunisasi BCG, DPT, MMR. - Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya. - Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan tindakan medis maupun keperawatan sebelumnya. - Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mempunyai riwayat alergi sebelumnya, baik alergi makanan, obat – obatan, zat/ substansi dll. - Orang tua klien mengatakan sebelum dibawah kerumah sakit klien mendapatkan pengobatan bebas ( parasetamol) dirumah. c. Riwayat Kesehatan Keluarga. - Orang tua klien mengatakan tidak mempunyai penyakit berat sebelumnya akan tetapi nenek klien pernah menderita penyakit asma. - Nenek klien pernah menderita penyakit asma.
  • 15. - Genogram keluarga klien. : Keterangan : Pernah Menderita Asma : Anak atau Ayah klien : Penderita/Klien --------- : Tinggal Serumah 4. Riwayat Psikososial - Orang tua klien mengatakan apabila dirumah klien aktif dalam melakukan tindakan. - Orang tua klien mengatakan jika dirumah klien bermain dengan teman sejawatnya. - Orang tua klien mengatakan apabilah dirumah klien tidak rewel, akan tetapi saat dirumah sakit klien cenderung rewel.
  • 16. - Orang tua klien mengatakan tidak terlalu memfikirkan beban biaya rumah sakit karena orang tua klien memiliki asuransi kesehatan keluarga. - Klien cenderung pendiam dan tidak aktif dalam bermain. 5. Riwayat Spiritual. - Ritual yang biasa dijalankan : - 6. Pemeriksaan Fisik A. Keadaaan umum klien - Tanda – tanda dari distress : klien sering rewel - Penampilan dihubungkan dengan usia : - - Ekspresi wajah,bicara, mood : wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, kliean tidak terlalu mood dalam melakukan aktivitas. - Berpakaian dan kebersihan umum : kliean mandi 2 hari sekali dan selalu mengati pakaiannya. - Tinggi badan, BB, gaya berjalan : 100 cm, 20 Kg, Gaya berjalan normal seperti anak - anak pada umumnya. B. Tanda - tandaVital : - Suhu : 38,5 derajat - Nadi : 77 kali/menit - Pernafasan : 29 kali/ menit - Takanan darah : - C. Sistem Pernafasan - Hidung : Inspeksi :kesimetrisan (+), pernafasan cuping hidung (-) adanya secret atau polip (- ), passase udara (-). - Leher : Inspeksi dan palpasi : pembesaran kelenjar (-), tumor (-). - Dada : Inspeksi ;bentuk dada ( normal), ukuran ( sama ), gerakan dada ( kiri dan kanan seimbang, retraksi (-), keadaan PX ( normal) Auskultasi :suara nafas ( normal), suara nafas tambahan (-). Palpasi : Clubbing finger (-). D. Sistem Kardiovaskuler. - Inspeksi : Conjungtiva (anemia), bibir (pucat), pembesaran jantung (-) - Palpasi :Arteri carotis (normal), Tekanan vena jugularis (normal), Ictus cordis/apex (teraba diantara costa 4) - Auskultasi : suara jantung tambahan (-), bising aorta (-), murmur (-), gallop (-), tricuspidalis dan mitral (-).
  • 17. E. Sistem Pencernaan. - Inspeksi : seklera (-), bibir (kering), Mulut (stomatitis (-), jumlah gigi (22 buah), kemampuan menelan (-), gerakan lidah (-). - Gaster : kembung (-), gerakan peristaltik (-) - Abdomen Inspeksi ; tidak ditemukan luka, bentuk simetris. Palpasi : Tidak ditemukan pembesaran di kuadran I - IV Tidak ditemukan nyeri tekan Perkusi : suara timpani Auskultasi : bising usus (+) - Anus : kondisi (normal). F. Sistem Indra 1) Mata  Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+), lipatan epikantus dengan ujung atas telinga (+).  Visus (+)  Lapang pandang (+) 2) Hidung  Penciuman (+), perih dihidung (-), trauma (-), mimisan (-).  Secret yang menghalangi penciuman (-). 3) Telinga  Keadaan daun telinga (+), operasi telinga (-)  Kanal auditoris (+)  Membran tympani (+)  Fungsi pendengaran (+). G. Sistem Saraf. 1. Fungsi celebral  Status mental : daya ingat (+), perhatian dan perhitungan (+), bahasa (+).  Kesadaran : GCS 7  Bicara : expresive dan reseptive (-). 2. Fungsi cranial  Saraf cranial I s/d XII (+) 3. Fungsi motorik
  • 18.  Massa (-)  Tonus dan kekuatan otot (+4) 4. Fungsi sensorik  Suhu : 38,5 derajat  Nyeri : (+)  Getaran posisi dan diskriminasi : (-) 5. Fungsi cerebellum  Koordinasi dan keseimbangan (+) 6. Refleks  Ekstermitas atas : (+4)  Ekstermitas bawah : (+4)  Superficial : (+4) H. Sistem Muskuloskeletal  Kepala : bentuk kepala bundar  Vertebrae : Normal  Pelvis : Normal  Lutut : Normal  Kaki : Normal  Bahu : Simetrsis, normal  Tangan : Normal I. Sistem Integumen  Rambut : tebal, warna hitam dan halus.  Kulit : warna pucat, temperatur ( 38,5 derajat), kelembaban (-), bulu kulit (halus), tahi lalat ( di bawah bibir sebelah kiri ), ruam (-).  Kuku : warna (putih bening), mudah patah (-), kebersihan (+). J. Sistem Endokrin  Kelenjar tiroid : pembesaran (-)  Percepatan pertumbuhan : Normal  Gejala keratinisme atau gigantisme : (-)  Ekskresi urin berlebihan (-), polidipsi (-), poliphagi (-)  Suhu tubuh yang tidak seimbang (+), keringat berlebihan (+), leher kaku (-).  Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : (-).
  • 19. K. Sistem Perkemihan  Edema Palpebra (-)  Moon face (-)  Edema Anasarka (-)  Keadaan kandung kemih (+)  Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-).  Penyakit hubungan seksual (-). L. Sistem Reproduksi  Keadaan glendpenis : tidak dikaji  Testis : tidak dikaji  Pertumbuhan rambut : tidak dikaji  Pertumbuhan jakun : tidak dikaji  Perubahan suara : tidak dikaji M. Sistem Imun  Alergi (-)  Imunisasi : BCG, DPT, MMR  Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu (+)  Riwayat transfusi dan reaksinya : (-) 7. Aktivitas Sehari – hari  Nutrisi - Selera makan : menurun - Menu makan dalam 24 jam : BSTIK - Frekuensi makanan dalam 24 jam : 2 kali sehari - Makanan yang disukai : telur mata sapi Makanan pantangan : sayur wortel - Pembatasan pola makan : (-) - Cara makan : menggunakan sendok dan piring - Ritual sebelum makan : membaca doa sebelum makan  Cairan - Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih dan susu - Frekuensi minum : tidak menentu - Kebutuhan cairan dalam 24 jam : tidak diketahui
  • 20.  Eliminasi ( BAB & BAK ) - Tempat pembuangan : toilet - Frekuensi : tidak diketahui Kapan : - Teratur : - - Konsistensi : padat - Kesulitan dan cara menanganinya : tidak - Obat – obat untuk memperlancar BAK/BAB : -  Istirahat Tidur - Apakah cepat tertidur : (+) - Jam tidur : siang 3 jam dan malam hari 9 jam (dirumah), siang 2 jam dan malam 5 jam ( di RS ) - Bila tidak dapat tidur apa yang di lakukan : orang tua klien mengendong dan mengajak jalan – jalan - Apakah tidur secara rutin : iya.  Personal Hygiene - Mandi : frekuensi ( 2 kali sehari ), alat mandi : gayun, kesulitan (-), mandiri/dibantu : dibantu, cara : seperti biasanya. - Cuci rambut : 3 kali dalam seminggu - Gunting kuku : 1 kali dalam 2 minggu. - Gosok gigi : 2 kali sehari.  Aktivitas / mobilitas fisik - Kegiatan sehari – hari : bermain dan belajar - Pengaturan jadwal harian : - - Penggunaan alat bantu untuk aktivitas : (-) - Kesulitan pergerakan tubuh : (-)  Rekreasi - Bagaimana perasaan anda saat bekerja : tidak dikaji - Berapa banyak waktu luang : tidak dikaji - Apakah puas setelah rekreasi : tidak dikaji - Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang : tidak dikaji - Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja : tidak dikaji 8. Test Diagnostik
  • 21.  Laboratorium - Hemoglobin : 14, 8 Normal L: 13,5 – 18,09 /dl P: 11,5 – 16,09 /dl - Leukosit : 2.800 Normal : 3.300 / 10.300 / cmm - LED : 15 – 22 Normal L: 6 – 15 mm P: 0 – 20 mm - Hitung jenis : 0/0/1/73/26/0 Normal : 1-2/0-1/3-5/54-62 25 – 33/3-7 - Hematokrit : 47,0 Normal L : 40 – 54 % P : 35 – 47 % - Trombosit : 262.000 Normal : 130.000 – 450.000 - Eritrosit : 4.980.000 Normal L : 4,5 – 6,5 juta / cmm P : 3,0 – 6,0 juta / cmm - Widal : O : Post 1/400 ( N. Negative ) H : Post 1/200 ( N. Negative ) PA : Negt / - ( N. Negative ) PB : Post 1/400 ( N. Negative)  Ro foto : -  CT Scan : -  MRI, USG, EEG, ECG, dll : - 9. Terapi Saat Ini.  Antipiretik : Parasetamol  Antibiotik  NS
  • 22. DATA FOKUS NAMA PASIEN : AN. S NO REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989 RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF - Bibir kering - Suhu badan 38,5 derajat - Banyak berkeringat - Pernafasan meninggi - Mengigil - Kulit kering - Sering menangis - Sulit tidur Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi. Orang tua klien mengatakan klien sering rewel. ANALISA DATA NAMA PASIEN : AN. S NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989 RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek NO DATA MASALAH ETIOLOGI 1 DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi DO : - Bibir kering - Suhu badan 38,5 derajat - Mengigil - Kulit kering Hypertermi Proses infeksi 2 DS : Orang tua klien mengatakan Resiko kekurangan Intake yang kurang
  • 23. klien selama 3 hari mengalami panas tinggi DO : - Suhu badan : 38,5 derajat - Mengigil - Banyak berkeringat volume cairan dan deperosis 3 DS : Orang tua klien mengatakan klien sering rewel. DO : - Klien sering menangis - Sulit tidur Cemas Hipertermi DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA PASIEN : AN. S NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989 RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek NO MASALAH / DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI 1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi 28 November 2011 1 Desember 2011 2. Resiko kekurangan volume cairan berhungan dengan intake yang kurang dan deperosis 28 November 2011 1 Desember 2011 3. Cemas berhubungan dengan hipertermi 28 November 2011 1 Desember 2011 RENCANA KEPERAWATAN NAMA PASIEN : AN. S NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989 RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek TGL NDX. DAN DATA TUJUAN DAN RENCANA RASIONAL
  • 24. PENUNJANG KRITERIA HASIL TINDAKAN 28/11/2011 1 DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi DO : - Bibir kering - Suhu badan 38,5 derajat - Mengigil - Kulit kering Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menujukan temperatur dalan batas normal dengan kriteria: - Bebas dari kedinginan - Suhu tubuh stabil 36-37 C - Pantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diafo r - Pantau suhu lingkungan - Berikan kompres hangat hindri penggunaan akohol - Berikan miman sesuai kebutuhan - Kolaborasi untuk pemberian antipiretik dan antibiotik 28/11/2011 2 DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi DO : - Suhu badan : 38,5 derajat - Mengigil - Banyak berkeringat Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam volume cairn adekuat dengan kriteria: - tanda vital dalam batas normal - nadi perifer teraba kuat - haluran urine adekuat - tidak ada tanda- tanda dehidrasi - Ukur/catat haluaran urine dan berat jenis. Catat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif - Pantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP - Palpasi denyut perifer - Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus - Kolaborasi
  • 25. untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi - Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS 28/11/2011 3 DS : Orang tua klien mengatakan klien sering rewel. DO : - Klien sering menangis - Sulit tidur Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam cemas hilang dengan kriteria: - klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh - klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan - klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit - Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi - Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi - Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal - Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
  • 26. TINDAKAN KEPERAWATAN NAMA PASIEN : AN. S NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989 RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek TGL KODE NDX JAM (WIB) TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL 29/11 1 2 3 15.00 15.00 15.00 - Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis - Memantau suhu lingkungan - Memberikan kompres hangat hindri - Memberikan minum sesuai kebutuhan - Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiretik dan antibiotic - Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis. - Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif - Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP - Meraba denyut perifer - Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus - Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi - Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS - Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi - Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi - Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal - Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit 30/11 1 2 20.00 20.00 - Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis - Memantau suhu lingkungan - Memberikan kompres hangat hindri - Memberikan minum sesuai kebutuhan - Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiretik dan antibiotic - Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis. - Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran
  • 27. 3 20.00 kumulatif - Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP - Meraba denyut perifer - Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus - Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi - Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS - Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi - Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi - Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal - Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit 1/12 1 2 3 07.00 07.00 07.00 - Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis - Memantau suhu lingkungan - Memberikan kompres hangat hindri - Memberikan minum sesuai kebutuhan - Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiretik dan antibiotic - Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis. - Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif - Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP - Meraba denyut perifer - Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus - Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi - Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS - Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi - Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi - Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal - Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
  • 28. CATATAN PERKEMBANGAN NAMA PASIEN : AN. S NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989 RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek TGL KODE NDX JAM (WIB) EVALUASI SOAP 30/11 1 2 3 20.00S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah berkurang O : - bibir agak kering - T : 38 - Sedikit menggil - Kulit tidak kering A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah berkurang O : - Suhu badan 38 - Masih berkeringat - Menggil berkurang A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi S : orang tua klien mengatakan bahwa rewel klien sudah berkurang O : - klien menangis tetapi sudah jarang - Klien masih sering terbangun pada waktu tidur A : Masalah Teratasi Sebagian P : Lanjutkan Intervensi 01/12 1 07.00S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi O : - bibir kering (–) - Suhu 37
  • 29. 2 3 - Tidak mengigil - Kulit normal A : Masalah teratasi P : Hentikan Intervensi S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi O : - Suhu 37 - Tidak mengigil - Tidak berkeringat A : Masalah teratasi P : Hentikan Intervensi S : orang tua klien mengataka bahwa klien sudah tidak rewel O : - klien tidak pernah menangis - Tidurnya nyenyak A : Masalah teratasi P : Hentikan Intervensi
  • 30. 3) PATOFISIOLOGI Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag jaringan dan limfosit aranula besar. Seluruh sel ini mencerna hasil pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1 kedalam jaringan tubuh yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen, interleukin -1 ketika sampai dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga menginduksi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus. Teruatama prostaglandin E2 atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk membangkitan reaksi demam. bakteri, virus dan bahan toksin ↓ Masuk kedalam tubuh ↓ Difagositosis oleh leukosit mal absorbsi pada saluran ↓ cerna Hipotalamus ↓ ↓ peningkatan kadar asam peningkatan suhu tubuh → gangguan pola istirahat lambung ( demam ) dan tidur ↓ ↓ mual & muntah Hipertermia ↓ anoreksia ↓ Nutrisi tidak adekuat ↓