4. • sebelum jatuh ke permukaan tanah,
dikatakan sebagai air terbersih
• mengandung debu, gas CO2, SO2, dsb
AIR HUJAN
5. • bercampur dengan zat organik, garam
anorganik, dan zat padat sehingga tidak
jernih lagi
AIR DANAU/
SUNGAI
6. • mengandung garam sulfat, besi, kalsium,
natrium, asam karbonat/ bikarbonat, garam
kalsium/ magnesium
• dapat bersifat asam (pH < 7), netral (pH = 7
), atau basa (pH > 7)
AIR SUMBER
7. • terasa asin karena mengandung garam NaCl
(75%), CaCl, MgSO4, MgCl, dll
• kandungan garam rata-rata 3,5%
AIR LAUT
9. 1. Evaporasi, penguapan dari laut, danau, sungai
2. Transpirasi, penguapan dari hewan + tumbuhan
3. Evapotranspirasi, evaporasi + transpirasi
4. Sublimasi, penguapan es dari kutub/ gunung
5. Kondensasi, uap air berubah menjadi partikel es
6. Adveksi, perpindahan awan karena angin
7. Presipitasi, butiran air jatuh ke bumi (hujan)
8. Run off, mengalirnya air di permukaan bumi
9. Infiltrasi, pergerakan air ke dalam pori2 tanah
PROSES TERJADINYA SIKLUS HIDOLOGI
10. 1. Apa fungsi air untuk adukan beton?
2. Bagaimanakah syarat air untuk adukan
beton?
3. Apakah pengaruh zat-zat dalam air
terhadap adukan beton?
4. Bagaimanakah cara menguji air untuk
adukan beton?
PERMASALAHAN ???
13. 1. Hidrasi, yaitu reaksi kimia antar semen dan air yang
menyebabkan campuran ini menjadi homogen, mengikat
dan mengeras setelah lewat beberapa waktu tertentu.
2. Air yang dibutuhkan agar terjadi proses hidrasi tidak
banyak, kira-kira 20% dari berat semen karena jika terlalu
banyak dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan beton.
FUNGSI AIR HIDRASI
16. a. Dapat dipakai, bila:
1. kadar SO3 < 1%,
2. kadar Na = 0,15% dan NaCl = 0,15%,
3. air tambang dan air tambang gips,
4. air limbah dari pemotongan hewan,
5. air limbah dari pabrik bir, gas, dan sabun,
6. air laut dengan kandungan garam < 3%.
buku Kleinlogel “einflusse auf beton” 5
auflage p. 18
17. 1. larutan padat tidak > 2000 ppm,
2. alkali karbonat dan atau bikarbonat tidak >
1000 ppm,
3. kadar SO3 tidak lebih dari 1000 ppm dan Cl
tidak > 500 ppm.
BS 3148 - 1958
18. b. Tidak dapat dipakai, bila:
1. air laut dengan kadar garam > 3,5%,
2. air dengan kadar sulfat larut > 3,5%,
3. air dengan kadar NaCl > 3%,
4. air dari pabrik kulit, pabrik cat, dan
perusahaan galvanisir,
5. air yang mengandung gula,
6. air limbah dari pabrik Cokas.
19. 1. harus bersih dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, alkali, garam, dan
bahan organik yang dapat membahayakan
bagi beton dan tulangannya,
2. untuk beton pratekan atau ada aluminium,
tidak boleh mengandung clorida ion.
ACI 318 - 83
20. Bentuk Konstruksi Maksimum Clorida Ion
thd Berat Semen
Beton pratekan 0,06 %
Beton bertulang yg
berhubungan dng Cl dalam
pemakaiannya
0,15 %
Beton bertulang di tempat yg
selalu kering
1,0 %
Beton bertulang secara umum 0,3 %
21. 1. air harus bersih,
2. tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda
terapung lainnya,
3. tidak mengandung benda2 tersuspensi > 2 gram/ liter,
4. tidak boleh mengandung garam > 15 gram/ liter,
chlorida > 500 ppm, sulfat > 1000 ppm,
5. bila dibandingkan dengan yang memakai air suling,
penurunan kekuatannya tidak boleh > 10%,
6. air yang mutunya meragukan harus dianalisis secara
kimia dan dievaluasi mutunya menurut pemakaiannya,
7. untuk beton pratekan, kadar Klorida tidak > 50 ppm.
SNI 03 – 6861.1-2002
23. menyebabkan pengurangan kekuatan,
menimbulkan banyak variasi waktu pengikatan
menghambat waktu pengikatan dan tercapainya
kekuatan
1. garam2 mangaan, timah putih, seng,
tembaga, timah hitam > 500 ppm
2. Natrium Sulfida > 100 ppm
24. mengurangi kekuatan sebanyak 10-20% setelah
beton tanpa tulangan berumur 28 hari,
pada beton bertulang akan memicu terjadinya
korosi
menyebabkan pengurangan kekuatan tekan
beton hingga 10%
3. garam air laut > 35000 ppm
4. air pembuangan industri dengan
larutan padat > 4000 ppm
25. ƒ0,03 – 0,15% larutan gula dari berat semen dapat
menghambat waktu mengikat semen
menyebabkan pengurangan kekuatan tekan
beton hingga 20%
5. air gula
6. minyak mineral lebih besar dari 2%
dari berat semen
26. ƒmengurangi daya ikatan antara semen dan butir-
butir agregat,
memproduksi banyak udara di dalam beton
sehingga dapat mengurangi kekuatannya
C3A membentuk entringit yang membuat beton
tidak tahan lama
7. rumput laut (algae)
8. asam sulfat dari air limbah
27. ƒbeton selalu basah karna sifat higroskopis garam
yang berakibat bercak putih pada beton, tumbuh
lumut, berkaratnya tulangan
ferro sulfat menjadi ferro oksida dan sulfat
bersenyawa dengan kapur sehingga
menimbulkan warna kuning pada beton
9. garam Klorida
10. besi terlarut
30. CARA UJI AIR
Uji DERAJAT KEASAMAN (pH) – SNI 06-6989.11-2004
Uji DAYA HANTAR LISTRIK – SNI 06-6989.11-2004
Uji KLORIDA – SNI 06-6989.19-2009
Uji SUHU dgn TERMOMETER – SNI 06-6989.23-2005
Uji OKSIGEN TERLARUT – SNI 06-6989.11-2004
Uji ALKALINITAS dan ASIDITAS
Uji KESADAHAN Ca dan Mg – SNI 06-6989.11-2004
31. a. Bahan
Larutan penyangga 4, 7, dan 10
1. pH 4,004 (250 cc): 10,12 gr Kalium Hidrogen Ptalat
(KHC8H4O4) + 1000 mL aquades
2. pH 6,863 (250 cc): 3,387 gr Kalium Dihidrogen Fosfat
(KH2PO4) dan Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) +
1000 mL aquades
3. pH 10,014 (250 cc): 2,092 gr Natrium Hidrogen
Karbonat (NaHCO3) dan 2,640 gr Natrium Karbonat
(Na2CO3) + 1000 mL aquades
Uji DERAJAT KEASAMAN (pH) – SNI 06-6989.11-2004
32. b. Alat
1. pH meter dengan perlengkapannya,
2. pengaduk gelas atau magnetik,
3. gelas piala 250 mL,
4. kertas tissue,
5. timbangan analitik, dan
6. termometer.
35. c. Persiapan
1. lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan
penyangga sesuai instruksi kerja alat setiap kali akan
melakukan pengukuran,
2. untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi,
kondisikan contoh uji sampai suhu kamar.
d. Prosedur
1. keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas
elektroda dengan air suling,
2. bilas elektroda dengan contoh uji,
3. celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH
meter menunjukkan pembacaan yang tetap,
4. catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan
dari pH meter.
36. a. Bahan
air atau air limbah untuk keperluan pemeriksaan
kualitas air
b. Alat
termometer air raksa yang mempunyai skala
sampai 110C
Uji SUHU dgn TERMOMETER – SNI 06-6989.23-2005
38. c. Prosedur
1. Air permukaan
- termometer dicelupkan ke dalam contoh uji
dan dibiarkan selama 2 – 5 menit sampai
termometer menunjukkan angka yang stabil,
- catat pembacaan skala termometer tanpa
mengangkat terlebih dahulu termometer dari
air
39. 2. Air pada kedalaman tertentu
- pasang termometer pada alat pengambil
contoh uji,
- masukkan alat pengambil contoh uji ke dalam
air pada kedalaman tertentu untuk mengambil
contoh uji,
- tarik alat pengambil contoh uji sampai ke
permukaan,
- catat skala yang ditunjukkan termometer
sebelum contoh air dikeluarkan dari alat
pengambil contoh.
40. a. Bahan
1. air suling dengan DHL < 1 jtmhos/cm,
2. larutan baku Kalium Klorida (KCl) 0,01 M
• 0,7456 gr Kalium Klorida (KCl) anhidrat + aquades,
encerkan sampai volume 1000 mL,
• Kalium Klorida (KCl) 0,1 M,
• 7,4560 gr Kalium Klorida (KCl) anhidrat + aquades,
• Kalium Klorida (KCl) 0,5 M,
• 37,2800 gr Kalium Klorida (KCl) anhidrat + aquades,
Uji DAYA HANTAR LISTRIK – SNI 06-6989.11-2004
41. b. Alat
1. timbangan analitik,
2. konduktimeter,
3. labu ukur 1000 mL,
4. termometer, dan
5. gelas piala 100 mL .
c. Persiapan
1. cuci elektroda dengan larutan KCl 0,01 M sebanyak 3
kali,
2. atur suhu larutan KCl 0,01 M pada 25C,
3. celupkan elektroda ke dalam larutan KCl 0,01 M,
4. tekan tombol kalibrasi,
5. atur sampai menunjuk angka 1413 ìmhos/cm.
43. d. Prosedur
1. bilas elektroda dengan contoh uji sebanyak 3 kali,
2. celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai
konduktimeter menunjukkan pembacaan yang tetap,
3. catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan
konduktimeter dan catat suhu contoh uji.
44. 1. Alkalinitas adalah banyaknya asam diperlukan untuk
menetralkan basa dalam air. Pada umumnya yang
menyebabkan air bersifat basa ialah bikarbonat (HCO3),
karbonat (CO3
-), dan hidroksida (OH-).
2. Asiditas ditentukan oleh dua kontributor utama yaitu
CO2 dan H2S. Kadar maksimal CO2 dalam air yaitu 20
mg/ L, sedangkan kadar maksimal H2S dalam air yaitu
500 mg/ L.
Uji ALKALINITAS dan ASIDITAS
45. Uji KLORIDA – SNI 06-6989.19-2009
Uji OKSIGEN TERLARUT – SNI 06-6989.11-2004
Uji KESADAHAN Ca dan Mg – SNI 06-6989.11-2004