SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Standar Nasional Indonesia
SNI 6989.2:2009
Air dan air limbah – Bagian 2: Cara uji Kebutuhan
Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD)
dengan refluks tertutup secara spektrofotometri
ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
i
Daftar isi
Daftar isi.................................................................................................................................i
Prakata .................................................................................................................................ii
1 Ruang lingkup................................................................................................................ 1
2 Istilah dan definisi .......................................................................................................... 1
3 Cara uji .......................................................................................................................... 2
4 Pengendalian mutu........................................................................................................ 5
5 Presisi dan bias ............................................................................................................. 6
6 Rekomendasi................................................................................................................. 6
Lampiran A (normatif) Pelaporan......................................................................................... 7
Bibliografi............................................................................................................................. 8
Tabel 1 - Contoh uji dan larutan pereaksi untuk bermacam-macam digestion vessel ........ 4
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
ii
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) ini merupakan revisi dari SNI 06-6989.2-2004, Air dan air
limbah – Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara
spektrofotometri. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu
Standard Methods for the Examinatioan of Water and Wastewater, 21st
Edition, editor L.S
Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, APHA, AWWA and WEF, Washington DC, 2005,
Methods 5220 D (Closed Reflux, Colorimetric Methods). SNI ini telah melalui uji coba di
laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta dikonsensuskan
oleh Subpanitia Teknis 13-03-S1, Kualitas Air dari Panitia Teknis 13-03, Kualitas Lingkungan
dan Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait.
SNI ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang
mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis dan pemerintah terkait pada tanggal
29 Oktober 2008 di Serpong, Tangerang – Banten dan telah melalui jajak pendapat pada
tanggal 18 Maret 2009 sampai dengan 18 Juni 2009, dengan hasil akhir RASNI.
Dengan ditetapkannya SNI 06-6898.2-2009 ini, maka penerapan SNI 06-6989.2-2004
dinyatakan tidak berlaku lagi. Pengguna SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait
dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir.
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
1 dari 8
Air dan air limbah – Bagian 2: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical
Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri
1 Ruang lingkup
Metode ini digunakan untuk pengujian kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam air dan air
limbah dengan reduksi Cr2O7
2-
secara spektrofotometri pada kisaran nilai COD 100 mg/L
sampai dengan 900 mg/L pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 600 nm dan nilai
COD lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L pengukuran dilakukan pada panjang gelombang
420 nm.
Metode ini digunakan untuk contoh uji dengan kadar klorida kurang dari 2000 mg/L.
2 Istilah dan definisi
2.1
blind sample
larutan dengan kadar analit tertentu yang diperlukan seperti contoh uji
2.2
Chemical Oxygen Demand (COD)
jumlah oksidan Cr2O7
2-
yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2
untuk tiap 1000 mL contoh uji
2.3
kurva kalibrasi
kurva yang menyatakan hubungan kadar larutan kerja dengan hasil pembacaan absorbansi
yang merupakan garis lurus
2.4
larutan blanko atau air suling bebas organik
air suling yang tidak mengandung senyawa organik atau mengandung senyawa organik
dengan kadar lebih rendah dari batas deteksi atau perlakuannya sama dengan contoh uji
2.5
larutan induk
larutan baku kimia yang dibuat dengan kadar tinggi dan akan digunakan untuk membuat
larutan baku dengan kadar yang lebih rendah
2.6
larutan baku
larutan induk yang diencerkan dengan air suling bebas organik, sampai kadar tertentu
2.7
larutan kerja
larutan baku yang diencerkan dengan air suling bebas organik, digunakan untuk membuat
kurva kalibrasi
2.8
spike matrix
contoh uji yang diperkaya dengan larutan baku dengan kadar tertentu
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
2 dari 8
3 Cara uji
3.1 Prinsip
Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7
2-
dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+
. Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan
dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O7
2-
kuat
mengabsorpsi pada panjang gelombang 420 nm dan Cr3+
kuat mengabsorpsi pada panjang
gelombang 600 nm.
Untuk nilai COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L kenaikan Cr3+
ditentukan pada panjang
gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai COD yang lebih tinggi, dilakukan
pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai COD lebih kecil atau sama
dengan 90 mg/L penurunan konsentrasi Cr2O7
2-
ditentukan pada panjang gelombang
420 nm.
3.2 Bahan
a) air bebas organik;
b) digestion solution pada kisaran konsentrasi tinggi.
Tambahkan 10,216 g K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 150 °C selama 2 jam ke
dalam 500 mL air suling. Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan 33,3 g HgSO4. Larutkan
dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL.
c) digestion solution pada kisaran konsentrasi rendah.
Tambahkan 1,022 g K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 150 °C selama 2 jam
kedalam 500 mL air suling. Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan 33,3 g HgSO4.
Larutkan, dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL.
d) larutan pereaksi asam sulfat
Larutkan 10,12 g serbuk atau kristal Ag2SO4 ke dalam 1000 mL H2SO4 pekat. Aduk
hingga larut.
CATATAN Proses pelarutan Ag2SO4 dalam asam sulfat dibutuhkan waktu pengadukan selama
2 (dua) hari, sehingga digunakan magnetic stirer untuk mempercepat melarutnya pereaksi.
e) asam sulfamat (NH2SO3H).
Digunakan jika ada gangguan nitrit. Tambahkan 10 mg asam sulfamat untuk setiap mg
NO2-N yang ada dalam contoh uji.
f) larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat (HOOCC6H4COOK, KHP) ≈ COD 500 mg O2/L
Gerus perlahan KHP, lalu keringkan sampai berat konstan pada suhu 110 °C. Larutkan
425 mg KHP ke dalam air bebas organik dan tepatkan sampai 1000 mL. Larutan ini stabil
bila disimpan dalam kondisi dingin pada temperatur 4 °C ± 2 °C dan dapat digunakan
sampai 1 minggu selama tidak ada pertumbuhan mikroba. Sebaiknya larutan ini
dipersiapkan setiap 1 minggu.
CATATAN 1 Larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat digunakan sebagai pengendalian mutu
kinerja pengukuran.
CATATAN 2 Bila nilai COD contoh uji lebih besar dari 500 mg/L, maka dibuat larutan baku KHP
yang mempunyai nilai COD 1000 mg O2/L.
CATATAN 3 Larutan baku KHP dapat menggunakan larutan siap pakai.
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
3 dari 8
3.3 Peralatan
a) spektrofotometer sinar tampak (400 nm sampai dengan 700 nm);
b) kuvet;
c) digestion vessel, lebih baik gunakan kultur tabung borosilikat dengan ukuran 16 mm x
100 mm; 20 mm x 150 mm atau 25 mm x 150 mm bertutup ulir. Atau alternatif lain,
gunakan ampul borosilikat dengan kapasitas 10 mL (diameter 19 mm sampai dengan
20 mm);
d) pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung (heating block);
CATATAN Jangan menggunakan oven.
e) buret;
f) labu ukur 50,0 mL; 100,0 mL; 250,0 mL; 500,0 mL dan 1000,0 mL;
g) pipet volumetrik 5,0 mL; 10,0 mL; 15,0 mL; 20,0 mL dan 25,0 mL;
h) gelas piala;
i) magnetic stirrer; dan
j) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg.
3.4 Persiapan dan pengawetan contoh uji
3.4.1 Persiapan contoh uji
a) homogenkan contoh uji;
CATATAN Contoh uji dihaluskan dengan blender bila mengandung padatan tersuspensi.
b) cuci digestion vessel dan tutupnya dengan H2SO4 20 % sebelum digunakan;
3.4.2 Pengawetan contoh uji
Bila contoh uji tidak dapat segera diuji, maka contoh uji diawetkan dengan menambahkan
H2SO4 pekat sampai pH lebih kecil dari 2 dan disimpan dalam pendingin pada temperatur
4 °C ± 2 °C dengan waktu simpan maksimum yang direkomendasikan 7 hari.
3.5 Pembuatan larutan kerja
Buat deret larutan kerja dari larutan induk KHP dengan 1 (satu) blanko dan minimal 3 kadar
yang berbeda secara proporsional yang berada pada rentang pengukuran.
3.6 Prosedur
3.6.1 proses digestion
a) pipet volume contoh uji atau larutan kerja, tambahkan digestion solution dan tambahkan
larutan pereaksi asam sulfat yang memadai ke dalam tabung atau ampul, seperti yang
dinyatakan dalam tabel berikut:
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
4 dari 8
Tabel 1 - Contoh uji dan larutan pereaksi untuk bermacam-macam digestion vessel
Digestion Vessel
Contoh
uji (mL)
Digestion
solution (mL)
Larutan
pereaksi asam
sulfat (mL)
Total volume
(mL)
Tabung kultur
16 x 100 mm
20 x 150 mm
25 x 150 mm
Standar Ampul:
10 mL
2,50
5,00
10,00
2,50
1,50
3,00
6,00
1,50
3,5
7,0
14,0
3,5
7,5
15,0
30,0
7,5
b) tutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen;
c) letakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada suhu 150 °C, lakukan
refluks selama 2 jam.
CATATAN Selalu gunakan pelindung wajah dan sarung tangan untuk melindungi dari panas dan
kemungkinan menyebabkan ledakan tinggi pada suhu 150 °C.
3.6.2 Pembuatan kurva kalibrasi
Kurva kalibrasi dibuat dengan tahapan sebagai berikut:
a) hidupkan alat dan optimalkan alat uji spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat
untuk pengujian COD. Atur panjang gelombangnya pada 600 nm atau 420 nm;
b) ukur serapan masing-masing larutan kerja kemudian catat dan plotkan terhadap kadar
COD;
a) buat kurva kalibrasi dari data pada butir 3.7.1.b) di atas dan tentukan persamaan garis
lurusnya;
b) jika koefisien korelasi regreasi linier (r) < 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah
pada butir 3.7.1 a) sampai dengan c) hingga diperoleh nilai koefisien r ≥ 0,995.
3.6.3 Pengukuran contoh uji
3.6.3.1 Untuk contoh uji COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L
a) dinginkan perlahan-lahan contoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang untuk
mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekali tutup contoh
dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas;
b) biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar-benar jernih;
c) ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan (600 nm);
d) hitung kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi;
e) lakukan analisa duplo.
3.6.3.2 Untuk contoh uji COD lebih kecil dari atau sama dengan 90 mg/L
a) dinginkan perlahan-lahan contoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang untuk
mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekali tutup contoh
dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas;
b) biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar-benar jernih;
c) gunakan pereaksi air sebagai larutan referensi;
d) ukur serapannya contoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan (420 nm);
e) hitung kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi;
f) lakukan analisa duplo.
CATATAN Apabila kadar contoh uji berada di atas kisaran pengukuran, lakukan pengenceran.
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
5 dari 8
3.7 Perhitungan
Nilai COD sebagai mg O2/L:
Kadar COD (mg O2/L) = C x f (1)
Keterangan:
C adalah nilai COD contoh uji, dinyatakan dalam miligram per liter (mg/L);
f adalah faktor pengenceran.
a) Masukkan hasil pembacaan serapan contoh uji ke dalam regresi linier yang diperoleh dari
kurva kalibrasi.
b) Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar contoh uji dari kurva kalibrasi.
4 Pengendalian mutu
a) Gunakan bahan kimia pro analisa (pa).
b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi.
d) Gunakan air suling bebas organik untuk pembuatan blanko dan larutan kerja.
e) Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
f) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum
7 hari.
g) Perhitungan koefisien korelasi regresi linier (r) lebih besar atau sama dengan 0,995
dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi.
h) Lakukan analisis blanko dengan frekuensi 5 % sampai dengan 10 % per batch (satu seri
pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai kontrol
kontaminasi.
i) Lakukan analisis duplo dengan frekuensi 5 % sampai dengan 10 % per satu seri
pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai kontrol
ketelitian analisis. Jika Perbedaan Persen Relatif (Relative Percent Difference/RPD)
lebih besar atau sama dengan 10 %, maka dilakukan pengukuran ketiga untuk
mendapatkan RPD kurang dari 10 %.
Persen RPD:
100%
2/)pengukuranduplikatpengukuranhasil(
pengukuranduplikatpengukuranhasil
RPD% ×
+
−
= (2)
j) Lakukan kontrol akurasi dengan larutan baku KHP dengan frekuensi 5 % sampai dengan
10 % per batch atau minimal 1 kali untuk 1 batch. Kisaran persen temu balik adalah 85 %
sampai dengan 115 %.
Persen temu balik (% recovery, % R):
%100
A
R%
B
×= ⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
(3)
Keterangan:
A adalah hasil pengukuran larutan baku KHP, dinyatakan dalam milligram per liter (mg/L);
B adalah kadar larutan baku KHP hasil penimbangan (target value), dinyatakan dalam milligram
per liter (mg/L).
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
6 dari 8
5 Presisi dan bias
Standar ini telah melalui uji banding metode dengan peserta 7 laboratorium pada kadar
194 mg COD/L tanpa klorida dengan tingkat presisi (%RSD) 4,3 % dan akurasi (bias
metode) 2,4 %, sedangkan pada kadar 48,6 mg COD/L tanpa klorida dengan peserta 8
laboratorium menghasilkan tingkat presisi (%RSD) 7,79 % dan akurasi (bias metode) 8,43 %.
6 Rekomendasi
a) Lakukan analisis blind sample.
b) Buat control chart untuk akurasi dan presisi analisis.
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
7 dari 8
Lampiran A
(normatif)
Pelaporan
Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut.
1) Parameter yang dianalisis.
2) Nama analis.
3) Tanggal analisis.
4) Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya.
5) Rekaman kurva kalibrasi.
6) Nomor contoh uji.
7) Tanggal penerimaan contoh uji.
8) Batas deteksi.
9) Rekaman hasil perhitungan.
10) Hasil pengukuran persen temu balik.
11) Kadar kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam contoh uji.
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
SNI 6989.2:2009
8 dari 8
Bibliografi
Lenore S.Clesceri et al., Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater 21
st Edition, 2005, Methods 5220 D (Closed Reflux, Colorimetric Methods).
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270
Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id
“HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”

More Related Content

What's hot

SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industriPergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industriDewi Hadiwinoto
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasMuhamad Imam Khairy
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometriinfosanitasi
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
Sni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meterSni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meterwanta Tatik
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]Muhamad Imam Khairy
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriNovita Anggraini
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 

What's hot (20)

SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industriPergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Sni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meterSni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meter
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 

Similar to SNI COD Metode

SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...Muhamad Imam Khairy
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanUnayah91
 
Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)
Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)
Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)DIV Analis Kesehatan
 
Makalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriMakalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriDhanti Utari
 
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...Muhamad Imam Khairy
 
Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...
Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...
Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...LukmanHakim571
 
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdfKELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdfJoviSitinjak
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...Muhamad Imam Khairy
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)infosanitasi
 
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxPERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxvivialidayahya
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii airFetria Fajrin
 
Pembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllum
Pembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllumPembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllum
Pembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllumVhiyo Lisangka
 

Similar to SNI COD Metode (20)

SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006
 
Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)
Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)
Sni 6989-72 2009-cara-uji-kebutuhan-bod (1)
 
SNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdfSNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdf
 
Makalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriMakalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis Volumetri
 
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
 
Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...
Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...
Sni 19-7119-1-2005-cara-uji-amoniak-nh3-dengan-metoda-indofenol-menggunakan-s...
 
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdfKELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
 
TSS.pdf
TSS.pdfTSS.pdf
TSS.pdf
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
 
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxPERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
 
Bbpptp medan
Bbpptp medanBbpptp medan
Bbpptp medan
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii air
 
TA ku
TA kuTA ku
TA ku
 
Pembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllum
Pembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllumPembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllum
Pembuatan biodiesel dari minyak nyamplung (calophyllum inophyllum
 

More from Muhamad Imam Khairy

Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiMuhamad Imam Khairy
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyPenisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Muhamad Imam Khairy
 
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyBiomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...Muhamad Imam Khairy
 
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraPP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraMuhamad Imam Khairy
 

More from Muhamad Imam Khairy (15)

Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
 
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyPenisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
 
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
 
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyBiomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
 
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
 
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraPP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (10)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

SNI COD Metode

  • 1. Standar Nasional Indonesia SNI 6989.2:2009 Air dan air limbah – Bagian 2: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 3. SNI 6989.2:2009 i Daftar isi Daftar isi.................................................................................................................................i Prakata .................................................................................................................................ii 1 Ruang lingkup................................................................................................................ 1 2 Istilah dan definisi .......................................................................................................... 1 3 Cara uji .......................................................................................................................... 2 4 Pengendalian mutu........................................................................................................ 5 5 Presisi dan bias ............................................................................................................. 6 6 Rekomendasi................................................................................................................. 6 Lampiran A (normatif) Pelaporan......................................................................................... 7 Bibliografi............................................................................................................................. 8 Tabel 1 - Contoh uji dan larutan pereaksi untuk bermacam-macam digestion vessel ........ 4 “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 4. SNI 6989.2:2009 ii Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) ini merupakan revisi dari SNI 06-6989.2-2004, Air dan air limbah – Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu Standard Methods for the Examinatioan of Water and Wastewater, 21st Edition, editor L.S Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, APHA, AWWA and WEF, Washington DC, 2005, Methods 5220 D (Closed Reflux, Colorimetric Methods). SNI ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis 13-03-S1, Kualitas Air dari Panitia Teknis 13-03, Kualitas Lingkungan dan Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. SNI ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis dan pemerintah terkait pada tanggal 29 Oktober 2008 di Serpong, Tangerang – Banten dan telah melalui jajak pendapat pada tanggal 18 Maret 2009 sampai dengan 18 Juni 2009, dengan hasil akhir RASNI. Dengan ditetapkannya SNI 06-6898.2-2009 ini, maka penerapan SNI 06-6989.2-2004 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pengguna SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir. “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 5. SNI 6989.2:2009 1 dari 8 Air dan air limbah – Bagian 2: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri 1 Ruang lingkup Metode ini digunakan untuk pengujian kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam air dan air limbah dengan reduksi Cr2O7 2- secara spektrofotometri pada kisaran nilai COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 600 nm dan nilai COD lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 420 nm. Metode ini digunakan untuk contoh uji dengan kadar klorida kurang dari 2000 mg/L. 2 Istilah dan definisi 2.1 blind sample larutan dengan kadar analit tertentu yang diperlukan seperti contoh uji 2.2 Chemical Oxygen Demand (COD) jumlah oksidan Cr2O7 2- yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk tiap 1000 mL contoh uji 2.3 kurva kalibrasi kurva yang menyatakan hubungan kadar larutan kerja dengan hasil pembacaan absorbansi yang merupakan garis lurus 2.4 larutan blanko atau air suling bebas organik air suling yang tidak mengandung senyawa organik atau mengandung senyawa organik dengan kadar lebih rendah dari batas deteksi atau perlakuannya sama dengan contoh uji 2.5 larutan induk larutan baku kimia yang dibuat dengan kadar tinggi dan akan digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah 2.6 larutan baku larutan induk yang diencerkan dengan air suling bebas organik, sampai kadar tertentu 2.7 larutan kerja larutan baku yang diencerkan dengan air suling bebas organik, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi 2.8 spike matrix contoh uji yang diperkaya dengan larutan baku dengan kadar tertentu “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 6. SNI 6989.2:2009 2 dari 8 3 Cara uji 3.1 Prinsip Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7 2- dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+ . Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O7 2- kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L kenaikan Cr3+ ditentukan pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai COD yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai COD lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L penurunan konsentrasi Cr2O7 2- ditentukan pada panjang gelombang 420 nm. 3.2 Bahan a) air bebas organik; b) digestion solution pada kisaran konsentrasi tinggi. Tambahkan 10,216 g K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 150 °C selama 2 jam ke dalam 500 mL air suling. Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan 33,3 g HgSO4. Larutkan dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL. c) digestion solution pada kisaran konsentrasi rendah. Tambahkan 1,022 g K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 150 °C selama 2 jam kedalam 500 mL air suling. Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan 33,3 g HgSO4. Larutkan, dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL. d) larutan pereaksi asam sulfat Larutkan 10,12 g serbuk atau kristal Ag2SO4 ke dalam 1000 mL H2SO4 pekat. Aduk hingga larut. CATATAN Proses pelarutan Ag2SO4 dalam asam sulfat dibutuhkan waktu pengadukan selama 2 (dua) hari, sehingga digunakan magnetic stirer untuk mempercepat melarutnya pereaksi. e) asam sulfamat (NH2SO3H). Digunakan jika ada gangguan nitrit. Tambahkan 10 mg asam sulfamat untuk setiap mg NO2-N yang ada dalam contoh uji. f) larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat (HOOCC6H4COOK, KHP) ≈ COD 500 mg O2/L Gerus perlahan KHP, lalu keringkan sampai berat konstan pada suhu 110 °C. Larutkan 425 mg KHP ke dalam air bebas organik dan tepatkan sampai 1000 mL. Larutan ini stabil bila disimpan dalam kondisi dingin pada temperatur 4 °C ± 2 °C dan dapat digunakan sampai 1 minggu selama tidak ada pertumbuhan mikroba. Sebaiknya larutan ini dipersiapkan setiap 1 minggu. CATATAN 1 Larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat digunakan sebagai pengendalian mutu kinerja pengukuran. CATATAN 2 Bila nilai COD contoh uji lebih besar dari 500 mg/L, maka dibuat larutan baku KHP yang mempunyai nilai COD 1000 mg O2/L. CATATAN 3 Larutan baku KHP dapat menggunakan larutan siap pakai. “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 7. SNI 6989.2:2009 3 dari 8 3.3 Peralatan a) spektrofotometer sinar tampak (400 nm sampai dengan 700 nm); b) kuvet; c) digestion vessel, lebih baik gunakan kultur tabung borosilikat dengan ukuran 16 mm x 100 mm; 20 mm x 150 mm atau 25 mm x 150 mm bertutup ulir. Atau alternatif lain, gunakan ampul borosilikat dengan kapasitas 10 mL (diameter 19 mm sampai dengan 20 mm); d) pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung (heating block); CATATAN Jangan menggunakan oven. e) buret; f) labu ukur 50,0 mL; 100,0 mL; 250,0 mL; 500,0 mL dan 1000,0 mL; g) pipet volumetrik 5,0 mL; 10,0 mL; 15,0 mL; 20,0 mL dan 25,0 mL; h) gelas piala; i) magnetic stirrer; dan j) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg. 3.4 Persiapan dan pengawetan contoh uji 3.4.1 Persiapan contoh uji a) homogenkan contoh uji; CATATAN Contoh uji dihaluskan dengan blender bila mengandung padatan tersuspensi. b) cuci digestion vessel dan tutupnya dengan H2SO4 20 % sebelum digunakan; 3.4.2 Pengawetan contoh uji Bila contoh uji tidak dapat segera diuji, maka contoh uji diawetkan dengan menambahkan H2SO4 pekat sampai pH lebih kecil dari 2 dan disimpan dalam pendingin pada temperatur 4 °C ± 2 °C dengan waktu simpan maksimum yang direkomendasikan 7 hari. 3.5 Pembuatan larutan kerja Buat deret larutan kerja dari larutan induk KHP dengan 1 (satu) blanko dan minimal 3 kadar yang berbeda secara proporsional yang berada pada rentang pengukuran. 3.6 Prosedur 3.6.1 proses digestion a) pipet volume contoh uji atau larutan kerja, tambahkan digestion solution dan tambahkan larutan pereaksi asam sulfat yang memadai ke dalam tabung atau ampul, seperti yang dinyatakan dalam tabel berikut: “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 8. SNI 6989.2:2009 4 dari 8 Tabel 1 - Contoh uji dan larutan pereaksi untuk bermacam-macam digestion vessel Digestion Vessel Contoh uji (mL) Digestion solution (mL) Larutan pereaksi asam sulfat (mL) Total volume (mL) Tabung kultur 16 x 100 mm 20 x 150 mm 25 x 150 mm Standar Ampul: 10 mL 2,50 5,00 10,00 2,50 1,50 3,00 6,00 1,50 3,5 7,0 14,0 3,5 7,5 15,0 30,0 7,5 b) tutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen; c) letakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada suhu 150 °C, lakukan refluks selama 2 jam. CATATAN Selalu gunakan pelindung wajah dan sarung tangan untuk melindungi dari panas dan kemungkinan menyebabkan ledakan tinggi pada suhu 150 °C. 3.6.2 Pembuatan kurva kalibrasi Kurva kalibrasi dibuat dengan tahapan sebagai berikut: a) hidupkan alat dan optimalkan alat uji spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian COD. Atur panjang gelombangnya pada 600 nm atau 420 nm; b) ukur serapan masing-masing larutan kerja kemudian catat dan plotkan terhadap kadar COD; a) buat kurva kalibrasi dari data pada butir 3.7.1.b) di atas dan tentukan persamaan garis lurusnya; b) jika koefisien korelasi regreasi linier (r) < 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah pada butir 3.7.1 a) sampai dengan c) hingga diperoleh nilai koefisien r ≥ 0,995. 3.6.3 Pengukuran contoh uji 3.6.3.1 Untuk contoh uji COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L a) dinginkan perlahan-lahan contoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas; b) biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar-benar jernih; c) ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan (600 nm); d) hitung kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi; e) lakukan analisa duplo. 3.6.3.2 Untuk contoh uji COD lebih kecil dari atau sama dengan 90 mg/L a) dinginkan perlahan-lahan contoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas; b) biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar-benar jernih; c) gunakan pereaksi air sebagai larutan referensi; d) ukur serapannya contoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan (420 nm); e) hitung kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi; f) lakukan analisa duplo. CATATAN Apabila kadar contoh uji berada di atas kisaran pengukuran, lakukan pengenceran. “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 9. SNI 6989.2:2009 5 dari 8 3.7 Perhitungan Nilai COD sebagai mg O2/L: Kadar COD (mg O2/L) = C x f (1) Keterangan: C adalah nilai COD contoh uji, dinyatakan dalam miligram per liter (mg/L); f adalah faktor pengenceran. a) Masukkan hasil pembacaan serapan contoh uji ke dalam regresi linier yang diperoleh dari kurva kalibrasi. b) Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar contoh uji dari kurva kalibrasi. 4 Pengendalian mutu a) Gunakan bahan kimia pro analisa (pa). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Gunakan air suling bebas organik untuk pembuatan blanko dan larutan kerja. e) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. f) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan maksimum 7 hari. g) Perhitungan koefisien korelasi regresi linier (r) lebih besar atau sama dengan 0,995 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. h) Lakukan analisis blanko dengan frekuensi 5 % sampai dengan 10 % per batch (satu seri pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai kontrol kontaminasi. i) Lakukan analisis duplo dengan frekuensi 5 % sampai dengan 10 % per satu seri pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika Perbedaan Persen Relatif (Relative Percent Difference/RPD) lebih besar atau sama dengan 10 %, maka dilakukan pengukuran ketiga untuk mendapatkan RPD kurang dari 10 %. Persen RPD: 100% 2/)pengukuranduplikatpengukuranhasil( pengukuranduplikatpengukuranhasil RPD% × + − = (2) j) Lakukan kontrol akurasi dengan larutan baku KHP dengan frekuensi 5 % sampai dengan 10 % per batch atau minimal 1 kali untuk 1 batch. Kisaran persen temu balik adalah 85 % sampai dengan 115 %. Persen temu balik (% recovery, % R): %100 A R% B ×= ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ (3) Keterangan: A adalah hasil pengukuran larutan baku KHP, dinyatakan dalam milligram per liter (mg/L); B adalah kadar larutan baku KHP hasil penimbangan (target value), dinyatakan dalam milligram per liter (mg/L). “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 10. SNI 6989.2:2009 6 dari 8 5 Presisi dan bias Standar ini telah melalui uji banding metode dengan peserta 7 laboratorium pada kadar 194 mg COD/L tanpa klorida dengan tingkat presisi (%RSD) 4,3 % dan akurasi (bias metode) 2,4 %, sedangkan pada kadar 48,6 mg COD/L tanpa klorida dengan peserta 8 laboratorium menghasilkan tingkat presisi (%RSD) 7,79 % dan akurasi (bias metode) 8,43 %. 6 Rekomendasi a) Lakukan analisis blind sample. b) Buat control chart untuk akurasi dan presisi analisis. “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 11. SNI 6989.2:2009 7 dari 8 Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut. 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya. 5) Rekaman kurva kalibrasi. 6) Nomor contoh uji. 7) Tanggal penerimaan contoh uji. 8) Batas deteksi. 9) Rekaman hasil perhitungan. 10) Hasil pengukuran persen temu balik. 11) Kadar kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam contoh uji. “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 12. SNI 6989.2:2009 8 dari 8 Bibliografi Lenore S.Clesceri et al., Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater 21 st Edition, 2005, Methods 5220 D (Closed Reflux, Colorimetric Methods). “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”
  • 16. BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id “HakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwebsitedantidakuntukdikomersialkan”