SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Laporan Praktikum Air Proses Industri
Tekstil
Oleh :
Irsal abdurrahman (09K30011)
Dosen :
Dra.H. Sri Iriani, MM.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2011
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 2
ANALISA KUALITATIF AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Menganalisa adanya zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi atau mengganggu proses pemeriksaan
yang terkandung dalam air.
TUJUAN
Melakukan analisa atau pengujian-pengujian dalam air proses tekstil.
Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam air proses tekstil.
Menganalisa kotoran-kotoran dari ion-ion yang terkandung dalam air proses tekstil.
II. TEORI DASAR
AIR PROSES
1. Air Hujan
Dalam hal ini termasuk semua air yang berasal langsung dari atmosfer. Karakteristiknya antara
lain : relatif bersih, 65-75% merupakan air yang tidak mantap, sangat tergantung pada
lingkungan, mengandung gas CO2 dan O2, dan tidak mengandung mineral dan zat beracun.
2. Air Permukaan (Surface)
Merupakan air hujan yang telah berkumpul dalam danau–danau atau sungai-sungai. Kandungan
air permukaan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Air hujan atau mata air yang
terkumpul dalam rawa, sungai, danau alam, danau buatan, air dari pengumpulan atau reservoir.
Air permukaan banyak mengandung zat organic dan beberapa mineral, tergantung asal mata
airnya, jenis musim dan lingkungannya.
3. Air Tanah Permukaan (Sub – Soil)
Merupakan air yang telah meresap kedalam lapisan sub soil dan terkumpul dalam sumur dangkal
(<150m). dalam sumur dangkal ini banyak mengandung mineral dan zat-zat organic.
4. Air Tanah Dalam (Dref – Weil)
Merupakan air yang terdapat pada lapisan yang lebih dalam yang terpisah dari air sub–soil oleh
lapisan impermeable. Air jenis ini mengalir melintasi bumi sambil mendapatkan penucian alami.
Disebut juga sumur dalam (>150m), dalam sumur dalam ini banyak mengandung mineral dan
logam-logam.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 3
AIR UNTUK INDUSTRI TEKSTIL
Pada industri tekstil terutama pada proses pencelupan sampai dengan penyempurnaan tekstil
diperlukan air yang cukup banyak. Untuk memenuhi kebutuhan air proses pada bagian finishing
umumnya digunakan air dari sumber alam misalnya mengandung zat yang beraneka jenis maupun
jumlah ion-ion dan kotoran yang terkandung didalamnya, tergantung darimana sumber airnya. Untuk
keperluan proses pada bagian finishing, air yang digunakan memerlukan persyaratan tertentu, karena
adanya ion-ion dan kotoran tertentu dapat mempengaruhi hasil proses. Kotoran-kotoran dari ion-ion
yang biasanya berpengaruh diantaranya adalah :
Warna dan kekeruhan
Warna air biasanya dikarenakan adanya zat-zat organik yang terlarut dan berikatan dengan Besi
dan Mangan, sedangkan kekeruhan disebabkan karena adanya partikel yang tersuspensi, baik
yang berasal dari bahan organik maupun anorganik misalnya kotoran tumbuhan, lumpur, dan
sebagainya.
Derajat keasaman / pH
Derajat keasaman / pH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan melihat
konsentrasi hidrogen (H+
) suasana asam dalam air akan mempengaruhi beberapa proses dan akan
merusak beberapa jenis bahan tekstil terutama bahan selulosa. Suasana alkali misalnya NaOH
akan merusak pipa logam, menyebabkan kerapuhan yang dikenal dengan istilah kerapuhan
kostik.
Alkalinitas
Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat dan sisanya oleh
karbonat dan hidroksida. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan menyababkan karat-karat pada
pipa sehingga pada saat proses berlangsung, karat-karat tersebut akan terbawa air dan menodai
bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas terlalu rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat
menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa dan dinding ketel uap,sehingga tekanan menjadi
lebih tinggi.
Besi
Garam-garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil. Pada proses pemasakan dan
pengelantangan, garam-garam besi selain dapat menyebabkan noda-noda kuning kecoklatan yang
mengotori pada bahan tekstil juga dapat memperbesar kerusakan pada bahan selulosa karena
logam-logam berat berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi
juga dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna,sehingga dalam proses pencelupan
menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 4
Silikat
Adanya silikat dalam air proses tidak dikehendaki karena endapan silikat murni sulit dihilangkan
sehingga dapat menyumbat pipa-pipa dan melapisi dinding ketel uap bertekanan tinggi.
Klorida
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan yang terbuat dari
besi karena klorida bersifat korosif.
PEMERIKSAAN KUALITATIF AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL
A. SILIKAT
Terdapatnya silikat didalam air alam disebabkan adanya degradasi dari batuan yang mengandung
silikat. Hasil degradasi silikat berbentuk partikel-partikel tersuspensi dalam koloidal. Pada
umumnya kandungan silikat dalam air antara 1 – 30 mg/L. Untuk keperluan industri adanya
silikat dalam pipa-pipa besi dari ketel uap yang bertekanan tinggi.
B. KLORIDA
Klorida banyak ditemukan di alam, kandungan klorida alam berkisar kurang dari 1 mg/L sampai
dengan beberapa ribu mg/L di dalam air laut. Air buangan industri sebagian besar menaikkan
kadar klorida dalam air termasuk manusia dan hewan membuang kotoran yang mengandung
klorida dan nitrogen yang cukup tinggi.
C. BESI
Besi adalah suatu senyawa kimia yang dapat ditemui padahampir semua air.pada umumnya besi
yang ada didalam air dapat bersifat sebagai feri (Fe3+
) atau fero (Fe2+
).
D. SULFAT
Sulfat banyak terdapat pada air alam, zat-zat organik dalam air alam dapat menyebabkan sulfat
tereduksi menjadi sulfida. Ion sulfat dalam air akan diendapkan dalam suasana asam oleh Barium
klorida membentuk Barium sulfat yang berwarna putih dan mempunyai bentuk kristal sama
besar.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 5
Syarat air untuk proses industri tekstil :
Kandungan dalam Air Jumlah (≤ mg/L) Kandungan dalam Air Jumlah (≤ mg/L)
Kesadahan 3.0 Alkalinitas 75.0
Warna (tak bewarna) 5.0 Jumlah gas terlarut 150.0
Besi (Fe3+
, Fe2+
) 0.1 Silikat (SiO2)2-
110.0
Mangan (Mn) 0.05 Sulfat (SO4)2-
100.0
Jumlah (Fe+Mn) 0.2 Khlorida (Cl-
) 100.0
Logam Berat lainnya 0.01 Kalsium (Ca2+
) 10.0
Alumunium Oksida (Al2O3) 0.5 Magnesium (Mg2+
) 5.0
Kesadahan jumlah (sebagai
CaO)
30.0 (30
DH) Bikarbonat (HCO3
-
) 200.0
III. REAKSI
Kandungan Zat Reaksi
A. Silikat -
B. Klorida HCl + AgNO3 AgCl
C. Besi Fe2+
+ K3Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+
Fe3+
+ K4Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+
D. Sulfat SO4
2-
+ BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
E. Kalsium Ca2+
+ (NH4)2CO NH
4
OH
CaC2O4 + 2NH4
+
F. Magnesium Mg2+
+ O2N N=N OH alkali
O2N N=N MgOH Magneson
OH MgOH
G. Aluminium -
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 6
IV. PEREAKSI
Kandungan Zat Reaksi
A. Silikat HCl 4 N
Ammonium molibdat 5 %
Benzidin
Natrium asetat
B. Klorida HNO3 4 N
AgNO3 0,1 N
C. Besi HCl
K3Fe(CN)6 (Kalium feri sianida)
KCNS
K4Fe(CN)6 (Kalium fero sianida)
D. Sulfat HCl
BaCl2
E. Kalsium HCl 2 N
(NH4)C2O4 (Ammonium oksalat)
F. Magnesium NaOH 2 N
Magneson
G. Aluminium NaOH / CH3COONa
Aluminon
H. Zat organik H2SO4
KMnO4 0,01 N
V. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan Bahan
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Pipet ukur 10 ml
Kertas pH
Air contoh uji
Pereaksi
Indicator
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 7
VI. LANGKAH KERJA
A. SILIKAT
Mengambil 2 ml air contoh uji dan memasukkan dalam tabung reaksi.
Menambahkan 2 – 3 tetes HCl 4 N.
Memasukkan 2 – 3 tetes Ammonium molibdat 5 %.
Dipanaskan sebentar apabila perlu kemudian didinginkan.
Jika larutan berwarna kuning berarti air mengandung silikat.
B. KLORIDA
Mengambil 2 ml air contoh uji dan memasukkan dalam tabung reaksi.
Menambahkan 2 – 3 tetes HNO3 4 N.
Memasukkan 2 – 3 tetes AgNO3 0,1 N.
Jika terjadi endapan putih yang larut dalam Amoniak berarti contoh uji mengandung klorida.
C. BESI
Penentuan Fe2+
(Fero)
Mengambil 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan 1 tetes HCl (sebagai pengasam).
Menambahkan 2 – 3 tetes K3Fe(CN)6.
Jika terjadi endapan yang berwarna biru trumbull berarti air mengandung Fe2+
.
Penentuan Fe3+
(Feri)
Mengambil 1 ml alr contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan 1 tetes KCNS.
Jika berwarna merah berarti air mengandung Fe3+
.
Dilakukan uji penentuan, mengambil air contoh uji yang baru dalam tabung reaksi.
Menambahkan 1 ml HCl ( sebagai pengasam).
Menambahkan 2 – 3 tetes K4Fe(CN)6.
Jika berwarna biru berarti air mengandung ion Fe3+
.
D. SULFAT
Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan 5 tetes HCl 4 N.
Menambahkan 5 tetes BaCl2 0,5 N.
Jika terjadi endapan (kekeruhan) putih berarti contoh uji mengandung sulfat.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 8
E. KALSIUM
Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan beberapa tetes larutan HCl 2 N.
Menambahkan beberapa tetes larutan Ammonium oksalat dan dipanaskan.
Jika terdapat endapan putih berarti air mengandung kalsium.
F. MAGNESIUM
Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan beberapa tetes larutan NaOH 2 N.
Menambahkan beberapa tetes larutan Magneson.
Jika terdapat endapan biru berarti air mengandung Magnesium.
G. ALUMINIUM
Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan beberapa tetes NaOH / CH3COOH.
Menambahkan beberapa tetes Aluminon.
Jika larutan berwarna merah berarti air mengandung Aluminium.
H. ZAT ORGANIK
Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan beberapa tetes H2SO4 .
Memanaskan larutan pada suhu 60 – 70 o
C.
Dalam kondisi panas tambahkan 1 – 2 tetes larutan KMnO4 0,01 N.
Jika warna KMnO4 hilang berarti air mengandung zat organik.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 9
VII. DATA DAN PERHITUNGAN
Zat – zat Kandungan
zat dalam air
proses
Bau Warna larutan setelah
dianalisa
Kekeruhan
Silikat + Tidak berbau Kuning karena adanya
pereaksi Amonium molibdat
Keruh
Klorida + Tidak berbau Terdapat endapan putih AgCl Keruh
Fe2+
(fero) - Tidak berbau Kuning Keruh
Fe3+
(feri) + Tidak berbau Endapan biru Keruh
SO4
2+
+ Tidak berbau Endapan putih BaSO4 Keruh
Ca2+
+ Tidak berbau Bening Tidak keruh
Mg2+
+ Tidak berbau Terdapan endapan
ungu/Mg(OH2)
Keruh
Al3+
+ Tidak berbau Merah terang Tidak keruh
Zat organik + Tidak berbau Bening Tidak keruh
Keterangan : + = mengandung zat tertentu
- = tidak mengandung zat tertentu
VIII. DISKUSI
Analisa kualitatif air proses merupakan langkah awal yang akan menentukan pengujian air proses
selanjutnya. Dalam pengujian analisa kualitatif ini, praktikan akan menguji air proses yang diberikan
apakah mengandung zat-zat yang dapat menghambat proses basah tekstil. Langkah awal yang
dilakukan adalah mengamati air proses yang diberikan secara visual meliputi warna air, kekeruhan
air, dan bau air. Warna air proses bening dan terdapat endapan putih dibawah air sehingga terjadi
sedikit kekeruhan. Selanjutnya diukur pH air dengan kertas indikator pH dan diperoleh nilai pH 6.
Setelah tahap ini, praktikan akan menguji air proses dengan menggunakan bermacam-macam
indikator untuk mengetahui kandungan zat dalam air proses.
Dalam air proses yang dianalisis seharusnya mengandung silikat, klorida, feri, fero, sulfat dan
kalsium. Namun, pada pengujian ternyata kandungan fero negatif. Hasil ini tidak tepat karena setelah
diuji dengan indikator untuk feri ternyata feri positif terkandung dalam air proses. Apabila kandungan
feri positif seharusnya kandungan fero juga positif. Penyimpangan hasil ini terjadi karena praktikan
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 10
kurang teliti dalam melakukan pengujian, kurang tepat dalam melakukan pengamatan visual terhadap
perubahan warna air contoh uji, dan kurang akurat dalam melakukan tahap-tahap pengujian.
Dari pengujian diperoleh hasil bahwa air proses mengandung silikat, klorida, feri, sulfat, kalsium,
magnesium, aluminium, dan zat organic yang akan mengganggu atau menghambat jalannya proses
basah tekstil. Oleh sebab itu, air proses tersebut perlu dilakukan proses pelunakan (bila kadar zat-
zatnya melebihi syarat air untuk proses tekstil) agar air proses tersebut dapat digunakan untuk proses
basah tekstil.
IX. KESIMPULAN
Air contoh uji tidak berbau, terdapat endapan, dan tidak berwarna
Air contoh uji mengandung zat-zat yaitu =  Silikat  Aluminium
 Klorida  Zat organik
 Sulfat  Kalsium
 Magnesium  Feri
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 11
ANALISA KUANTITATIF AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui nilai kandungan zat-zat tertentu dalam air proses yang dapat mempengaruhi jalannya
proses basah tekstil sehingga dapat dibatasi kadarnya dalam air proses.
TUJUAN
Mencari nilai kandungan klorida, besi, dan sulfat di dalam air proses.
Menghitung kandungan klorida dalam air proses dengan cara titrasi Argentometri.
Menghitung kandungan besi dalam air proses dengan cara titrasi larutan standar besi.
Menghtiung kandungan sulfat dalam air proses dengan cara grafimetri (penimbangan).
II. TEORI DASAR
A. Analisa Kandungan Klorida Di Dalam Air Proses
Kadar klorida di dalam air proses tekstil dibatasi oleh standar karena klorida bersifat korosif.
Ada dua cara penentuan klorida di dalam air, yaitu cara Argentometri dan Merkurimetri. Cara
yang paling sering digunakan adalah cara Argentometri yang dikenal dengan cara Mohr. Pada
metode Mohr klorida diendapkan oleh AgNO3 membentuk endapan AgCl yang berwarna putih.
AgCl yang terbentuk akan setara (equivalen) dengan kandungan klorida di dalam air.
Kalium khromat digunakan sebagai indicator, semua AgCl akan terbentuk terlebih dahulu
sebelum endapan Ag khromat yang berwarna merah terbentuk. Kondisi titrasi harus diusahakan
dalam suasana netral sampai alkali pH antara 7-10. Jika dilakukan dalam suasana asam maka
konstanta ionisasi asam khromat kecil sehingga khromat bereaksi dengan hidrogen. Metode ini
dapat digunakan untuk konsentrasi klorisa sampai 2000 mg/L, sedangkan untuk konsentrasi lebih
tinggi sebaiknya dilakukan pengenceran.
B. Analisa Kandungan Besi Di Dalam Air Proses
Garam-garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil. Pada proses pemasakan
dan pengelantangan, garam-garam besi selain dapat menyebabkan noda-noda kuning kecoklatan
yang mengotori pada bahan tekstil juga dapat memperbesar kerusakan pada bahan selulosa karena
logam-logam berat berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 12
juga dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna,sehingga dalam proses pencelupan
menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki.
C. Analisa kandungan Sulfat Di Dalam Air Proses
Sulfat banyak terdapat pada air alam, zat-zat organic didalam air alam dapat menyebabkan
sulfat tereduksi menjadi sulfide. Ion sulfat dapat diendapkan oleh Barium sulfat dalam suasana
asam menjadi Barium sulfat yang mempunyai bentuk kristal sama besar. Absorbansi dari
suspensi Barium sulfat dapat ditentukan dengan alat spektofotometri pada panjang gelombang
420 nm. Warna dan zat tersuspensi dalam jumlah besar dapat mengganggu penetapan sulfat.
Kadar zat organic yang cukup tinggi didalam air menyebabkan Barium sulfat tidak mengendap
sempurna.
III. REAKSI
Kandungan Zat Reaksi
A. Klorida HCl + AgNO3 AgCl
B. Besi -
C. Sulfat SO4
2-
+ BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
IV. PEREAKSI
Kandungan Zat Pereaksi
A. Klorida Air suling bebas klorida
Larutan penitar AgNO3
Indicator Kalium khromat
B. Besi Ammonium thiocianat
H2SO4 4 N
C. Sulfat HCl 4 N
BaCl2
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 13
V. ALAT DAN BAHAN
Analisa Zat Alat Bahan
A. Klorida Buret gelap 50 ml
Erlenmeyer 250 ml
Pipet ukur 10 ml
AgNO3
Indicator Kalium
khromat
VI. LANGKAH KERJA
A. Analisa Kandungan Klorida Dalam Air
Memipet 10 ml air contoh uji kedalam erlenmeyer.
Mengatur pH pada kondisi pH 7-10 dengan menambahkan H2SO4 atau NaOH.
Menambahkan 3 tetes indikator Kalium khromat 5%.
Menitrasi dengan larutan AgNo3 0,01 N sampai timbul endapan merah kekuningan.
VII. DATA DAN PERHITUNGAN
A. Analisa Kandungan Klorida Dalam Air
ml titrasi I = 6,5 ml
ml titrasi II = 6,5 ml
ml titrasi rata-rata =( 6,5 ml + 6,5 ml) / 2 = 6,5 ml
N AgNO3 = 0,01 N
BM Cl-
= 35,5
Faktor pengenceran = 1000 ml / 10 ml = 100
Kadar Cl-
= ml titrasi x N penitar x BM Cl-
x f
= 6,5 ml x 0,01 N x 35,5 x 100
= 230,75 mg/L
VIII. DISKUSI
Pengujian kuantitatif air proses dilakukan setelah pengujian kualitatif air proses. Dari hasil
kualitatif dapat dihitung (kuantitatif) nilai dari kandungan setiap zat dalam air apakah sesuai dengan
syarat air proses yang ditentukan atau melebihi syarat air proses yang ditentukan. Pada pengujian ini
hanya akan dihitung nilai atau kadar klorida, besi, dan sulfat didalam air.
Dengan melakukan titrasi Argentometri, titrasi Fe standar, dan cara grafimetri, praktikan dapat
menghitung kadar klorida, besi, dan sulfat dengan rumus tertentu. Dari hasil proses diperoleh kadar
klorida sebanyak 230,75 mg/L. Kadar ini cukup tinggi untuk air proses tekstil (syarat klorida untuk
proses tekstil adalah ≤ 100 mg/L). perlu dilakukan proses untuk mengurangi kandungan klorida
karena klorida bersifat korosif dan mudah berikatan dengan kation lain sehingga kandungan klorida
dalam air proses mudah bertambah banyak.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 14
.
IX. KESIMPULAN
Kadar klorida dalam air = 203,75mg/L
Kandungan klorida sesuai dengan syarat air proses yaitu ≤ 100,0 mg/L.
Air contoh uji tidak dapat digunakan untuk proses basah tekstil karena akan lebih baik jika
dilakukan pengolahan air atau pelunakan air terlebih dahulu.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 15
ANALISA ALKALINITAS AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui bagaimana cara menganalisa atau menghitung nilai alkalinitas air proses.
TUJUAN
Mencari nilai alkalinitas air proses dengan menggunakan indikator PP dan MO.
Melakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1 N untuk mendapatkan nilai alkalinitas air proses.
Menghitung nilai kesadahan sementara berdasarkan hasil alkalinitas yang diperoleh.
Menghitung nilai kadar unsur alkalinitas.
II. TEORI DASAR
Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH larutan.
Alkalinitas sebagian besar disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO3
-
), bikarbonat (HCO3
-
), hidroksida
(OH-
) dan sebagainya. Alkalinitas dinyatakan dalam mgrek/L atau mg CaCO3/L.
Alkalinitas diperiksa dengan cara titrasi asam basa. Asam yang banyak digunakan adalah Asam
sulfat (H2SO4) dan HCl. Asam ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas sampai titik akhir titrasi
tercapai. Titik akhir titrasi dapat ditentukan olah :
Perubahan warna indikator pada titik akhir titrasi
Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pH-volume akan memperlihatkan lengkungan titik
akhir.
III. REAKSI
Reaksi yang terjadi adalah :
OH-
+ H+
H2O
CO2
-
+ H+
HCO3
HCO3
-
+ H+
H2O + CO2
Titik akhir terletak pada pH 8,3
Terjadi pada pH 4,5
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 16
OH-
+ H+
HCO3
-
+ H+
H2O + CO2
Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH 8,3 dikenal dengan nilai P (dari Phenolpthalin) untuk
mencapai titik akhir kedua yaitu pada pH 4,5 dikenal dengan nilai M (dari Metil). Jadi pada saat
tercapai nilai P dapa pH 8,3
OH-
+ H+
H2O
Nilai P menunjukkan OH-
dan ½ CO3 = (HCO3
-
)
Jika didalam air hanya ada karbonat, bikarbonat, dan hidroksida, maka unsur alkalinitas dapat
ditentukan dengan bantuan tabel.
Tabel Perhitungan Mencari Kadar Unsur Alkalinitas
Hasil OH-
CO3
2-
HCO3
-
P = 0 0 0 M
2P < M 0 2P M – 2P
2P = M 0 2P 0
2P > M 2P – M 2(M - P) 0
P = M M 0 0
Catatan : alkalinitas hanya terdiri dari CO3
2-
, HCO3
-
, dan OH-
P = alkalinitas PP
M = alkalinitas MO
Grafik Hubungan pH dengan Volume Pada Titrasi Alkalinitas
12
9
4,3
CO3
2-
+ H+
H2O
HCO3
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 17
IV. PEREAKSI
Indikator PP
Indikator MO
HCl 0,1 N
V. ALAT
Erlenmeyer 250 ml
Pipet volum 25 ml
Buret 50 ml
VI. LANGKAH KERJA
A. Alkalinitas PP
25 ml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan 2 tetes indikator PP kedalam Erlenmeyer.
Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai larutan tidak berwarna.
B. Alkalinitas M
25 ml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan 2 tetes indikator MO kedalam Erlenmeyer.
Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai larutan berwarna orange.
VII. DATA DAN PERHITUNGAN
A. Alkalinitas P
Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40
N HCl = 0,1 N
ml titrasi = 0,2 ml + 0,2ml / 2= 0,2ml
B. Alkalinitas M
Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40
N HCl = 0,1 N
ml titrasi = 0,8 ml + 0,8 ml / 2 = 0,8 ml
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 18
rumus yang digunakan adalah 2P<M
CO3
2-
=2p
=2 X 0,2 ml
=0,4
HCO3
-
=M-2P
=0,8 ml – 0,4 ml
=0,4 ml
perhitungan:
Alkalinitas CO3
2-
= ml titrasi x N x P x BE
= 0,4 ml x 0,1 N x 1000/25 x 60 /2
= 48 mg/L
Alkalinitas HCO3
-
= ml titrasi x N x P x BE /1
= 97,6 mg/L
Kesimpulan : - contoh uji mengandung alkalinitas CO3
2-
sebesar 48 mg/L
C. Perhitungan Kebutuhan Dosis
[Na2CO3] = [Sadah Tetap] + [L]
2,8
= [ 0,5712 + 0,4144 ] + [0,018]
2,8
= 0,3228meq/L x BE Na2CO3
= 0,3228 meq/L x 106
2
= 17,4312 mg/L
=1,74312 mg/100ml
Kebutuhan Na3CO3
dalam 1 gram/L
=1,74312 mg/100ml x 1000 gram/L
1000
= 1,74312
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 19
[CaO] = [Sadah Sementara] + [mg Tetap] + [L]
2,8 2,8
= 0 + [0.4144] + [0.08]
2,8
= 0,166meq/L x BE CaO
=0,166 meq/L x 56/2
= 4,648 mg/L
= 0,4648 mg/100ml
Kebutuhan CaO dalam 1 gram/L
=0,4648mg/100g/L x 1000ml
1000mg
=0,4648 ml
VIII. DISKUSI
Pada penetapan alkalinitas air digunakan dua indikator yaitu PP dan MO. Alkalinitas PP akan
bernilai positif apabila setelah ditetesi PP maka larutan akan berwarna merah muda. Namun,
alkalinitas PP akan bernilai negatif atau nol bila setelah ditetesi PP larutan tidak berwarna. Dua
prinsip diatas menjadi patokan untuk menghitung alkalinitas PP selanjutnya.
Dalam pengujian, setelah ditetesi PP, larutan tetap tidak berwarna. Hal ini berarti nilai P= 0
sehingga nilai alkalinitas PP adalah negatif. Berdasarkan tabel unsur alkalinitas, keadaan seperti ini
menunjukkan adanya unsur Bikarbonat (HCO3
-
) dalam air contoh uji sebanyak M.
Keadaan ini terbukti ketika dilakukan uji alkalinitas M, setelah ditetesi MO larutan berubah
warna menjadi kuning dan langsung dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna orange sindur. Dari
hasil titrasi ini kemudian dihitung kadar unsur alkalinitas Bikarbonat adalah 170,8 mg/L. Kadar
bikarbonat ini tinggi dan hampir mendekati batas maksimal baku mutu standar bikarbonat dalamair
proses yaitu ≤ 200,0 mg/L. Namun demikian, air contoh uji ini masih dapat digunakan untuk proses
basah tekstil.
Dari titrasi ini diperoleh nilai alkalinitas M sebesar 2,8 mgrek/L. Untuk mendapatkan nilai
kesadahan sementara dapat dicari dengan mengalikan nilai alkalinitas M dengan 2,8 o
DH karena
alkalinitas sama dengan sadah sementara. Nilai kesadahan sementara yang diperoleh adalah 0
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 20
IX. KESIMPULAN
Alkalinitas dihitung dengan 2 cara yaitu alkalinitas P dan alkalinitas M.
Alkalinitas P = 0,2 ml
Alkalinitas M = 0,8 ml
Alkalinitas CO3
2-
= 0,048 g/L
Alkalinitas HCO3
-
= 0,0976 g/L
Kebutuhan Dosis [Na2CO3
] dalam 1 gram = 1,7431 ml
Kebutuhan CaO dalam 1 gram/L = 0,4648 ml
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 21
ANALISA KESADAHAN (Ca dan Mg) CARA KOMPLEKSOMETRI
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui dan mempelajari cara menentukan kesadahan dari air proses dengan menggunakan
metode kompleksometri.
TUJUAN
Menentukan kesadahan total dan kesadahan tetap dengan cara kompleksometri.
Menentukan kesadahan Ca total dan kesadahan Ca tetap dengan cara kompleksometri.
Menghitung nilai kesadahan sementara, Mg tetap, dan Mg total berdasarkan nilai kesadahan
total, kesadahan tetap, kesadahan Ca total, dan kesadahan Ca tetap yang diperoleh.
Mengetahui fungsi-fungsi dari pereaksi yang digunakan dalam pengujian.
II. TEORI DASAR
Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca dan Mg yang terkandung di dalam air. Ion-ion ini dapat
ditentukan melalui titrasi kompleksometri yaitu suatu titrasi dengan menggunakan larutan
komplekson (EDTA / Etilendiaminatetra asetat).
EDTA adalah suatu senyawa yang dapat membentuk pasangan kimiawi secara ikatan kompleks
dengan ion-ion kesadahan. Indikator yang dipakai dalam titrasi kompleksometri merupakan asam atau
basa lemah organik yang dapat membentuk ikatan kompleks dengan logam, dan warna senyawa
tersebut berbeda dengan warna indikator dalam keadaan bebas. Indikator yang sering digunakan
adalah EBT (Eriochrome Black T), sejenis indikator yang berwarna merah apabila berada dalam
larutan yang mengandung ion Calsium dan Magnesium pada pH 10,0. Indikator yang lain adalah
Murexid (Eriochrome Blue Black R), suatu senyawa yang berwarna merah jika berada dalam larutan
yang mengandung ion Calsium saja.
Pada penetapan kesadahan ada beberapa faktor yang biasanya mengganggu penetapan ion Ca dan
Mg ini diantaranya adanya kation seperti Al3+
, Fe3+
, Fe2+
, dan Mn2+
, dapat juga ikut bergabung
dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. Jika kesadahan terlalu tinggi endapan Ca akan muncul
dalam waktu titrasi lebih dari 5 menit,oleh karena itu sampel harus diencerkan.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 22
III. REAKSI
HOOCH2C H H CH2COOH
N C C N + Ca/Mg
NaOOCH2C H H CH2COONa
HOOCH2C H H CH2COOH
N C C N
H2C H H CH2
IV. PEREAKSI
Larutan EDTA (titran) 0,01 M
Larutan buffer pH 10
Indikator EBT
Indikator Murexid
KCN 5 %
NaOH 4 N
V. ALAT
Erlenmeyer 250 ml
Gelas ukur 100 ml
Pipet volum 25 ml
Buret 50 ml
Corong
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 23
VI. LANGKAH KERJA
A. Penetapan Kesadahan Total
50 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer
Tambahkan 1 ml larutan buffer pH 10
Tambahkan 2 ml KCN 5 %
Tambahkan 3 – 4 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)
Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
B. Penetapan Kesadahan Tetap
50 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer
Panaskan air contoh uji sampai mendidih
Tambahkan 1 ml larutan buffer pH 10
Tambahkan 2 ml KCN 5 %
Tambahkan 3 – 4 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)
Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
C. Penetapan Kesadahan Ca Total
50 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer
Tambahkan 1 ml NaOH 4 N
Tambahkan 2 ml KCN 5 %
Tambahkan indikator Murexid, larutan menjadi merah
Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi ungu
D. Penetapan Kesadahan Ca Tetap
50 ml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer
Panaskan air contoh uji sampai mendidih
Tambahkan 1 ml NaOH 4 N
Tambahkan 2 ml KCN 5 %
Tambahkan indikator Murexid, larutan menjadi merah
Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi ungu
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 24
VII. DATA DAN PERHITUNGAN
A. Kesadahan Total
Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40 ml
M EDTA = 0,01 M
ml titrasi = 2,6 ml + 2,5 ml /2 =2,55 ml
Kesadahan total = ml titrasi x M EDTA x f
= 2,55 ml x 0,01 M x 40
= 1,02 mgmol/L
= 1,02 mgmol x 5,6 0
DH
= 0,5712 0
DH
B. Kesadahan Ca
Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40
M EDTA = 0,01 M
ml titrasi = 0,8 ml + 0,6 ml / 2= 0,7 ml
Kesadahan tetap = ml titrasi x M EDTA x f
= 0,7 ml x 0,01 M x 40
= 0,28 mmol
= 0,28 mmol x 5,6 0
DH
= 0,1568 0
DH
C. Kesadahan Mg
Kesadahan Mg = kesadahan total – kesadahan tetap
= 1,02 – 0,28
= 0,74 mg mol/L x o,560
DH= 0,4144 0
DH
Air contoh uji tersbut mengandung:
- Kesadahan total = 1,02 mg mol/L = 0,5712 0
DH
- Kesadahan Ca = 0,28 mg mol/L = 0,1568 0
DH
- Kesadahan Mg = 0,74 mg mol/L = 0,4144 0
DH
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 25
D. Kesadahan sementara
HCO3
2-
= 97,6 mg/L
= 97,6 mg/L
BE
= 97,6
61
= 1,6 mg rek/L
= 1,6 mg rek/L x 2,8 0
DH
= 4,48 0
DH
E. Sadah tetap = Ca tetap – Mg tetap
= 0,57120
DH – 4,480
DH
= -3,9088 0
DH
F. Kesadahan Tetap = Ca tetap
= 0,57120
DH
VIII. DISKUSI
Cara kompleksometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan komplekson EDTA yang
akan mengikat Ca, Mg, dan logam menjadi garam kompleks yang larut. Pemakaian EDTA lebih
banyak digunakan karena EDTA mudah membentuk ion-ion kompleks yang lebih stabil. Secara
umum kelebihan cara kompleksometri adalah caranya mudah dan cepat, dapat dilaksanakan setiap
saat dalam bentuk garam kompleks yang larut. Kelemahannya yaitu tidak boleh dilakukan pada suhu
tinggi karena dapat membentuk larutan yang bersifat alkali dan mudah terurai. Pada pengujian
diperlukan pereaksi lain buffer, KCN 5%, NaOH, indikator EBT dan murexid.
Penambahan buffer pada larutan yang akan dititar bertujuan sebagai penyangga pH (pH buffer 7-
10) yaitu suatu zat yang dapat mempertahankan pHnya didalam air sehingga pHnya sudah terkontrol.
Penambahan KCN 5% berfungsi untuk mengikat logam – logam terutama besi sehingga hasil
penitaran sesuai dengan kadarnya.
Hasil uji menunjukkan nilai kesadahan yang sangat tinggi diatas batas maksimal baku mutu
standar yang telah ditetapkan yaitu ≤ 3 o
DH. Sedangkan nilai sadah yang diperolah adalah 0,5712
o
DH. Tingginya nilai sadah ini diakibatkan pada saat pemanasan banyak uap air yang hilang sehingga
jumlah larutan yang akan dititrasi berkurang. Akibatnya nilai kesadahan yang diperoleh menyimpang
jauh.
Agar air masih dapat digunakan untuk proses basah tekstil, maka perlu dilakukan proses lebih
lanjut untuk menghilangkan atau menurunkan kesadahan yaitu dengan cara pelunakan air.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 26
IX. KESIMPULAN
Analisa kesadahan Ca dan Mg dilakukan dengan cara kompleksometri dan kesimpulannya adalah :
Kesadahan total = 0,5712 0
DH
Kesadahan tetap = -3,9088 0
DH
Kesadahan sementara = 4,48 0
DH
Kesadahan Cal = 0,1568 0
DH
Kesadahan Mg = 0,4144 0
DH
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 27
PELUNAKAN AIR SADAH
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Menghilangkan ion-ion penyebab kesadahan yaitu ion-ion Ca2+
dan Mg2+
dalam air dengan
menggunakan cara pemanasan, pengendapan, dan penukar ion.
TUJUAN
Melakukan proses pelunakan air proses dengan cara pemanasan
Melakukan proses pelunakan air proses dengan cara pengendapan cara soda kapur dan soda-soda
Melakukan proses pelunakan air proses dengan cara penukar ion
Melakukan titrasi secara kompleksometri untuk mendapatkan nilai kesadahannya
II. TEORI DASAR
Maksud dari pelunakan air disini adalah penghapusan atau penghilangan ion-ion penyebab
kesadahan dalam air. Kesadahan ir terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+
dan Mg2+
. Air sadah akan
mengendapkan sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak. Selain itu akan merusak
beberapa jenis zat warna pada proses pencelupan. Kelebihan ion Ca2+
serta ion CO3
-
juga akan
mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan Calsium carbonat.
Beberapa proses yang dilakukan untuk pelunakan air sadah adalah :
a) Cara Pemanasan
Cara ini hanya dapat menghilangkan kesadahan sementara yang disebabkan oleh bikarbonat-
bikarbonat dari ion kesadahan.
b) Cara Pengendapan
Cara ini merupakan cara yang paling murah yang dapat mengendapkan kesadahan total. Pada cara
ini garam-garam Calsium dan Magnesium penyebab kesadahan diendapkan sebagai karbonat-
karbonat. Sebagai zat pengendap dipakai campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 atau campuran NaOH
dan Ca(OH)2. Pengendapan garam sadah dan logam-logam dapat dilakukan dengan menggunakan
antara lain soda kapur dan soda soda :
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 28
Soda Kapur
Prinsipnya yaitu pengendapan Ca2+
oleh soda (Na2CO3) dan pengendapan Mg2+
, logam-logam
dan CO2 oleh kapur (Ca(OH)2. Pelunakan dengan soda kapur ini paling sering dipakai, murah
dan sederhana. Namun sisa sadah yang dihasilkan setelah dilunakkan masih cukup tinggi ≥ 3
o
DH.
Soda soda
Prinsipnya yaitu pengendapan Ca2+
oleh soda (Na2CO3) dan pengendapan Mg2+
, logam-logam
dan CO2 oleh kapur (NaOH). Penggunaan Na2CO3 sangat kecil atau sama dengan nol (0)
apabila di dalam air tersebut banyak terkandung [HCO3] dan [CO2]. Namun sisa sadah yang
dihasilkan setelah dilunakkan masih cukup tinggi ≥ 3 o
DH.
c) Cara Kompleksometri
Prinsipnya yaitu mengikat Ca2+,
Mg2+
atau logam menjadi garam komplek yang larut. Pelaksanannya
sangat mudah dan cepat, dapat dilaksanakan setiap saat dalam bentuk garam komplek yang larut,
menghasilkan sadah sisa ≤ 0.1 o
DH. Namun cara kompleksometri ini membentuk larutan yang
bersifat alakali dan mudah terurai pada suhu tinggi.
d) Cara Penukar Ion
Cara ini sangat mahal tetapi efisiensinya cukup tinggi dan cocok dipakai untuk penyediaan air
ketel. Pada cara ini Calsium dan Magnesium yang terkandung dalam air didesak dan diikat oleh
senyawa penukar ion. Prinsipnya yaitu menukar kation (Ca2+
, Mg2+
dan L) dengan natrium dari
penukar kation anorganik dan penukar kation. Penukar berbentuk tabung saringan melalui tabung
dan air yang keluar berupa air lunak bebeas, karena telah mengganti ion Na dari penukar kation.
Cara ini sangat mahal tetapi efisiensi cukup tinggi dipakai untuk penyediaan air ketel . Pada cara
ini kalsium dan magnesium yang terkandung dalam air didesak dan diikat oleh senyawa penukar
ion.
Penukar kation anorganic
Dengan nama dagang Zeolit (Na2OZ).
Reaksi pelunakan :
Na2OZ + Ca2+
CaOZ + 2 Na
Na2OZ + Mg2+
MgOZ + 2 Na
Na2OZ + Fe2+
FeOZ + 2 Na
Jika zeolit yang digunakan tidak mampu lagi untuk menukarkan ion penyebab kesadahan,dan
logam logam yang ada di dalamnya, maka zeolit ini disebut zeolit jenuh. Zeolit jenuh dapat
digunakan kembali jika di regenerarasi menggunakan larutan NaCl jenuh. Prinsipnya yaitu
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 29
pengaktifan kembali penukar zeolit yang telah jenuh mengandung kation Ca, Mg, L dengan
larutan NaCl jenuh.
Reaksi regenerasi zeolit
CaOZ + 2 NaCl Na2OZ + CaCl2
MgOZ + 2 NaCl Na2OZ + CaCl2
FeOZ + 2 NaCl Na2OZ + CaCl2
Penukar kation Organik
Dengan nama dagang Wofatit (W-Na2)
Reaksi pelunakan :
W-Na2 + Ca2+
W-Ca + 2 Na
W-Na2 + Mg2+
W-Mg + 2 Na
W-Na2 + Fe2+
W-Fe + 2 Na
Jika Wofatit yang digunakan tidak mampu lagi untuk menukarkan ion penyebab
kesadahan,dan logam logam yang ada di dalamnya, maka Wofatit ini disebut Wofatit jenuh.
Wofatit jenuh dapat digunakan kembali jika di regenerarasi menggunakan larutan NaCl
jenuh. Prinsipnya yaitu pengaktifan kembali penukar Wofatit yang telah jenuh mengandung
kation Ca, Mg, L dengan larutan NaCl jenuh.
Reaksi regenerasi wofatit
W-Ca + 2 NaCl W-Na2 + 2 Na
W-Mg + 2 NaCl W-Na2 + 2 Na
W-Fe + 2 NaCl W-Na2 + 2 Na
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 30
III. REAKSI
A. Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 → 2CaCO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + Mg(OH)2 + H2O
MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 + CaCl2
MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 + CaSO4
CO2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + H2O
FeCl2 + Ca(OH)2 → Fe(OH)2 + CaCl2
2FeCl3 + 3Ca(OH)2 → 2Fe(OH)3 + 3CaCl2
MnSO4 + Ca(OH)2 → Mn(OH)2 + CaSO4
Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH)3 + 3CaSO4
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 + NaCl
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4
B. Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan NaOH
Ca(HCO3)2 + 2NaOH → CaCO3 + Na2CO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + 4NaOH → Mg(OH)2 + Na2CO3 + 2H2O
MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl
MgSO4 + 2NaOH → Mg(OH)2 + NaSO4
CO2 + 2NaOH → Na2CO3 + H2O
FeCl2 + 2NaOH → Fe(OH)2 + 2NaCl
FeCl3 + 3NaOH → Fe(OH)3 + 3NaCl
MnSO4 + 2NaOH → Mn(OH)2 + Na2SO4
Al2(SO4)3 + 6NaOH → 2Al(OH)3 + 3Na2SO4
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 + NaCl
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4
IV. PEREAKSI
Larutan EDTA (titran) 0,01 M
Larutan buffer pH 10
Indikator EBT
KCN 5 %
Resin penukar ion untuk cara penukar ion
Na2CO3 dan Ca(OH)2 untuk cara soda kapur
Na2CO3 dan NaOH untuk cara soda soda
Pereaksi kompleksometri
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 31
V. ALAT
Tabung resin (untuk cara penukar ion)
Erlenmeyer 250 ml
Gelas piala 500 ml
Pipet volum 25 ml
Buret 50 ml
Corong
Kertas saring barit
VI. LANGKAH KERJA
A. Cara Pemanasan
100 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer
Dipanaskan sampai mendidih selama kurang lebih 30 menit
Air yang telah mendidih didinginkan dan disaring dengan kertas saring barit
Sisa kesadahan diperiksa kesadahan totalnya dengan larutan EDTA dengan cara :
 Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10
 Tambahkan 1 ml KCN 5 %
 Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)
 Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
B. Cara Pengendapan Dengan Soda Kapur {Na2CO3 dan Ca(OH)2}
Kebutuhan soda kapur dihitung sesuai kebutuhan
100 ml air contoh uji dipipet kedalam gelas piala
Masukkan soda (Na2CO3) dan kapur (Ca(OH)2) sesuai dengan kebutuhan kedalam gelas piala
tersebut
Panaskan larutan sampai mendidih selama 15 – 30 menit dan akan terjadi endapan karbonat
(corong dipasang saat mendidihkan air agar penguapan yang terjadi tidak terlalu besar)
Air yang telah mendidih didinginkan kemudian disaring dengan kertas saring barit
Saringan/filtratnya dianalisa kesadahan sisanya dengan cara kompleksometri, yaitu :
 Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10
 Tambahkan 1 ml KCN 5 %
 Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)
 Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 32
C. Cara Pengendapan Dengan Soda Soda (Na2CO3 dan NaOH)
Kebutuhan soda soda dihitung sesuai kebutuhan
100 ml air contoh uji dipipet kedalam gelas piala
Masukkan soda( Na2CO3) dan soda (NaOH) sesuai dengan kebutuhan kedalam gelas piala
tersebut
Panaskan larutan sampai mendidih selama 15 – 30 menit dan akan terjadi endapan karbonat
(corong dipasang saat mendidihkan air agar penguapan yang terjadi tidak terlalu besar)
Air yang telah mendidih didinginkan kemudian disaring dengan kertas saring barit
Saringan/filtratnya dianalisa kesadahan sisanya dengan cara kompleksometri, yaitu :
 Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10
 Tambahkan 1 ml KCN 5 %
 Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)
 Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
D. Cara Penukar Ion
Pada cara ini kalsium dan magnesium yang terkandung dalam air akan didesak dan diikat oleh
resin penukar ion.
100 ml air contoh uji dimasukkan ke dalam piala gelas
Air contoh uji tersebut dilairkan melalui tabung yang berisi resin penukar ion dan ditampung
kedalam erlenmeyer 250 ml
Proses ini dikerjakan 2 kali aliran melalui tabung yang berisi resin penukar ion
Larutan yang telah dialirkan melalui tabung resin dianalisa kesadahan secara
kompleksometri, yaitu :
 Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10
 Tambahkan 1 ml KCN 5 %
 Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)
 Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 33
VII. DATA DAN PERHITUNGAN
A. Cara Pemanasan
Kesadahan total = 0,5712 o
DH
Faktor pengenceran = 1000 ml / 100 ml = 10
M EDTA = 0,01 M
ml titrasi = 8,3 ml +8,3 ml/2 = 8,3 ml
Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f
= 8,3 ml x 0,01 M x 10
= 0,83 mmol
= 0,83 mmol x 5,6 0
DH
= 0,4648 0
DH
Penurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 %
sadah total
= 0,5712 0
DH – 0,4648 0
DH x 100 %
0,5712 0
DH
= 24,25 %
a) Kesadahan Sisa dan Penurunan Kesadahan
Kesadahan total = 0,5712 0
DH
Faktor pengenceran = 1000 ml / 100 ml = 10
M EDTA = 0,01 M
ml titrasi = 6,4 ml
Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f
= 6,4 ml x 0,01 M x 10
= 0,64 mmol
= 0,64 mmol x 5,6 0
DH
= 0,35 0
DH
Penurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 %
sadah total
= 0,5712 0
DH – 0,35 0
DH x 100 %
0,5712 0
DH
= 38,73 %
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 34
B. Cara Pengendapan Dengan Soda Soda (Na2CO3 dan NaOH)
a) Kebutuhan Na2CO3
Diketahui = ♣ Ca tetap = 0.5712 o
DH
♣ kesadahan sementara = 4,48 o
DH
[N2CO3] = [Ca tetap] - [sadah sementara] - [CO2]
2,8
= [0,5712o
DH] - [4,48o
DH] - [0]
2,8
= - 2,968 mgrek/L
b) Kebutuhan NaOH
Diketahui = ♣ kesadahan sementara = 4,48 o
DH
♣ Mg tetap = 0,4144 o
DH
[NaOH] = [sadah sementara] + [Mg tetap] + [CO2] + [L]
2,8
= [4,48 o
DH] + [0,4144 o
DH] + [0] +[0]
2,8
= 6,64 mgrek/L
= 6,64 mgrek/L x BM NaOH/valensi NaOH
= 6,64 mgrek/L x 40 x mg/L NaOH
1 mgrek/L
= 332 mg/L
= 332 mg/1000 ml
= 332 mg/100 ml (kebutuhan untuk 100 ml)
Stok Ca(OH)2 = 0.4648 mg/100L
= 1000 mg/1000 ml
Kebutuhan CaO = 0,4648 mg x 1000 ml
1000 mg
= 0,4648 ml
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 35
c) Kesadahan Sisa dan Penurunan Kesadahan
Kesadahan total = 0,5712 0
DH
Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40
M EDTA = 0,01 M
ml titrasi = 1,0 ml
Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f
= 1,5 ml x 0,01 M x 10
= 0,15 mmol
= 0,15 mmol x 5,6 0
DH
= 0,084 0
DH
enurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 %
sadah total
= 0,5712 0
DH – 0,084 0
DH x 100 %
0,5712 0
DH
= 85,29 %
C. Cara Penukar Ion
a) Penukar Ion Wofatit
Kesadahan total = 0,5712 0
DH
Faktor pengenceran = 1000 ml / 100 ml = 10
M EDTA = 0,01 M
ml titrasi = 1,5 ml
Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f
= 1,5 ml x 0,01 M x 20
= 0,15 mmol
= 0,15 mmol x 5,6 0
DH
= 0,084 0
DH
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 36
Penurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 %
sadah total
= 0,5712 0
DH – 0,84 0
DH x 100 %
0,5712 0
DH
= 85,29 %
VIII. DISKUSI
Berdasarkan pengujian sebelumnya, diperoleh kesadahan air yang sangat tinggi yaitu 0,5712
o
DH. Oleh sebab itu, perlu dilakukan proses pelunakan air untuk mengurangi jumlah kesadahan air
agar air layak digunakan untuk proses tekstil. Beberapa cara pelunakan air yang akan dilakukan
adalah cara pemanasan dan cara pengendapan (soda kapur dan soda soda) yang dilakukan dengan
titrasi menggunakan larutan penitar EDTA 0,01 M dan cara penukar ion menggunakan penukar ion
anorganic (zeolit) dan penukar ion organic (wofatit).
Dari proses pelunakan air ini, kita akan mencari nilai kesadahan sisa dan persen penurunan
kesadahan. Berdasarkan teori, % penurunan kesadahan cara pemanasan < % penurunan kesadahan
cara soda kapur < % penurunan kesadahan cara soda-soda < % penurunan kesadahan cara penukar
ion zeolit < % penurunan kesadahan cara penukar ion wofatit. Dalam grafik digambarkan hubungan
antara persen penurunan kesadahan dengan kesadahan sisa sebagai berikut :
Penukar ion wofatit
Penukar ion zeolit
Soda soda
Soda kapur
Pemanasan
% penurunan
kesadahan
Kesadahan sisa
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 37
Semakin tinggi persen penurunan kesadahan, maka semakin kecil sadah sisanya. Namun, hasil
pengujian menunjukkan banyak terjadi kesalahan. Berdasarkan teori, penurunan kesadahan cara
pengendapan lebih besar dibanding cara pemanasan. Hasil penurunan kesadahan cara pemanasan
adalah 24,25 % , cara soda kapur 38,73 % dan cara soda soda 85,29 %. Dari perbandingan besarnya
% penurunan kesadahan memang terlihat cara pengendapan lebih besar dari cara pemanasan. Tetapi,
standar yang berlaku adalah % penurunan kesadahan cara pemanasan dan pengendapan tidak boleh
lebih dari 25 %. Hasil ini tentu menyimpang sangat jauh (% penurunan kesadahannya terlalu besar).
Beberapa sebab kesalahan yang terjadi adalah pada saat pemanasan banyak uap air yang hilang
(penguapan terlalu besar) sehingga jumlah air yang akan dititrasi berkurang dan tidak sesuai dengan
perhitungan. Seharusnya setelah dipanaskan, air dalam erlenmeyer harus diukur lagi dalam gelas ukur
agar diketahui jumlahnya secara tepat kemudian baru dititrasi. Sebab lain adalah nilai sadah
sementara terlalu besar sehingga % penurunan kesadahannya > 25 %.
Hasil % penurunan kesadahan dengan penukar ion wofatit sesuai dengan yang diharapkan. %
penurunan kesadahannya paling tinggi dibanding cara pelunakan yang lain. Hasil % penurunan
kesadahan cara wofatit harus tinggi karena cara kerjanya lebih akurat yaitu dengan mengikat atau
mendesak Ca dan Mg dan menggantinya dengan Natrium dari penukar ion organic.
IX. KESIMPULAN
Cara pemanasan
Kesadahan sisa = 4648 o
DH
Penurunan kesadahan = 24,25 %
Cara pengendapan soda kapur
Kesadahan sisa = 0,35 o
DH
Penurunan kesadahan = 38,73 %
Cara pengendapan soda soda
Kesadahan sisa = 0,084 o
DH
Penurunan kesadahan = 85,29 %
Cara penukar ion
Penukar ion wofatit
Penurunan kesadahan = 100 %
Banyak kesalahan yang terjadi, diantaranya % penurunan kesadahan cara pemanasan dan
pengendapan yang > 25 % dan % penurunan kesadahan cara penukar ion zeolit yang sangat
rendah.
Cara pelunakan air terbaik adalah dengan cara penukar ion wofatit.
Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 38
DAFTAR PUSTAKA
Noerati K. , S. Teks.,M.T. , Penuntun Praktikum Zat Pembantu Tekstil 2, Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil, Bandung.
Noerati K., S. Teks.,M.T., Diktat Praktikum Kualitas Air Proses Dan Air Limbah Industri Tekstil,
Sekolah Tinngi Teknologi Tekstil, Bandung. 2004
Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. , Diktat Transparant ZPT 2 , Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil , Bandung.
Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. Persyaratan Air Proses, Pelunakana Air dan Contoh Soal.
STTT : Bandung. 2008

More Related Content

What's hot

Review jurnal peanfaatan daun nanas
Review jurnal  peanfaatan daun nanasReview jurnal  peanfaatan daun nanas
Review jurnal peanfaatan daun nanasJho Baday
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatIrham Maladi
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikNur Annisa
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikAdeputri Azhar
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarkrisnasuryanti
 
pengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharepengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharenurul isnaini
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)DeviPurnama
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivrifdah bunga
 
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOPemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOCarolina Silaen
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiRiaAnggun
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilatargentum17
 

What's hot (19)

Review jurnal peanfaatan daun nanas
Review jurnal  peanfaatan daun nanasReview jurnal  peanfaatan daun nanas
Review jurnal peanfaatan daun nanas
 
Artikel kimia
Artikel kimiaArtikel kimia
Artikel kimia
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam Oksalat
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganik
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Ppt praktikum anaerob
Ppt praktikum anaerobPpt praktikum anaerob
Ppt praktikum anaerob
 
Laporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum OrganikLaporan Praktikum Organik
Laporan Praktikum Organik
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
pengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharepengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus share
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
 
Air sadah
Air sadahAir sadah
Air sadah
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan iv
 
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOPemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besi
 
Asam benzoat
Asam benzoatAsam benzoat
Asam benzoat
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 

Similar to Analisis Kualitatif Air Proses Tekstil

Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganAsida Gumara
 
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxInternal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxNiningDesriawatiRose
 
geokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfgeokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfmurnisulastri2
 
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk KehidupanTeknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk KehidupanSetionoSetiono3
 
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptPertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptDewaDepra1
 
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptxPENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptxEnyAgustina4
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diahmedronofaSTQIA
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii airFetria Fajrin
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
kimia bahan kelompok 4.pptx
kimia bahan kelompok 4.pptxkimia bahan kelompok 4.pptx
kimia bahan kelompok 4.pptxPUTRIUtti1
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 
SOAL HOTS KELAS XII.docx
SOAL HOTS KELAS XII.docxSOAL HOTS KELAS XII.docx
SOAL HOTS KELAS XII.docxErvanberwulo
 
geokimia-panas-bumi.ppt
geokimia-panas-bumi.pptgeokimia-panas-bumi.ppt
geokimia-panas-bumi.pptElnaMigo
 
Pengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkunganPengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkunganKustian Permana
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Dessy Ratnasari Dpa
 

Similar to Analisis Kualitatif Air Proses Tekstil (20)

Isal air proses
Isal air prosesIsal air proses
Isal air proses
 
Lap air proses
Lap air prosesLap air proses
Lap air proses
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
 
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxInternal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
 
geokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdfgeokimia panas bumi .pdf
geokimia panas bumi .pdf
 
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk KehidupanTeknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
Teknologi Pengolahan Air Minum untuk Kehidupan
 
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptPertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
 
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptxPENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii air
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
kimia bahan kelompok 4.pptx
kimia bahan kelompok 4.pptxkimia bahan kelompok 4.pptx
kimia bahan kelompok 4.pptx
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
SOAL HOTS KELAS XII.docx
SOAL HOTS KELAS XII.docxSOAL HOTS KELAS XII.docx
SOAL HOTS KELAS XII.docx
 
geokimia-panas-bumi.ppt
geokimia-panas-bumi.pptgeokimia-panas-bumi.ppt
geokimia-panas-bumi.ppt
 
UNIT PROSES - KOAGULASI
UNIT PROSES - KOAGULASIUNIT PROSES - KOAGULASI
UNIT PROSES - KOAGULASI
 
Pengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkunganPengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkungan
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Analisis Kualitatif Air Proses Tekstil

  • 1. Laporan Praktikum Air Proses Industri Tekstil Oleh : Irsal abdurrahman (09K30011) Dosen : Dra.H. Sri Iriani, MM. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG 2011
  • 2. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 2 ANALISA KUALITATIF AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Menganalisa adanya zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi atau mengganggu proses pemeriksaan yang terkandung dalam air. TUJUAN Melakukan analisa atau pengujian-pengujian dalam air proses tekstil. Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam air proses tekstil. Menganalisa kotoran-kotoran dari ion-ion yang terkandung dalam air proses tekstil. II. TEORI DASAR AIR PROSES 1. Air Hujan Dalam hal ini termasuk semua air yang berasal langsung dari atmosfer. Karakteristiknya antara lain : relatif bersih, 65-75% merupakan air yang tidak mantap, sangat tergantung pada lingkungan, mengandung gas CO2 dan O2, dan tidak mengandung mineral dan zat beracun. 2. Air Permukaan (Surface) Merupakan air hujan yang telah berkumpul dalam danau–danau atau sungai-sungai. Kandungan air permukaan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Air hujan atau mata air yang terkumpul dalam rawa, sungai, danau alam, danau buatan, air dari pengumpulan atau reservoir. Air permukaan banyak mengandung zat organic dan beberapa mineral, tergantung asal mata airnya, jenis musim dan lingkungannya. 3. Air Tanah Permukaan (Sub – Soil) Merupakan air yang telah meresap kedalam lapisan sub soil dan terkumpul dalam sumur dangkal (<150m). dalam sumur dangkal ini banyak mengandung mineral dan zat-zat organic. 4. Air Tanah Dalam (Dref – Weil) Merupakan air yang terdapat pada lapisan yang lebih dalam yang terpisah dari air sub–soil oleh lapisan impermeable. Air jenis ini mengalir melintasi bumi sambil mendapatkan penucian alami. Disebut juga sumur dalam (>150m), dalam sumur dalam ini banyak mengandung mineral dan logam-logam.
  • 3. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 3 AIR UNTUK INDUSTRI TEKSTIL Pada industri tekstil terutama pada proses pencelupan sampai dengan penyempurnaan tekstil diperlukan air yang cukup banyak. Untuk memenuhi kebutuhan air proses pada bagian finishing umumnya digunakan air dari sumber alam misalnya mengandung zat yang beraneka jenis maupun jumlah ion-ion dan kotoran yang terkandung didalamnya, tergantung darimana sumber airnya. Untuk keperluan proses pada bagian finishing, air yang digunakan memerlukan persyaratan tertentu, karena adanya ion-ion dan kotoran tertentu dapat mempengaruhi hasil proses. Kotoran-kotoran dari ion-ion yang biasanya berpengaruh diantaranya adalah : Warna dan kekeruhan Warna air biasanya dikarenakan adanya zat-zat organik yang terlarut dan berikatan dengan Besi dan Mangan, sedangkan kekeruhan disebabkan karena adanya partikel yang tersuspensi, baik yang berasal dari bahan organik maupun anorganik misalnya kotoran tumbuhan, lumpur, dan sebagainya. Derajat keasaman / pH Derajat keasaman / pH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan melihat konsentrasi hidrogen (H+ ) suasana asam dalam air akan mempengaruhi beberapa proses dan akan merusak beberapa jenis bahan tekstil terutama bahan selulosa. Suasana alkali misalnya NaOH akan merusak pipa logam, menyebabkan kerapuhan yang dikenal dengan istilah kerapuhan kostik. Alkalinitas Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat dan sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan menyababkan karat-karat pada pipa sehingga pada saat proses berlangsung, karat-karat tersebut akan terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas terlalu rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa dan dinding ketel uap,sehingga tekanan menjadi lebih tinggi. Besi Garam-garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil. Pada proses pemasakan dan pengelantangan, garam-garam besi selain dapat menyebabkan noda-noda kuning kecoklatan yang mengotori pada bahan tekstil juga dapat memperbesar kerusakan pada bahan selulosa karena logam-logam berat berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi juga dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna,sehingga dalam proses pencelupan menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki.
  • 4. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 4 Silikat Adanya silikat dalam air proses tidak dikehendaki karena endapan silikat murni sulit dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa-pipa dan melapisi dinding ketel uap bertekanan tinggi. Klorida Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan yang terbuat dari besi karena klorida bersifat korosif. PEMERIKSAAN KUALITATIF AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL A. SILIKAT Terdapatnya silikat didalam air alam disebabkan adanya degradasi dari batuan yang mengandung silikat. Hasil degradasi silikat berbentuk partikel-partikel tersuspensi dalam koloidal. Pada umumnya kandungan silikat dalam air antara 1 – 30 mg/L. Untuk keperluan industri adanya silikat dalam pipa-pipa besi dari ketel uap yang bertekanan tinggi. B. KLORIDA Klorida banyak ditemukan di alam, kandungan klorida alam berkisar kurang dari 1 mg/L sampai dengan beberapa ribu mg/L di dalam air laut. Air buangan industri sebagian besar menaikkan kadar klorida dalam air termasuk manusia dan hewan membuang kotoran yang mengandung klorida dan nitrogen yang cukup tinggi. C. BESI Besi adalah suatu senyawa kimia yang dapat ditemui padahampir semua air.pada umumnya besi yang ada didalam air dapat bersifat sebagai feri (Fe3+ ) atau fero (Fe2+ ). D. SULFAT Sulfat banyak terdapat pada air alam, zat-zat organik dalam air alam dapat menyebabkan sulfat tereduksi menjadi sulfida. Ion sulfat dalam air akan diendapkan dalam suasana asam oleh Barium klorida membentuk Barium sulfat yang berwarna putih dan mempunyai bentuk kristal sama besar.
  • 5. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 5 Syarat air untuk proses industri tekstil : Kandungan dalam Air Jumlah (≤ mg/L) Kandungan dalam Air Jumlah (≤ mg/L) Kesadahan 3.0 Alkalinitas 75.0 Warna (tak bewarna) 5.0 Jumlah gas terlarut 150.0 Besi (Fe3+ , Fe2+ ) 0.1 Silikat (SiO2)2- 110.0 Mangan (Mn) 0.05 Sulfat (SO4)2- 100.0 Jumlah (Fe+Mn) 0.2 Khlorida (Cl- ) 100.0 Logam Berat lainnya 0.01 Kalsium (Ca2+ ) 10.0 Alumunium Oksida (Al2O3) 0.5 Magnesium (Mg2+ ) 5.0 Kesadahan jumlah (sebagai CaO) 30.0 (30 DH) Bikarbonat (HCO3 - ) 200.0 III. REAKSI Kandungan Zat Reaksi A. Silikat - B. Klorida HCl + AgNO3 AgCl C. Besi Fe2+ + K3Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+ Fe3+ + K4Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+ D. Sulfat SO4 2- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl- E. Kalsium Ca2+ + (NH4)2CO NH 4 OH CaC2O4 + 2NH4 + F. Magnesium Mg2+ + O2N N=N OH alkali O2N N=N MgOH Magneson OH MgOH G. Aluminium -
  • 6. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 6 IV. PEREAKSI Kandungan Zat Reaksi A. Silikat HCl 4 N Ammonium molibdat 5 % Benzidin Natrium asetat B. Klorida HNO3 4 N AgNO3 0,1 N C. Besi HCl K3Fe(CN)6 (Kalium feri sianida) KCNS K4Fe(CN)6 (Kalium fero sianida) D. Sulfat HCl BaCl2 E. Kalsium HCl 2 N (NH4)C2O4 (Ammonium oksalat) F. Magnesium NaOH 2 N Magneson G. Aluminium NaOH / CH3COONa Aluminon H. Zat organik H2SO4 KMnO4 0,01 N V. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan Bahan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Pipet ukur 10 ml Kertas pH Air contoh uji Pereaksi Indicator
  • 7. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 7 VI. LANGKAH KERJA A. SILIKAT Mengambil 2 ml air contoh uji dan memasukkan dalam tabung reaksi. Menambahkan 2 – 3 tetes HCl 4 N. Memasukkan 2 – 3 tetes Ammonium molibdat 5 %. Dipanaskan sebentar apabila perlu kemudian didinginkan. Jika larutan berwarna kuning berarti air mengandung silikat. B. KLORIDA Mengambil 2 ml air contoh uji dan memasukkan dalam tabung reaksi. Menambahkan 2 – 3 tetes HNO3 4 N. Memasukkan 2 – 3 tetes AgNO3 0,1 N. Jika terjadi endapan putih yang larut dalam Amoniak berarti contoh uji mengandung klorida. C. BESI Penentuan Fe2+ (Fero) Mengambil 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi. Menambahkan 1 tetes HCl (sebagai pengasam). Menambahkan 2 – 3 tetes K3Fe(CN)6. Jika terjadi endapan yang berwarna biru trumbull berarti air mengandung Fe2+ . Penentuan Fe3+ (Feri) Mengambil 1 ml alr contoh uji dalam tabung reaksi. Menambahkan 1 tetes KCNS. Jika berwarna merah berarti air mengandung Fe3+ . Dilakukan uji penentuan, mengambil air contoh uji yang baru dalam tabung reaksi. Menambahkan 1 ml HCl ( sebagai pengasam). Menambahkan 2 – 3 tetes K4Fe(CN)6. Jika berwarna biru berarti air mengandung ion Fe3+ . D. SULFAT Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi. Menambahkan 5 tetes HCl 4 N. Menambahkan 5 tetes BaCl2 0,5 N. Jika terjadi endapan (kekeruhan) putih berarti contoh uji mengandung sulfat.
  • 8. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 8 E. KALSIUM Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi. Menambahkan beberapa tetes larutan HCl 2 N. Menambahkan beberapa tetes larutan Ammonium oksalat dan dipanaskan. Jika terdapat endapan putih berarti air mengandung kalsium. F. MAGNESIUM Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi. Menambahkan beberapa tetes larutan NaOH 2 N. Menambahkan beberapa tetes larutan Magneson. Jika terdapat endapan biru berarti air mengandung Magnesium. G. ALUMINIUM Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi. Menambahkan beberapa tetes NaOH / CH3COOH. Menambahkan beberapa tetes Aluminon. Jika larutan berwarna merah berarti air mengandung Aluminium. H. ZAT ORGANIK Mengambil 2 ml air contoh uji dalam tabung reaksi. Menambahkan beberapa tetes H2SO4 . Memanaskan larutan pada suhu 60 – 70 o C. Dalam kondisi panas tambahkan 1 – 2 tetes larutan KMnO4 0,01 N. Jika warna KMnO4 hilang berarti air mengandung zat organik.
  • 9. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 9 VII. DATA DAN PERHITUNGAN Zat – zat Kandungan zat dalam air proses Bau Warna larutan setelah dianalisa Kekeruhan Silikat + Tidak berbau Kuning karena adanya pereaksi Amonium molibdat Keruh Klorida + Tidak berbau Terdapat endapan putih AgCl Keruh Fe2+ (fero) - Tidak berbau Kuning Keruh Fe3+ (feri) + Tidak berbau Endapan biru Keruh SO4 2+ + Tidak berbau Endapan putih BaSO4 Keruh Ca2+ + Tidak berbau Bening Tidak keruh Mg2+ + Tidak berbau Terdapan endapan ungu/Mg(OH2) Keruh Al3+ + Tidak berbau Merah terang Tidak keruh Zat organik + Tidak berbau Bening Tidak keruh Keterangan : + = mengandung zat tertentu - = tidak mengandung zat tertentu VIII. DISKUSI Analisa kualitatif air proses merupakan langkah awal yang akan menentukan pengujian air proses selanjutnya. Dalam pengujian analisa kualitatif ini, praktikan akan menguji air proses yang diberikan apakah mengandung zat-zat yang dapat menghambat proses basah tekstil. Langkah awal yang dilakukan adalah mengamati air proses yang diberikan secara visual meliputi warna air, kekeruhan air, dan bau air. Warna air proses bening dan terdapat endapan putih dibawah air sehingga terjadi sedikit kekeruhan. Selanjutnya diukur pH air dengan kertas indikator pH dan diperoleh nilai pH 6. Setelah tahap ini, praktikan akan menguji air proses dengan menggunakan bermacam-macam indikator untuk mengetahui kandungan zat dalam air proses. Dalam air proses yang dianalisis seharusnya mengandung silikat, klorida, feri, fero, sulfat dan kalsium. Namun, pada pengujian ternyata kandungan fero negatif. Hasil ini tidak tepat karena setelah diuji dengan indikator untuk feri ternyata feri positif terkandung dalam air proses. Apabila kandungan feri positif seharusnya kandungan fero juga positif. Penyimpangan hasil ini terjadi karena praktikan
  • 10. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 10 kurang teliti dalam melakukan pengujian, kurang tepat dalam melakukan pengamatan visual terhadap perubahan warna air contoh uji, dan kurang akurat dalam melakukan tahap-tahap pengujian. Dari pengujian diperoleh hasil bahwa air proses mengandung silikat, klorida, feri, sulfat, kalsium, magnesium, aluminium, dan zat organic yang akan mengganggu atau menghambat jalannya proses basah tekstil. Oleh sebab itu, air proses tersebut perlu dilakukan proses pelunakan (bila kadar zat- zatnya melebihi syarat air untuk proses tekstil) agar air proses tersebut dapat digunakan untuk proses basah tekstil. IX. KESIMPULAN Air contoh uji tidak berbau, terdapat endapan, dan tidak berwarna Air contoh uji mengandung zat-zat yaitu =  Silikat  Aluminium  Klorida  Zat organik  Sulfat  Kalsium  Magnesium  Feri
  • 11. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 11 ANALISA KUANTITATIF AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Mengetahui nilai kandungan zat-zat tertentu dalam air proses yang dapat mempengaruhi jalannya proses basah tekstil sehingga dapat dibatasi kadarnya dalam air proses. TUJUAN Mencari nilai kandungan klorida, besi, dan sulfat di dalam air proses. Menghitung kandungan klorida dalam air proses dengan cara titrasi Argentometri. Menghitung kandungan besi dalam air proses dengan cara titrasi larutan standar besi. Menghtiung kandungan sulfat dalam air proses dengan cara grafimetri (penimbangan). II. TEORI DASAR A. Analisa Kandungan Klorida Di Dalam Air Proses Kadar klorida di dalam air proses tekstil dibatasi oleh standar karena klorida bersifat korosif. Ada dua cara penentuan klorida di dalam air, yaitu cara Argentometri dan Merkurimetri. Cara yang paling sering digunakan adalah cara Argentometri yang dikenal dengan cara Mohr. Pada metode Mohr klorida diendapkan oleh AgNO3 membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. AgCl yang terbentuk akan setara (equivalen) dengan kandungan klorida di dalam air. Kalium khromat digunakan sebagai indicator, semua AgCl akan terbentuk terlebih dahulu sebelum endapan Ag khromat yang berwarna merah terbentuk. Kondisi titrasi harus diusahakan dalam suasana netral sampai alkali pH antara 7-10. Jika dilakukan dalam suasana asam maka konstanta ionisasi asam khromat kecil sehingga khromat bereaksi dengan hidrogen. Metode ini dapat digunakan untuk konsentrasi klorisa sampai 2000 mg/L, sedangkan untuk konsentrasi lebih tinggi sebaiknya dilakukan pengenceran. B. Analisa Kandungan Besi Di Dalam Air Proses Garam-garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil. Pada proses pemasakan dan pengelantangan, garam-garam besi selain dapat menyebabkan noda-noda kuning kecoklatan yang mengotori pada bahan tekstil juga dapat memperbesar kerusakan pada bahan selulosa karena logam-logam berat berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi
  • 12. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 12 juga dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna,sehingga dalam proses pencelupan menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki. C. Analisa kandungan Sulfat Di Dalam Air Proses Sulfat banyak terdapat pada air alam, zat-zat organic didalam air alam dapat menyebabkan sulfat tereduksi menjadi sulfide. Ion sulfat dapat diendapkan oleh Barium sulfat dalam suasana asam menjadi Barium sulfat yang mempunyai bentuk kristal sama besar. Absorbansi dari suspensi Barium sulfat dapat ditentukan dengan alat spektofotometri pada panjang gelombang 420 nm. Warna dan zat tersuspensi dalam jumlah besar dapat mengganggu penetapan sulfat. Kadar zat organic yang cukup tinggi didalam air menyebabkan Barium sulfat tidak mengendap sempurna. III. REAKSI Kandungan Zat Reaksi A. Klorida HCl + AgNO3 AgCl B. Besi - C. Sulfat SO4 2- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl- IV. PEREAKSI Kandungan Zat Pereaksi A. Klorida Air suling bebas klorida Larutan penitar AgNO3 Indicator Kalium khromat B. Besi Ammonium thiocianat H2SO4 4 N C. Sulfat HCl 4 N BaCl2
  • 13. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 13 V. ALAT DAN BAHAN Analisa Zat Alat Bahan A. Klorida Buret gelap 50 ml Erlenmeyer 250 ml Pipet ukur 10 ml AgNO3 Indicator Kalium khromat VI. LANGKAH KERJA A. Analisa Kandungan Klorida Dalam Air Memipet 10 ml air contoh uji kedalam erlenmeyer. Mengatur pH pada kondisi pH 7-10 dengan menambahkan H2SO4 atau NaOH. Menambahkan 3 tetes indikator Kalium khromat 5%. Menitrasi dengan larutan AgNo3 0,01 N sampai timbul endapan merah kekuningan. VII. DATA DAN PERHITUNGAN A. Analisa Kandungan Klorida Dalam Air ml titrasi I = 6,5 ml ml titrasi II = 6,5 ml ml titrasi rata-rata =( 6,5 ml + 6,5 ml) / 2 = 6,5 ml N AgNO3 = 0,01 N BM Cl- = 35,5 Faktor pengenceran = 1000 ml / 10 ml = 100 Kadar Cl- = ml titrasi x N penitar x BM Cl- x f = 6,5 ml x 0,01 N x 35,5 x 100 = 230,75 mg/L VIII. DISKUSI Pengujian kuantitatif air proses dilakukan setelah pengujian kualitatif air proses. Dari hasil kualitatif dapat dihitung (kuantitatif) nilai dari kandungan setiap zat dalam air apakah sesuai dengan syarat air proses yang ditentukan atau melebihi syarat air proses yang ditentukan. Pada pengujian ini hanya akan dihitung nilai atau kadar klorida, besi, dan sulfat didalam air. Dengan melakukan titrasi Argentometri, titrasi Fe standar, dan cara grafimetri, praktikan dapat menghitung kadar klorida, besi, dan sulfat dengan rumus tertentu. Dari hasil proses diperoleh kadar klorida sebanyak 230,75 mg/L. Kadar ini cukup tinggi untuk air proses tekstil (syarat klorida untuk proses tekstil adalah ≤ 100 mg/L). perlu dilakukan proses untuk mengurangi kandungan klorida karena klorida bersifat korosif dan mudah berikatan dengan kation lain sehingga kandungan klorida dalam air proses mudah bertambah banyak.
  • 14. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 14 . IX. KESIMPULAN Kadar klorida dalam air = 203,75mg/L Kandungan klorida sesuai dengan syarat air proses yaitu ≤ 100,0 mg/L. Air contoh uji tidak dapat digunakan untuk proses basah tekstil karena akan lebih baik jika dilakukan pengolahan air atau pelunakan air terlebih dahulu.
  • 15. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 15 ANALISA ALKALINITAS AIR PROSES INDUSTRI TEKSTIL I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Mengetahui bagaimana cara menganalisa atau menghitung nilai alkalinitas air proses. TUJUAN Mencari nilai alkalinitas air proses dengan menggunakan indikator PP dan MO. Melakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1 N untuk mendapatkan nilai alkalinitas air proses. Menghitung nilai kesadahan sementara berdasarkan hasil alkalinitas yang diperoleh. Menghitung nilai kadar unsur alkalinitas. II. TEORI DASAR Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH larutan. Alkalinitas sebagian besar disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO3 - ), bikarbonat (HCO3 - ), hidroksida (OH- ) dan sebagainya. Alkalinitas dinyatakan dalam mgrek/L atau mg CaCO3/L. Alkalinitas diperiksa dengan cara titrasi asam basa. Asam yang banyak digunakan adalah Asam sulfat (H2SO4) dan HCl. Asam ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas sampai titik akhir titrasi tercapai. Titik akhir titrasi dapat ditentukan olah : Perubahan warna indikator pada titik akhir titrasi Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pH-volume akan memperlihatkan lengkungan titik akhir. III. REAKSI Reaksi yang terjadi adalah : OH- + H+ H2O CO2 - + H+ HCO3 HCO3 - + H+ H2O + CO2 Titik akhir terletak pada pH 8,3 Terjadi pada pH 4,5
  • 16. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 16 OH- + H+ HCO3 - + H+ H2O + CO2 Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH 8,3 dikenal dengan nilai P (dari Phenolpthalin) untuk mencapai titik akhir kedua yaitu pada pH 4,5 dikenal dengan nilai M (dari Metil). Jadi pada saat tercapai nilai P dapa pH 8,3 OH- + H+ H2O Nilai P menunjukkan OH- dan ½ CO3 = (HCO3 - ) Jika didalam air hanya ada karbonat, bikarbonat, dan hidroksida, maka unsur alkalinitas dapat ditentukan dengan bantuan tabel. Tabel Perhitungan Mencari Kadar Unsur Alkalinitas Hasil OH- CO3 2- HCO3 - P = 0 0 0 M 2P < M 0 2P M – 2P 2P = M 0 2P 0 2P > M 2P – M 2(M - P) 0 P = M M 0 0 Catatan : alkalinitas hanya terdiri dari CO3 2- , HCO3 - , dan OH- P = alkalinitas PP M = alkalinitas MO Grafik Hubungan pH dengan Volume Pada Titrasi Alkalinitas 12 9 4,3 CO3 2- + H+ H2O HCO3
  • 17. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 17 IV. PEREAKSI Indikator PP Indikator MO HCl 0,1 N V. ALAT Erlenmeyer 250 ml Pipet volum 25 ml Buret 50 ml VI. LANGKAH KERJA A. Alkalinitas PP 25 ml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer. Tambahkan 2 tetes indikator PP kedalam Erlenmeyer. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai larutan tidak berwarna. B. Alkalinitas M 25 ml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer. Tambahkan 2 tetes indikator MO kedalam Erlenmeyer. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai larutan berwarna orange. VII. DATA DAN PERHITUNGAN A. Alkalinitas P Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40 N HCl = 0,1 N ml titrasi = 0,2 ml + 0,2ml / 2= 0,2ml B. Alkalinitas M Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40 N HCl = 0,1 N ml titrasi = 0,8 ml + 0,8 ml / 2 = 0,8 ml
  • 18. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 18 rumus yang digunakan adalah 2P<M CO3 2- =2p =2 X 0,2 ml =0,4 HCO3 - =M-2P =0,8 ml – 0,4 ml =0,4 ml perhitungan: Alkalinitas CO3 2- = ml titrasi x N x P x BE = 0,4 ml x 0,1 N x 1000/25 x 60 /2 = 48 mg/L Alkalinitas HCO3 - = ml titrasi x N x P x BE /1 = 97,6 mg/L Kesimpulan : - contoh uji mengandung alkalinitas CO3 2- sebesar 48 mg/L C. Perhitungan Kebutuhan Dosis [Na2CO3] = [Sadah Tetap] + [L] 2,8 = [ 0,5712 + 0,4144 ] + [0,018] 2,8 = 0,3228meq/L x BE Na2CO3 = 0,3228 meq/L x 106 2 = 17,4312 mg/L =1,74312 mg/100ml Kebutuhan Na3CO3 dalam 1 gram/L =1,74312 mg/100ml x 1000 gram/L 1000 = 1,74312
  • 19. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 19 [CaO] = [Sadah Sementara] + [mg Tetap] + [L] 2,8 2,8 = 0 + [0.4144] + [0.08] 2,8 = 0,166meq/L x BE CaO =0,166 meq/L x 56/2 = 4,648 mg/L = 0,4648 mg/100ml Kebutuhan CaO dalam 1 gram/L =0,4648mg/100g/L x 1000ml 1000mg =0,4648 ml VIII. DISKUSI Pada penetapan alkalinitas air digunakan dua indikator yaitu PP dan MO. Alkalinitas PP akan bernilai positif apabila setelah ditetesi PP maka larutan akan berwarna merah muda. Namun, alkalinitas PP akan bernilai negatif atau nol bila setelah ditetesi PP larutan tidak berwarna. Dua prinsip diatas menjadi patokan untuk menghitung alkalinitas PP selanjutnya. Dalam pengujian, setelah ditetesi PP, larutan tetap tidak berwarna. Hal ini berarti nilai P= 0 sehingga nilai alkalinitas PP adalah negatif. Berdasarkan tabel unsur alkalinitas, keadaan seperti ini menunjukkan adanya unsur Bikarbonat (HCO3 - ) dalam air contoh uji sebanyak M. Keadaan ini terbukti ketika dilakukan uji alkalinitas M, setelah ditetesi MO larutan berubah warna menjadi kuning dan langsung dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna orange sindur. Dari hasil titrasi ini kemudian dihitung kadar unsur alkalinitas Bikarbonat adalah 170,8 mg/L. Kadar bikarbonat ini tinggi dan hampir mendekati batas maksimal baku mutu standar bikarbonat dalamair proses yaitu ≤ 200,0 mg/L. Namun demikian, air contoh uji ini masih dapat digunakan untuk proses basah tekstil. Dari titrasi ini diperoleh nilai alkalinitas M sebesar 2,8 mgrek/L. Untuk mendapatkan nilai kesadahan sementara dapat dicari dengan mengalikan nilai alkalinitas M dengan 2,8 o DH karena alkalinitas sama dengan sadah sementara. Nilai kesadahan sementara yang diperoleh adalah 0
  • 20. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 20 IX. KESIMPULAN Alkalinitas dihitung dengan 2 cara yaitu alkalinitas P dan alkalinitas M. Alkalinitas P = 0,2 ml Alkalinitas M = 0,8 ml Alkalinitas CO3 2- = 0,048 g/L Alkalinitas HCO3 - = 0,0976 g/L Kebutuhan Dosis [Na2CO3 ] dalam 1 gram = 1,7431 ml Kebutuhan CaO dalam 1 gram/L = 0,4648 ml
  • 21. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 21 ANALISA KESADAHAN (Ca dan Mg) CARA KOMPLEKSOMETRI I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Mengetahui dan mempelajari cara menentukan kesadahan dari air proses dengan menggunakan metode kompleksometri. TUJUAN Menentukan kesadahan total dan kesadahan tetap dengan cara kompleksometri. Menentukan kesadahan Ca total dan kesadahan Ca tetap dengan cara kompleksometri. Menghitung nilai kesadahan sementara, Mg tetap, dan Mg total berdasarkan nilai kesadahan total, kesadahan tetap, kesadahan Ca total, dan kesadahan Ca tetap yang diperoleh. Mengetahui fungsi-fungsi dari pereaksi yang digunakan dalam pengujian. II. TEORI DASAR Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca dan Mg yang terkandung di dalam air. Ion-ion ini dapat ditentukan melalui titrasi kompleksometri yaitu suatu titrasi dengan menggunakan larutan komplekson (EDTA / Etilendiaminatetra asetat). EDTA adalah suatu senyawa yang dapat membentuk pasangan kimiawi secara ikatan kompleks dengan ion-ion kesadahan. Indikator yang dipakai dalam titrasi kompleksometri merupakan asam atau basa lemah organik yang dapat membentuk ikatan kompleks dengan logam, dan warna senyawa tersebut berbeda dengan warna indikator dalam keadaan bebas. Indikator yang sering digunakan adalah EBT (Eriochrome Black T), sejenis indikator yang berwarna merah apabila berada dalam larutan yang mengandung ion Calsium dan Magnesium pada pH 10,0. Indikator yang lain adalah Murexid (Eriochrome Blue Black R), suatu senyawa yang berwarna merah jika berada dalam larutan yang mengandung ion Calsium saja. Pada penetapan kesadahan ada beberapa faktor yang biasanya mengganggu penetapan ion Ca dan Mg ini diantaranya adanya kation seperti Al3+ , Fe3+ , Fe2+ , dan Mn2+ , dapat juga ikut bergabung dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. Jika kesadahan terlalu tinggi endapan Ca akan muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5 menit,oleh karena itu sampel harus diencerkan.
  • 22. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 22 III. REAKSI HOOCH2C H H CH2COOH N C C N + Ca/Mg NaOOCH2C H H CH2COONa HOOCH2C H H CH2COOH N C C N H2C H H CH2 IV. PEREAKSI Larutan EDTA (titran) 0,01 M Larutan buffer pH 10 Indikator EBT Indikator Murexid KCN 5 % NaOH 4 N V. ALAT Erlenmeyer 250 ml Gelas ukur 100 ml Pipet volum 25 ml Buret 50 ml Corong
  • 23. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 23 VI. LANGKAH KERJA A. Penetapan Kesadahan Total 50 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer Tambahkan 1 ml larutan buffer pH 10 Tambahkan 2 ml KCN 5 % Tambahkan 3 – 4 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur) Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru B. Penetapan Kesadahan Tetap 50 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer Panaskan air contoh uji sampai mendidih Tambahkan 1 ml larutan buffer pH 10 Tambahkan 2 ml KCN 5 % Tambahkan 3 – 4 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur) Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru C. Penetapan Kesadahan Ca Total 50 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer Tambahkan 1 ml NaOH 4 N Tambahkan 2 ml KCN 5 % Tambahkan indikator Murexid, larutan menjadi merah Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi ungu D. Penetapan Kesadahan Ca Tetap 50 ml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer Panaskan air contoh uji sampai mendidih Tambahkan 1 ml NaOH 4 N Tambahkan 2 ml KCN 5 % Tambahkan indikator Murexid, larutan menjadi merah Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi ungu
  • 24. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 24 VII. DATA DAN PERHITUNGAN A. Kesadahan Total Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40 ml M EDTA = 0,01 M ml titrasi = 2,6 ml + 2,5 ml /2 =2,55 ml Kesadahan total = ml titrasi x M EDTA x f = 2,55 ml x 0,01 M x 40 = 1,02 mgmol/L = 1,02 mgmol x 5,6 0 DH = 0,5712 0 DH B. Kesadahan Ca Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40 M EDTA = 0,01 M ml titrasi = 0,8 ml + 0,6 ml / 2= 0,7 ml Kesadahan tetap = ml titrasi x M EDTA x f = 0,7 ml x 0,01 M x 40 = 0,28 mmol = 0,28 mmol x 5,6 0 DH = 0,1568 0 DH C. Kesadahan Mg Kesadahan Mg = kesadahan total – kesadahan tetap = 1,02 – 0,28 = 0,74 mg mol/L x o,560 DH= 0,4144 0 DH Air contoh uji tersbut mengandung: - Kesadahan total = 1,02 mg mol/L = 0,5712 0 DH - Kesadahan Ca = 0,28 mg mol/L = 0,1568 0 DH - Kesadahan Mg = 0,74 mg mol/L = 0,4144 0 DH
  • 25. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 25 D. Kesadahan sementara HCO3 2- = 97,6 mg/L = 97,6 mg/L BE = 97,6 61 = 1,6 mg rek/L = 1,6 mg rek/L x 2,8 0 DH = 4,48 0 DH E. Sadah tetap = Ca tetap – Mg tetap = 0,57120 DH – 4,480 DH = -3,9088 0 DH F. Kesadahan Tetap = Ca tetap = 0,57120 DH VIII. DISKUSI Cara kompleksometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan komplekson EDTA yang akan mengikat Ca, Mg, dan logam menjadi garam kompleks yang larut. Pemakaian EDTA lebih banyak digunakan karena EDTA mudah membentuk ion-ion kompleks yang lebih stabil. Secara umum kelebihan cara kompleksometri adalah caranya mudah dan cepat, dapat dilaksanakan setiap saat dalam bentuk garam kompleks yang larut. Kelemahannya yaitu tidak boleh dilakukan pada suhu tinggi karena dapat membentuk larutan yang bersifat alkali dan mudah terurai. Pada pengujian diperlukan pereaksi lain buffer, KCN 5%, NaOH, indikator EBT dan murexid. Penambahan buffer pada larutan yang akan dititar bertujuan sebagai penyangga pH (pH buffer 7- 10) yaitu suatu zat yang dapat mempertahankan pHnya didalam air sehingga pHnya sudah terkontrol. Penambahan KCN 5% berfungsi untuk mengikat logam – logam terutama besi sehingga hasil penitaran sesuai dengan kadarnya. Hasil uji menunjukkan nilai kesadahan yang sangat tinggi diatas batas maksimal baku mutu standar yang telah ditetapkan yaitu ≤ 3 o DH. Sedangkan nilai sadah yang diperolah adalah 0,5712 o DH. Tingginya nilai sadah ini diakibatkan pada saat pemanasan banyak uap air yang hilang sehingga jumlah larutan yang akan dititrasi berkurang. Akibatnya nilai kesadahan yang diperoleh menyimpang jauh. Agar air masih dapat digunakan untuk proses basah tekstil, maka perlu dilakukan proses lebih lanjut untuk menghilangkan atau menurunkan kesadahan yaitu dengan cara pelunakan air.
  • 26. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 26 IX. KESIMPULAN Analisa kesadahan Ca dan Mg dilakukan dengan cara kompleksometri dan kesimpulannya adalah : Kesadahan total = 0,5712 0 DH Kesadahan tetap = -3,9088 0 DH Kesadahan sementara = 4,48 0 DH Kesadahan Cal = 0,1568 0 DH Kesadahan Mg = 0,4144 0 DH
  • 27. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 27 PELUNAKAN AIR SADAH I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Menghilangkan ion-ion penyebab kesadahan yaitu ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air dengan menggunakan cara pemanasan, pengendapan, dan penukar ion. TUJUAN Melakukan proses pelunakan air proses dengan cara pemanasan Melakukan proses pelunakan air proses dengan cara pengendapan cara soda kapur dan soda-soda Melakukan proses pelunakan air proses dengan cara penukar ion Melakukan titrasi secara kompleksometri untuk mendapatkan nilai kesadahannya II. TEORI DASAR Maksud dari pelunakan air disini adalah penghapusan atau penghilangan ion-ion penyebab kesadahan dalam air. Kesadahan ir terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+ . Air sadah akan mengendapkan sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak. Selain itu akan merusak beberapa jenis zat warna pada proses pencelupan. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO3 - juga akan mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan Calsium carbonat. Beberapa proses yang dilakukan untuk pelunakan air sadah adalah : a) Cara Pemanasan Cara ini hanya dapat menghilangkan kesadahan sementara yang disebabkan oleh bikarbonat- bikarbonat dari ion kesadahan. b) Cara Pengendapan Cara ini merupakan cara yang paling murah yang dapat mengendapkan kesadahan total. Pada cara ini garam-garam Calsium dan Magnesium penyebab kesadahan diendapkan sebagai karbonat- karbonat. Sebagai zat pengendap dipakai campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 atau campuran NaOH dan Ca(OH)2. Pengendapan garam sadah dan logam-logam dapat dilakukan dengan menggunakan antara lain soda kapur dan soda soda :
  • 28. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 28 Soda Kapur Prinsipnya yaitu pengendapan Ca2+ oleh soda (Na2CO3) dan pengendapan Mg2+ , logam-logam dan CO2 oleh kapur (Ca(OH)2. Pelunakan dengan soda kapur ini paling sering dipakai, murah dan sederhana. Namun sisa sadah yang dihasilkan setelah dilunakkan masih cukup tinggi ≥ 3 o DH. Soda soda Prinsipnya yaitu pengendapan Ca2+ oleh soda (Na2CO3) dan pengendapan Mg2+ , logam-logam dan CO2 oleh kapur (NaOH). Penggunaan Na2CO3 sangat kecil atau sama dengan nol (0) apabila di dalam air tersebut banyak terkandung [HCO3] dan [CO2]. Namun sisa sadah yang dihasilkan setelah dilunakkan masih cukup tinggi ≥ 3 o DH. c) Cara Kompleksometri Prinsipnya yaitu mengikat Ca2+, Mg2+ atau logam menjadi garam komplek yang larut. Pelaksanannya sangat mudah dan cepat, dapat dilaksanakan setiap saat dalam bentuk garam komplek yang larut, menghasilkan sadah sisa ≤ 0.1 o DH. Namun cara kompleksometri ini membentuk larutan yang bersifat alakali dan mudah terurai pada suhu tinggi. d) Cara Penukar Ion Cara ini sangat mahal tetapi efisiensinya cukup tinggi dan cocok dipakai untuk penyediaan air ketel. Pada cara ini Calsium dan Magnesium yang terkandung dalam air didesak dan diikat oleh senyawa penukar ion. Prinsipnya yaitu menukar kation (Ca2+ , Mg2+ dan L) dengan natrium dari penukar kation anorganik dan penukar kation. Penukar berbentuk tabung saringan melalui tabung dan air yang keluar berupa air lunak bebeas, karena telah mengganti ion Na dari penukar kation. Cara ini sangat mahal tetapi efisiensi cukup tinggi dipakai untuk penyediaan air ketel . Pada cara ini kalsium dan magnesium yang terkandung dalam air didesak dan diikat oleh senyawa penukar ion. Penukar kation anorganic Dengan nama dagang Zeolit (Na2OZ). Reaksi pelunakan : Na2OZ + Ca2+ CaOZ + 2 Na Na2OZ + Mg2+ MgOZ + 2 Na Na2OZ + Fe2+ FeOZ + 2 Na Jika zeolit yang digunakan tidak mampu lagi untuk menukarkan ion penyebab kesadahan,dan logam logam yang ada di dalamnya, maka zeolit ini disebut zeolit jenuh. Zeolit jenuh dapat digunakan kembali jika di regenerarasi menggunakan larutan NaCl jenuh. Prinsipnya yaitu
  • 29. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 29 pengaktifan kembali penukar zeolit yang telah jenuh mengandung kation Ca, Mg, L dengan larutan NaCl jenuh. Reaksi regenerasi zeolit CaOZ + 2 NaCl Na2OZ + CaCl2 MgOZ + 2 NaCl Na2OZ + CaCl2 FeOZ + 2 NaCl Na2OZ + CaCl2 Penukar kation Organik Dengan nama dagang Wofatit (W-Na2) Reaksi pelunakan : W-Na2 + Ca2+ W-Ca + 2 Na W-Na2 + Mg2+ W-Mg + 2 Na W-Na2 + Fe2+ W-Fe + 2 Na Jika Wofatit yang digunakan tidak mampu lagi untuk menukarkan ion penyebab kesadahan,dan logam logam yang ada di dalamnya, maka Wofatit ini disebut Wofatit jenuh. Wofatit jenuh dapat digunakan kembali jika di regenerarasi menggunakan larutan NaCl jenuh. Prinsipnya yaitu pengaktifan kembali penukar Wofatit yang telah jenuh mengandung kation Ca, Mg, L dengan larutan NaCl jenuh. Reaksi regenerasi wofatit W-Ca + 2 NaCl W-Na2 + 2 Na W-Mg + 2 NaCl W-Na2 + 2 Na W-Fe + 2 NaCl W-Na2 + 2 Na
  • 30. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 30 III. REAKSI A. Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 → 2CaCO3 + 2H2O Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + Mg(OH)2 + H2O MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 + CaCl2 MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 + CaSO4 CO2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + H2O FeCl2 + Ca(OH)2 → Fe(OH)2 + CaCl2 2FeCl3 + 3Ca(OH)2 → 2Fe(OH)3 + 3CaCl2 MnSO4 + Ca(OH)2 → Mn(OH)2 + CaSO4 Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH)3 + 3CaSO4 CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 + NaCl CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4 B. Pengendapan dengan campuran Na2CO3 dan NaOH Ca(HCO3)2 + 2NaOH → CaCO3 + Na2CO3 + 2H2O Mg(HCO3)2 + 4NaOH → Mg(OH)2 + Na2CO3 + 2H2O MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl MgSO4 + 2NaOH → Mg(OH)2 + NaSO4 CO2 + 2NaOH → Na2CO3 + H2O FeCl2 + 2NaOH → Fe(OH)2 + 2NaCl FeCl3 + 3NaOH → Fe(OH)3 + 3NaCl MnSO4 + 2NaOH → Mn(OH)2 + Na2SO4 Al2(SO4)3 + 6NaOH → 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 + NaCl CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4 IV. PEREAKSI Larutan EDTA (titran) 0,01 M Larutan buffer pH 10 Indikator EBT KCN 5 % Resin penukar ion untuk cara penukar ion Na2CO3 dan Ca(OH)2 untuk cara soda kapur Na2CO3 dan NaOH untuk cara soda soda Pereaksi kompleksometri
  • 31. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 31 V. ALAT Tabung resin (untuk cara penukar ion) Erlenmeyer 250 ml Gelas piala 500 ml Pipet volum 25 ml Buret 50 ml Corong Kertas saring barit VI. LANGKAH KERJA A. Cara Pemanasan 100 ml air contoh uji dipipet kedalam erlenmeyer Dipanaskan sampai mendidih selama kurang lebih 30 menit Air yang telah mendidih didinginkan dan disaring dengan kertas saring barit Sisa kesadahan diperiksa kesadahan totalnya dengan larutan EDTA dengan cara :  Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10  Tambahkan 1 ml KCN 5 %  Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)  Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru B. Cara Pengendapan Dengan Soda Kapur {Na2CO3 dan Ca(OH)2} Kebutuhan soda kapur dihitung sesuai kebutuhan 100 ml air contoh uji dipipet kedalam gelas piala Masukkan soda (Na2CO3) dan kapur (Ca(OH)2) sesuai dengan kebutuhan kedalam gelas piala tersebut Panaskan larutan sampai mendidih selama 15 – 30 menit dan akan terjadi endapan karbonat (corong dipasang saat mendidihkan air agar penguapan yang terjadi tidak terlalu besar) Air yang telah mendidih didinginkan kemudian disaring dengan kertas saring barit Saringan/filtratnya dianalisa kesadahan sisanya dengan cara kompleksometri, yaitu :  Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10  Tambahkan 1 ml KCN 5 %  Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)  Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
  • 32. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 32 C. Cara Pengendapan Dengan Soda Soda (Na2CO3 dan NaOH) Kebutuhan soda soda dihitung sesuai kebutuhan 100 ml air contoh uji dipipet kedalam gelas piala Masukkan soda( Na2CO3) dan soda (NaOH) sesuai dengan kebutuhan kedalam gelas piala tersebut Panaskan larutan sampai mendidih selama 15 – 30 menit dan akan terjadi endapan karbonat (corong dipasang saat mendidihkan air agar penguapan yang terjadi tidak terlalu besar) Air yang telah mendidih didinginkan kemudian disaring dengan kertas saring barit Saringan/filtratnya dianalisa kesadahan sisanya dengan cara kompleksometri, yaitu :  Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10  Tambahkan 1 ml KCN 5 %  Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)  Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru D. Cara Penukar Ion Pada cara ini kalsium dan magnesium yang terkandung dalam air akan didesak dan diikat oleh resin penukar ion. 100 ml air contoh uji dimasukkan ke dalam piala gelas Air contoh uji tersebut dilairkan melalui tabung yang berisi resin penukar ion dan ditampung kedalam erlenmeyer 250 ml Proses ini dikerjakan 2 kali aliran melalui tabung yang berisi resin penukar ion Larutan yang telah dialirkan melalui tabung resin dianalisa kesadahan secara kompleksometri, yaitu :  Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10  Tambahkan 1 ml KCN 5 %  Tambahkan 6 tetes indikator EBT, larutan menjadi merah (merah anggur)  Segera dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai tepat berubah menjadi biru
  • 33. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 33 VII. DATA DAN PERHITUNGAN A. Cara Pemanasan Kesadahan total = 0,5712 o DH Faktor pengenceran = 1000 ml / 100 ml = 10 M EDTA = 0,01 M ml titrasi = 8,3 ml +8,3 ml/2 = 8,3 ml Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f = 8,3 ml x 0,01 M x 10 = 0,83 mmol = 0,83 mmol x 5,6 0 DH = 0,4648 0 DH Penurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 % sadah total = 0,5712 0 DH – 0,4648 0 DH x 100 % 0,5712 0 DH = 24,25 % a) Kesadahan Sisa dan Penurunan Kesadahan Kesadahan total = 0,5712 0 DH Faktor pengenceran = 1000 ml / 100 ml = 10 M EDTA = 0,01 M ml titrasi = 6,4 ml Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f = 6,4 ml x 0,01 M x 10 = 0,64 mmol = 0,64 mmol x 5,6 0 DH = 0,35 0 DH Penurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 % sadah total = 0,5712 0 DH – 0,35 0 DH x 100 % 0,5712 0 DH = 38,73 %
  • 34. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 34 B. Cara Pengendapan Dengan Soda Soda (Na2CO3 dan NaOH) a) Kebutuhan Na2CO3 Diketahui = ♣ Ca tetap = 0.5712 o DH ♣ kesadahan sementara = 4,48 o DH [N2CO3] = [Ca tetap] - [sadah sementara] - [CO2] 2,8 = [0,5712o DH] - [4,48o DH] - [0] 2,8 = - 2,968 mgrek/L b) Kebutuhan NaOH Diketahui = ♣ kesadahan sementara = 4,48 o DH ♣ Mg tetap = 0,4144 o DH [NaOH] = [sadah sementara] + [Mg tetap] + [CO2] + [L] 2,8 = [4,48 o DH] + [0,4144 o DH] + [0] +[0] 2,8 = 6,64 mgrek/L = 6,64 mgrek/L x BM NaOH/valensi NaOH = 6,64 mgrek/L x 40 x mg/L NaOH 1 mgrek/L = 332 mg/L = 332 mg/1000 ml = 332 mg/100 ml (kebutuhan untuk 100 ml) Stok Ca(OH)2 = 0.4648 mg/100L = 1000 mg/1000 ml Kebutuhan CaO = 0,4648 mg x 1000 ml 1000 mg = 0,4648 ml
  • 35. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 35 c) Kesadahan Sisa dan Penurunan Kesadahan Kesadahan total = 0,5712 0 DH Faktor pengenceran = 1000 ml / 25 ml = 40 M EDTA = 0,01 M ml titrasi = 1,0 ml Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f = 1,5 ml x 0,01 M x 10 = 0,15 mmol = 0,15 mmol x 5,6 0 DH = 0,084 0 DH enurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 % sadah total = 0,5712 0 DH – 0,084 0 DH x 100 % 0,5712 0 DH = 85,29 % C. Cara Penukar Ion a) Penukar Ion Wofatit Kesadahan total = 0,5712 0 DH Faktor pengenceran = 1000 ml / 100 ml = 10 M EDTA = 0,01 M ml titrasi = 1,5 ml Kesadahan sisa = ml titrasi x M EDTA x f = 1,5 ml x 0,01 M x 20 = 0,15 mmol = 0,15 mmol x 5,6 0 DH = 0,084 0 DH
  • 36. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 36 Penurunan kesadahan = sadah total – sadah sisa x 100 % sadah total = 0,5712 0 DH – 0,84 0 DH x 100 % 0,5712 0 DH = 85,29 % VIII. DISKUSI Berdasarkan pengujian sebelumnya, diperoleh kesadahan air yang sangat tinggi yaitu 0,5712 o DH. Oleh sebab itu, perlu dilakukan proses pelunakan air untuk mengurangi jumlah kesadahan air agar air layak digunakan untuk proses tekstil. Beberapa cara pelunakan air yang akan dilakukan adalah cara pemanasan dan cara pengendapan (soda kapur dan soda soda) yang dilakukan dengan titrasi menggunakan larutan penitar EDTA 0,01 M dan cara penukar ion menggunakan penukar ion anorganic (zeolit) dan penukar ion organic (wofatit). Dari proses pelunakan air ini, kita akan mencari nilai kesadahan sisa dan persen penurunan kesadahan. Berdasarkan teori, % penurunan kesadahan cara pemanasan < % penurunan kesadahan cara soda kapur < % penurunan kesadahan cara soda-soda < % penurunan kesadahan cara penukar ion zeolit < % penurunan kesadahan cara penukar ion wofatit. Dalam grafik digambarkan hubungan antara persen penurunan kesadahan dengan kesadahan sisa sebagai berikut : Penukar ion wofatit Penukar ion zeolit Soda soda Soda kapur Pemanasan % penurunan kesadahan Kesadahan sisa
  • 37. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 37 Semakin tinggi persen penurunan kesadahan, maka semakin kecil sadah sisanya. Namun, hasil pengujian menunjukkan banyak terjadi kesalahan. Berdasarkan teori, penurunan kesadahan cara pengendapan lebih besar dibanding cara pemanasan. Hasil penurunan kesadahan cara pemanasan adalah 24,25 % , cara soda kapur 38,73 % dan cara soda soda 85,29 %. Dari perbandingan besarnya % penurunan kesadahan memang terlihat cara pengendapan lebih besar dari cara pemanasan. Tetapi, standar yang berlaku adalah % penurunan kesadahan cara pemanasan dan pengendapan tidak boleh lebih dari 25 %. Hasil ini tentu menyimpang sangat jauh (% penurunan kesadahannya terlalu besar). Beberapa sebab kesalahan yang terjadi adalah pada saat pemanasan banyak uap air yang hilang (penguapan terlalu besar) sehingga jumlah air yang akan dititrasi berkurang dan tidak sesuai dengan perhitungan. Seharusnya setelah dipanaskan, air dalam erlenmeyer harus diukur lagi dalam gelas ukur agar diketahui jumlahnya secara tepat kemudian baru dititrasi. Sebab lain adalah nilai sadah sementara terlalu besar sehingga % penurunan kesadahannya > 25 %. Hasil % penurunan kesadahan dengan penukar ion wofatit sesuai dengan yang diharapkan. % penurunan kesadahannya paling tinggi dibanding cara pelunakan yang lain. Hasil % penurunan kesadahan cara wofatit harus tinggi karena cara kerjanya lebih akurat yaitu dengan mengikat atau mendesak Ca dan Mg dan menggantinya dengan Natrium dari penukar ion organic. IX. KESIMPULAN Cara pemanasan Kesadahan sisa = 4648 o DH Penurunan kesadahan = 24,25 % Cara pengendapan soda kapur Kesadahan sisa = 0,35 o DH Penurunan kesadahan = 38,73 % Cara pengendapan soda soda Kesadahan sisa = 0,084 o DH Penurunan kesadahan = 85,29 % Cara penukar ion Penukar ion wofatit Penurunan kesadahan = 100 % Banyak kesalahan yang terjadi, diantaranya % penurunan kesadahan cara pemanasan dan pengendapan yang > 25 % dan % penurunan kesadahan cara penukar ion zeolit yang sangat rendah. Cara pelunakan air terbaik adalah dengan cara penukar ion wofatit.
  • 38. Laporan Praktikum Air Proses irsal abdurrahman (97K30011) 38 DAFTAR PUSTAKA Noerati K. , S. Teks.,M.T. , Penuntun Praktikum Zat Pembantu Tekstil 2, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung. Noerati K., S. Teks.,M.T., Diktat Praktikum Kualitas Air Proses Dan Air Limbah Industri Tekstil, Sekolah Tinngi Teknologi Tekstil, Bandung. 2004 Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. , Diktat Transparant ZPT 2 , Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil , Bandung. Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. Persyaratan Air Proses, Pelunakana Air dan Contoh Soal. STTT : Bandung. 2008