SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Oleh : Tutik Rahayu
Periode post partum dibagi menjadi tiga
yaitu:
1.Immediately PP: berlangsung sampai
24 jam pertama PP
2. Early PP : berlangsung sampai
minggu pertama PP
3. Late PP : berlangsung minggu ke 2ke 6 PP


Periode post partum (peurperium)
adalah jangka waktu 6 minggu,
yang dimulai setelah kelahiran
bayi sampai pemulihan kembali
organ-organ reproduksi seperti
sebelum kehamilan


Banyak faktor yang mempengaruhi proses
pemulihan ini, termasuk tingkat energi,
kenyamanan psikologis dan fisik, kesehatan
bayi baru lahir, perawatan dan motivasi
yang diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional, dimana pada periode ini lebih
ditekankan pada kesejahteraan ibu dan
respon dari bayinya. Untuk memberikan
perawatan yang bermanfaat bagi ibu, bayi
dan keluarganya, perawat harus
menggunakan pendekatan yang holistik.
ADAPTASI PSIKOLOGIS


Reva Rubin (1977) membagi fase
postpartum pada 3 fase, yaitu :
–
–
–

taking in
taking hold
letting go
1. Taking In (berlangsung
hari 1-2 POSTPARTUM)


Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif,
membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan sehari. Hal ini disebabkan karena ibu
mengalami ketidak nyamanan fisik setelah persalinan,
seperti nyeri perineum, hemoroid, afterpain. Pada
akhirnya ibu tidak mempunyai keinginan untuk
merawat bayinya. Ibu masih fokus pada persalinan
dan merasa kagum pada bayinya. Apakah benar bayi
tersebut adalah anaknya? Apakah persalinan telah
berakhir? Ibu membutuhkan istirahat untuk
memulihkan kekuatan fisiknya. Meminta ibu untuk
menceritakan pengalaman persalinan dapat
membantu ibu melewati fase ini.
2. Taking Hold 2-3 hari
post partum


Setelah melewati fase pasif, ibu memulai
fase aktifnya, dimuali dengan memenuhi
kebutuhan sehari dan dapat mengambil
keputusan. Selama fase taking hold, ibu
mulai tertarik merawat bayinya. Pada fase
ini ibu juga dapat diberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan bayi dan
mempraktekkan dengan pengawasan,
seperti mendukung kepala bayi, menyusui
dengan benar, atau menyendawakan bayi.
Reinforcement positif dapat diberikan pada
ibu supaya ibu dapat meningkatkan
kemampuannya dalam merawat bayi.
3. Letting Go


Pada fase ketiga, ibu mulai mendefinisikan
kembali perannya. Ibu mulai melepaskan
perannya yang dulu, dari mempersiapkan
kelahiran, menjadi ibu yang memiliki anak.
Ibu menerima anak tanpa membandingkan
dengan harapan terhadap anak pada saat
menanti kelahiran. Ibu yang berhasil
melewati fase ini akan mudah melakukan
peran barunya.
Adaptasi lain yang secara
psikologis dialami oleh ibu hamil


Abandonment

Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan.
Sesaat setelah persalinan, ibu merasa menjadi
pusat karena semua orang menanyakan keadaan
dan kesehatannya. Beberapa jam setelah itu,
perhatian orang-orang di sekitar mulai ke bayi dan
ibu merasa “cemburu” kepada bayi. Saat pulang
kerumah, ayah akan merasakan hal yang sama
dengan ibu, karena istri akan lebih fokus pada bayi.
Perawat harus membicarakan hal ini pada ayah
dan ibu secara bersamaan, bagaimanapun juga
peran orang tua adalah sama dalam perawatan
bayi. Melakukan perawatan bayi secara bersamaan
akan membantu orang tua memiliki peran yang
sama dalam perawatan bayi.
2. Disappointment


Adalah perasaan orang tua yang merasa
kecewa terhadap kondisi bayi karena tidak
sesuai yang diharapkan saat hamil. Orang
tua yang menginginkan bayi yang putih,
berambut keriting, dan selalu tersenyum
akan merasa kecewa ketika mendapati
bayinya berkulit gelap, berambut tipis dan
menangis terus. Perawat harus membantu
orang tua untuk dapat menerima bayinya,
dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan
bayi, seperti, sehat, mata yang bersinar dan
kondisi yang lengkap tanpa cacat.
3. Pospartal Blues


80% wanita post partum mengalami
perasaan sedih yang tidak mengetahui
alasan mengapa sedih. Ibu sering menangis
dan lebih sensitif. Pospartal blues juga
dikenal sebagai baby blues. Kejadian ini
dapat disebabkan karena penurunan kadar
estrogen dan progesteron. Pada beberapa
wanita dapat disebabkan karena respon dari
ketergantugan pada orang lain akibat
kelelahan, jauh dari rumah dan
ketidaknyamanan fisik. Jika hal ini berlanjut
maka ibu perlu dikonsulkan ke psikiatri agar
tidak berlanjut ke depresi.
ADAPTASI FISIOLOGIS
1.

SISTEM REPRODUKSI

 UTERUS
1.

Proses Involusi
Involusi adalah proses kembalinya uterus
ke kondisi sebelum kehamilan, yang dimulai
sesaat setelah pengeluaran plasenta
dengan kontraksi otot uterus. Dalam 12 jam
persalinan, tinggi fundus uteri kurang lebih 1
cm di atas umbilicus dan turun 1-2 cm tiap
harinya. 6 hari postpartum, fundus uteri
setinggi pertengahan anatara umbilicus dan
simfisis.
9 hari postpartum, uterus tidak teraba karena
masuk ke rongga pelvis 1 – 2 minggu
postpartum, berat uterus berkisar antara 500350 gr. Dan pada minggu ke 6 postpartum,
berat uterus antara 50-60 gr. Penurunan
hormon esterogen dan progesteron setelah
persalinan menyebabkan terjadinya autolisis
pada jaringan uterus dalam proses
pengembalian ke kondisi sebelum hamil.
Penyebab utama dari subbinvolusi adalah
tertinggalnya jaringan plasenta dan infeksi
2. Kontraksi Uterin
Intensitas kontraksi uterin meningkat secara
bermakna segera setelah persalinan bayi,
yang merupakan respon untuk segera
mengurangi jumlah volume intra uterin.
Selama 1 sampai 2 jam pertama
postpartum, aktivitas uterin menurun
dengan halus dan dengan progresif dan
stabil
3. Afterpains
Relaksasi dan kontraksi secara bergantian
dan periodik menyebabkan kram uterus
yang tidak nyaman dan sisebut sebagai
afterpains dan terjadi pada awal
postpartum. Afterpains lebih dirasakan ibuibu yang melahirkan bayi yang besar,
gemeli atau hidramnion. Menyusui dan
oksitosin injeksi dapat memperberat
afterpains karena menyebabkan kontraksi
uterus lebih kuat
4. Tempat Perlekatan Plasenta
Segera setelah plasenta dan selaput amnion
keluar, terjadi vasokonstriksi dan trombosis untuk
mencegah tempat perlekatan plasenta melebar.
Pertumbuhan endometrium menyebabkan
terlepasnya jaringan nekrotik dan mencegah
timbulnya jaringan scar. Hal ini akan
mempengaruhi tempat perlekatan plasenta pada
kehamilan yang akan datang. Regenerasi
endometrium akan selesai pada minggu ke-3
postpartum, sedangkan pada tempat plasenta
akan pulih pada minggu ke-6 postpartum
5. Lokhea
Pengeluaran uterus setelah melahirkan
disebut sebagai lokhea. Pengeluaran
lokhea meliputi 3 tahap yang
dikarakteristikkan dengan warna, jumlah
dan waktu pengeluaran.
a. Lokhea Rubra
Mengandung darah, sel desidua, dan
bekuan darah, berwarna merah menyala
berbau amis. Pada 2 jam setelah
melahirkan, jumlah lokhea mungkin
seperti saat menstruasi. Hal ini
berlangsung sampai hari ke 3-4
postpartum.
b. Lokhea Serosa
Mengandung sisa darah, serum, dan
leukosit. Warna pink atau kecoklatan dan
berlangsung sampai hari ke-10 postpartum.
c. Lokhea Alba
Mengandung leukosit, desidua, sel epitel,
mucus, serum dan bakteri. Berwarna
kekuningan hingga putih dan berlangsung
sampai minggu ke2-6 postpartum
b. Cerviks
Cerviks kembali lembut segera setelah
persalinan. Cerviks atas atau segmen
bawah uterus tampak edema, tipis dan
fragil selama beberapa hari setelah
postpartum. Porsio mungkin menonjol
kearah vagina, tampak memar dengan
sedikit laserasi. Laktasi dapat
menghambat produksi mukosa cerviks
karena menghambat produksi estrogen.
c. Vagina dan Perineum
Kondisi vagina kembali seperti sebelum
kehamilan terjadi pada minggu ke 6-8
postpartum. Rugae muncul kembali setelah
minggu ke 4 postpartum tetapi tidak mungkin
kembali ke kondisi seperti saat sebelum
menikah. Penurunan estrogen juga
menyebabkan produksi mukosa vagina
berkurang sehinga lubrikasi minimal mukosa
kembali menebal setelah ovarium kembali
berfungsi.
Pada ibu dengan luka episiotomi maka harus menjaga
kebersihan daerah perineum minimal selama 2
minggu postpartum. Proses penyembuhan luka
episiotomi sama dengan luka insisi pada tindakan
bedah lainnya. Tanda-tanda infeksi menurut Davidson
(1974) yaitu (REEDA) harus selalu dipantau. Proses
penyembuhan akan terjadi setelah minggu 2 -3
postpartum.
Hemoroid juga dapat ditemukan pada ibu postpartum,
terutama pada ibu yang mengedan kuat saat
persalinan. Ibu mungkin mengeluh gatal, tidak nyama
atau terdapat perdarahan selama defekasi. Hemoroid
akan berkurang setelah 6 minggu postpartum
2. Sistem Endokrin
a.

Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun
dengan cepat setelah persalinan seperti
human plasenta laktogen (hPL), human
corionik gonadotropin (hCG). Estrogen
dan progesteron mencapai kadar
terendah pada minggu pertama
postpartum
b. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Hormon prolaktin meningkat secara progresif
selama kehamilan dan setelah melahirkan akan
tetap meningkat pada ibu menyusui. Kadar
prolaktin akan ditentukan oleh lama dan frekuensi
menyusui, status nutrisi ibu, serta kekuatan bayi
dalam menghisap. Penurunan kadar estrogen dan
progesteron juga menyebabkan kadar hormon
prolaktin meningkat. Pada ibu tidak menyusui kadar
prolaktin akan berkurang dan mencapai kadar
seperti sebelum kehamilan pada minggu ke 4-6
postpartum.
Ovulasi pada ibu tidak menyusui terjadi pada hari
ke 27 setelah persalinan, denga rata-rata waktu 7075 hari. Pada ibu menyusui, menstruasi terjadi
pada minggu ke-17 postpartum. Ovulasi mungkin
terjadi sebelum menstruasi pertama, sehingga perlu
didiskusikan tentang metode keluarga berencana
yang tepat.
3. Abdomen
Abdomen pada ibu postpartum akan
kembali normal hampir seperti kondisi
sebelum hamil setelah minggu ke-6
postpartum. Striae mungkin masih
ada. Pengembaliuan tonus otot
dipengaruhi oleh tonus itu sendiri,
latihan yang tepat, dan jumlah dari sel
lemak. Diaktasis rektus abdominis
tetap ada.
4. Sistem Perkemihan
Steroid yang tinggi selama kehamilan
menyebabkan fungsi ginjal menjadi
meningkat. Setelah persalinan, kadar
steroid berkurang dan fungsi ginjal
juga menurun. Ginjal akan kembali
normal seperti sebelum hamil setelah
1 bulan persalinan.
a. Komponen Urin


BUN meninkat akibat autolisis pada
proses involusi. Proteinuria + 1 normal
karena pemecahan sel otot uterus
selama 1 dan 2 postpartum. Ketonuria
terjadi pada ibu dengan persalinan
lama yang disertai dehidrasi
b. Diuresis Postpartum


Selama 12 jam postpartum, ibu mulai
kehilangan cairan yang bertumpuk di
ekstrasel selama kehamilan akibat
dari penurunan kadar estrogen.
Pengeluaran cairan dapat mengurangi
berat badan ibu postpartum sebanyak
2.25 kg.
c. Uretra dan Bladder


Penekanan kepala bayi pada bladder saat
persalinan dapat menyebabkan penurunan
sensitivitas syaraf destrusor terhadap volume
urin yang ada di bladder. Ditambah adanya
laserasi di perineum dan episiotomi
menyebabkan keinginan untuk berkemih
menjadi menurun. Hal ini menyebabkan
timbulnya distensi bladder yang dapat
menghambat turunnya uterus dan
memudahkan timbulnya infeksi. Syaraf dan otot
dinding bladder akan kembali normal setelah 57 hari postpartum
5. Sistem
Gastrointestinal


Nafsu makan
Ibu postpartum akan merasa kelaparan setelah
melahirkan karena energi yang dikeluarkan saat
persalinan



Buang air besar
BAB Spontan mungkin terjadi pada hari 2-3
postpartum. Keterlambatan ini disebabkan oleh
penurunan tonus otot kolon selama persalinan dan
postpartum, diare, kekurangan makanan, atau
dehidrasi. Trauma karena persalinan pada sistem
gastrointestinal, seperti : laserasi perineum grade 3
dan 4 juga dapat menghambat BAB secara normal
6. Payudara
Ibu Menyusui
Saat mulai menyusui, massa berupa
kantong ASI dapat teraba di payudara,
hanya berbeda dengan massa pada tumor
atau karsinoma, massa pada payudara ibu
menyusui berpindah-pindah dan tidak
menetap. Sebelum proses menyusui
dimulai, pengeluaran payudara berupa
cairan kekuningan yang disebut kolostrum.
Payudara tegang dapat terjadi setelah 48
jam menyusui dan gangguan putting dapat
terjadi, seperti pecah-ecah, kemerahan
dan melepuh
7. Sistem kardiovaskuler
a.

Volume Darah
Perubahan volume darah dipengaruhi oleh
kehilangan darah saat persalinan dan
pengeluaran edema fisiologi saat
kehamilan. Volume darah yang bertambah
(1000-1500 ml) selama kehamilan akan
berkurang sampai 2 minggu postpartum
dan kembali ke kondisi sebelum
kehamilan pada bulan ke-6 postpartum.
b. Cardiac Output (CO)
CO akan meningkat dibanding saat
kehamilan pada 30-60 menit setelah
persalinan. Hal ini disebabkan karena
adanya pemutusan sirkulasi
uteroplasenta. Ini akan menurun cepat
pada minggu ke-2 postpartum dan
kembali pada kondisi sebelum
kehamilan pada 24 minggu postpartum
c. Komponen Darah






Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht)
Selama 72 jam setelah persalinan, terdapat kehilangan
plasma dalam jumlah besar sehingga menyebabkan Hb dan
Ht meningkat hingga 7 hari setelah persalinan. Tidak terdapat
destruksi sel darau merah selama periode postpartum dan
kadar sel darah merah akan kembali normal setelah minggu 8
postpartum
Sel Darah Putih
Leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm3. pada ibu
postpartum, kadar leukosit bisa mencapai 20.000-25.000/mm 3
dan ini normal.
Faktor Pembekuan
Faktor pembekuan dan fibrinogen akan meningkat selama
kehamilan dan masa postpartum. Jika ditambah dengan
kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi maka hal ini
akan beresiko terjadinya tromboembolisme.
d. Varicosites


Varicosites di ekstremitas dan anus,
kadang-kadang di vulva akan
berkurang segera setelah persalinan.
8. Sistem Persyarafan


Sakit kepala (headaches) saat
postpartum dapat disebabkan oleh
beberapa hal, seperti : preeklamsi
(PIH), stress, kehilangan cairan
serebrospinal saat dilakukan spinal
anesthesi. Tergantung pada penyebab
dan tindakan, sakit kepala akan
berkurang pada hari ke 1-3
postpartum sampai beberapa minggu
9. Sistem
Muskuloskeletal


Relaksasi sendi terutama pada sendi
panggul yang terjadi selama
persalinan kembali mendekat dan
stabil pada minggu ke 6-8 post partum
10. Sistem integumen


Kleasma gravidarum biasanya
menghilang pada akhir kehamilan.
Hiperpigmentasi pada areola dan linea
nigra mungkin masih ada sampai
setelah persalinan. Striae di payudara,
abdomen dan tungkai mungkin
berkurang tetapi tidak hilang
Proses adaptasi menjadi orang tua
mencakup:
- Tanggung jawab terhadap peran baru
- Sikap terhadap adanya peran baru
- Penyesuaian hubungan dengan
anggota keluarga yang lain
Secara biologik adaptasi ini dimulai sejak
pertemuan ovum dan sperma
Pada periode pranatal ibu merupakan orang
utama yang memfasilitasi terciptanya
lingkungan sehingga janin dapat tumbuh
dan berkembang
Proses parenting akan menyokong
kematangan seseorang
Melibatkan semua unsur dalam keluarga
Menurut Steele and Pollack (1968) proses menjadi
orang tua mencakup:
1.
Cognitif- motorik skill
Berkaitan dengan perawatan bayi seperti
menyusui,menggendong,memakaikan baju dll.
Kemampuan tersebut tidak timbul secara otomatis
Dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman individu,
sehingga beberapa ortu perlu belajar bagaimana
pelaksanaan tugas perawatan bayi kepada :
teman, nenek, baca buku tetangga, perawat dll.
2. Cognitif – afektif skliil
Merupakan komponen Psikologik baik
ayah –ibu sebagai dasar menjadi ortu
Aspek kecintaan, menerima figur orang
tua mencakup sikap
kehalusan,kelembutan, kesadaran dan
perhatian terhadap kebutuhan bayi
Berpengaruh terhadap lingkungan bayi
Parental Attachment( kasih sayang
orang tua)
- Dimulai selama kehamilan, bersifat
terus menerus konstan dan konsisten
- Mercer (1982) Menjelaskan lima pre
kondisi yang mempengaruhi kasih
sayang yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Kesehatan mental, emosi orang tua ( termasuk
kemampuan percaya terhadap orang lain)
Sistem suport dari lingkungan sosial, teman ortu
Kemampuan berkomunikasi dan merawat bayi
Pendekatan dan kedekatan ortu terhadap bayi
Kecocokan ortu bayi( status bayi,temperamen,
sex)
Sensual Respon ( respon Yang memberi
kepuasan)
1.
Touch ( raba )
Digunakan secara meluas oleh orang tua atau
pengasuh sebagai cara untuk mengenal
dengan bayi sebagai anggota baru
- jari- jari- merupakan alat raba yang sensitif
2.Eye to eye contack
Membantu perkembangan awal- membentuk
hubungan saling percaya
3. Suara( Voice)
Orang tua – bayi saling mengenal melalui suara
4. Bau ( odor )
Ibu berkomentar terhadap bau bayinya yang unik
Bayi belajar mengenal bau ibu terutam terhadap bau
asi.
Kontak awal:
- Sangat penting di dalam perkembangan
hubungan di masa yang akan datang
- Segera dilakukan pada jam- jam pertama
sesudah kelahiran
- Keuntungan: - bagi ibu: meningkatkan kadar
prolaktin dan oksitosin
- Pada bayi: mempercepat reflek menghisap
Bonding- Attachment
- Hubungan ibu anak atas dasar kasih
sayang( bonding ) , keterikatan
( attachment)
- Dapat melibatkan ayah
- Pada kala (IV) sesudah kelahiran
merupakan waktu yang optimal untuk
bonding
- Timbul respon spesifik ketika pertama kali
bayi diberikan
Adaptasi ayah:
- Ayah mulai melibatkan diri terhadap
perawatan bayi
- Ayah terpikat pada bayi
- Sering mengadakan kontak mata dengan
sentuhan atau kontak mata
- Merasa meningkat harga dirinya
- Mersa lebih matur, lebih tua
- Merasa bangga menjadi laki-laki
Adaptasi Sibling:
Memperkenalkan bayi pada keluarga
Kakaknya
- Orang tua harus mampu membagi kasih
sayang perhatian pada semua anak
- Reaksi cemburu sering sekali terjadi pada
kakanya, terutama jika bayi menyita waktu
dan perhatian
Cara adaptasi sibling:
- Menjenguk ke RS
- Telepon
- Waktu pulang: ayah dengan bayi, ibu
dengan sibling
- Beri hadiah dari bayi untuk sibling
- Anjurkan pengunjung menegur sibling
- Sibling terlibat waktu perawatan bayi
- Jangan mengurangi waktu kontak dengan
sibling
Tugas Orang tua dalam mengurangi” Sibling
Rivalry”
- Upayakan anak yang besar atau sibling
mersa tetap dicintai dan diperhatikan
- Monitor prilaku sibling dari kemungkinan
melakukan prilaku agresif
- Atur waktu dan ruang dalam perawatan
anak
- Perkenalkan sibling dengan bayi sejak
dalam kandungan

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanMelly anti
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLChiyapuri
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptmartaagustinasirait
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptmartaagustinasirait
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalAffiZakiyya
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanwidya lestari
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasRahayu Pratiwi
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Al-Ikhlas14
 
Konsep dasar post partum
Konsep dasar post partumKonsep dasar post partum
Konsep dasar post partumRiska Ramadhana
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix okdesiaulia7
 

What's hot (20)

Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
 
Askep post partum
Askep post partumAskep post partum
Askep post partum
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
Adaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifasAdaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifas
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
Soal soal ukom
Soal   soal ukomSoal   soal ukom
Soal soal ukom
 
Solusio placenta
Solusio placentaSolusio placenta
Solusio placenta
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
 
Konsep dasar post partum
Konsep dasar post partumKonsep dasar post partum
Konsep dasar post partum
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 

Viewers also liked

Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasFebrian Dini
 
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasProses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasJuwita Ayu Antateliz
 
Masa nifas by Murniwati
Masa nifas by MurniwatiMasa nifas by Murniwati
Masa nifas by Murniwatimurniaw
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifascahyatoshi
 

Viewers also liked (7)

Adaptasi post partum
Adaptasi post partumAdaptasi post partum
Adaptasi post partum
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasProses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
 
Masa nifas by Murniwati
Masa nifas by MurniwatiMasa nifas by Murniwati
Masa nifas by Murniwati
 
post partum bues
post partum buespost partum bues
post partum bues
 
Komplikasi masa nifas
Komplikasi masa nifasKomplikasi masa nifas
Komplikasi masa nifas
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 

Similar to Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum

PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxRikobmse
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BMeilina18
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP meilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B meilina17
 
Tugas nifas
Tugas nifasTugas nifas
Tugas nifasandlye
 
FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................
FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................
FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................ErnawatiSKepNsMKep
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normalLaporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normalSABRAJULIANTORY
 
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptxerniwarhamni
 
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASpjj_kemenkes
 
MASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptx
MASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptxMASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptx
MASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptxLatifPrabowo
 
Asbid nifas ( e'en)
Asbid nifas ( e'en)Asbid nifas ( e'en)
Asbid nifas ( e'en)cinta04
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasSeptian Muna Barakati
 
adaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.pptadaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.pptlailatulhusni1
 

Similar to Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum (20)

PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 
Tugas TIK B
Tugas TIK BTugas TIK B
Tugas TIK B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
 
Tugas nifas
Tugas nifasTugas nifas
Tugas nifas
 
FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................
FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................
FISIOLOGI PNC.pptx.............. ..................
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asiAsuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normalLaporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
 
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
 
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
 
Askeb II.pptx
Askeb II.pptxAskeb II.pptx
Askeb II.pptx
 
MASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptx
MASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptxMASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptx
MASA PERKEMBANGAN PRENATAL.pptx
 
Asbid nifas ( e'en)
Asbid nifas ( e'en)Asbid nifas ( e'en)
Asbid nifas ( e'en)
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
adaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.pptadaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.ppt
 

Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum

  • 1. Oleh : Tutik Rahayu
  • 2. Periode post partum dibagi menjadi tiga yaitu: 1.Immediately PP: berlangsung sampai 24 jam pertama PP 2. Early PP : berlangsung sampai minggu pertama PP 3. Late PP : berlangsung minggu ke 2ke 6 PP
  • 3.  Periode post partum (peurperium) adalah jangka waktu 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan
  • 4.  Banyak faktor yang mempengaruhi proses pemulihan ini, termasuk tingkat energi, kenyamanan psikologis dan fisik, kesehatan bayi baru lahir, perawatan dan motivasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional, dimana pada periode ini lebih ditekankan pada kesejahteraan ibu dan respon dari bayinya. Untuk memberikan perawatan yang bermanfaat bagi ibu, bayi dan keluarganya, perawat harus menggunakan pendekatan yang holistik.
  • 5. ADAPTASI PSIKOLOGIS  Reva Rubin (1977) membagi fase postpartum pada 3 fase, yaitu : – – – taking in taking hold letting go
  • 6. 1. Taking In (berlangsung hari 1-2 POSTPARTUM)  Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif, membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari. Hal ini disebabkan karena ibu mengalami ketidak nyamanan fisik setelah persalinan, seperti nyeri perineum, hemoroid, afterpain. Pada akhirnya ibu tidak mempunyai keinginan untuk merawat bayinya. Ibu masih fokus pada persalinan dan merasa kagum pada bayinya. Apakah benar bayi tersebut adalah anaknya? Apakah persalinan telah berakhir? Ibu membutuhkan istirahat untuk memulihkan kekuatan fisiknya. Meminta ibu untuk menceritakan pengalaman persalinan dapat membantu ibu melewati fase ini.
  • 7. 2. Taking Hold 2-3 hari post partum  Setelah melewati fase pasif, ibu memulai fase aktifnya, dimuali dengan memenuhi kebutuhan sehari dan dapat mengambil keputusan. Selama fase taking hold, ibu mulai tertarik merawat bayinya. Pada fase ini ibu juga dapat diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan bayi dan mempraktekkan dengan pengawasan, seperti mendukung kepala bayi, menyusui dengan benar, atau menyendawakan bayi. Reinforcement positif dapat diberikan pada ibu supaya ibu dapat meningkatkan kemampuannya dalam merawat bayi.
  • 8. 3. Letting Go  Pada fase ketiga, ibu mulai mendefinisikan kembali perannya. Ibu mulai melepaskan perannya yang dulu, dari mempersiapkan kelahiran, menjadi ibu yang memiliki anak. Ibu menerima anak tanpa membandingkan dengan harapan terhadap anak pada saat menanti kelahiran. Ibu yang berhasil melewati fase ini akan mudah melakukan peran barunya.
  • 9. Adaptasi lain yang secara psikologis dialami oleh ibu hamil  Abandonment Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat setelah persalinan, ibu merasa menjadi pusat karena semua orang menanyakan keadaan dan kesehatannya. Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang di sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu” kepada bayi. Saat pulang kerumah, ayah akan merasakan hal yang sama dengan ibu, karena istri akan lebih fokus pada bayi. Perawat harus membicarakan hal ini pada ayah dan ibu secara bersamaan, bagaimanapun juga peran orang tua adalah sama dalam perawatan bayi. Melakukan perawatan bayi secara bersamaan akan membantu orang tua memiliki peran yang sama dalam perawatan bayi.
  • 10. 2. Disappointment  Adalah perasaan orang tua yang merasa kecewa terhadap kondisi bayi karena tidak sesuai yang diharapkan saat hamil. Orang tua yang menginginkan bayi yang putih, berambut keriting, dan selalu tersenyum akan merasa kecewa ketika mendapati bayinya berkulit gelap, berambut tipis dan menangis terus. Perawat harus membantu orang tua untuk dapat menerima bayinya, dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan bayi, seperti, sehat, mata yang bersinar dan kondisi yang lengkap tanpa cacat.
  • 11. 3. Pospartal Blues  80% wanita post partum mengalami perasaan sedih yang tidak mengetahui alasan mengapa sedih. Ibu sering menangis dan lebih sensitif. Pospartal blues juga dikenal sebagai baby blues. Kejadian ini dapat disebabkan karena penurunan kadar estrogen dan progesteron. Pada beberapa wanita dapat disebabkan karena respon dari ketergantugan pada orang lain akibat kelelahan, jauh dari rumah dan ketidaknyamanan fisik. Jika hal ini berlanjut maka ibu perlu dikonsulkan ke psikiatri agar tidak berlanjut ke depresi.
  • 12. ADAPTASI FISIOLOGIS 1. SISTEM REPRODUKSI  UTERUS 1. Proses Involusi Involusi adalah proses kembalinya uterus ke kondisi sebelum kehamilan, yang dimulai sesaat setelah pengeluaran plasenta dengan kontraksi otot uterus. Dalam 12 jam persalinan, tinggi fundus uteri kurang lebih 1 cm di atas umbilicus dan turun 1-2 cm tiap harinya. 6 hari postpartum, fundus uteri setinggi pertengahan anatara umbilicus dan simfisis.
  • 13. 9 hari postpartum, uterus tidak teraba karena masuk ke rongga pelvis 1 – 2 minggu postpartum, berat uterus berkisar antara 500350 gr. Dan pada minggu ke 6 postpartum, berat uterus antara 50-60 gr. Penurunan hormon esterogen dan progesteron setelah persalinan menyebabkan terjadinya autolisis pada jaringan uterus dalam proses pengembalian ke kondisi sebelum hamil. Penyebab utama dari subbinvolusi adalah tertinggalnya jaringan plasenta dan infeksi
  • 14. 2. Kontraksi Uterin Intensitas kontraksi uterin meningkat secara bermakna segera setelah persalinan bayi, yang merupakan respon untuk segera mengurangi jumlah volume intra uterin. Selama 1 sampai 2 jam pertama postpartum, aktivitas uterin menurun dengan halus dan dengan progresif dan stabil
  • 15. 3. Afterpains Relaksasi dan kontraksi secara bergantian dan periodik menyebabkan kram uterus yang tidak nyaman dan sisebut sebagai afterpains dan terjadi pada awal postpartum. Afterpains lebih dirasakan ibuibu yang melahirkan bayi yang besar, gemeli atau hidramnion. Menyusui dan oksitosin injeksi dapat memperberat afterpains karena menyebabkan kontraksi uterus lebih kuat
  • 16. 4. Tempat Perlekatan Plasenta Segera setelah plasenta dan selaput amnion keluar, terjadi vasokonstriksi dan trombosis untuk mencegah tempat perlekatan plasenta melebar. Pertumbuhan endometrium menyebabkan terlepasnya jaringan nekrotik dan mencegah timbulnya jaringan scar. Hal ini akan mempengaruhi tempat perlekatan plasenta pada kehamilan yang akan datang. Regenerasi endometrium akan selesai pada minggu ke-3 postpartum, sedangkan pada tempat plasenta akan pulih pada minggu ke-6 postpartum
  • 17. 5. Lokhea Pengeluaran uterus setelah melahirkan disebut sebagai lokhea. Pengeluaran lokhea meliputi 3 tahap yang dikarakteristikkan dengan warna, jumlah dan waktu pengeluaran. a. Lokhea Rubra Mengandung darah, sel desidua, dan bekuan darah, berwarna merah menyala berbau amis. Pada 2 jam setelah melahirkan, jumlah lokhea mungkin seperti saat menstruasi. Hal ini berlangsung sampai hari ke 3-4 postpartum.
  • 18. b. Lokhea Serosa Mengandung sisa darah, serum, dan leukosit. Warna pink atau kecoklatan dan berlangsung sampai hari ke-10 postpartum. c. Lokhea Alba Mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum dan bakteri. Berwarna kekuningan hingga putih dan berlangsung sampai minggu ke2-6 postpartum
  • 19. b. Cerviks Cerviks kembali lembut segera setelah persalinan. Cerviks atas atau segmen bawah uterus tampak edema, tipis dan fragil selama beberapa hari setelah postpartum. Porsio mungkin menonjol kearah vagina, tampak memar dengan sedikit laserasi. Laktasi dapat menghambat produksi mukosa cerviks karena menghambat produksi estrogen.
  • 20. c. Vagina dan Perineum Kondisi vagina kembali seperti sebelum kehamilan terjadi pada minggu ke 6-8 postpartum. Rugae muncul kembali setelah minggu ke 4 postpartum tetapi tidak mungkin kembali ke kondisi seperti saat sebelum menikah. Penurunan estrogen juga menyebabkan produksi mukosa vagina berkurang sehinga lubrikasi minimal mukosa kembali menebal setelah ovarium kembali berfungsi.
  • 21. Pada ibu dengan luka episiotomi maka harus menjaga kebersihan daerah perineum minimal selama 2 minggu postpartum. Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka insisi pada tindakan bedah lainnya. Tanda-tanda infeksi menurut Davidson (1974) yaitu (REEDA) harus selalu dipantau. Proses penyembuhan akan terjadi setelah minggu 2 -3 postpartum. Hemoroid juga dapat ditemukan pada ibu postpartum, terutama pada ibu yang mengedan kuat saat persalinan. Ibu mungkin mengeluh gatal, tidak nyama atau terdapat perdarahan selama defekasi. Hemoroid akan berkurang setelah 6 minggu postpartum
  • 22. 2. Sistem Endokrin a. Hormon Plasenta Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan seperti human plasenta laktogen (hPL), human corionik gonadotropin (hCG). Estrogen dan progesteron mencapai kadar terendah pada minggu pertama postpartum
  • 23. b. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium Hormon prolaktin meningkat secara progresif selama kehamilan dan setelah melahirkan akan tetap meningkat pada ibu menyusui. Kadar prolaktin akan ditentukan oleh lama dan frekuensi menyusui, status nutrisi ibu, serta kekuatan bayi dalam menghisap. Penurunan kadar estrogen dan progesteron juga menyebabkan kadar hormon prolaktin meningkat. Pada ibu tidak menyusui kadar prolaktin akan berkurang dan mencapai kadar seperti sebelum kehamilan pada minggu ke 4-6 postpartum. Ovulasi pada ibu tidak menyusui terjadi pada hari ke 27 setelah persalinan, denga rata-rata waktu 7075 hari. Pada ibu menyusui, menstruasi terjadi pada minggu ke-17 postpartum. Ovulasi mungkin terjadi sebelum menstruasi pertama, sehingga perlu didiskusikan tentang metode keluarga berencana yang tepat.
  • 24. 3. Abdomen Abdomen pada ibu postpartum akan kembali normal hampir seperti kondisi sebelum hamil setelah minggu ke-6 postpartum. Striae mungkin masih ada. Pengembaliuan tonus otot dipengaruhi oleh tonus itu sendiri, latihan yang tepat, dan jumlah dari sel lemak. Diaktasis rektus abdominis tetap ada.
  • 25. 4. Sistem Perkemihan Steroid yang tinggi selama kehamilan menyebabkan fungsi ginjal menjadi meningkat. Setelah persalinan, kadar steroid berkurang dan fungsi ginjal juga menurun. Ginjal akan kembali normal seperti sebelum hamil setelah 1 bulan persalinan.
  • 26. a. Komponen Urin  BUN meninkat akibat autolisis pada proses involusi. Proteinuria + 1 normal karena pemecahan sel otot uterus selama 1 dan 2 postpartum. Ketonuria terjadi pada ibu dengan persalinan lama yang disertai dehidrasi
  • 27. b. Diuresis Postpartum  Selama 12 jam postpartum, ibu mulai kehilangan cairan yang bertumpuk di ekstrasel selama kehamilan akibat dari penurunan kadar estrogen. Pengeluaran cairan dapat mengurangi berat badan ibu postpartum sebanyak 2.25 kg.
  • 28. c. Uretra dan Bladder  Penekanan kepala bayi pada bladder saat persalinan dapat menyebabkan penurunan sensitivitas syaraf destrusor terhadap volume urin yang ada di bladder. Ditambah adanya laserasi di perineum dan episiotomi menyebabkan keinginan untuk berkemih menjadi menurun. Hal ini menyebabkan timbulnya distensi bladder yang dapat menghambat turunnya uterus dan memudahkan timbulnya infeksi. Syaraf dan otot dinding bladder akan kembali normal setelah 57 hari postpartum
  • 29. 5. Sistem Gastrointestinal  Nafsu makan Ibu postpartum akan merasa kelaparan setelah melahirkan karena energi yang dikeluarkan saat persalinan  Buang air besar BAB Spontan mungkin terjadi pada hari 2-3 postpartum. Keterlambatan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot kolon selama persalinan dan postpartum, diare, kekurangan makanan, atau dehidrasi. Trauma karena persalinan pada sistem gastrointestinal, seperti : laserasi perineum grade 3 dan 4 juga dapat menghambat BAB secara normal
  • 30. 6. Payudara Ibu Menyusui Saat mulai menyusui, massa berupa kantong ASI dapat teraba di payudara, hanya berbeda dengan massa pada tumor atau karsinoma, massa pada payudara ibu menyusui berpindah-pindah dan tidak menetap. Sebelum proses menyusui dimulai, pengeluaran payudara berupa cairan kekuningan yang disebut kolostrum. Payudara tegang dapat terjadi setelah 48 jam menyusui dan gangguan putting dapat terjadi, seperti pecah-ecah, kemerahan dan melepuh
  • 31. 7. Sistem kardiovaskuler a. Volume Darah Perubahan volume darah dipengaruhi oleh kehilangan darah saat persalinan dan pengeluaran edema fisiologi saat kehamilan. Volume darah yang bertambah (1000-1500 ml) selama kehamilan akan berkurang sampai 2 minggu postpartum dan kembali ke kondisi sebelum kehamilan pada bulan ke-6 postpartum.
  • 32. b. Cardiac Output (CO) CO akan meningkat dibanding saat kehamilan pada 30-60 menit setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya pemutusan sirkulasi uteroplasenta. Ini akan menurun cepat pada minggu ke-2 postpartum dan kembali pada kondisi sebelum kehamilan pada 24 minggu postpartum
  • 33. c. Komponen Darah    Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) Selama 72 jam setelah persalinan, terdapat kehilangan plasma dalam jumlah besar sehingga menyebabkan Hb dan Ht meningkat hingga 7 hari setelah persalinan. Tidak terdapat destruksi sel darau merah selama periode postpartum dan kadar sel darah merah akan kembali normal setelah minggu 8 postpartum Sel Darah Putih Leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm3. pada ibu postpartum, kadar leukosit bisa mencapai 20.000-25.000/mm 3 dan ini normal. Faktor Pembekuan Faktor pembekuan dan fibrinogen akan meningkat selama kehamilan dan masa postpartum. Jika ditambah dengan kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi maka hal ini akan beresiko terjadinya tromboembolisme.
  • 34. d. Varicosites  Varicosites di ekstremitas dan anus, kadang-kadang di vulva akan berkurang segera setelah persalinan.
  • 35. 8. Sistem Persyarafan  Sakit kepala (headaches) saat postpartum dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti : preeklamsi (PIH), stress, kehilangan cairan serebrospinal saat dilakukan spinal anesthesi. Tergantung pada penyebab dan tindakan, sakit kepala akan berkurang pada hari ke 1-3 postpartum sampai beberapa minggu
  • 36. 9. Sistem Muskuloskeletal  Relaksasi sendi terutama pada sendi panggul yang terjadi selama persalinan kembali mendekat dan stabil pada minggu ke 6-8 post partum
  • 37. 10. Sistem integumen  Kleasma gravidarum biasanya menghilang pada akhir kehamilan. Hiperpigmentasi pada areola dan linea nigra mungkin masih ada sampai setelah persalinan. Striae di payudara, abdomen dan tungkai mungkin berkurang tetapi tidak hilang
  • 38. Proses adaptasi menjadi orang tua mencakup: - Tanggung jawab terhadap peran baru - Sikap terhadap adanya peran baru - Penyesuaian hubungan dengan anggota keluarga yang lain
  • 39. Secara biologik adaptasi ini dimulai sejak pertemuan ovum dan sperma Pada periode pranatal ibu merupakan orang utama yang memfasilitasi terciptanya lingkungan sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang Proses parenting akan menyokong kematangan seseorang Melibatkan semua unsur dalam keluarga
  • 40. Menurut Steele and Pollack (1968) proses menjadi orang tua mencakup: 1. Cognitif- motorik skill Berkaitan dengan perawatan bayi seperti menyusui,menggendong,memakaikan baju dll. Kemampuan tersebut tidak timbul secara otomatis Dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman individu, sehingga beberapa ortu perlu belajar bagaimana pelaksanaan tugas perawatan bayi kepada : teman, nenek, baca buku tetangga, perawat dll.
  • 41. 2. Cognitif – afektif skliil Merupakan komponen Psikologik baik ayah –ibu sebagai dasar menjadi ortu Aspek kecintaan, menerima figur orang tua mencakup sikap kehalusan,kelembutan, kesadaran dan perhatian terhadap kebutuhan bayi Berpengaruh terhadap lingkungan bayi
  • 42. Parental Attachment( kasih sayang orang tua) - Dimulai selama kehamilan, bersifat terus menerus konstan dan konsisten - Mercer (1982) Menjelaskan lima pre kondisi yang mempengaruhi kasih sayang yaitu:
  • 43. 1. 2. 3. 4. 5. Kesehatan mental, emosi orang tua ( termasuk kemampuan percaya terhadap orang lain) Sistem suport dari lingkungan sosial, teman ortu Kemampuan berkomunikasi dan merawat bayi Pendekatan dan kedekatan ortu terhadap bayi Kecocokan ortu bayi( status bayi,temperamen, sex)
  • 44. Sensual Respon ( respon Yang memberi kepuasan) 1. Touch ( raba ) Digunakan secara meluas oleh orang tua atau pengasuh sebagai cara untuk mengenal dengan bayi sebagai anggota baru - jari- jari- merupakan alat raba yang sensitif
  • 45. 2.Eye to eye contack Membantu perkembangan awal- membentuk hubungan saling percaya 3. Suara( Voice) Orang tua – bayi saling mengenal melalui suara 4. Bau ( odor ) Ibu berkomentar terhadap bau bayinya yang unik Bayi belajar mengenal bau ibu terutam terhadap bau asi.
  • 46. Kontak awal: - Sangat penting di dalam perkembangan hubungan di masa yang akan datang - Segera dilakukan pada jam- jam pertama sesudah kelahiran - Keuntungan: - bagi ibu: meningkatkan kadar prolaktin dan oksitosin - Pada bayi: mempercepat reflek menghisap
  • 47. Bonding- Attachment - Hubungan ibu anak atas dasar kasih sayang( bonding ) , keterikatan ( attachment) - Dapat melibatkan ayah - Pada kala (IV) sesudah kelahiran merupakan waktu yang optimal untuk bonding - Timbul respon spesifik ketika pertama kali bayi diberikan
  • 48. Adaptasi ayah: - Ayah mulai melibatkan diri terhadap perawatan bayi - Ayah terpikat pada bayi - Sering mengadakan kontak mata dengan sentuhan atau kontak mata - Merasa meningkat harga dirinya - Mersa lebih matur, lebih tua - Merasa bangga menjadi laki-laki
  • 49. Adaptasi Sibling: Memperkenalkan bayi pada keluarga Kakaknya - Orang tua harus mampu membagi kasih sayang perhatian pada semua anak - Reaksi cemburu sering sekali terjadi pada kakanya, terutama jika bayi menyita waktu dan perhatian
  • 50. Cara adaptasi sibling: - Menjenguk ke RS - Telepon - Waktu pulang: ayah dengan bayi, ibu dengan sibling - Beri hadiah dari bayi untuk sibling - Anjurkan pengunjung menegur sibling - Sibling terlibat waktu perawatan bayi - Jangan mengurangi waktu kontak dengan sibling
  • 51. Tugas Orang tua dalam mengurangi” Sibling Rivalry” - Upayakan anak yang besar atau sibling mersa tetap dicintai dan diperhatikan - Monitor prilaku sibling dari kemungkinan melakukan prilaku agresif - Atur waktu dan ruang dalam perawatan anak - Perkenalkan sibling dengan bayi sejak dalam kandungan