Makalah ini membahas produksi dan rezeqi yang dilarang dalam Islam. Produksi dalam Islam merujuk pada upaya memperbaiki kondisi fisik dan moral manusia untuk mencapai tujuan hidup sesuai agama. Islam melarang produksi barang tercela dan mengeksploitasi sumber daya. Rezeqi yang dilarang meliputi bunga, suap, dan mengkonsumsi harta anak yatim secara zalim.
1. PRODUKSI / REZEQI YANG DILARANG ISLAM
EKONOMI ISLAM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Ekonomi Islam.
disusun oleh :
1. Muti Untari ( A210150004 / D )
2. Lutfi Khasanah ( A210150007 / D )
3. Fatimah Cahya I ( A210150008 / D )
4. Isna Ardyani Putri ( A210150009 / D )
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al-
Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi
suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti
barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk
memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini
semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi
kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya
produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Kegiatan
produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh
para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu
pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi
melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan
hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu
waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang
perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan
keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam
mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk pemilikan
alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Produksi dalam Islam?
2. Apa saja macam-macam Produksi atau Rezeqi yang Dilarang Islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Produksi dalam Islam.
2. Untuk mengetahui macam-macam Produksi atau Rezeqi yang Dilarang
Islam.
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui maksud dari Produksi dalam Islam.
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam Produksi atau Rezeqi yang
Dilarang Islam.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Produksi dalam Islam
1. Produksi
Merupakan sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini
semenjak manusia menghuni planet ini. Menurut Dr. Muhammad Rawwas
Qalahji kata “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-Intaj yang secara
harfiah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan
sesuatu) atau khidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir
alintaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas
dengan menuntut adanya bantuan pengabungan unsur-unsur produksi yang
terbingkai dalam waktu yang terbatas).
Produksi menurut Kahf mendefenisikan kegiatan produksi dalam
prespektif Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya
kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk
mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu
kebahagian di dunia dan akhirat.
Dari dua pengertian di atas produksi adalah setiap bentuk aktivitas
yang dilakukan mansia dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber
ekonomi yang disediakan Allah Swt untuk mewujudkan suatu barang dan
jasa yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan non fisik, dalam artian yang selain menjadi suatu
proses produksi juga dimaksudkan untuk mencapai maslahah bukan hanya
menciptakan materi.
Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban
manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari
menyatunya manusia dengan alam. Dalam teori produksi memberikan
penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam
memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi
produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas
tertentu termasuk. pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak
mutlak.
2. Prinsip-prinsip Produksi dalam Islam
Beberapa prinsip yang diperhatikan dalam prduksi, antara lain
dikemukakan Muhammad al-Mubarak, sebagai berikut:
a. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan Komoditas yang tercela
karena bertentangan dengan syariah. Di larang melakukan kegiatan
produksi yang mengarah kepada kedzaliman.
b. Larangan melakukan ikhtikar (penimbunan barang).
c. Memelihara lingkungan
Di bawah ini ada beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi
dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain :
a. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal
yang Islam.
b. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakata.
c. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi
lebih kompleks.
4. 3. Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Prinsip Produksi
Salah satu ayat tentang produksi yaitu Ayat yang berkaitan dengan
faktor produksi Tanah yaitu:
َأَكُلُ َرُْاً ِهِِ َن ِخُرَجُ ًَِخَُُ ِ ِأ ُا ُ ِ ِِل رامُ ِ َُسَقُ رَُا ِ ُرخا ُو را
-٢٧- ربَخ ُُِنَا فُا ُوَنَقَُُار ُوَنَارهُُا َهُجِا
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau
(awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan
dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka
dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?”{Q.S. As-
Sajdah (32):27}
Ayat diatas menjelaskan tentang tanah yang berfungsi sebagai
penyerap air hujan dan akhirnya tumbuh tanaman-tanaman yang terdiri dari
beragam jenis. Tanaman itu dapat dimanfaatkan manusia sebagai faktor
produksi alam, dari tanaman tersebut juga dikonsumsi oleh hewan ternak
yang pada akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil manfaatnya
(diproduksi) dengan berbgai bentuk seperti diambil dagingnya, susunya dan
lain sebagaiya yang ada pada hewan ternak tersebut.
Ayat ini juga memberikan kepada kita untuk berfikir dalam
pemanfaatan sumber daya alam dan proses terjadinya hujan. Jelas sekali
menunjukkan adanya suatu siklus produksi dari proses turunnya hujan,
tumbuh tanaman, menghasilkan dedunan dan buah-buahan yang segar
setelah di disiram dengan air hujan dan pada akhirnya diakan oleh manusia
dan hewan untuk konsumsi. Siklus rantai makanan yang berkesinambungan
agaknya telah dijelskan secara baik dalam ayat ini. Tentunya puila harus
disertai dengan prinsip efisiensi dalam memanfaatkan seluruh batas
kemungkinan produksinya. Sedangkan di dalam hadist, salah satunya
sebagai berikut: HR Bukhari, Nabi mengatakan, “Seseorang yang
mempunyai sebidang tanah harus menggarap tanahnya sendiri, dan jangan
membiarkannya. Jika tidak digarap, dia harus memberikannya kepada orang
lain untuk mengerjakan. Tetapi bila kedua-duanya tidak dia lakukan tidak
digarap, tidak pula diberikan kepada orang lain untuk mengerjakannya maka
hendaknya dipelihara/dijaga sendiri. Namun kami tidak menyukai hal ini."
Hadits tersebut memberikan penjelasan tentang pemanfaatkan faktor
produkdi berupa tanah yang merupakan faktor penting dalam produksi.
Tanah yang dibiarkan begitu saja tanpa diolah dan dimanfaatkan tidak
disukai oleh nabi muhammad saw karena tidak bermanfaatkan bagi
sekelilingnya. Hendaklah tanah itu digarap untuk dapat ditanami tumbuhan
dan tanaman yang dapat dipetik hasilnya ketika panen dan untuk pemenuhan
kebutuhan dasar berupa pangan, penggarapan bisa dilakukan oleh si
empunya tanah atau diserahkan kepada orang lain.
4. Tujuan Produksi
Menurut Nejatullah ash-Shiddiqi, tujuan produksi sebagai berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu secara wajar
b. Pemenuhan kebtuhan keluarga
c. Bekal untuk generasi mendatang
d. Bantuan kepada masyarakat dalam rangka beribadah kepada Allah
5. 5. Faktor- faktor Produksi
a. Tanah dan segala potensi ekonomi di anjurkan al-Qur’an untuk di olah
dan tidak dapat dipisahkan dari proses produksi.
b. Tenaga kerja terkait langsung dengan tuntutan hak milik melalui
produksi
c. Modal, Manajemen dan Teknologi
6. Etika dalam Produks
a. Peringatan Allah akan kekayaan alam
b. Berproduksi dalam lingkaran yang halal
c. Etika mengelola sumber daya alam dalam berproduksi.
d. Etika dalam berproduksi memanfaatkan kekayaan alam
e. Khalifah dimuka bumi tidak hanya berdasarkan pada aktivitas
menghasilkan daya guna suatu barang saja melainkan Bekerja dilakukan
dengan motif kemaslahatan untuk mencari keridhaan Allah SWT.
Namun secara umum etika dalam islam tentang muamalah Islam,
maka tampak jelas dihadapan kita empat nilai utama, yaitu rabbaniyah,
akhlak, kemanusiaan dan pertengahan. Nilai-nilai ini menggambarkan
kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan dalam
kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak
jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam. Makna dan nilai-
nilai pokok yang empat ini memiliki cabang, buah, dan dampak bagi seluruh
segi ekonomi dan muamalah Islamiah di bidang harta berupa produksi,
konsumsi, sirkulasi, dan distribusi.
B. Cara Mendapatkan Rezeqi yang Dilarang Islam
Sebagai seorang muslim, penting bagi kita untuk mengetahui berbagai
macam rezeki terlarang alias haram agar kita bisa menhindarinya atau
menghilangkannya. Berikut adalah macam-macam rezeki terlarang:
1. Bunga atau Riba
Riba atau dalam bahasa sekarang disebut bunga dilarang oleh Islam.
Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang bunga
adalah sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS. Al-Baqarah [2]: 278-279)
Abu Hurairah melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Riba
memiliki tujuh puluh tiga pintu dosa. Yang paling ringan di antaranya sama
dengan seorang lelaki yang menikahi ibunya sendiri.” (Ibnu Majah)
Abu Hurairah melaporkan bahwa Rosulullah SAW bersabda: “Waktu
menjalani mi’raj, saya melewati sekelompok manusia. Perut mereka sebesar
rumah yang di dalamnya dipenuhi ular yang dapat dilihat dari luar perutnya
itu. Saya bertanya: ‘Hai Jibril, siapa mereka itu?’ Dia menjawab: ‘Mereka
itu para pemakan riba’”. (Ahmad dan Ibnu Majah)
2. Suap
6. Suap adalah dosa besar, kejahatan kriminal, melenyapkan keadilan,
dan mendatangkan bencana sosial-ekonomi. Beberapa ayat Alquran dan
hadis Nabi Muhammad yang melarang suap adalah sebagai berikut:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil …” (QS. Al-Baqarah [2]: 188)
Amr bin Al-‘Ash melaporkan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “Tidak ada masyarakat yang membiarkan perzinaan merajalela
melainkan akan menderita kelaparan, dan tidak ada masyarakat yang di
dalamnya penyuapan merajalela, melainkan akan dilanda ketakutan.”
(Ahmad)
3. Makan Harta Anak Yatim
Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang
makan harta anak yatim adalah sebagai berikut:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka
akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. An-Nisa [4]:
9-10)
Abu Hurairah melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Rumah
terbaik bagi seorang Muslim adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak
yatim yang diperlakukan dengan baik; dan rumah terburuk bagi seorang
Muslim adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang
diperlakukan dengan buruk.” (Ibnu Majah)
4. Berdagang Minuman Keras dan Narkoba
Menurut Rasulullah SAW, setiap yang memabukkan adalah haram
dan secara implisit mengonsumsi dan memperdagangkan narkotika,
minuman keras, candu, heroin, dan sebagainya adalah haram. Beberapa ayat
Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang minuman keras adalah
sebagai berikut:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
“Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya …” (QS. Al-
Baqarah [2]: 219)
Anas bin Malik melaporkan bahwa Nabi SAW mengutuk sepuluh
pihak karena mnuman keras: pemerasnya, orang yang membantu
memerasnya, peminumnya, pembawanya, penerimanya, pemberi minum
dengannya, penjualnya, pemakan hartanya, pembelinya, serta orang tempat
ia membelinya. (Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5. Judi dan Games of Chance
Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang judi
adalah sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu). (QS. Al-Maidah [5]: 90-91)
7. Abdullah bin Amr mengatakan bahwa Nabi SAW melarang minuman
keras (khamar), game of chance (maisir), drum (kubah), dan minuman keras
yang terbuat dari beras (ghubairah) dan bersabda: semua yang memabukkan
adalah terlarang. (Abu Dawud)
6. Mencuri dan Merampok
Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang mencuri
dan merampok adalah sebagai berikut:
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Maka barang siapa bertobat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah
melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah
menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Maidah [5]: 38-39)
Ibnu Umar melaporkan bahwa Nabi SAW memotong tangan pencuri
perisai berhara tiga dirham. (Bukhari dan Muslim)
7. Menimbun Barang Penting
Monopoli dan penimbunan barang-barang kebutuhan pokok dikutuk
oleh Islam karena merupakan jenis eksploitasi manusia paling buruk dan
tergolong kejahatan dan dosa besar. Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi
Muhammad yang melarang menimbun barang penting adalah sebagai
berikut:
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakjil dnegan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa
kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk
bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di
lehernya di hari kiamat. … (QS. Ali Imran [3]: 180)
Ibnu Umar melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa menimbun bahan makanan selama 40 hari dengan maksud menaikkan
harga, maka ia melepaskan diri dari Allah dan Allah pun berlepas diri
darinya, “Razin)
8. Menggelapkan
Penggelapan amanah dapat beruapa menyembunyikan persaksian,
menyalahi kepercayaan, dan melanggar keadilan. Beberapa ayat Alquran
dan hadis Nabi Muhammad yang melarang menggelapkan adalah sebagai
berikut:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul-Nya (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
(QS. Al-Anfal [8]: 27)
9. Memalsukan Ukuran, Timbangan, dan Takaran
Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang
memalsukan ukuran, timbangan, dan takaran adalah sebagai berikut:
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. Al-Isra [17]: 35)
8. Ibnu Abbas melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada
pemiliki timbangan dan takaran: “Kalian telah dipercaya dengan dua hal
yang telah menyebabkan hancurnya umat-umat sebelum kalian.” (Tirmidzi)
10. Melacur
Secara implisit semua pekerjaan yang berhubungan dengan pelacuran
seperti kecabulan, pornografi, blue film, serta lagu seks juga diharamkan.
Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang melacur
adalah sebagai berikut:
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jaln yang buruk. (QS. Al-Isra [17]: 32)
Abu Hudzaifah melaporkan bahwa Nabi SAW melarang harga darah,
harga anjing, dan upah pelacur. Dan dia melaknat pemakan dan pembayar
bunga, orang yang mentato dan ditato serta pelukisdan pemahat makhluk
hidup. (Bukhari)
11. Mengemis
Beberapa ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad yang melarang
mengemis adalah sebagai berikut:
Hubshi bin Junadah menceritajan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Mengemis tidak halal bagi orang yang berkecukupan dan orang yang kuat,
kecuali mereka yang ditimpa kemiskinan yang sangat atau utang yang
menghancurkan. Dan barangsiapa yang mengemis untuk meningkatkan
hartanya akan mendapatkan corengan di wajahnya di Hari Kiamat dan akan
menelan batu panas dari neraka.” (Tirmidzi)
12. Berbagai Cara Tak-Jujur Lainnya
Jenis praktik mencari harta tidak halal lainnya adalah:
a. Muhaqalah, muzabanah, dan mukhabarah
b. Bersumpah dalam berdagang
c. Mengambil hak orang lain
d. Jual beli tidak secara suka sama suka
e. Menjual dengan lemparan batu
f. Menjual barang yang belum atau tidak dimiliki
g. Menyembunyikan cacat barang dagangan
h. Jual beli dengan paksaan
i. Berbisnis dengan orang yang kurang akal
j. Jual beli buah yang belum siap dikonsumsi
k. Memperdagangkan barang haram atau najis
l. Upah dari tindakan yang diharamkan
9. BAB III
KESIMPULAN
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.
Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi
oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti,
begitu pula sebaliknya. Untuk mengahasilkan barang dan jasa kegiatan produksi
melibatkan banyak faktor produksi. Beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan
produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain : Seluruh kegiatan
produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami, kegiatan
produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan, permasalahan
ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.
Sebagai seorang muslim, penting bagi kita untuk mengetahui berbagai
macam rezeki terlarang alias haram agar kita bisa menghindarinya atau
menghilangkannya. Beberapa macam cara mendapatkan rezeqi yang dilarang
islam : Bunga atau Riba, Suap, Makan harta anak yatim, Berdagang Minuman
Keras dan Narkoba, Judi dan Games of Chance, Mencuri dan Merampok,
Menimbun barang penting, Menggelapkan, Memalsukan ukuran timbangan
takaran, Melacur, Mengemis, Berbagai macam cara tak jujur lainnya.
10. DAFTAR PUSTAKA
Buku Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam karangan Dr. Muhammad Sharif
Chaudry, M.A., LLB.,Ph.D.
https://rizkimauliadi.wordpress.com/2013/01/25/ekonomi-islam-produksi-dalam-
pandangan-islam/
https://duniadibaca.blogspot.co.id/2015/11/produksi-dalam-islam.html?m=1
https//www.google.com/amp/s/titisari04.wordpress.com/2014/02/02/macam-
macam-rezeki-terlarang-alias-haram/amp/