Dokumen tersebut membahas tentang model-model penanaman nilai-nilai Pancasila, termasuk definisi Pancasila, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan langkah-langkah untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di era informasi saat ini.
2. BAB I
PENDAHULUAN
– A. Latar Belakang
Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Walaupun negara Indonesia
memiliki budaya, hukum, kebiasaan, bahasa, adat istiadat yang beraneka ragam
namun Pancasila tetap dijadikan pedoman bangsa ini dalam melangkah. Namun
semua itu kini hanya digunakan sebagai label saja. Seluruh rakyat Indonesia yang
mengakui Pancasila sebagai dasar negara hendaklah mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dalam sifat, sikap dan tindakan
mereka. Pancasila tidak hanya dijadikan retorika dalam kehidupan.
Tiap isi dari butir-butir dan nilai di dalam Pancasila mengandung suatu
sikap dan perintah yang sangat nyata untuk kita patuhi dan kita laksanakan. Dalam
setiap perkembangan zaman, dasar Pancasila pasti menempati nilai dalam tataran
filsafat kemudian diturunkan ke dalam hal-hal yang bersifat implementatif.
3. – B. Perumusan Masalah
Dalam pemaparan ini ditemukan suatu permasalahan yang akan yang harus dicari
penyelesaiannya. Permasalahan itu antara lain :
1. Bagaimanakah perjalanan Pancasila sesungguhnya ?
2. Apakah itu Pancasila ?
3. Kandungan nilai apa saja yang ada di dalam Pancasila ?
4. Pada era informatika
5. Langkah atau solusi apabila ada masalah
4. – C. Tujuan
Dalam pemaparan ini diharapkan para pembaca mampu mengetahui nilai Pancasila
dan menanamkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pemaparan ini juga
bertujuan untuk menggali informasi yang mendukung untuk menciptakan
negara Indonesia menjadi negara yang berideologikan Pancasila sejati serta kepada
para pembaca agar lebih mengetahui khasanah Pancasila yang berkembang pada
masyarakat.
5. BAB II
PEMBAHASAN
– A. Liku – Liku Sejarah Perjalanan Pancasila
Di masa kekuasaan Orde Baru Pancasila selalu dijadikan label pada kegiatan
dan kebijakannya. Nama Pancasila dicatut untuk menutupi kekuasaan fasis otoriter
yang anti rakyat, anti nasional, dan anti demokrasi. Demikianlah dengan pembubuhan
kata Pancasila pada “Demokrasi” muncullah apa yang dinamakan “Demokrasi
Pancasila”, dengan mana rezim Orde Baru selama 32 tahun telah melakukan tindakan-
tindakan yang melanggar Pancasila itu sendiri, UUD 45, HAM dan keadilan.
Di samping itu Orde Baru tidak hanya menjadikan Pancasila sebagai lanel
belaka, tapi juga memperalat sedemikian rupa sehingga dengan mudah penguasa bisa
mencap seseorang yang berbeda politiknya, melanggar atau mengkhianati Pancasila.
Dan bersamaan dengan itu penguasa menyebarkan “momok komunis / komunisme”
untuk menakut-nakuti rakyat.
6. – B. Pengertian Pancasila
Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam
bahasa Sansekerta Pancasila memiliki arti yaitu :
– Panca artinya lima.
– Syila artinya batu sendi, alas / dasar
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No.
7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
7. C. Nilai – Nilai Pancasila dan
UUD 1945
– Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Makna sila ini adalah :
− Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
− Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
− Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
− Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
8. – 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Makna sila ini adalah :
− Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
− Saling mencintai sesama manusia
− Mengembangkan sikap tenggang rasa
− Tidak semena-mena terhadap orang lain
− Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
− Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
− Berani membela kebenaran dan keadilan
− Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia Internasional dan dengan itu
harus mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
9. – 3. Persatuan Indonesia
Makna sila ini adalah :
− Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
− Rela berkorban demi bangsa dan negara
− Cinta akan tanah air
− Berbangga sebagai bagian dari Indonesia
− Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
10. – 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Makna sila ini adalah :
− Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
− Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
− Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan
bersama.
− Berembug atau bermusyawarah sampai mencapai consensus atau kata mufakat
diliputi dengan semangat kekeluargaan.
11. – 5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
Makna sila ini adalah :
− Bersikap adil terhadap sesama
− Menghormati hak-hak orang lain
− Menolong sesama
− Menghargai orang lain
− Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama
12. D. Pengenalan dan Penanaman
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Era
Informatika
Era informatika yang sedang terjadi saat ini harus diimbangi dengan
ketersedian filter bagi generasi muda dalam menghadapinya. Sudah pasti filter yang
pantas digunakan oleh generasi muda dalam konteks Indonesia adalah pancasila.
Keberadaan pancasila sebagai dasar negara seharusnya juga menjadi acuan bagi
generasi muda dalam menghadapi perubahan dunia yang terjadi. Kebutuhan pancasila
sebagai filter tersebut penting adanya agar generasi muda Indonesia memiliki dasar
untuk berpikir dan berperilaku dalam menghadapi globalisasi saat ini. Oleh karena itu
pengenalan serta penanaman nilai-nilai pancasila harus dilakukan secara lebih efektif
terhadap masyarakat dan generasi muda Indonesia pada khususnya.
Tentu saja pengenalan serta penanaman nilai-nilai pancasila tersebut harus
dilakukan dengan cara yang sesuai dengan konteks jaman yang ada.
13. Beberapa metode yang harus dilakukan untuk
memperkenalkan serta menanamkan nilai-nilai pancasila
pada era informatika saat ini adalah :
1. Memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai pancasila melalui media massa
yang tersedia. Media massa disini mencakup media cetak (koran, majalah,
tabloid) dan media elektronik (radio, televisi, internet). Internet sebagai salah
satu instrumen penyedia informasi yang sering diakses generasi muda
menjadi penting untuk diperhatikan. Pengenalan dan penanaman nilai
pancasila melalui jejaring dunia maya seperti Facebook dan Twitter harus
lebih intensif dilakukan.
14. 2. Penggunaan media seperti musik, film dan gambar dalam menyampaikan nilai-nilai pancasila.
Ketertarikan generasi muda terhadap hal-hal tersebut sangat tinggi, oleh karena itu penyampaian
nilai-nilai pancasila melalui media tersebut menjadi lebih mudah untuk diterima oleh generasi muda
saat ini.
Jika metode-metode diatas dapat dilakukan, maka pengenalan serta
penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap generasi muda Indonesia akan semakin
mudah untuk dilakukan. Pada akhirnya generasi muda Indonesia akan memiliki
dasar dalam menghadapi globalisasi yang terjadi dan tidak mudah terbawa oleh
perubahan jaman yang begitu cepat terjadi.
15. E. Kembali ke Pancasila
– Solusi terbaik untuk mengatasi persoalan-persoalan kebangsaan adalah dengan
kembali ke nilai-nilai Pancasila. Pertama, membumikan Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Membumikan Pancasila
berarti menjadikan nilai-nilai Pancasila menjadi nilai-nilai yang hidup dan
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai ilustrasi nilai sila
kedua Pancasila harus diimplementasikan melalui penegakan hukum yang adil
dan tegas. Contoh, aparat penegak hokum (polisi, jaksa dan hakim) harus tegas
dan tanpa kompromi menindak para pelaku kejahatan, termasuk koruptor. Jadi
membumikan Pancasila salah satunya adalah dengan penegakan hukum secara
tegas. Tanpa penegakkan hukum yang tegas, maka Pancasila hanya rangkaian
kata-kata tanpa makna dan nilai serta tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
16. – Kedua, internalisasi nilai-nilai Pancasila, baik melalui pendidikan formal maupun
non formal (masyarakat). Pada tataran pendidikan formal perlu revitalisasi mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (dulu Pendidikan Moral Pancasila) di
sekolah. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selam ini dianggap oleh
banyak kalangan “gagal” sebagai media penanaman nilai-nilai Pancasila.
17. – Ketiga, ketauladanan dari para pemimpin, baik pemimpin formal (pejabat
negara) maupun informal (tokoh masyarakat). Dengan ketauladanan yang
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, diharapkan masyarakat luas akan mengikutinya.
Hal ini disebabkan masyarakat kita masih kental dengan budaya paternalistic
yang cenderung mengikuti perilaku pemimpinnya. Sudah semestinya kita
bangga kepada bangsa dan negara Indonesia yang berideologikan Pancasila.
Mari kita kembali ke jati diri bangsa (Pancasila) dalam menyelesaikan setiap
masalah kebangsaan yang kita hadapi.
18. BAB III
PENUTUP
– A. Kesimpulan
1. Pemerintah pada masa Orde Baru hanya menjadikan Pancasila sebagai label
pada kegiatan dan kebijakannya. Hal tersebut dimanfaatkan untuk menindas rakyat
yang berbeda dengan politiknya. Namun pada kenyataannya merekalah yang
melanggar nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.
2. Pancasila mengandung nilai-nilai penting yang harus diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat bangsa dan bernegara.
19. 3. Menurut Kenndy Pancasila merupakan sebuah ideology besar, yang mampu
mengorbankan semangat ultra nasionalis, sangat toleran, anti korupsi, saling
menghargai dan menjunjung tinggi perbedaan.
4. Pasca runtuhnya Soekarno, Pancasila hanya menjadi sekedar slogan yang nilai-
nilainya disimpangkan melalui butir-butir pengalaman sebagai upaya penguasa
untuk lebih mempermudah mengatur dan mengendalikan kekuasaan.
20. 5. Penanaman nilai-nilai Pancasila memiliki problem struktural dan kultural.
6. Secara formalitas dasar negara Indonesia adalah Pancasila akan tetapi jika kita
perhatikan Pancasila makin sebatas retorika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
7. Solusi terbaik untuk mengatasi persoalan-persoalan kebangsaan di atas adalah
dengan kembali ke nilai-nilai Pancasila.
21. B. Saran
1. Bangsa Indonesia harus lebih meningkatkan kesadaran diri dalam penanaman
nilai-nilai Pancasila agar dapat memperbaiki keadaan negara Indonesia yang
semakin terpuruk.
2. Penanaman nilai Pancasila harus silakukan secara implementatif dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak hanya dijadikan sebagai slogan.
3. Penanaman nilai-nilai Pancasila dilakukan tanpa harus meninggalkan tradisi-
tradisi lokal, karena hal tersebut memang sudah terakomodir nilainya melalui
Pancasila.