SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
MENAKAR KERAGAMAN SIKAP BERAGAMA
AMSORI AHMAD
WAKIL KETUA LPBH PBNU
Amsori Ahmad amsori_bin_ahmad Amsori Ahmad 081281510165
DASAR HUKUM
AGAMA BUKAN SUMBER KONFLIK,
TETAPI SUMBER KEDAMAIAN
DUHAM PBB 1948
• Pasal 18, Setiap orang berhak atas
kebebasan pikiran, hati nurani dan
agama; dalam hal ini termasuk
kebebasan berganti agama atau
kepercayaan, dengan kebebasan untuk
menyatakan agama atau kepercayaann
dengan cara mengajarkannya,
melakukannya,beribadat dan
mentaatinya,baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain, di
muka umum maupun sendiri.
UUD NRI 1945
• Sila I Pancasila,KetuhananYME
• Pasal 28E ayat (1) dan (2) , Pasal 28I ayat
(1), dan Pasal 29 .
• Ketentuan tersebut mengamanatkan
bahwa negara menjamin kemerdekaan
serta kebebasan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan
beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu, serta kebebasan untuk
meyakini kepercayaan,menyatakan pikiran
dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
RUANG LINGKUP
• Esensi Toleransi – QS. 109 (Al-Kafirun) menegaskan bahwa toleran (tidak
bekerja sama) bila terkait peribadatan, tetapi dalam hal hubungan sesama
manusia dan ketaatan terhadap aturan ulil amri (di luar peribadatan) tidak
menjadi penghalang untuk saling menghormati,“Lakum DinnukumWaliyadiin”.
• Antisipasi Intoleransi - Keragaman menjadi realitas masyarakat majemuk di
Indonesia. Kendati pernah diterpa berbagai konflik suku, agama, ras, dan etnis,
bangsa Indonesia terbukti mampu mengelola keragaman yang besar. Hal pokok
yang harus dilakukan pemerintah agar benih intoleran tidak bersemi di tengah
masyarakat adalah mengantisipasi pemicu terjadinya intoleransi dan radikalisme
di tengah masyarakat dan lembaga pendidikan.
• Karakter khas Nahdliyin adalah berprinsip tawasuth (moderat) dalam berpikir dan bertindak, tidak fanatik
(merasa hanya dirinya yang paling benar dan menyalahkan pihak lain secara terbuka). Idealnya, benar bagi
kita dan tidak menuding pihak lain salah secara frontal, demi menjaga Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah
Insaniyah, dan Ukhuwah Wathoniyah.
• Perbedaan merupakan sesuatu yang mutlak dan tidak terbantahkan lagi. Perbedaan adalah anugerah yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri oleh manusia dan pada hakikatnya manusia itu
diciptakan berbeda-beda oleh sang pencipta. Dengan perbedaan itu kita dituntut untuk saling memahami
satu sama lain supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan gangguan bagi kestabilan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
• ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ََٰٓ‫ي‬
ُ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ٱل‬
‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
‫م‬‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬
‫ن‬ِ‫م‬
ُ
‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬
ُ
‫ى‬َ‫ث‬‫ن‬‫أ‬ َ‫و‬
ُْ‫م‬‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َ‫و‬
ُ
‫ع‬‫ش‬
‫ا‬ً‫ب‬‫و‬
َُ‫ل‬ِ‫ئ‬َٰٓ‫ا‬َ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫و‬
ُ
‫ا‬ َٰٓ‫و‬‫ف‬َ‫ار‬َ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬
ُ
ۚ
Qs. 49 (Al-Hujurat: 13).
• Contoh di Ibukota Jakarta (miniatur negara) yang ditempati oleh banyak suku, agama, dan budaya baik yang
asli Betawi ataupun yang datang dari luar Jakarta. Walaupun begitu, keamanan dan kedamaian di dalamnya
tetap terjaga, tidak ada konflik, umat beragama saling menghargai satu sama lain. Kehidupan keberagaman di
Jakarta mencerminkan bahwa perbedaan itu bukan sebuah alasan untuk tidak damai. Akan tetapi dengan
perbedaan menjadikan kita sebagai bangsa yang saling toleran, saling mengerti satu sama lain sehingga
menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang kuat dan bersatu sesuai dengan amanat Sila ke-3 yaitu Persatuan
Indonesia.
• Pemaknaan terhadap agama harus dipahami sebagai bagian
dari pengetahuan bahwa agama sebagai ilmu. Dewasa ini
pemikiran keagamaan mengalami tantangan dan perubahan
yang cukup pesat. Kenyataan ini dipicu oleh arus globalisasi
dan transformasi nilai dan paradigma agama yang melanda
semua lapisan masyarakat.
• Memeluk suatu agama adalah hak bagi setiap individu, dan hak
itu tentu tidak boleh dipaksakan dalam keadaan apapun.
Karena itu, setiap individu bisa saja memeluk suatu agama yang
berbeda dengan agama orang lain (mualaf dan murtad).
Keberagaman itu secara natural membawa ajaran tentang apa
dan bagaimana seharusnya seorang pemeluk agama atau
kepercayaan itu berpikir dan berperilaku.
• Agama (Sansekerta: tidak kacau, Inggris: Religion, Latin: Religare, mengumpulkan/
mengikat) dipahami oleh para ilmuwan secara berbeda-beda. Cicero (abad ke-15 SM),
agama sebagai “anutan yang menghubungkan antara manusia denganTuhan”. Sementara
Emmanuel Kant, agama sebagai,”perasaan berkewajiban melaksanakan perintah-
perintahTuhan.” Herbert Spencer, agama adalah iman akan adanya kekuasaan tak
terbatas atau kekuasaan yang tidak bisa digambar batas waktu atau tempatnya.
Menurut Harun Nasution, intisari yang terkandung dalam istilah agama ialah sebuah
ikatan.Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi dan
memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
• Secara teologis, para agamawan mengatakan bahwa berdasarkan asal usulnya seluruh
agama yang dianut manusia dapat dikelompokkan dua kategori. Pertama,“agama
kebudayaan,” (cultural religion), yaitu agama yang bukan berasal dari Tuhan dengan jalan
diwahyukan, ada karena hasil proses antropologis, yang terbentuk dari adat-istiadat
dan melembaga dalam bentuk agama formal. Kedua,“agama samawi” atau “agama
wahyu” (revealed religions), yaitu agama yang dipercayai diwahyukan Tuhan melalui
malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang dipilih dari manusia.Agama wahyu ini disebut
juga din al-haqq, yang mempunyai nabi atau rasul, ada kitab suci dan umat (Yahudi,
Nasrani, dan Islam).
• Kerukunan beragama di Indonesia merupakan isu penting
yang sudah sejak lama menjadi prioritas kebijakan pemerintah.
• Akhir-akhir ini persoalan kerukunan beragama menjadi
masalah serius di Negara kita. Di tengah beragam agama dan
beragam faham di internal masing-masing agama, kasus-kasus
kekerasan atas nama agama kerap kali terjadi.
• Agama yang sejatinya adalah institusi yang mengembangkan
kasih sayang, kedamaian, dan keselamatan dalam realitasnya
akhir-akhir ini menjadi landasan konflik di mana-mana.
• Beberapa paradigma yang erat kaitannya dengan kerukunan beragama, di antaranya
adalah inklusivisme, toleransi, dan pluralisme. Inklusivisme adalah satu paham yang
melihat bahwa kebenaran bukan hanya pada kelompoknya sendiri, karena itu mereka
terbuka untuk berdialog dengan kelompok bahkan agama yang berbeda. Toleransi
berasal dari bahasa Latin, yakni tolerantia yang berarti kelonggaran,kelembutan hati,
keringanan dan kesabaran. Pluralisme ini semacam perkembangan dari inklusivisme.
Inklusivisme menunjukkan persamaan pada sisi substansial pada yang lain, sedang
pluralisme meyakini adanya perbedaan-perbedaan.Pluralisme juga memungkinkan
kerja sama dalam konteks perbedaan dengan memulainya pada proses dialog.
• Istilah rukun merujuk pada state of well-being, sebuah kondisi keseimbangan sosial di
mana semua pihak berada dalam keadaan damai satu sama lain, suka bekerja sama,
saling menerima, dalam suasana tenang dan sepakat berada dalam keadaan selaras.
• Jadi, kerukunan beragama berarti hubungan sesama umat beragama dilandasi
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam
pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di dalam bingkai bersendikan PBNU (Pancasila, Bhinneka
Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan UUD NRI 1945).
KESIMPULAN
• Kearifan lokal dan peran organisasi masyarakat masih sangat fungsional dalam
mendukung terciptanya dan terpeliharanya kerukunan umat beragama di Indonesia.
• Negara Indonesia sebagaimana dikehendaki para pendiri bangsa bukanlah negara agama
meski bukan pula negara sekuler. Konsep ini dapat dilihat melalui konsep gugus relasi
agama dan negara di Indonesia,di mana menunjukan adanya hubungan yang bersifat
timbal balik (simbiotik) dan saling memerlukan antara agama dan negara. Negara
Indonesia tidak identik dengan agama tertentu karena negara melindungi semua agama
yang ingin dipeluk rakyatnya, demikian pula negara juga tidak melepaskan agama dari
urusan negara. Negara bertanggungjawab atas eksistensi agama, kehidupan beragama dan
kerukunan hidup beragama. Keterkaitan antara agama dan negara di Indonesia dapat
dilihat dari lembaga-lembaga keagamaan, peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan agama atau kehidupan keagamaan, dan kebijakan-kebijakan lain yang bertalian
dengan kehidupan keagamaan.
WASSALAM - TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to KERUKUNAN BERAGAMA

Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaLia Oktaviani
 
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptx
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptxKERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptx
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptxAhya Daydia
 
9. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_559. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_55estu ria dwi yn
 
Multikultural Dalam Perspektif Islam.pptx
Multikultural Dalam Perspektif Islam.pptxMultikultural Dalam Perspektif Islam.pptx
Multikultural Dalam Perspektif Islam.pptxOyaSuryana1
 
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptxADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptxherisubagja
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaAswanPrinting
 
Bab V uraian sila sila pancasila
Bab V uraian sila sila pancasilaBab V uraian sila sila pancasila
Bab V uraian sila sila pancasilayudikrismen1
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxNurRahmaeda
 
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptxKERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptxJimatul Arrobi
 
KEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptx
KEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptxKEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptx
KEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptxarrasepoetrie
 
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxTM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxRafioMahdi
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukIndraGunawan335
 
pai-9toleransi-beragama.ppt
pai-9toleransi-beragama.pptpai-9toleransi-beragama.ppt
pai-9toleransi-beragama.pptAseepJr
 
toleransi beragama dalam konteks pendidikan
toleransi beragama dalam konteks pendidikantoleransi beragama dalam konteks pendidikan
toleransi beragama dalam konteks pendidikanAbyHasby
 
toleransi antar umat beragama dalam islamppt
toleransi antar umat beragama dalam islamppttoleransi antar umat beragama dalam islamppt
toleransi antar umat beragama dalam islampptimransmancid
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuanmusniumar
 

Similar to KERUKUNAN BERAGAMA (20)

Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
 
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptx
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptxKERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptx
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA UNTUK CIPTAKAN KONDUSIVITAS.pptx
 
9. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_559. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_55
 
Multikultural Dalam Perspektif Islam.pptx
Multikultural Dalam Perspektif Islam.pptxMultikultural Dalam Perspektif Islam.pptx
Multikultural Dalam Perspektif Islam.pptx
 
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptxADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragama
 
Bab V uraian sila sila pancasila
Bab V uraian sila sila pancasilaBab V uraian sila sila pancasila
Bab V uraian sila sila pancasila
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
 
Krisis nasionalisme
Krisis nasionalismeKrisis nasionalisme
Krisis nasionalisme
 
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptxKERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA.pptx
 
KEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptx
KEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptxKEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptx
KEMERDEKAAN_BERAGAMA_DAN_BERKEPERCAYAAN.pptx
 
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxTM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
 
ppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptxppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptx
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
 
pai-9toleransi-beragama.ppt
pai-9toleransi-beragama.pptpai-9toleransi-beragama.ppt
pai-9toleransi-beragama.ppt
 
toleransi beragama dalam konteks pendidikan
toleransi beragama dalam konteks pendidikantoleransi beragama dalam konteks pendidikan
toleransi beragama dalam konteks pendidikan
 
toleransi antar umat beragama dalam islamppt
toleransi antar umat beragama dalam islamppttoleransi antar umat beragama dalam islamppt
toleransi antar umat beragama dalam islamppt
 
Kebebasan Beragama
Kebebasan BeragamaKebebasan Beragama
Kebebasan Beragama
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
 

Recently uploaded

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 

Recently uploaded (13)

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 

KERUKUNAN BERAGAMA

  • 1. MENAKAR KERAGAMAN SIKAP BERAGAMA AMSORI AHMAD WAKIL KETUA LPBH PBNU Amsori Ahmad amsori_bin_ahmad Amsori Ahmad 081281510165
  • 2. DASAR HUKUM AGAMA BUKAN SUMBER KONFLIK, TETAPI SUMBER KEDAMAIAN DUHAM PBB 1948 • Pasal 18, Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dengan kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaann dengan cara mengajarkannya, melakukannya,beribadat dan mentaatinya,baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri. UUD NRI 1945 • Sila I Pancasila,KetuhananYME • Pasal 28E ayat (1) dan (2) , Pasal 28I ayat (1), dan Pasal 29 . • Ketentuan tersebut mengamanatkan bahwa negara menjamin kemerdekaan serta kebebasan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu, serta kebebasan untuk meyakini kepercayaan,menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
  • 3. RUANG LINGKUP • Esensi Toleransi – QS. 109 (Al-Kafirun) menegaskan bahwa toleran (tidak bekerja sama) bila terkait peribadatan, tetapi dalam hal hubungan sesama manusia dan ketaatan terhadap aturan ulil amri (di luar peribadatan) tidak menjadi penghalang untuk saling menghormati,“Lakum DinnukumWaliyadiin”. • Antisipasi Intoleransi - Keragaman menjadi realitas masyarakat majemuk di Indonesia. Kendati pernah diterpa berbagai konflik suku, agama, ras, dan etnis, bangsa Indonesia terbukti mampu mengelola keragaman yang besar. Hal pokok yang harus dilakukan pemerintah agar benih intoleran tidak bersemi di tengah masyarakat adalah mengantisipasi pemicu terjadinya intoleransi dan radikalisme di tengah masyarakat dan lembaga pendidikan.
  • 4. • Karakter khas Nahdliyin adalah berprinsip tawasuth (moderat) dalam berpikir dan bertindak, tidak fanatik (merasa hanya dirinya yang paling benar dan menyalahkan pihak lain secara terbuka). Idealnya, benar bagi kita dan tidak menuding pihak lain salah secara frontal, demi menjaga Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathoniyah. • Perbedaan merupakan sesuatu yang mutlak dan tidak terbantahkan lagi. Perbedaan adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri oleh manusia dan pada hakikatnya manusia itu diciptakan berbeda-beda oleh sang pencipta. Dengan perbedaan itu kita dituntut untuk saling memahami satu sama lain supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan gangguan bagi kestabilan kehidupan berbangsa dan bernegara. • ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ََٰٓ‫ي‬ ُ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ٱل‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫م‬‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ُ ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ ُ ‫ى‬َ‫ث‬‫ن‬‫أ‬ َ‫و‬ ُْ‫م‬‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ُ ‫ع‬‫ش‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫و‬ َُ‫ل‬ِ‫ئ‬َٰٓ‫ا‬َ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ُ ‫ا‬ َٰٓ‫و‬‫ف‬َ‫ار‬َ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ ُ ۚ Qs. 49 (Al-Hujurat: 13). • Contoh di Ibukota Jakarta (miniatur negara) yang ditempati oleh banyak suku, agama, dan budaya baik yang asli Betawi ataupun yang datang dari luar Jakarta. Walaupun begitu, keamanan dan kedamaian di dalamnya tetap terjaga, tidak ada konflik, umat beragama saling menghargai satu sama lain. Kehidupan keberagaman di Jakarta mencerminkan bahwa perbedaan itu bukan sebuah alasan untuk tidak damai. Akan tetapi dengan perbedaan menjadikan kita sebagai bangsa yang saling toleran, saling mengerti satu sama lain sehingga menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang kuat dan bersatu sesuai dengan amanat Sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.
  • 5. • Pemaknaan terhadap agama harus dipahami sebagai bagian dari pengetahuan bahwa agama sebagai ilmu. Dewasa ini pemikiran keagamaan mengalami tantangan dan perubahan yang cukup pesat. Kenyataan ini dipicu oleh arus globalisasi dan transformasi nilai dan paradigma agama yang melanda semua lapisan masyarakat. • Memeluk suatu agama adalah hak bagi setiap individu, dan hak itu tentu tidak boleh dipaksakan dalam keadaan apapun. Karena itu, setiap individu bisa saja memeluk suatu agama yang berbeda dengan agama orang lain (mualaf dan murtad). Keberagaman itu secara natural membawa ajaran tentang apa dan bagaimana seharusnya seorang pemeluk agama atau kepercayaan itu berpikir dan berperilaku.
  • 6. • Agama (Sansekerta: tidak kacau, Inggris: Religion, Latin: Religare, mengumpulkan/ mengikat) dipahami oleh para ilmuwan secara berbeda-beda. Cicero (abad ke-15 SM), agama sebagai “anutan yang menghubungkan antara manusia denganTuhan”. Sementara Emmanuel Kant, agama sebagai,”perasaan berkewajiban melaksanakan perintah- perintahTuhan.” Herbert Spencer, agama adalah iman akan adanya kekuasaan tak terbatas atau kekuasaan yang tidak bisa digambar batas waktu atau tempatnya. Menurut Harun Nasution, intisari yang terkandung dalam istilah agama ialah sebuah ikatan.Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi dan memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia sehari-hari. • Secara teologis, para agamawan mengatakan bahwa berdasarkan asal usulnya seluruh agama yang dianut manusia dapat dikelompokkan dua kategori. Pertama,“agama kebudayaan,” (cultural religion), yaitu agama yang bukan berasal dari Tuhan dengan jalan diwahyukan, ada karena hasil proses antropologis, yang terbentuk dari adat-istiadat dan melembaga dalam bentuk agama formal. Kedua,“agama samawi” atau “agama wahyu” (revealed religions), yaitu agama yang dipercayai diwahyukan Tuhan melalui malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang dipilih dari manusia.Agama wahyu ini disebut juga din al-haqq, yang mempunyai nabi atau rasul, ada kitab suci dan umat (Yahudi, Nasrani, dan Islam).
  • 7. • Kerukunan beragama di Indonesia merupakan isu penting yang sudah sejak lama menjadi prioritas kebijakan pemerintah. • Akhir-akhir ini persoalan kerukunan beragama menjadi masalah serius di Negara kita. Di tengah beragam agama dan beragam faham di internal masing-masing agama, kasus-kasus kekerasan atas nama agama kerap kali terjadi. • Agama yang sejatinya adalah institusi yang mengembangkan kasih sayang, kedamaian, dan keselamatan dalam realitasnya akhir-akhir ini menjadi landasan konflik di mana-mana.
  • 8. • Beberapa paradigma yang erat kaitannya dengan kerukunan beragama, di antaranya adalah inklusivisme, toleransi, dan pluralisme. Inklusivisme adalah satu paham yang melihat bahwa kebenaran bukan hanya pada kelompoknya sendiri, karena itu mereka terbuka untuk berdialog dengan kelompok bahkan agama yang berbeda. Toleransi berasal dari bahasa Latin, yakni tolerantia yang berarti kelonggaran,kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Pluralisme ini semacam perkembangan dari inklusivisme. Inklusivisme menunjukkan persamaan pada sisi substansial pada yang lain, sedang pluralisme meyakini adanya perbedaan-perbedaan.Pluralisme juga memungkinkan kerja sama dalam konteks perbedaan dengan memulainya pada proses dialog. • Istilah rukun merujuk pada state of well-being, sebuah kondisi keseimbangan sosial di mana semua pihak berada dalam keadaan damai satu sama lain, suka bekerja sama, saling menerima, dalam suasana tenang dan sepakat berada dalam keadaan selaras. • Jadi, kerukunan beragama berarti hubungan sesama umat beragama dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam bingkai bersendikan PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan UUD NRI 1945).
  • 9. KESIMPULAN • Kearifan lokal dan peran organisasi masyarakat masih sangat fungsional dalam mendukung terciptanya dan terpeliharanya kerukunan umat beragama di Indonesia. • Negara Indonesia sebagaimana dikehendaki para pendiri bangsa bukanlah negara agama meski bukan pula negara sekuler. Konsep ini dapat dilihat melalui konsep gugus relasi agama dan negara di Indonesia,di mana menunjukan adanya hubungan yang bersifat timbal balik (simbiotik) dan saling memerlukan antara agama dan negara. Negara Indonesia tidak identik dengan agama tertentu karena negara melindungi semua agama yang ingin dipeluk rakyatnya, demikian pula negara juga tidak melepaskan agama dari urusan negara. Negara bertanggungjawab atas eksistensi agama, kehidupan beragama dan kerukunan hidup beragama. Keterkaitan antara agama dan negara di Indonesia dapat dilihat dari lembaga-lembaga keagamaan, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan agama atau kehidupan keagamaan, dan kebijakan-kebijakan lain yang bertalian dengan kehidupan keagamaan.