1. Sovinisme Budaya, Agama-
Agama dan Kepercayaan
MEMAHAMI SOVINISME BUDAYA, AGAM-
AGAMA DAN KEPERCAYAAN SEBAGAI
PENGHALANG TERWUJUDNYA
PERSAUDARAAN SEJATI
2. ASAL KATA SOVINISME
Sauvinisme atau sovinisme (bahasa Inggris:
chauvinism) adalah ajaran atau paham mengenai
cinta tanah air dan bangsa (patriotisme) yang
berlebihan [1]. Makna ini kemudian diperluas hingga
mencakup fanatisme ekstrem dan tak berdasar
terhadap suatu kelompok yang diikuti [2]. Istilah ini
diambil dari nama Nicolas Chauvin, seorang prajurit
setengah mitos pada zaman Napoleon Bonaparte,
yang fanatik terhadap Kaisarnya meskipun Chauvin
sendiri miskin, cacat, dan menerima perlakuan
buruk
3. Pengertian
Sovinisme
Adalah kecendrungan membenarkan dan mengagungkan
budaya, agama dan kepercayaan sendiri sehingga
menyalahkan dan merendahkan budaya, agama dan
kepercayaan lain
Sikap yang cendrung meremehkan, merendahkan,
mencemooh budaya, agama dan kepercayaan lain dan
membanggakan, membenarkan, mengagungkan budaya,
agama dan kepercayaan sendiri sebagai yang paling baik dan
sempurna
Suatu sikap arogansi berlebihan yang secara tidak beralasan
memaksakan superioritas agama, ras atau budaya tertentu,
dan memandang rendah agama, ras, atau budaya lain
4. Pengertian Fanatisme & Chauvinisme
Fanatisme adalah sebuah keadaan di mana
seseorang atau kelompok yang menganut sebuah
paham, baik politik, agama, kebudayaan atau
apapun saja dengan cara berlebihan (membabi buta)
sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung
menimbulkan perseteruan dan konflik serius.
Chauvinisme Etnis adalah cinta yang berlebihan ras
sendiri / etnis, biasanya berarti bahwa semua ras
lain / etnis yang dipandang rendah sebagai inferior.
5. Akibat
Sovinisme
Hidup bermasyarakat menjadi kacau
Muncul sikap eksklusif dalam kehidupan bersama
Adanya sikap fanatisme dan bersikap destruktif
Kurang toleran terhadap agama orang lain atau
terjadi ketidakrukunan antar agama di Indonesia.
Mudah menyalahkan dan memojokkan agama lain
Kurang kritis terhadap kekurangan/kelemahan
penghayatan agamanya sendiri.
7. Pandangan Agama Islam:
Menangkal terhadap arus sovinisme, peran agama
menurut Islam:
1. Agama sebagai daya pemersatu dan sumber
kekuatan politik
2. Agama sebagai kekuatan moral (moral force) bagi
negarawan dan rakyat
8. Sovinisme dalam Pandangan Agama Katolik
Tidak ada dasar sedikit pun adanya diskriminasi.
Gereja menolak segala bentuk diskriminasi atau
penganiayaan manusia yang disebabkan suku, warna
kulit, kelas sosial atau pun agama. Sebab semua
orang sama dihadapan Tuhan.
9. Pandangan Agama Hindu
Ada ajaran Anresangsya yaitu ajaran untuk tidak
mementingkan kepentingan diri atau kelompok.
Setiap orang harus menyadari bahwa dia sendiri
sama dengan orang lain, bahkan sama juga dengan
mahluk-mahluk lainnya
10. Pandangan Agama Kristen
Manusia tidak baik seorang diri, hendaknya dapat
menerima kehadiran orang lain dengan segala latar
belakangnya sebagai penolong sepadan atau mitra
sejajar yang dianugerahkan oleh Tuhan yang harus
dikasihi dan dihormati (Kej. 2:18) Kebudayaan
adalah berkat khusus dari Allah kepada manusia
yang tidak dapat ditemukan diantara mahluk-
mahluk lain.
11. Pandangan Agama Budha
Budha berpandangan bahwa sangat berbahaya
ketika manusia tetap berpegang pada kebutaan dan
kefanatikan doktrin, karena itu Budha menekankan
pentingnya toleransi terhadap perbedaan. Apa pun
perbedaan dalam diri setiap orang, harus belajar
membuka diri, menerima yang lain apa adanya, dan
mengakui bahwa sumber-sumber karunia yang ada
adalah milik bersama
12. Pandangan Agama Konghucu
Manusia sama di hadapan Tuhan sehingga wajib
harga-menghargai satu sama lain (Lun Yu IX.26)
Apa yang diri sendiri tidak inginkan, janganlah
dilakukan terhadap orang lain (Lun Yu IV.15)
Bila diri sendiri ingin tegak, bantulah agar orang lain
pun dapat tegak, kalau diri sendiri ingin maju dan
sukses, bantulah agar orang lain pun dapat maju dan
sukses (Lun Yu VI.30)
Di empat penjuru lautan semua
manusia adalah saudara (Xs. Tjhie)