SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Pembahasan
Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer,
digunakan larutan KOH. Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga
pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun
reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 + H2O
Setelah itu serangga dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup dengan bagian yang
berskala rapat-rapat. Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka pipa
berskala diberi setetes larutan eosin. Larutan eosin ini akan bergerak ke arah tabung spesimen
karena terjadinya penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung spesimen) sebagai
akibat pernapasan, yaitu O2 diserap sedangkan CO2 dihembuskan tetapi lalu diserap oleh KOH.
Kecepatan larutan eosin itu bergerak ke dalam menunjukkan kecepatan pernapasan organisme
(serangga) yang diselidiki.
Perhitungan dilakukan untuk memperoleh angka kecepatan respirasi organisme tertentu
dalam ml tiap satuan waktu. Data yang diambil adalah lama pernapasan. Dalam percobaan ini
diambil tiap 2 menit sekali dan jarak yang ditempuh oleh larutan eosin bergerak. Pada hitungan
kenaikan interval kedua, dicari dengan interval 2 dikurangi interval 1 dan begitu seterusnya
untuk mencari kenaikan nilai interval berikutnya.
Keberhasilan percobaan atau eksperimen ini tergantung pada bocor tidaknya alat. Pada
percobaan ini, hubungan antara tabung dan bagian berskala ditutup rapat menggunakan plastisin.
Tujuan pemberian plastisin atau vaselin yaitu agar hubungan antara tabung dan bagian bersekala
licin serta udara tidak dapat keluar masuk.
Pada percobaan ini, perubahan suhu udara (bila menjadi panas) menyebabkan titik air yang
sudah bergerak ke arah tabung dapat bergerak kembali ke arah luar. Oleh karena itu percobaan
ini diadakan dalam waktu perubahan suhu tidak besar. Sebaliknya bila suhu menurun, tetes air
cepat bergerak ke arah tabung spesimen.
Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan KOH yang biasanya
meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang bersih dan tabung tertutup,
maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi, karena merekat oleh KOH.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:
1.) Jenis kelamin
Belalang atau jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.
2.) Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin
sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian
memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
3.) Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara.
4.) Suhu.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2
dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk
ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak
membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma,
yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk
ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh
besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-
otot tubuh yang bergerak secara terat
5.) Berat Tubuh
Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus. Karena setiap makhluk
hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Semakin berat serangga semakin
cepat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala, begitupun sebaliknya, semakin ringan
serangga maka semakin lambat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala. Ini artinya semakin
berat tubuh serangga, akan semakin banyak membutuhkan oksigen sehingga akan semakin cepat
pernafasannya. Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga akan semakin lambat respirasinya.
Seperti halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia lebih banyak membutuhkan oksigen
sehingga akan bernafas cepat.
Pada hasil praktikum di atas, jelas sekali bahwa ukuran tubuh belalang atau jangkrik
mempengaruhi laju pernapasan. Semakin besar ukuran dan berat tubuh maka semakin
cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada belalang
yang ukurannya lebih besar dan lebih berat daripada jangkrik, memberikan hasil yang tidak
sebagaimana mestinya. Karena pada belalang yang berukuran lebih besar daripada jangkrik
melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga
membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari
serangga juga memengaruhi laju pernapasan. Akan tetapi, hasil praktikum menunjukkan bahwa
belalang yang berukuran lebih besar pernafasannya lebih lambat daripada jangkrik. Seharusnya
semakin berat/ besar ukuran serangga, oksigen yang butuhkan akan semakin banyak karena
untuk melakukan aktifitas yang banyak bergerak sehingga laju respirasinya akan lebih cepat.
Makalah Sistem Koloid
A. Sistem Koloid
1. Pengertian Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas
yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat
tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam
keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju,
nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah
pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat berpengaruh
bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita
dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Tabel perbandingan sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi
Larutan Sejati(Dispersi molekuler): Diameter partikel <10-7 cm,Homogen dan
transparan,Dispersan tidak tampak di bawah
ultra,Tak dapat disaring dan Contoh: air gula,
alkohol dalam air.
Koloid:Diameter partikel:10-7 - 10-5 cm,Dispersan tampak dibawah ultra,Tidak
dapat
menembus membran semipermiabel mikroskop,dapat disaring dengan kertas saring
ultra,dan Contoh: susu.
Suspensi: Diameter partikel >10-5 cm,Campuran heterogen,Jika dibiarkan agak
lama,
dispersan akan mengendap, Tidak dapat menembus membran semipermiabel,Dapat
disaring dengan kertas saring ultra.
2. Koloid dalam kehidupan sehari-hari
Berberapa contoh larutan, koloid, dan suspensi
• contoh larutan : larutan gula, garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka,
air laut,udara yang bersih
• contoh koloid : buih, susu, santan, selai, jeli, mentega, mayonaise, cat
• contoh suspensi : air sungai yang keruh, campuran air-pasir
• Fakta : air sungai = setelah disaring masih mengandung zat terlarut dan
partikel koloid
3. Jenis-jenis koloid
•Penggolongan koloid didasarkan atas fase terdispersi dan medium pendispersinya
•Untuk fase terdispersi padat : sol (sol padat, sol cair, sol gas). Pengertian
secara umum : sol padat = sol, sol gas = aerosol
•Untuk fase terdispersi cair : emulsi (emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas).
Pengertian secara umum : emulsi cair = emulsi, emulsi
gas = aerosol cair / aerosol
•Untuk fase terdispersi gas : buih (buih padat dan buih cari). Buih gas (tidak ada)
= larutan, bukan koloid
4. Jenis-jenis koloid
Fase Terdipersi Medium Pendispersi Jenis
(Nama Koloid) Contoh
Padat
Cair
Gas
Padat Sol padat
Emulsi padat
Busa padat Mutiara, kaca warna
Keju, mentega
Batu apung, kerupuk
Padat
Cair
Gas
Cair Sol, gel
Emulasi
Busa Pati dalam air, cat, jeli
Susu, mayones, santan
Krim, pasta
Padat
Cair
Gas Aerosol padat
Aerosol cair Debu, asap
Awan, kabut
• Koloid yang setengah kaku, antara padat dan cair disebut gel
• Dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium
pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat
• Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika
4. Penggunaan koloid
• Koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-
zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil
• Contoh pemanfaatan sifat ini : cat yang terdiri dari zat warna (pigmen) tak larut
dalam air / medium cat, dengan koloid didapat campuran yang “homoge” dan stabil
• Contoh lain : industri kosmetik, farmasi, makanan, tektil, sabun/detergen
B. Sifat – Sifat Koloid
1. Efek Tyndal
• Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya berkas cahaya
bila cahaya dilewatkan ke dalamnya
• Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar
matahari melalui celah dedaunan
2. Gerak Brown
• Adalah gerak zig-zag dan terus menerus dari partikel koloid
• Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi dari Inggris)
• Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan partikel koloid.
3. Elektroforesis
• Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan listrik, yang
menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik
• Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektrode positif)
• Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode
(elektrode negatif)
4. Adsorbsi
• Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion / partikel lain pada
permukaannya
• Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik
a. Sol Fe(OH)3, bermuatan positif akibat adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+)
b. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)
5. Koloid pelindung
• Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain
• Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil
berfungsi sebagai koloid pelindung
• Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau
gula
6. Dialisis
• Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul
sederhana menggunakan selaput semipermeabel (contoh : kertas selofan, usus
kambing)
• Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah
7. Koloid liofil dan liofob
• Dibedakan berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara fasa terdispersi dan
medium pendispersinya
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan untuk menarik
medium pendispersinya
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan kecil untuk menarik
(atau bahkan menolak) medium pendispersinya
Perbedaan sifat-sifat sol liofil dan sol liofob:
8. Koagulasi
• Merupakan peristiwa peristiwa peng-gumpalan akibat bergabungnya partikel-
partikel koloid membentuk partikel yang lebih besar
• Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau penambahan suatu
elektrolit, sehingga muatannya ternetralkan yang berakibat hilangnya kestabilan
koloid
• Hilangnya kestabilan koloid berbuntut pada terjadinya koagulasi (pengendapan)
C. Pembuatan Koloid
Cara Dispersi Cara Kondensasi
Mengubah partikel besar menjadi kecil Mengubah partikerl larutan menjadi partikel
koloid
1. Secara Mekanik 1. Secara Kimia
• Hidrolisis FeCl3(aq) + 3 H2O(l) à Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
• Redoks 2 H2S(g) + SO2(aq) à 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
• Agregasi Ionik 2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) à As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
2. Peptisasi (penambahan ion sejenis), pembentukan sol Al(OH)3 2. Mencampurkan
dua jenis larutan
3. Proses Bredig: Pembuatan sol logam dengan loncatan bunga listrik
D. Pengelompokan Sistem Koloid
No Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Contoh
1 Cair Gas Aerosol Cair Kabut
2 Padat Gas Aerrosol Padat asap, debu
3 Gas Cair Buih Busa sabun
4 Cair Cair Emulsi Susu,santan
5 Padat Cair Sol=suspensi Cat, larutan kanji
6 Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
7 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara
8 Padat Padat Sol padat Paduan logam, permata
E. Pemisahan Koloid
1) Elektroforensis: pemisahan koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik.
Contoh: emisahan protein, penangkapan debu pada cerobong
asap, penentuan muatan koloid.
2) Penyaringan Ultra: memisahankan koloid melewati membran, berdasar perbadaan
tekanan osmosis.
3) Dialisis: memisahkan koloid melewati membran berdasar perbedaan laju transpor
partikel.
F. Macam – Macam Koloid
1. Aerosol: Suatu sistem koloid jika padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: debu, kabut dan awan
2. Sol: Suatu sistem koloid jika partikel padat terdipersi dalam zat cair
3. Emulsi: Suatu sistem koloid jika partikel cair terdispersi dalam zat cair
4. Emulgator: Zat yang dapat menstabillkan emulsi
• Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak.
• Kasein adalah emulgator lemak dalam air.
5. Gel: Adalah koloid liofil setengah kaku.
Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbsi oleh partikel koloid sehingga terjadi
koloid
yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan
tapi
jika dingin membentuk gel kaku. Jika dipanaskan cair lagi.
TUGAS MAKALAH KIMIA
NAMA : RIA ULFA HANDAYANI MUHU
KELAS : XI IPA5

More Related Content

What's hot

Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Kimia campuran kelas x
Kimia campuran kelas xKimia campuran kelas x
Kimia campuran kelas xWita Wimala
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisDhiarrafii Bintang Matahari
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaVirgiana Anggi
 
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisLaporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisRosinda Grace
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Milantika Dyah Puspitasari
 
Dekantasi
DekantasiDekantasi
Dekantasionyuen
 

What's hot (14)

Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
ppt.Kaloid
ppt.Kaloidppt.Kaloid
ppt.Kaloid
 
Kimia campuran kelas x
Kimia campuran kelas xKimia campuran kelas x
Kimia campuran kelas x
 
Pengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisisPengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisis
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi mia
 
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisLaporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
 
Makalah praktek isolasi
Makalah praktek isolasiMakalah praktek isolasi
Makalah praktek isolasi
 
sifat koligatif larutan
sifat koligatif larutansifat koligatif larutan
sifat koligatif larutan
 
ringer laktat
ringer laktatringer laktat
ringer laktat
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
 
Dekantasi
DekantasiDekantasi
Dekantasi
 
Bab iii koloid
Bab iii koloidBab iii koloid
Bab iii koloid
 

Similar to PENGARUH

Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg benerIni isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg benerKurnia Wati
 
Laporan praktikum biologi sistem respirasi
Laporan  praktikum biologi sistem respirasiLaporan  praktikum biologi sistem respirasi
Laporan praktikum biologi sistem respirasiKlara Tri Meiyana
 
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanLaporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanNita Mardiana
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiWaidatin Azizah
 
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfMAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfGocase1
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hariAjeng Putri
 
Praktikum respirometer
Praktikum respirometerPraktikum respirometer
Praktikum respirometerKurnia Wati
 
Laporan biologi respirasi kelas XI MIA
Laporan biologi respirasi kelas XI MIA Laporan biologi respirasi kelas XI MIA
Laporan biologi respirasi kelas XI MIA Johan Setiawan
 
Makalah kimia umum
Makalah kimia umumMakalah kimia umum
Makalah kimia umumra nias
 
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandungpraktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandungRica Nuraeni
 
Praktikum respirometer yg bener
Praktikum respirometer yg benerPraktikum respirometer yg bener
Praktikum respirometer yg benerKurnia Wati
 

Similar to PENGARUH (20)

Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg benerIni isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
Ini isi dari judul tadi praktikum respirometer yg bener
 
Rpp fix
Rpp fixRpp fix
Rpp fix
 
Laporan praktikum biologi sistem respirasi
Laporan  praktikum biologi sistem respirasiLaporan  praktikum biologi sistem respirasi
Laporan praktikum biologi sistem respirasi
 
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanLaporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
 
Konsumsi oksigennnnn
Konsumsi oksigennnnnKonsumsi oksigennnnn
Konsumsi oksigennnnn
 
Jjhhu
JjhhuJjhhu
Jjhhu
 
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfMAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
Praktikum respirometer
Praktikum respirometerPraktikum respirometer
Praktikum respirometer
 
Makalah kimia
Makalah kimiaMakalah kimia
Makalah kimia
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Laporan biologi respirasi kelas XI MIA
Laporan biologi respirasi kelas XI MIA Laporan biologi respirasi kelas XI MIA
Laporan biologi respirasi kelas XI MIA
 
Makalah kimia umum
Makalah kimia umumMakalah kimia umum
Makalah kimia umum
 
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandungpraktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
 
Makalah kimia tentang koloid
Makalah kimia tentang koloidMakalah kimia tentang koloid
Makalah kimia tentang koloid
 
Makalah kimia tentang koloid
Makalah kimia tentang koloidMakalah kimia tentang koloid
Makalah kimia tentang koloid
 
Praktikum respirometer yg bener
Praktikum respirometer yg benerPraktikum respirometer yg bener
Praktikum respirometer yg bener
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

PENGARUH

  • 1. Pembahasan Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer, digunakan larutan KOH. Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut: KOH + CO2 → K2CO3 + H2O Setelah itu serangga dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup dengan bagian yang berskala rapat-rapat. Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka pipa berskala diberi setetes larutan eosin. Larutan eosin ini akan bergerak ke arah tabung spesimen karena terjadinya penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung spesimen) sebagai akibat pernapasan, yaitu O2 diserap sedangkan CO2 dihembuskan tetapi lalu diserap oleh KOH. Kecepatan larutan eosin itu bergerak ke dalam menunjukkan kecepatan pernapasan organisme (serangga) yang diselidiki. Perhitungan dilakukan untuk memperoleh angka kecepatan respirasi organisme tertentu dalam ml tiap satuan waktu. Data yang diambil adalah lama pernapasan. Dalam percobaan ini diambil tiap 2 menit sekali dan jarak yang ditempuh oleh larutan eosin bergerak. Pada hitungan kenaikan interval kedua, dicari dengan interval 2 dikurangi interval 1 dan begitu seterusnya untuk mencari kenaikan nilai interval berikutnya. Keberhasilan percobaan atau eksperimen ini tergantung pada bocor tidaknya alat. Pada percobaan ini, hubungan antara tabung dan bagian berskala ditutup rapat menggunakan plastisin. Tujuan pemberian plastisin atau vaselin yaitu agar hubungan antara tabung dan bagian bersekala licin serta udara tidak dapat keluar masuk. Pada percobaan ini, perubahan suhu udara (bila menjadi panas) menyebabkan titik air yang sudah bergerak ke arah tabung dapat bergerak kembali ke arah luar. Oleh karena itu percobaan ini diadakan dalam waktu perubahan suhu tidak besar. Sebaliknya bila suhu menurun, tetes air cepat bergerak ke arah tabung spesimen. Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan KOH yang biasanya meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang bersih dan tabung tertutup, maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi, karena merekat oleh KOH. Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi: 1.) Jenis kelamin Belalang atau jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda. 2.) Ketinggian Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
  • 2. 3.) Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara. 4.) Suhu. Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot- otot tubuh yang bergerak secara terat 5.) Berat Tubuh Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus. Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Semakin berat serangga semakin cepat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala, begitupun sebaliknya, semakin ringan serangga maka semakin lambat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala. Ini artinya semakin berat tubuh serangga, akan semakin banyak membutuhkan oksigen sehingga akan semakin cepat pernafasannya. Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga akan semakin lambat respirasinya. Seperti halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia lebih banyak membutuhkan oksigen sehingga akan bernafas cepat. Pada hasil praktikum di atas, jelas sekali bahwa ukuran tubuh belalang atau jangkrik mempengaruhi laju pernapasan. Semakin besar ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada belalang yang ukurannya lebih besar dan lebih berat daripada jangkrik, memberikan hasil yang tidak sebagaimana mestinya. Karena pada belalang yang berukuran lebih besar daripada jangkrik melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari serangga juga memengaruhi laju pernapasan. Akan tetapi, hasil praktikum menunjukkan bahwa belalang yang berukuran lebih besar pernafasannya lebih lambat daripada jangkrik. Seharusnya semakin berat/ besar ukuran serangga, oksigen yang butuhkan akan semakin banyak karena untuk melakukan aktifitas yang banyak bergerak sehingga laju respirasinya akan lebih cepat.
  • 3. Makalah Sistem Koloid A. Sistem Koloid 1. Pengertian Koloid Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita. Tabel perbandingan sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi Larutan Sejati(Dispersi molekuler): Diameter partikel <10-7 cm,Homogen dan transparan,Dispersan tidak tampak di bawah ultra,Tak dapat disaring dan Contoh: air gula, alkohol dalam air. Koloid:Diameter partikel:10-7 - 10-5 cm,Dispersan tampak dibawah ultra,Tidak dapat menembus membran semipermiabel mikroskop,dapat disaring dengan kertas saring ultra,dan Contoh: susu. Suspensi: Diameter partikel >10-5 cm,Campuran heterogen,Jika dibiarkan agak lama, dispersan akan mengendap, Tidak dapat menembus membran semipermiabel,Dapat disaring dengan kertas saring ultra.
  • 4. 2. Koloid dalam kehidupan sehari-hari Berberapa contoh larutan, koloid, dan suspensi • contoh larutan : larutan gula, garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut,udara yang bersih • contoh koloid : buih, susu, santan, selai, jeli, mentega, mayonaise, cat • contoh suspensi : air sungai yang keruh, campuran air-pasir • Fakta : air sungai = setelah disaring masih mengandung zat terlarut dan partikel koloid 3. Jenis-jenis koloid •Penggolongan koloid didasarkan atas fase terdispersi dan medium pendispersinya •Untuk fase terdispersi padat : sol (sol padat, sol cair, sol gas). Pengertian secara umum : sol padat = sol, sol gas = aerosol •Untuk fase terdispersi cair : emulsi (emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas). Pengertian secara umum : emulsi cair = emulsi, emulsi gas = aerosol cair / aerosol •Untuk fase terdispersi gas : buih (buih padat dan buih cari). Buih gas (tidak ada) = larutan, bukan koloid 4. Jenis-jenis koloid Fase Terdipersi Medium Pendispersi Jenis (Nama Koloid) Contoh Padat Cair Gas Padat Sol padat Emulsi padat Busa padat Mutiara, kaca warna Keju, mentega Batu apung, kerupuk Padat
  • 5. Cair Gas Cair Sol, gel Emulasi Busa Pati dalam air, cat, jeli Susu, mayones, santan Krim, pasta Padat Cair Gas Aerosol padat Aerosol cair Debu, asap Awan, kabut • Koloid yang setengah kaku, antara padat dan cair disebut gel • Dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat • Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika 4. Penggunaan koloid • Koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat- zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil • Contoh pemanfaatan sifat ini : cat yang terdiri dari zat warna (pigmen) tak larut dalam air / medium cat, dengan koloid didapat campuran yang “homoge” dan stabil • Contoh lain : industri kosmetik, farmasi, makanan, tektil, sabun/detergen
  • 6. B. Sifat – Sifat Koloid 1. Efek Tyndal • Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya berkas cahaya bila cahaya dilewatkan ke dalamnya • Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar matahari melalui celah dedaunan 2. Gerak Brown • Adalah gerak zig-zag dan terus menerus dari partikel koloid • Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi dari Inggris) • Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan partikel koloid. 3. Elektroforesis • Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan listrik, yang menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik • Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektrode positif) • Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif) 4. Adsorbsi • Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion / partikel lain pada permukaannya • Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik a. Sol Fe(OH)3, bermuatan positif akibat adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+) b. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-) 5. Koloid pelindung • Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain • Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi sebagai koloid pelindung • Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula 6. Dialisis
  • 7. • Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana menggunakan selaput semipermeabel (contoh : kertas selofan, usus kambing) • Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah 7. Koloid liofil dan liofob • Dibedakan berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara fasa terdispersi dan medium pendispersinya • Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan untuk menarik medium pendispersinya • Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan kecil untuk menarik (atau bahkan menolak) medium pendispersinya Perbedaan sifat-sifat sol liofil dan sol liofob: 8. Koagulasi • Merupakan peristiwa peristiwa peng-gumpalan akibat bergabungnya partikel- partikel koloid membentuk partikel yang lebih besar • Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau penambahan suatu elektrolit, sehingga muatannya ternetralkan yang berakibat hilangnya kestabilan koloid • Hilangnya kestabilan koloid berbuntut pada terjadinya koagulasi (pengendapan)
  • 8. C. Pembuatan Koloid Cara Dispersi Cara Kondensasi Mengubah partikel besar menjadi kecil Mengubah partikerl larutan menjadi partikel koloid 1. Secara Mekanik 1. Secara Kimia • Hidrolisis FeCl3(aq) + 3 H2O(l) à Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq) • Redoks 2 H2S(g) + SO2(aq) à 2 H2O(l) + 3 S (koloid) • Agregasi Ionik 2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) à As2S3(koloid) + 6 H2O(l) 2. Peptisasi (penambahan ion sejenis), pembentukan sol Al(OH)3 2. Mencampurkan dua jenis larutan 3. Proses Bredig: Pembuatan sol logam dengan loncatan bunga listrik D. Pengelompokan Sistem Koloid No Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Contoh 1 Cair Gas Aerosol Cair Kabut 2 Padat Gas Aerrosol Padat asap, debu 3 Gas Cair Buih Busa sabun 4 Cair Cair Emulsi Susu,santan 5 Padat Cair Sol=suspensi Cat, larutan kanji 6 Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa 7 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara 8 Padat Padat Sol padat Paduan logam, permata
  • 9. E. Pemisahan Koloid 1) Elektroforensis: pemisahan koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik. Contoh: emisahan protein, penangkapan debu pada cerobong asap, penentuan muatan koloid. 2) Penyaringan Ultra: memisahankan koloid melewati membran, berdasar perbadaan tekanan osmosis. 3) Dialisis: memisahkan koloid melewati membran berdasar perbedaan laju transpor partikel. F. Macam – Macam Koloid 1. Aerosol: Suatu sistem koloid jika padat atau cair terdispersi dalam gas. Contoh: debu, kabut dan awan 2. Sol: Suatu sistem koloid jika partikel padat terdipersi dalam zat cair 3. Emulsi: Suatu sistem koloid jika partikel cair terdispersi dalam zat cair 4. Emulgator: Zat yang dapat menstabillkan emulsi • Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak. • Kasein adalah emulgator lemak dalam air. 5. Gel: Adalah koloid liofil setengah kaku. Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbsi oleh partikel koloid sehingga terjadi koloid yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan tapi jika dingin membentuk gel kaku. Jika dipanaskan cair lagi.
  • 10. TUGAS MAKALAH KIMIA NAMA : RIA ULFA HANDAYANI MUHU KELAS : XI IPA5