Kenapa kita harus menuliskan apa yang dirasakan
oleh pancaindra?
Karena apa yang kita tuliskan itu akan menjadi
pemicu supaya ide datang.
Untuk mendapatkan ide untuk menulis, kita
butuh pemicu.
Story Branding Class adalah sebuah kelas yang dirancang untuk membantu peserta memahami bagaimana storytelling dan branding dapat bekerja sama untuk menciptakan merek yang kuat dan berkesan. Kelas ini mencakup berbagai topik, mulai dari strategi branding, pengembangan brand identity, pemasaran, dan customer engagement hingga teknik storytelling dan narrative techniques.
Kelas dimulai dengan pembahasan tentang pentingnya storytelling dalam membangun merek yang berhasil. Peserta akan belajar bagaimana menemukan brand story mereka sendiri dan bagaimana membangun visual branding yang konsisten dan mencerminkan brand identity mereka. Mereka akan mempelajari teknik storytelling yang efektif dan bagaimana menerapkannya dalam merek mereka, termasuk cara menggabungkan storytelling dengan strategi pemasaran.
Selain itu, peserta akan mempelajari tentang customer psychology dan bagaimana memahami perilaku konsumen untuk menciptakan brand messaging yang lebih efektif dan relevan. Mereka juga akan belajar tentang bagaimana meningkatkan customer engagement melalui emotional connection dan bagaimana menciptakan unique selling proposition yang dapat membedakan merek mereka dari pesaing.
Kelas ini juga akan membahas tentang digital storytelling dan bagaimana memanfaatkannya untuk meningkatkan exposure dan awareness merek. Peserta akan mempelajari bagaimana membangun konten digital yang relevan dan menarik serta cara memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan merek mereka.
Setelah menyelesaikan kelas ini, peserta diharapkan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang storytelling dan branding serta dapat mengembangkan merek mereka sendiri dengan lebih efektif. Mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana membangun emotional connection dengan konsumen, meningkatkan brand loyalty, dan membangun merek yang sukses dan berkesan dalam pasar yang semakin kompetitif.
26. Storytelling gampangnya adalah mendongeng. Sejak bayi kita
sudah didongengin oleh orangtua kita. Artinya semua orang
pasti seneng dengerin cerita. Jadi kenapa teknik ini tidak kita
manfaatkan dalam berjualan.
27.
28. 1. ROUGH SELLING
Cara berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati
konsumennya. Misalnya produk MLM X. Mereka mengundang
orang untuk datang ke suatu tempat cuma ngasih tau bahwa ada
prospek bisnis. Sewaktu kita datang ke rumahnya, ternyata
mereka jualan. Begitu juga yang terjadi pada orang yang jualan
asuransi.
Cara berjualan seperti ini biasanya membuat orang jadi tidak
bersimpati pada brand kita.
CARA ORANG BERJUALAN
29. 2. Hard Selling
Cara berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang
obat. Yang diteriakan semua tentang kehebatan dan semua
benefit yang ada di brandnya
Cara berjualan seperti ini biasanya sulit untuk dipercaya karena
janjinya too good to be true.
CARA ORANG BERJUALAN
30.
31. 3. Soft Selling
Cara berjualan secara halus dengan tone and manner yang
elegan. Meskipun caranya halus, orang tentu saja tau bahwa itu
iklan.
Cara berjualan seperti ini mungkin menyenangkan calon
konsumen tapi karena tau bahwa itu iklan, mereka sering
enggan untuk nge-share.
CARA ORANG BERJUALAN
32.
33. • Because I’ve known you all my life
• Because a red Rudge bicycle once made me the happiest boy on the street
• Because you let me play cricket on the lawn
• Because you used to dance in the kitchen with a tea-towel round your waist
• Because your cheque book was always busy on my behalf
• Because our house was always full of book and laughter
• Because of countless Saturday morning you gave up to watch a small boy play rugby
• Because you never expected too much of me or let me get away with too little
• Because of all nights you sat working at your desk while I lay sleeping in my bed
• Because you never embarrassed me by talking about the birds and the bees
• Because I know there’s a faded newspaper clipping in your wallet about my scholarship
• Because you always made me polish the heels of my shoes as brightly as the toes
• Because you’ve remembered my birthday 38 times out of 38
• Because you still hug me when we met
• Because you still buy my mother flowers
• Because you’ve more than your fair share of grey hairs and I know who helped put them there
• Because you’re marvelous grandfather
• Because you made my wife feel one of the family
• Because you wanted to go to McDonalds the last time I bought you lunch
• Because you’ve always been there when I need you
• Because you let me make my own mistakes and never said “I told you”
• Because you still pretend you only need glasses for reading
• Because I don’t say thank you as often as I should
• Because it’s father’s day.
• Because if you don’t deserve Chivas Regal, who does?
34. CARA ORANG BERJUALAN
4. Covert Selling
Covert Selling adalah cara beriklan dengan cara menyembunyikan
brandnya. Orang tidak tau dan tidak merasa bahwa itu iklan.
Cara berjualan seperti ini biasanya tidak disukai oleh Team
Marketing karena merasa apa gunanya bayar mahal-mahal kalo
brandnya disembunyikan padahal cara ini paling sering mendapat
share.
35. Storytelling ada di antara soft selling dan covert selling. Dalam storytelling,
brand harus disembunyikan di akhir cerita. Kalaupun muncul di awal atau
di tengah, kehadirannya harus seperti elemen atau bagian yang tak
terpisahkan dari sebuah cerita. Jadi kata kuncinya di sini adalah CERITA.
Orang baru mengetahui bahwa itu iklan, ketika mereka menyelesaikan
tulisan tersebut sampai selesai.
Cara berjualan seperti ini, orang tau bahwa itu iklan tapi tetap mau nge-
share karena kadar surprisenya tinggi.
STORYTELLING ADA DIMANA?
36. STORYTELLING ADA DIMANA?
STORYTELLING ADALAH KOMBINASI
DARI SOFT SELING DAN COVERT SELLING
Disukai tapi tidak
mendapat share
Tidak disukai
oleh team
marketing tapi
banyak
mendapat share
Disukai dan
mendapat
banyak share
37. CIRI-CIRI STORYTELLING
1. Kekuatannya ada pada cerita. Brand muncul belakangan.
2. Kalaupun brand muncul di depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu
sehingga tetap tidak terlalu terasa bahwa itu adalah iklan.
3. Brand terlihat muncul seperti btw tapi sebenernya kehadirannya kuat.
4. Brand diperlakukan secara netral dan tidak sebagai hero
5. Nuansa iklannya hampir gak terasa
6. Surprisenya tinggi sehingga orang mau nge-share.
38.
39. NENEK LO KIPER!
Kriiiiing! Hp saya memanggil.
“Halo,” sapa saya entah pada siapa.
“Halo, ini Pak Budiman Hakim, ya?” Terdengar suara di ujung sana.
“Iya, ini siapa, ya?” tanya saya.
“Saya Mirna, HRD dari PT Sumber Rejeki (Bukan nama sebenarnya). Saya ingin membuat
internal workshop tentang Storytelling, jadi kami mau mengundang Bapak ke kantor kami.”
Perempuan ini langsung nyerocos bawel banget. Itu yang saya tulis udah saya edit dan delete
95% dari seharusnya.
“Oh, begitu. Boleh aja. Kapan maunya?”
“Nah, masalahnya begini, Pak. Presdir kami ingin mendengar dulu materi workshop storytelling
Bapak.”
“Maksudnya gimana, ya?” Saya mulai merasa aneh.
"Pengetahuan kami soal storytelling kan masih minim, Pak..."
"Jadi?"
“Jadi Bapak diminta mempresentasikan materi ke board of Directors. Pak Presdir ingin yakin
dulu kalo materi storytelling Bapak memang pantas untuk dishare ke staff kami.”
“Oh begitu.” Perasaan saya makin gak enak.
“Kalo Pak Presdir approved, workshop storytellingnya kita jadiin. Kalo dianggap materi Bapak
kurang cocok ya gak jadi, Pak.”
“Oh, begitu.”
40. “Dan kalo gak jadi, Pak Presdir juga gak mau ngasih cancellation fee…”
“Oh, begitu.” Saya kalo perasaaannya udah gak enak memang sering mengulang kalimat
yang sama.
“Ih, Bapak dari tadi nyautnya „Oh begitu, oh begitu‟ melulu. Jadi gimana Pak? Kapan bisa
presentasi ke kantor kami?”
Sejenak saya terdiam, bingung juga harus nyaut apa.
“Halo, Bapak? Gimana, Pak, jadinya?” tanya perempuan bawel itu lagi.
“Maaf, Mbak. Kalo boleh tau siapa nama presdirnya?” tanya saya dengan suara sangat
sopan.
“Presdir kami namanya Bismawan Hadinoto (Bukan nama sebenarnya), Pak.” jawab Si
Bawel.
“Jadi begini ya, Mirna. Tolong sampaikan ke Bapak Bismawan, ya…”
“Iya, silakan, Pak.”
“Kamu udah siap pulpen dan kertas? Soalnya saya gak mau pesen saya berubah satu
kata pun,” kata saya.
“Siap, Pak. Pulpen dan kertas sudah ready.”
“Okay, saya dikte‟in ya… „Dear Pak Bismawan‟….sudah?”
“Sudah, Pak. Silakan lanjut.”
“Terusannya tulis aja begini, “NENEK LO KIPER!!!!‟ Udah gitu ajah.”
Abis ngomong gitu, Hp saya tutup.
41. MIMPI
M. Deddy Vansophi
Saya pernah memimpikan kerja di gedung sendiri dengan desain
kawinan modern dan membumi. Dan inilah hasilnya. Sebuah
bangunan ciamik di Jl. Bangka 1 No. 18 Jaksel.
Bangunan depan bergaya tempo dulu, dipadu gedung tiga setengah
lantai bergaya industrialis. Total LB 700 m2.
Ada jendela-jendela kaca superlebar sehingga saya bisa memandang
keindahan gemerlap SCBD di malam hari sambil menyeruput kopi
panas.
Kalau kalian punya mimpi yang sama, yakinlah pasti bisa. Bahkan
kalian gak perlu cape-cape mewujudkan mimpi itu dari nol. Kalian
tinggal japri saya, karena gedung ini saya JUAL CEPAT, HARGA
BERSAHABAT.
Atau kabarkan rekan kalian siapa tahu berminat. Matur suwun
42. PUISI CINTA DAMAI #1
Atheis dimusuhin karena tidak berTuhan.
BerTuhan dimusuhin karena Tuhannya beda.
Tuhannya sama dimusuhin karena nabinya beda.
Nabinya sama, dimusuhin karena alirannya beda.
Alirannya sama, dimusuhin karena pendapatnya beda.
Pertanyaannya, Sampean wis ngopi tah...???
Kalo belum dateng aja ke Kedai Kopi DAMAI.
Jl. Alternatif, Ruko Cibubur, No. 38A.
43. 1. KETEMU TEMEN KITA BERCERITA
2. NGERAYU PACAR KITA BERCERITA
3. ORANG MENYANYI SEDANG BERCERITA
4. ORANG BERDOA SEDANG BERCERITA
4. LAGI WAWANCARA KITA BERCERITA
5. CURHAT ITU BERCERITA.
6. ORANG MELUKIS SEDANG BERCERITA
7. BAHKAN BAYI MENANGIS PUN SEBENERNYA SEDANG
BERCERITA TENTANG APA YANG DIA RASAKAN
1. Ketemu temen kita bercerita
2. Ngerayu pacar kita bercerita
3. Orang menyanyi sedang bercerita
4. Orang berdoa sedang bercerita
5. Lagi wawancara kita bercerita
6. Curhat itu bercerita
7. Orang melukis sedang bercerita
8. Bahkan bayi menangis pun sebenernya sedang bercerita tentang
apa yang dia rasakan
44. 1. KETEMU TEMEN KITA BERCERITA
2. NGERAYU PACAR KITA BERCERITA
3. ORANG MENYANYI SEDANG BERCERITA
4. ORANG BERDOA SEDANG BERCERITA
4. LAGI WAWANCARA KITA BERCERITA
5. CURHAT ITU BERCERITA.
6. ORANG MELUKIS SEDANG BERCERITA
7. BAHKAN BAYI MENANGIS PUN SEBENERNYA SEDANG
BERCERITA TENTANG APA YANG DIA RASAKAN
Bercerita adalah sebuah kebutuhan primer bagi manusia.
Di mana pun kita berada, dengan siapa pun kita bertemu,
insting kita langsung memaksa kita untuk bercerita.
47. 1. KETEMU TEMEN KITA BERCERITA
2. NGERAYU PACAR KITA BERCERITA
3. ORANG MENYANYI SEDANG BERCERITA
4. ORANG BERDOA SEDANG BERCERITA
4. LAGI WAWANCARA KITA BERCERITA
5. CURHAT ITU BERCERITA.
6. ORANG MELUKIS SEDANG BERCERITA
7. BAHKAN BAYI MENANGIS PUN SEBENERNYA SEDANG
BERCERITA TENTANG APA YANG DIA RASAKAN
Suara anak korea itu memang bagus.
Kita semua kagum mendengarnya.
Tapi ketika kita melihat cerita di belakangnya,
emosi kita jauh lebih tergugah.
Bahkan para juri dan penonton pun sampai menangis.
49. Sebuah cerita yang menggugah emosi bahkan akan
mengalahkan prestasi sang juara. Karena orang lebih
menghargai perjuangan kita daripada kesuksesan kita.
53. SEDIH KALO DICERITAIN MAH.
Siang malam ku kerja banting tulang
Hanya untuk mencari kebutuhan
Tak terasa keringat basahi badan
Walau letih tetap ku perjuangkan
Sedih3X kalo diceritain mah
Bingung3X ku harus bagaimana
Mungkin sudah takdir yang harus kujalani
Pasrah pada illahi
Ku mengerti arti jalan hidup ini
Sungguh pahit rasanya pahit sekali
Andai aku jadi pejabat tinggi
Mungkin hidup tak kan seperti ini
56. BRAND STORY
Satu hal yang harus diperhatikan adalah
Brand Owner harus mempunyai cerita tentang brandnya.
Storyteller akan mengemas cerita itu sehingga menjadi cerita
yang menggugah hati. Brand owner tidak boleh mengharapkan
cerita apalagi mengandalkan cerita dari Storyteller.
Jadi, apapun bisnis Anda, konsumen harus mempunyai
pengalaman unik untuk diceritakan pada teman-temannya.
Ceritanya terserah. Yang penting inspiratif.
57. Pengalaman apa yang akan Anda tawarkan pada konsumen
sehingga mereka dengan senang hati dan tanpa diminta akan
menceritakan pengalaman tersebut pada teman-temannya.
Apakah harganya murah? Apakah servisnya keren? Ataukah
kualitasnya hebat?
58. Nah persoalannya adalah bagaimana kalau ternyata produk kita
tergolong generik? Setelah dipikir-pikir ternyata brand kita tidak
ada bedanya dengan kompetitor?
Kalau itu yang terjadi maka kita perlu menciptakan sesuatu yang
memaksa konsumen untuk mendapatkan cerita yang menarik.
59. Apakah Anda pernah mendengar Soto Gebrak? Boleh percaya
boleh tidak, soto gebrak buat saya rasanya biasa aja.
Soto Ambengan Pak Sadi di Jalan Wolter Monginsidi rasanya
jauh lebih enak. Soto Kudus di Jalan Wijaya 1 lebih gurih, Soto
Mie di Jalan Pinangsia lebih mantap dan Soto Betawi Pondok
Pinang lezat bukan main walaupun harganya terhitung mahal.
Tapi toh saya tetap menceritakan pengalaman saya makan di
Soto Gebrak. Kenapa?
SOTO GEBRAK
61. .
Pernah ga Anda mendengar Siomay Pink?
Dulu saya mengira bahwa siomay ini diberi warna pink sehingga
dikasih brand Siomay Pink. Tapi ternyata perkiraan saya salah.
Siomaynya sih biasa-biasa aja seperti siomay pada umumnya.
Yang unik adalah peralatannya serba pink.
Tetapi sesungguhnya makanan ini sama saja seperti siomay
pada umumnya.
SIOMAY PINK
63. Namanya Bapak Sriyono asli dari Klaten.
ketika saya menanyakan kenapa warna pink yang dipilih?
Bukankah tidak sesuai dengan karakter Pak Sriyono yang laki-laki tulen?
Bapak ini menjawab bahwa warna Pink adalah warna favorit anaknya
64. Nama anaknya adalah Peksi Safira Miradalita. Pak Sriyono bercerai
dengan istrinya ketika Peksi baru berusia 3,5 tahun.
Dan tragisnya, Pak Sriyono tidak diizinkan untuk bertemu dengan anaknya
itu. Nah loh, sebuah cerita lagi, kan?
Lumayan, sering saya membeli siomay dari Pak Sriyono, bukan karena
rasanya tapi karena ceritanya. Luar biasa kan peran sebuah CERITA?
65. Sekali lagi perlu digarisbawahi bahwa Brand Owner harus mempunyai
cerita. Kalau produknya tidak punya sesuatu yang pantas untuk
diceritakan, maka Brandnya harus menciptakan ceritanya sendiri.
72. Kalau memang kita mempunyai kesulitan dalam
bahasa tulis, pindahkan bahasa lisan ke bentuk tulisan.
73. Galilah memori kita lalu list cerita-cerita yang pernah kita alami.
Semua kisah yang menggugah emosi selalu pantas untuk
diceritakan.
CERITA APA YANG KITA MILIKI?
Darimana cerita dapat diperoleh?
1.Pengalaman
2.Pengamatan
3.Khayalan/fantasi/imajinasi
74. BAGAIMANA MENCERITAKANNYA?
Rahasia agar storytelling kita menarik:
1. STOPPING POWER. Terdapat di judul tulisan. Judul tersebut harus mampu
membuat kita berhenti untuk melihatnya.
2. SHOCKING POWER. Sebuah kejadian yang mengejutkan pada alinea
pertama.
3. STICKING POWER. Kejadian menarik, joke, tokoh tambahan yang gunanya
untuk memaksa pembaca untuk membaca tulisan kita sampai habis.
*Bahan diadaptasi dari Subiakto Priosoedarsono
75. JANGAN MENUNGGU IDE DATANG
Ide untuk menulis ada dimana-mana dengan jumlah tidak terbatas
Fakta: selalu ada buku baru di rak toko buku
Salah satu cara untuk menghadirkan ide adalah dengan menuliskan
semua yang kita tangkap melalui pancaindra.
76. PEMICU
Kenapa kita harus menuliskan apa yang dirasakan
oleh pancaindra?
Karena apa yang kita tuliskan itu akan menjadi
pemicu supaya ide datang.
Untuk mendapatkan ide untuk menulis, kita
butuh pemicu.
87. CONTOH
“PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani
KERTAS-KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat
DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam
disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi.
Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak
satupun ide bergairah menghampiri.”
88. CONTOH 5 PANCA INDERA:
INDRA PENDENGARAN
Seorang teman mengajak saya ke sebuah Café di bilangan Kebayoran Baru.
Hari itu dia berulang tahun dan mengajak 4 orang teman, termasuk saya.
untuk merayakannya di sana.
Begitu masuk ke dalam Café, suara musik berdentum memekakkan telinga.
Ampun! Telinga sampe mau pecah nih rasanya. Saya kadang suka bertanya
pada diri sendiri, apa enaknya musik seperti ini? Konon nama jenis musik ini
biasa disebut dengan house music. Sumpah saya sama sekali ga akan
merasa betah di rumah kalo di dalamnya ada musik kayak begini. Saya lebih
suka musik-musik Mozart atau Bethoveen.
(Continue reading)
89. INDRA PENGELIHATAN
Tapi dalam hitungan detik, tiba-tiba pandangan saya tentang musik ini mulai
berubah. Perlahan-lahan saya mulai bisa menikmati musik aneh ini.
Kenapa? Karena ternyata DJ yang sedang perform adalah seorang
perempuan yang sangat cantik. Namun bukan kecantikannya yang membuat
saya terpesona, tapi wajahnya mengingatkan saya pada pacar saya jaman
SMA dulu.
“Toast!” teriak salah seoran teman sambil menggangkat gelas winenya.
(Continue reading)
90. “Toast!” teriak salah seoran teman sambil menggangkat gelas winenya.
Kami berlima pun mereguk wine keluaran Negeri Kangguru tersebut.
Rasanya rada pahit campur sepet di lidah. Saya dari dulu kurang suka wine
dari Australia. Saya lebih suka wine dari perancis yang rasanya manis tapi ga
bikin enek. Ga sepet sama sekali sehingga rasanya mulus sekali saat cairan
itu mengalir menyusuri dinding tenggorokan.
(Continue reading)
INDRA PENGECAPAN
91. “Halo semua...” Tiba-tiba sebuah suara menghampiri kami.
“Haloo...” sahut kami serempak.
Wah? Ternyata itu DJ yang barusan perform. Perempuan ini memakai baju sexy dan
tubuhnya sangat harum menyengat. Mungkin dia menghabiskan setengah botol
parfum untuk menyiram tubuhnya. Bau parfumnya sangat khas. Kalo ga salah
mereknya Escape, baunya seperti sarang semut rang rang namun jauh lebih tajam.
“Kenalkan nama saya Loli. Saya home DJ di sini. Saya dengar ada yang berulang
tahun?” katanya mengangsurkan tanganmengajak salaman pada kami semua.
(Continue reading)
INDRA PENCIUMAN
92. “Halo saya Loli,“ kata Sang DJ dengan suara mendesah.
Sekarang giliran saya menjabat ulurannya dengan kedua belah tangan.
Wah...tangannya sangat lunak dan lembut. Kulitnya putih bersih, saya bisa merasakan
bulu-bulu halus di atas permukaannya. Sayangnya kulitnya sedikit berminyak. Mungkin
dia cukup letih sehabis perform sambil melenggak-lenggokkan tubuhnya.
“Oh nama saya Viktor.”
(Continue reading? Bikin sendiri dong)
INDRA PERABA