SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Tujuan :
Mahasiswa mampu mengukur kerapatan larutan dan menghubungkannya dengan
kepekatan bahan tersebut.
Teori :
Dalam ilmu kimia sering dijumpai berbagai jenis larutan. Larutan-larutan tersebut
merupakan campuran dari dua bahan atau zat yang berbeda baik dari bahan cair maupun padat. Setiap
larutan yang dibuat pasti mempunyai kepekatan yang atau konsentrasi tertentu.
Konsentrasi berkaitan dengan kepekatan, yaitu jumlah relatif antara pelarut dan
terlarut. Suatu larutan yang mengandung zat terlarut lebih banyak disebut
juga pekat yang artinya konsentrasi dari larutan tersebut semakin besar, sedangkan larutan
yang hanya sedikit mengandung suatu zat terlarut disebut dengan encer karena konsentrasi dari larutan
tersebut kecil.
Pengidentifikasian suatu zat kimia dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat yang khas dari
zat tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian yang luas. Salah satunya adalah
sifat intensif dan ekstensif. Sifat intensif adalah sifat yang tidak tergantung pada ukuran sampel,
sedangkan sifat ekstensif adalah sifat yang tergantung pada ukuran sampel yang sedang diselidiki.
Kerapatan atau densitas merupakan salah satu dari sifat intensif. Dengan kata lain,
kerapatan suatu zat tidak bergantunga dari ukuran sampel. Kerapatan merupakan perbandingan antara
massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, maka makin
kecil kerapatannya, begitu pula sebaliknya. Kebanyakan zat cair dan padat mengembang sedikit apabila
dipanaskan dan menyusut sedikit apabila oleh tekanan eksternal. Kerapatan zat padat dan cair
kebanyakan hampir tidak bergantung pada temperatur dan tekanan.
Sebaliknya, kerapatan gas sangat bergantung pada temperatur dan tekanan. Kerapatan gas
diberikan pada kondisi standar (tekanan atmosfir pada ketinggian dan temperatur 0°C). Kerapatan gas
sangat kecil apabila dibandingkan dengan kerapatan zat padat. Kerapatan dan bobot jenis dari tiap
senyawa berbeda-beda.
Alat dan Bahan :
Alat –alat yang diperlukan :
 Hidrometer/ piknometer
 Gelas ukur 250 ml
 Beaker glass 500 ml
 Sudip
 Neraca analitik
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang diperlukan :
 Aquadest
 Larutan sorensen(larutan NaOH jenuh) teknis
Cara kerja
1. Masukkan larutan Sorensen ke dalam gelas ukur. Ukur kerapatannya menggunakan
hydrometer. Catat sebagai ρ1
2. Campurkan 125 ml larutan Sorensen dengan 125 ml air bebas mineral, aduk hingga rata.
Ukur volume campuran menggunakan gelas kur. Ukur kerapatannya menggunakan
hydrometer. Catat sebagai ρ2
3. Ulangi prosedur point 2 dicatat dengan menggunakan larutanNaOH hasil langkah kerja point
2. Catat sebagai ρ3
4. Ulangi prosedur point 3 dicatat dengan menggunakan larutanNaOH hasil langkah kerja point
3. Catat sebagai ρ4
5. Ulangi prosedur point 4 dicatat dengan menggunakan larutanNaOH hasil langkah kerja point
4. Catat sebagai ρ5
Hasil Pengamatan :
W pikno kosong A = 13,0055 g
W pikno kosong B = 12,3719 g
a) W pikno A + sorensen :
• 27,3314 g
• 27, 3579 g
W rata-rata = 27,3446 g
b) W pikno A + sorensen + aquadest :
• 25,6436 g
• 25,6460 g
W rata-rata = 25,6448 g
c) W pikno B + larutan b + aquadest :
• 24,1097 g
• 24,1214 g
W rata-rata = 24,1155 g
d) W pikno A + larutan c + aquadest :
• 23,8600 g
• 23,8612 g
W rata-rata = 23,8606 g
e) W pikno B + larutan c + aquadest :
• 23,1296 g
• 23,1292 g
W rata-rata = 23,1294 g
Perhitungan :
Pengenceran Sorensen 50% -> 25%
V1 . % = V2 . %
V1 . 50% = 50 ml . 25%
V1 = 25 ml
Pengenceran Sorensen 50% -> 6,25%
V1 . % = V2 . %
V1 . 50% = 50 ml . 6,25%
V1 = 6,25 ml
Pengenceran Sorensen 50% -> 12.5%
V1 . % = V2 . %
V1 . 50% = 50 ml . 12,5%
V1 = 12,5 ml
Pengenceran Sorensen 50% -> 3,125
V1 . % = V2 . %
V1 . 50% = 50 ml . 3,125%
V1 = 3,125 ml
 W isi sorensen = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong)
= (27,3446 – 13,0055) gr
= 14,3391 gr
 W 50% = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong)
= (27,3446 – 13,0055) gr
= 14,3391 gr
 W 25% = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong)
= (25,6448 – 13,0055) gr
= 1,6393 gr
 W 12,5% = (W pikno B + sorensen) – (W pikno B kosong)
= (24,1155 – 12,3719) gr
= 11,7436 gr
 W 6,25% = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong)
= (23,8606 – 13,0055) gr
= 10,8551 gr
 W 3,125% = (W pikno B + sorensen) – (W pikno B kosong)
= (23,1294 – 12,3719) gr
= 10,7575 gr
 W H2O = (W pikno B + H2O) – (W pikno B kosong)
= (25,6717 – 13,0055) gr
= 12,6662 gr
ρair
ρ50% =
ρ25% =
ρ12,5%=
ρ6,25% =
ρ3,125%=
Pembahasan :
Pada praktikum ini, hanya menggunakan sedikit volume sorensen, sehingga
pengukuran kerapatannya hanya menggunakan piknometer.
Pengukuran berat jenis dengan menggunakan piknometer harus telit, terutama
untuk kebersihan pikno meter itu sendiri, apabila didalam piknometernya masih terdapat
kotoran/ zat-zat lain maka akan mempengaruhibobot dari piknometer tersebut.
Pengukuran dengan menggunakan piknometer sangat dipengaruhi oleh
perubahan suhu dan tekanan. Untuk mendapatkan grafik linier yang mendekati grafik
berdasarkan pustaka maka harus menggunaka larutan dengan rentang kepekatan yang besar.
Kepekatan dengan kerapatan hubungannya relatif linier untuk rentang kepekatan yang besar.
NaOH memiliki sifat larut sempurna dalam air, bersifat tidak stabil, reaktif dengan udara bebas,
bereaksi dengan CO2bebas membentuk Na2CO3 dan kemudian membentuk endapan.
Pembuatan NaOH kadar berapapun harus melalui sorensen. Pembuatan sorensen (NaOH
50%) biasanya dengan cara menambahkan NaOH paadat sebanyak ±100 gram kedalam 100
gram air yang berada didalam piala glass sambil diaduk. Larutan ini harus didiamkan dulu
seama ±2 hari agar kotorannya mengendap.
Pada teori kerapatan dalam kepekatan berlaku jika yang terlarut lebih dari satu
bahan maka akan terjadi interaksi antar molekul zat terlarut.
Berat jenis suatu larutan dipengaruhi oleh molekul-molekul zat yang terdapat
didalamnya, larutan sorensen merupakan larutan NaOH 50:50 yang sudah jenuh.
Bahan yang terlarut belum tentu menaikan kerapatan. Karena kelarutan dengan kerapatan
berbanding terbalik. Semakin tinggi kelarutan maka kerapatannya semakin rendah.
Konsentrasi dari larutan sorensen berkurang seiring dengan semakin encer
larutan tersebut. Hal ini dikarenakan nilai/ konsentrasi dari air semakin tinggi.
Pengukuran dengan menggunakan piknometer harus dilakukan dengan suhu
tetap. Selain itu, volume zat cair harus sama dengan volume piknometer.
Pada saat menimbang sampel sebaiknya memegang pikno meternya
menggunakan tissue, karena jika tidak lemak pada tangan akan menempel dan mempengaruhi
hasil penimbangan.
Penggunaan berat jenis dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain:
• Menentukan kemurnian suatu zat
• Mengenal keadaan zat
• Menunjukan kepekatan suatu larutan
Untuk pengukuran kerapatan yang menggunakan alat hidrometer akan
membutuhkan volume sampel yang lebih banyak. Prinsip kerja alat hidrometer menggunakan
Hukum Archimedes. Hidrometer dapat dikalibrasi dengan menggunakan aquadest yang telah
diketahui massa jenisnya (1000gram/cm3
), dengan cara memasukan hidrometer kedalam
wadah yang berisi aquadest dan membaca berapa massa jenis yang ditunjukan pada batang
hidrometer apakah menunjukan 1000gram/cm3.
Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut:
Pengenceran ke- Konsentrasi Kepekatan
1 0,5 1,1316 0,25
2 0,25 0,9975 0,125
3 0,125 0,9268 0,0625
4 0,625 0,8567 0,3125
5 0,3125 0,8490 0,1562
Daftar Pustaka :
• Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1
• http://marischemistry.blogspot.com/2012_11_01_archive.html
• http://aduh2104.blogspot.com/2012/06/hidrometer.html

More Related Content

What's hot

Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanElia Cahyani
 
Kimia larutan dan sifat koligatif
Kimia larutan dan sifat koligatif Kimia larutan dan sifat koligatif
Kimia larutan dan sifat koligatif HelvyEffendi
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Sifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif LarutanSifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif LarutanIrwan Saputra
 
Penetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultraviolet
Penetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultravioletPenetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultraviolet
Penetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultravioletHarsyaKhairudin
 
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan MolalitasLaporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas21 Memento
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanHarryFairuz
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolitcatatantutor
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan Akhmad Farid
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanImo Priyanto
 
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Muhammad Luthfan
 
konstr-larutan1
konstr-larutan1konstr-larutan1
konstr-larutan1Tu No
 
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihpenurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihSisKa ES
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutankhoirilliana12
 
Sifat koligatif larutan - Kimia Kelas XII
Sifat koligatif larutan - Kimia Kelas XIISifat koligatif larutan - Kimia Kelas XII
Sifat koligatif larutan - Kimia Kelas XIIMuhammad Multazam
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTriza sofia
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutanriza sofia
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 

What's hot (20)

Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Kimia larutan dan sifat koligatif
Kimia larutan dan sifat koligatif Kimia larutan dan sifat koligatif
Kimia larutan dan sifat koligatif
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Sifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif LarutanSifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif Larutan
 
Penetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultraviolet
Penetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultravioletPenetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultraviolet
Penetapan kadar [paracetamol] metode spektrofotometri ultraviolet
 
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan MolalitasLaporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutan
 
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
 
konstr-larutan1
konstr-larutan1konstr-larutan1
konstr-larutan1
 
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihpenurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
 
Sifat koligatif larutan - Kimia Kelas XII
Sifat koligatif larutan - Kimia Kelas XIISifat koligatif larutan - Kimia Kelas XII
Sifat koligatif larutan - Kimia Kelas XII
 
LKS titik beku
LKS titik bekuLKS titik beku
LKS titik beku
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 

Similar to MENGUKUR KERAPATAN LARUTAN

Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunderaji indras
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxkeishanadine186
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiPerhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiBahja Djamaluddin
 
vdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.ppt
vdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.pptvdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.ppt
vdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.pptPujiWulandari16
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku21 Memento
 

Similar to MENGUKUR KERAPATAN LARUTAN (20)

pembuatan larutan.docx
pembuatan larutan.docxpembuatan larutan.docx
pembuatan larutan.docx
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunder
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiPerhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
 
vdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.ppt
vdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.pptvdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.ppt
vdocuments.mx_metode-titrimetri-volumetri-568af5bcad16d.ppt
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
Pengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisisPengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisis
 
4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

MENGUKUR KERAPATAN LARUTAN

  • 1. Tujuan : Mahasiswa mampu mengukur kerapatan larutan dan menghubungkannya dengan kepekatan bahan tersebut. Teori : Dalam ilmu kimia sering dijumpai berbagai jenis larutan. Larutan-larutan tersebut merupakan campuran dari dua bahan atau zat yang berbeda baik dari bahan cair maupun padat. Setiap larutan yang dibuat pasti mempunyai kepekatan yang atau konsentrasi tertentu. Konsentrasi berkaitan dengan kepekatan, yaitu jumlah relatif antara pelarut dan terlarut. Suatu larutan yang mengandung zat terlarut lebih banyak disebut juga pekat yang artinya konsentrasi dari larutan tersebut semakin besar, sedangkan larutan yang hanya sedikit mengandung suatu zat terlarut disebut dengan encer karena konsentrasi dari larutan tersebut kecil. Pengidentifikasian suatu zat kimia dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat yang khas dari zat tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian yang luas. Salah satunya adalah sifat intensif dan ekstensif. Sifat intensif adalah sifat yang tidak tergantung pada ukuran sampel, sedangkan sifat ekstensif adalah sifat yang tergantung pada ukuran sampel yang sedang diselidiki. Kerapatan atau densitas merupakan salah satu dari sifat intensif. Dengan kata lain, kerapatan suatu zat tidak bergantunga dari ukuran sampel. Kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, maka makin kecil kerapatannya, begitu pula sebaliknya. Kebanyakan zat cair dan padat mengembang sedikit apabila dipanaskan dan menyusut sedikit apabila oleh tekanan eksternal. Kerapatan zat padat dan cair kebanyakan hampir tidak bergantung pada temperatur dan tekanan. Sebaliknya, kerapatan gas sangat bergantung pada temperatur dan tekanan. Kerapatan gas diberikan pada kondisi standar (tekanan atmosfir pada ketinggian dan temperatur 0°C). Kerapatan gas sangat kecil apabila dibandingkan dengan kerapatan zat padat. Kerapatan dan bobot jenis dari tiap senyawa berbeda-beda. Alat dan Bahan : Alat –alat yang diperlukan :  Hidrometer/ piknometer  Gelas ukur 250 ml  Beaker glass 500 ml  Sudip
  • 2.  Neraca analitik  Pipet tetes Bahan-bahan yang diperlukan :  Aquadest  Larutan sorensen(larutan NaOH jenuh) teknis Cara kerja 1. Masukkan larutan Sorensen ke dalam gelas ukur. Ukur kerapatannya menggunakan hydrometer. Catat sebagai ρ1 2. Campurkan 125 ml larutan Sorensen dengan 125 ml air bebas mineral, aduk hingga rata. Ukur volume campuran menggunakan gelas kur. Ukur kerapatannya menggunakan hydrometer. Catat sebagai ρ2 3. Ulangi prosedur point 2 dicatat dengan menggunakan larutanNaOH hasil langkah kerja point 2. Catat sebagai ρ3 4. Ulangi prosedur point 3 dicatat dengan menggunakan larutanNaOH hasil langkah kerja point 3. Catat sebagai ρ4 5. Ulangi prosedur point 4 dicatat dengan menggunakan larutanNaOH hasil langkah kerja point 4. Catat sebagai ρ5 Hasil Pengamatan : W pikno kosong A = 13,0055 g W pikno kosong B = 12,3719 g a) W pikno A + sorensen : • 27,3314 g • 27, 3579 g W rata-rata = 27,3446 g b) W pikno A + sorensen + aquadest : • 25,6436 g • 25,6460 g
  • 3. W rata-rata = 25,6448 g c) W pikno B + larutan b + aquadest : • 24,1097 g • 24,1214 g W rata-rata = 24,1155 g d) W pikno A + larutan c + aquadest : • 23,8600 g • 23,8612 g W rata-rata = 23,8606 g e) W pikno B + larutan c + aquadest : • 23,1296 g • 23,1292 g W rata-rata = 23,1294 g Perhitungan : Pengenceran Sorensen 50% -> 25% V1 . % = V2 . % V1 . 50% = 50 ml . 25% V1 = 25 ml Pengenceran Sorensen 50% -> 6,25% V1 . % = V2 . % V1 . 50% = 50 ml . 6,25% V1 = 6,25 ml Pengenceran Sorensen 50% -> 12.5% V1 . % = V2 . %
  • 4. V1 . 50% = 50 ml . 12,5% V1 = 12,5 ml Pengenceran Sorensen 50% -> 3,125 V1 . % = V2 . % V1 . 50% = 50 ml . 3,125% V1 = 3,125 ml  W isi sorensen = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong) = (27,3446 – 13,0055) gr = 14,3391 gr  W 50% = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong) = (27,3446 – 13,0055) gr = 14,3391 gr  W 25% = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong) = (25,6448 – 13,0055) gr = 1,6393 gr  W 12,5% = (W pikno B + sorensen) – (W pikno B kosong) = (24,1155 – 12,3719) gr = 11,7436 gr  W 6,25% = (W pikno A + sorensen) – (W pikno A kosong) = (23,8606 – 13,0055) gr = 10,8551 gr  W 3,125% = (W pikno B + sorensen) – (W pikno B kosong) = (23,1294 – 12,3719) gr = 10,7575 gr  W H2O = (W pikno B + H2O) – (W pikno B kosong)
  • 5. = (25,6717 – 13,0055) gr = 12,6662 gr ρair ρ50% = ρ25% = ρ12,5%= ρ6,25% = ρ3,125%= Pembahasan : Pada praktikum ini, hanya menggunakan sedikit volume sorensen, sehingga pengukuran kerapatannya hanya menggunakan piknometer. Pengukuran berat jenis dengan menggunakan piknometer harus telit, terutama untuk kebersihan pikno meter itu sendiri, apabila didalam piknometernya masih terdapat kotoran/ zat-zat lain maka akan mempengaruhibobot dari piknometer tersebut. Pengukuran dengan menggunakan piknometer sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu dan tekanan. Untuk mendapatkan grafik linier yang mendekati grafik berdasarkan pustaka maka harus menggunaka larutan dengan rentang kepekatan yang besar. Kepekatan dengan kerapatan hubungannya relatif linier untuk rentang kepekatan yang besar. NaOH memiliki sifat larut sempurna dalam air, bersifat tidak stabil, reaktif dengan udara bebas, bereaksi dengan CO2bebas membentuk Na2CO3 dan kemudian membentuk endapan. Pembuatan NaOH kadar berapapun harus melalui sorensen. Pembuatan sorensen (NaOH 50%) biasanya dengan cara menambahkan NaOH paadat sebanyak ±100 gram kedalam 100 gram air yang berada didalam piala glass sambil diaduk. Larutan ini harus didiamkan dulu seama ±2 hari agar kotorannya mengendap. Pada teori kerapatan dalam kepekatan berlaku jika yang terlarut lebih dari satu bahan maka akan terjadi interaksi antar molekul zat terlarut. Berat jenis suatu larutan dipengaruhi oleh molekul-molekul zat yang terdapat didalamnya, larutan sorensen merupakan larutan NaOH 50:50 yang sudah jenuh. Bahan yang terlarut belum tentu menaikan kerapatan. Karena kelarutan dengan kerapatan berbanding terbalik. Semakin tinggi kelarutan maka kerapatannya semakin rendah.
  • 6. Konsentrasi dari larutan sorensen berkurang seiring dengan semakin encer larutan tersebut. Hal ini dikarenakan nilai/ konsentrasi dari air semakin tinggi. Pengukuran dengan menggunakan piknometer harus dilakukan dengan suhu tetap. Selain itu, volume zat cair harus sama dengan volume piknometer. Pada saat menimbang sampel sebaiknya memegang pikno meternya menggunakan tissue, karena jika tidak lemak pada tangan akan menempel dan mempengaruhi hasil penimbangan. Penggunaan berat jenis dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain: • Menentukan kemurnian suatu zat • Mengenal keadaan zat • Menunjukan kepekatan suatu larutan Untuk pengukuran kerapatan yang menggunakan alat hidrometer akan membutuhkan volume sampel yang lebih banyak. Prinsip kerja alat hidrometer menggunakan Hukum Archimedes. Hidrometer dapat dikalibrasi dengan menggunakan aquadest yang telah diketahui massa jenisnya (1000gram/cm3 ), dengan cara memasukan hidrometer kedalam wadah yang berisi aquadest dan membaca berapa massa jenis yang ditunjukan pada batang hidrometer apakah menunjukan 1000gram/cm3. Kesimpulan : Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut: Pengenceran ke- Konsentrasi Kepekatan 1 0,5 1,1316 0,25 2 0,25 0,9975 0,125 3 0,125 0,9268 0,0625 4 0,625 0,8567 0,3125 5 0,3125 0,8490 0,1562
  • 7. Daftar Pustaka : • Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1 • http://marischemistry.blogspot.com/2012_11_01_archive.html • http://aduh2104.blogspot.com/2012/06/hidrometer.html