Larutan memiliki konsentrasi yang menunjukkan jumlah relatif zat terlarut dan pelarut. Dokumen ini menjelaskan cara membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padat dan cair, termasuk menggunakan normalitas, persen, dan ppm. Prosedur pembuatan larutan meliputi penimbangan bahan, pengukuran volume, dan pengenceran larutan pekat.
2. Bahan Kajian
Konsentrasi Larutan
Membaca Ukuran Volume
Pembuatan Larutan Konsentrasi dari
Bahan Padat
Normalitas
Persen (%b/v)
ppm
Pembuatan Larutan Konsentrasi dari
Bahan Cair
Normalitas
Persen (%v/v)
3. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi suatu larutan adalah
jumlah relatif dari larutan dan
pelarut.
Sistem normalitas (N) sering
digunakan untuk menyatakan
konsentrasi larutan.
Normalitas (N) merupakan jumlah mol
ekivalen per liter larutan.
4. Membaca Ukuran Volume
Ketinggian mata harus sama dengan
garis penanda volume yang
diinginkan.
5. Membaca Ukuran Volume
Titik terendah dari permukaan
lengkung suatu zat cair (meniskus)
harus tepat pada garis penanda.
6. Mengisap cairan pada pipet ukur, atau pipet
volume TIDAK BOLEH menggunakan mulut,
sekalipun cairan yang diisap hanya akuades.
Sisa cairan yang berada pada ujung pipet
JANGAN DIPAKSA KELUAR dengan cara
meniup pipet.
Saat menuangkan cairan atau mengeluarkan
cairan dari suatu bejana ke bejana lain
sebaiknya bersandar pada dinding bejana yang
akan dituangkan cairan.
Alat gelas seperti pipet ukur, pipet volume,
gelas ukur, dan labu takar tidak boleh
dipanaskan dalam oven ataupun menggunakan
alat pemanas lainnya.
8. Normalitas (N)
Rumus Normalitas (N) :
N =
g
BM
ek
x V
Dimana:
g = gram dari zat terlarut
BM= berat molekul zat terlarut
Ek = ekivalen zat terlarut
V = volume larutan dalam Liter
9. Normalitas (N)
Untuk membuat larutan NaOH dengan
konsentrasi 1N sebanyak 100 mL (BM
NaOH = 40 g/mol; ekivalen=1), berapa
gram NaOH yang diperlukan?
Sebelum masuk ke rumus N, ubahlah
volume larutan menjadi satuan Liter
1 Liter = 1000 mL
100 mL = ….. L?
100 mL =
100 mL
1000 mL
x 1 L
100 mL = 0,1 L
11. Prosedur kerja :
Timbanglah NaOH sebanyak yang telah dihitung di
dalam gelas Beaker 25 mL.
Tambahkan aquadest ke dalam gelas Beaker sebanyak
20 mL dan aduk dengan pengaduk kaca hingga larut.
Siapkan labu takar 100 mL dan bilaslah labu
tersebut dengan aquades sebanyak 2 kali.
Tuanglah larutan NaOH yang telah larut tersebut ke
dalam labu ukur dan bilas gelas Beaker sebanyak 3 x
dengan sedikit aquadest dan air bilasannya
dimasukkan ke dalam labu ukur.
Tambahkan aquadest ke dalam labu ukur sampai
batas tanda pada labu kemudian keringkan dinding
labu dengan tisu.
Tutuplah labu ukur dan kocok secara perlahan
dengan posisi tutup labu ukur di bagian bawah.
Apabila larutan ini akan digunakan maka perlu
dikocok kembali.
12.
13. Persen (%b/v)
Persen adalah banyaknya bagian dari
suatu konstituen dalam 100 bagian dari
keseluruhan
Rumus Persen (%b/v) :
% b/v=
massa komponen
volume larutan
×100%
Dimana:
Massa komponen = massa zat terlarut dalam gram
Volume larutan = volume larutan dalam 100 mL
14. Persen (%b/v)
Berapa gram KI yang harus ditimbang untuk
membuat larutan KI 20% sebanyak 50 mL?
Penyelesaian soal:
KI 20% =
20 gram KI
100 mL Larutan
KI 20% =
… gram KI
50 mL Larutan
gram KI =
50 𝑚𝐿
100 𝑚𝐿
x 20 gram
= 10,0000 gram
Sehingga untuk membuat KI 20% sebanyak 50 mL
diperlukan 10,0000 gram KI
15. ppm
parts per million (ppm)
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑝𝑝𝑚 =
𝑚𝑔 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟)
𝑝𝑝𝑚 =
µ𝑔 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝐿)
16. ppm
Berapa gram Glukosa yang harus ditimbang untuk
membuat larutan Glukosa 500 ppm sebanyak 100
mL?
Penyelesaian soal:
Glukosa 500 ppm=
500 mg Glukosa
1 Liter Larutan
Glukosa 500 ppm=
0,5 gram Glukosa
1000 mL Larutan
Glukosa 500 ppm=
… gram Glukosa
100 mL Larutan
Gram Glukosa =
100 𝑚𝐿
1000 𝑚𝐿
x 0,5 gram = 0,0500 gram
Sehingga untuk membuat larutan Glukosa 500 ppm
sebanyak 100 mL diperlukan Glukosa sebanyak 0,0500
gram
18. Normalitas (N)
Rumus Normalitas (N) bahan cair
pekat:
N =
1000 x D x %
BM
ek
Dimana:
D = kerapatan cairan
% = persen cairan
Ek = ekivalen zat
BM= berat molekul zat
19. Normalitas (N)
Setelah larutan pekat diketahui konsentrasinya,
pengenceran larutan pekat dilakukan dengan
menghitung volume pengenceran dengan persamaan:
V1 x C1=V2 x C2
V1 x N1=V2 x N2
Dimana:
V1 = Volume larutan yang akan diencerkan
C1 = Konsentrasi larutan yang akan diencerkan
N1 = Normalitas larutan yang akan diencerkan
V2 = Volume larutan yang diinginkan
C2 = Konsentrasi larutan yang diinginkan
N2 = Normalitas larutan yang diinginkan
21. Normalitas (N)
Untuk membuat larutan HCl dengan konsentrasi
1N sebanyak 100 mL (BM HCl = 36.5 g/mol;
ek=1) dan larutan HCl pekat mempunyai
kerapatan 1.19 g/mL dan 37% dari berat HCl,
berapa mL larutan HCl pekat yang diperlukan?
Penyelesaian soal:
1. Menghitung Normalitas HCl pekat
2. Menghitung jumlah HCl pekat yang diperlukan
dengan rumus pengenceran
22. Normalitas (N)
Normalitas HCl pekat:
N =
1000 x D x %
BM
ek
N =
1000 x 1,19 g/mL x
37
100
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙
1ek
N HCl pekat = 12,06 N ≈ 12 N
24. Persen (%v/v)
Persen adalah banyaknya bagian dari
suatu konstituen dalam 100 bagian dari
keseluruhan
Rumus Persen (%v/v) :
% v/v=
volume komponen
volume larutan
×100%
Dimana:
volume komponen = volume zat dalam mL
Volume larutan = volume larutan dalam 100 mL
25. Persen (%v/v)
Berapa mL larutan Asam Asetat (CH3COOH) 100%
yang harus dipipet untuk membuat larutan
CH3COOH 10% sebanyak 50 mL?
Penyelesaian soal:
CH3COOH 100%
diencerkan
CH3COOH 10%
Sebanyak 50 mL
26. Persen (%v/v)
Rumus pengenceran:
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 100%=50 mL x 10%
V1 = 5 mL
Sehingga untuk membuat larutan CH3COOH 10%
sebanyak 50 mL diperlukan CH3COOH 100%
sebanyak 5 mL.