4. • Lihat post kontras dan DWI dan ADC
• Restricted : Abses, tuberculoma , massa glioblastoma (tdk semua
tumor ), lymphoma , infark subacute
• Non restricted : toxo, metastasis,
• Dwi yg hiperintesn : massa, abses, infeksi (tuberculoma), limfoma,
infark
5. Klinis demam dan kejang
MRI kepala potongan axial dengan sekuens T1WI,
T2WI, T2 Flair, T1 FS dan DWI
Tampak massa lobulated intraaxial batas tegas tepi
regular berukuran …x…x….. Cm didaerah
subkortikal lobus temporoparietal kanan yang
mendesak ventrikel lateralis kanan cornu posterior
dan midline shift sejauh …cm ke arah kiri. Maassa
tersebut memberikan perubahan signal hipointens
pada T1wi dan T2 flair, hiperintens pada T2wi , dan
memberikan restricted area pada DWI. Post
kontras scanning memberikan gambaran rim
enhancement ( late capsulated), disertai edema
perifocal.
Diagnosa :
- Abses cerebri
6. • Brain abses : biasa di juxta cortical dan supratenstorial, restricted
(saama dengan tuberculoma)
• Metastasis : disemua tempat dan di fossa posterior ( sama spt toxo),
tdk restricted sama dengan toxo
9. SPECTROSCOPY
• AbSes peningkatan lipid dan NAA lipids/lactate,
succinate, acetate, and amino acids (alanine,
valine, leucine, and isoleucine)
• TOXOPLASMA increased lactate , increased
lipids, reduced Cho, Cr and NAA
• TUBERKULOMA sama dengan abses, lipid-
lactate peaks are usually elevated (86%)
• METASTASIS CHOLINE DAN CREATININ (choline
peak with no choline elevation in the peritumoural
edema)
Infeksi sama lipid dan
laktat meningkat ,
choline dan creatinine
menurun
Metas : choline dan
creatinine meningkat
10. CT scan kepala potongan axial dengan dan tanpa kontras
Tampak lesi hipodens inhomogen intraaxial batas tegas tepi regular berukuran ..x…x… cm di cortical subcortical
lobus temporoparietoccipital kanan. Pada post contras scanning memberikan enhancement berbentuk “target sign”
disertai dengan meningeal enhancement berlebih di tentorium cerebelli, sisterna basalis (perivascular MCA) ,
11. • Tuberculoma : ada 3 fase
• Yang non restricted : pada solid
• Restricted : fase liquefaction dan caseating granuloma
12. MRI kepala potongan axial dengan sekuens
T1wi, T2wi, flair, DWI, dan ADC, T1FS.
Tampak lesi multiple lobulated batas tegas tepi
regular yang berukuran terbesar …x…x… cm
didaerah subcortical temporal bilateral ,
chiasma optikum, dan pons. Lesi tersebut
memberikan perubhan signal hipointens pada
t1wi dan hiperintens pada t2wi disertai edema
perifocal. Post kontras memberikan
enhancement yang membentuk rim
enhancement. Dan pada DWI ADC tidak
memberikan restricted area.
Diagnosis :
- Caseating tuberculomatosis DD/ metastasis
(krn gak restricted area)
Kl limfoma PALING SERING DI PERIVENTRIKULER
DAN CORTICOMEDULLARY JUNCTION
PREKONTRAS AKAN CERAH (HIGH SELULARITY
PROTEIN )
13. Mri KEPALA Potongan axial, sagittal,
coronal sekuens T1WI, T2WI, DAN
POST kontras (T1fS) , DWI ADC dan
MRS.
Tampak lesi lobulated intraaxial
didaerah thalamus kiri berukuran
…x…x… cm yangh tampak mendesak
ventrikel lateralis kiri yang
memberikan perubahan intensitas
isointense pada t1WI, hiperintens
pada T2wi dan tidak memberikan
restricted area. Pada post kontras
scanning memberikan rim
enhancement dengan memberikan
gambarn eccentric target sign
Pada spektroskopi tampak
peningkatan lipid.
Diagnosa ;
- Toxoplasmosis DD/ -lymphoma
-metastasis
14. • TOXOPLASMOSIS : PALING SERING DI THALAMUS ( bisa di
corticomedullary junction ) DAN TIDAK RESTRICTED AREA
• DI dd/ meta, lymphoma, Neurocystitcercosis
15. CT kepala potongan axial dengan dan tanpa
kontras
Tampak lesi multiple kalsifikasi berbagai
ukuran didaerah hamper seluruh lobus
bilateral.
Pada post kontras memberikan
enhancement sedikit dengan sedikit edema
perifocal.
Diagnosis :
- Tuberkuloma dd/-metastasis
-toxoplasmosis
17. MRI kepala potongan axial sekuens T1Wi dan post kontras
(T1wi)
Tampak pelebaran ventrikel lateralis bilateral.
Pada post contras memberikan enhancement pada
ependymal lining.
Diagnosis : Hidrocephalus dengan ventriculitis
18. MRI kepala potongan axial dan coronal
sekuens T1wi post kontras
Tampak lesi kistik multiple extra axial
yang mengisi konkavitas daerah
frontotemporoparietoccipital dan
sepanjang falx cerebri dan tentorium
cerebelli kiri.
Pada post contras scanning
mmemberikan enhancement pada
tepinya.
Diagnosa :
- Subdural empyema
19. CT scan kepala pootngan axial dengan kontraqs dan
bone window
Tampak lesi hipodens extraaxial berbentuk
bikonveks yang mengisi konkavitas frontalis kiri.
Tampak pembengkkakan jarinan lunak disekitarnya.
Pada post kontras scanning memberikan
enhancement di tepinmya.
Pada bone window memberikan reaksi periostel.
Diagnosa :
- Epidural empyema
21. • CCF dilatasi vena ophthalmica
superior dan inferior
• Segmen yg berhubungan dengan CCF :
• Direct : ICA –C6 paling opthalmica dan
sinus cavernous
• Indirect : ada a,b,c dan d, ini bisa ICA
dan ECA
25. • Pada gmbr DSA : potongan hanya LATERAL, OBLIK dan
AP
• DSAv ada 3 fase : arteri (kelihatan terutama vascular
besar), parenkim (vascular yg kecil2), dan Vena (flow
back)
• Melihat anatomy vaskularisasi REAL TIME
Ekspertise :
• Pada pemeriksaan DSA potongan lateral :
• Tampak kontras mengisi fase arteri carotid interna,
disertai adanya fistula di ICA pada segmen C6 yang
tampaknya berhubungan dengan sinus cavernosus.
• Diagnosa : CCF direct type A
26. CT angiography kepala potongan axial :
Tampak dilatasi vena opthalmica superior
berbentuk tubuler berkelok yang tampaknya
berhubungan dengan sinus cavernosus
kanan. ( tambahkan bila ada
proptosis/exopthalmus) yang tampaknya
menyebabkan proptosis bulbus oculi kanan.
Diagnosa : CCF type direct A
PENATALAKSANAAN : Embolisasi coiling +
ballooning
Pasien CCF biasa terjadi krn post trauma /post Tindakan /
post op clue ntya
27. Ekspertise :
Pada pemeriksaan DSA potongan AP
:
• Tampak kontras mengisi fase arteri
carotid interna, disertai adanya
fistula pada cabang ICA tampaknya
berhubungan dengan sinus
cavernosus.
• Diagnosa : CCF indirect type C
29. • Nidus ; penghubung arteri dan vena
pada AVM dan tidak berhubungan
dengan capillary bed dari vascular
• Kalau yg berhubungan dengan kapiler
:
• Cavernoma
30. • MRI kepala potongan axial sekuens T1wi, t2wi, flair, Tiwi post contras dan
DWI
• Tampak serpiginous flow void signal yang membentuk ‘bag of worm like
appearance’ (nidus) yang berukuran ..x…x… cm didaerah hemisfer kanan,
yang memberikan intensitas asignal flow void pada semua sekuens. Pada
post contras scanning tampak memberikan enhancement.
Diagnosa :
- AVM
38. Ekspertise :
Pada pemeriksaan DSA potongan
LATERAL :
• Tampak kontras mengisi pada
fase arteri dan parenkim, carotid
interna kanan disertai adanya
fistula pada cabang arteri…
tampaknya berhubungan dengan
sinus straight
• Diagnosa : dural AVF
41. Tampak pelebaran pada vena gallein dengan
ukuran …x…..yang disertai fistula dengan artery
…..
MRA MRV Brain
MRI brain potongan axil , sagittal sequen T1 , T2
Tampak lesi flow void signal yang membentuk yang berukuran ..x…x… cm didaerah superior cerebellum
dan posterior ventricle 3, yang memberikan intensitas asignal flow void pada semua sekuens. Pada post
contras scanning tampak memberikan enhancement. (kalo ada hydrocephalus, perdarahan dijelaskan)
Diagnosa: malformation vein of gallean
Dd/ AVM
42. The majority of lesions remain asymptomatic throughout life and are found incidentally.
Presentation due to hemorrhage may cause a headache, seizure or focal neurological deficit.
The risk of hemorrhage is 1% per patient-year for familial cases, somewhat less for sporadic
lesions, and very rare (<0.1% per patient-year) for incidental lesions 14.
43.
44. Tampak lesi bulat, batas tegas
tepi irregular” di cortical
subcortical lobus temporal
kanan, mendesak ventrikel
lateralis kanan cornu posterior
yang memberikan perubhan
intensitas signal heterogen
pada T1 , T2 dan T2 flair pada
post contrast memberikan rim
enhancement berbentuk berry
appearance” (pop corn)
Diagnosa: Cavernoma
DD/ CAA, Chronic hypertension,
DAI.
45. Amyloid angiopaty: random size, although Zabramski classification type IV cavernous malformations are
indistinguishable from cerebral microhemorrhages related to CAA
Cavernoma Type IV Amyloid angiopaty cerberal
46. MRI Brain:
Tampak lesi multiple, batas tegas, tepi regular berukuran
lk ……x ….. Di hamper seluruh hemisfer cerebri yang
membrikan perubahan intensitas signal isointense pada
T1 dan T2, Flair dan flow void blooming artefact pada
SWI/GRE.
Diagnosa: CAA
47. Tampak lesi multiple, batas tegas, tepi regular
berukuran lk ……x ….. Di ganglias basalis dan
thalamus bilateral yang membrikan perubahan
intensitas signal isointense pada T1 dan T2,
Flair dan flow void blooming artefact pada
SWI/GRE.
Diagnosa: hypertensive microangipaty
50. MRI potongan Axial T1,T2, T1 C, SWI
Tampak lesi batas tegas, tepi irregular di daerah pons yang memberikan perubahan insitas signal iso intens pada T1,
T2, pada post contrast memberikan enhancement, pada SWI memberikan low blomming
51.
52.
53.
54. Tampak lesi hipointens batas tegas, tepi regular di daeerah cortica subcortical lobus frontal yang
memberiukan perubahan intensitas signal hipointens, pada T1, T2 dan enhancement pada post contrast ,
pada Swi memberikan gambaran capu medusa appearance
Diagnosa : Development venous anoma/ cereberal venous angioma
DD/ AVM
55.
56.
57. • Perbedaan antara hemimegalencephaly dengan Dyke-Davidoff-
Masson syndrome
• Pada hemimegancephali lokasi di lateral ventrikel
• Unilateral
• Kontralateral displacement pada falx cerebri
• Pada Dyke-Davidoff-Masson syndrome lokasi terjadi
pelebaran di sinus frontalis dan ethmolidalis, mastoid air
cell
• Ipsilateral displacement pada falx cerebri
58.
59. Mri kepala potongan axial,
sequence T1, T2
Tampak pendangkalan sulcus
disertai pelebaran gyri didaerah
lobus fronto
temporoparietooccipital kanan
Tampak dilatasi ventrikel lateralis
kanan yang tampaknya mendesak
falx cerebri antero- posterior ke
arah kiri sejauh …cm
Tampak penebalan calvaria
didaerah os frontalis kanan
Diagnosis :
Hemymegalencephaly
DD/ Dyke Davidoff syndrome
60.
61.
62. MRI kepala potongan axial sequence, Flair, T1+C, SWI
Tampak penurunan volume di daerah corteks lobus occipital kiri
Tampak meningeal enhancement berlebih pada T1 post kontras didaerah cortical lobus occipital kiri
Pada sequence SWI tampak drop out signal yang memberikan gambaran blooming artefact didaerah cortical lobus occipital
kiri
Diagnosis :
Sturge webber syndrome
63. CT scan kepala dengan dan tanpa kontrras potongan axial
Tampak pelebaran sulcy gyri corticalis disertai penurunan volume parenkim lobus frontotemporooccipital kanan
Tampak lesi hiperdens (HU kalsifikasi) didaerah cortical subcortical(corticomedullary) lobus fronto temporoparietooccipital
dextra yang membentuk gambaran tram track sign
Diagnosis :
Sturge webber syndrome
64.
65.
66.
67. Ct scan kepala dengan dan tanpa kontras potongan axial dan sagittal
Tampak lesi hyperdens berbentuk nodular didaerah periventricular lateralis bilateral
Diagnosis
Subependymal heterotopia
68. MRI kepala potongan axial, sagittal
Tampak nodul multiple pada daerah periventrukular lateralis bilateral
Pada sequence T1 +c tidak tampak enhancement
Tampak lesi kistik densitas LCS didaerah konveksitas fossa posterior
Diagnosis :
Subependymal heterotopia disertai subarachnoid cyst
DD /
subependymal giant cell astrocytoma(SEGA) biasanya pd post contras enhance
Subependymal tuberous sclerosis disertai kalsifikasi
69. • CT scan kepala non kontras
potongan axial
• Tampak penurunan cortical gyrus
dengan permukaan parenkim yang
halus di area lobus
frontotemporoparietooksipital
bilateral, disertai dengan
pelebaran fisura sylvii bilateral
yang membentuk gambaran brain
hourglass appearance.
• Diagnosis: lissencephaly tipe 1
classic
70. • MRI kepala potongan axial,
sagittal, coronal sekuens T1, T2
• Tampak pelebaran dan
pendataran disertai abnormalitas
gyri di seluruh daerah
frontotemporoparietooksipital
hemisfer bilateral.
• (tidak memberikan perubahan
intensitas signal pada semua
sekuens)
• Diagnosis: band heterotopia
71. • CT scan kepala non kontras, potongan
axial
• Tampak pelebaran dan pendataran
disertai abnormalitas gyri di seluruh
daerah frontotemporoparietooksipital
hemisfer bilateral.
• Diagnosis: band heterotopia
72.
73. • MRI kepala potongan aksial, sequence
T2
• Tampak pendataran dan pelebaran
gyrus di daerah
temporoparietooksipital, dengan
abnormalitas gyrus di daerah frontal
bilateral, dan pelebaran fysura sylvii
bilateral yang membentuk gambaran
brain-hourglass appearance. Disertai
pelebaran ventrikel lateralis bilateral.
• Diagnosis: Lisencephaly type 1-classic
74. • MRI kepala potongan axial, coronal
sekuense T1, T2, Flair
• Tampak lesi kistik densitas LCS
disertai cleft parenkim daerahlobus
temporoparietal kiri yang
menghubungkan dari grey matter
lining (piameter) ke ventrikel lateral
kiri (ependymal), yang memberikan
perubahan intensitas signal
hypointense pada T1 /Flair dan
hyperintense pada T2.
• Diagnosis: schizencephaly type
open lip
• Dd/: Porencephaly
75. • MRI kepala potongan aksial, coronal sekuense T1, T2, Flair
• Tampak lesi bentuk linier, batas tegas, tepi iregular disertai cleft parenkim di
daerah cortical temporal kanan yang tidak berhubungan ventrikel lateralis
kanan, yang memberikan perubahan intensitas signal hypointense pada
T1/Flair dan hyperintense pada T2.
• Diagnosis: Schizencephaly type closed lip
78. Ct scan kepala potongan axial :
Tampak lesi kistik densitas LCS di
hamper seluruh hemisfer bilateral
disertai dengan penipisan korteks.
Tampak falx cerebri bagian anteriuor
dan posterior.
Diagnosa :
Hydranencephali
79. MRI kepala potongan axial, sagittal dan coronal sekuens T1wi, t2wi, dwi dan ADC
Tampak lesi kistik densitas LCS yang mengisi hampir seluruh hemisfer bilateral
disertai masih tampak sebagian parenkim cerebri lobus occipital bilateral dan
cerebellum.
Lesi tersebut memberikan perubahan signal hipointens pada T1wi dan hiperintens
pada t2wi.
Tampak falx cerebri bagian anaterior dan posterior.
Diagnosa :
Hydranencephali
83. Pancake alobar holoporensephali
• Ct scan kepala potongan axial, coronal dan
sagittal :
• Tampak fusi dari ventrikel berbentuk
monoventrikel lateralis disertai absentnya
struktur midline ( septum pellucidum,
interhemisphere fissure dan falx cerebri,
septum pellucidum) dan absent thalamus
fusi.
• Masih tampak Sebagian parenkim cerebri
daerah frontal bilateral.
• Diagnosa :
• Holoprosencephali Alobar tipe pancake
84. MRI kepala potongan axial dan coronal sekuens T1wi, t2wi dan flair
• Tampak fusi dari ventrikel berbentuk monoventrikel disertai absentnya struktur
midline ( septum pellucidum, interhemisphere fissure dan falx cerebri, septum
pellucidum) dan absent thalamus fusi, yang memberikan perubahan signal hipointens
pada t1wi dan flair dan hiperintens pada t2wi.
• Masih tampak sebagian parenkim cerebri daerah frontal bilateral.
Diagnosa :
• Holoprosencephali Alobar tipe pancake
90. • MRI kepala potongan axial, sagittal
sekuens t1wi dan t2wi
Tampak fusi dari ventrikel lateral anterior
horn disertai fusi ventrikel lateral 3.
Tampak absent septum peluucidum, dan
tampak Sebagian corpus calosum
Tampak fusi lobus frontal.
Diagnosa :
Holoprosencephali Lobar
91. • CT scan kepala potonagn axial :
• Tampak dilatasi dari ventrikel lateralis
bilateral disertai pnipisan koretks
cerebri. Masih tampak falx cerebri.
• Diagnosa :
• Severe Hidrocephalus.
92. • MRI kepala potongan axial dan sagittal sekuens
t1wi dan t2wi
• Tampak dilatasi dari ventrikel lateralis bilateral,
dengan falx cerebri, serta tampak parenkim
cerebri didaerah frontotemporoparietooccipital
bilateral, dengan perubahan intensitas signal
hipointens pada t1wi dan hiperintens pada
t2wi.
• Tampak lesi kistik extraaxial densitas lcs di
daerah fossa posterior.
• Diagnosa :
• Hidrocephalus disertai arachnoid cyst
94. • Mri KEPALA potongan axial, sagittal dan
coronal sekuens t1wi dan t2wi :
• Tampak dilatasi trigonum ventrikel
posterior horn yang memberikan
gambaran “racing car” dan “viking
helmet”, dengan tidak tampak /absent
corpus callosum dan septum
pellucidum, yang memberikan
intensitas signal hipointens pada t1wi
dan hiperintens pada t2wi.
• Diagnosa :
• Agenesis Corpus callosum
96. GARIS Mc rae: garis khayal yang ditarik dari odontoid ke formaen magnum normal 5 mm
97.
98. Mri kepala potongan axial dan sgital sequen t1 t2
Tampak penurunan tonsil cerebellum ke arah foramen
magnum sejauh …. mm, disertai lesi hipointens multiple di
intra medullari setingggi c3 sampai c7 yang memberikan
perubahan intensitas hipointens pada T1 dan hiperintens
pada t2.
Diagnosa : chiari malformation type 1 disertai
hidrosyringoyelIA
99. MRI Brain : axial dan sagittal sequen t1 dan T2
Tampak penurunan medulla oblongata, vermis cerebelli dan ventrikel 4 lk … cn dari garis mc
rae ke arah foramen magnum disertai dilatasi ventikel lateralis bilateral
Diagnosa : malformasi chiari type 2 disertai hidrocephalus
100. Mri kepala potongan axial dan sagital sequen t1 t2
Tampak penurunan tonsil cerebellum ke arah foramen magnum
sejauh …. Mm dari gari mc rae, disertai lesi hipointens di intra
medullari setingggi ….. yang memberikan perubahan intensitas
hipointens pada T1 dan hiperintens pada t2.
Tampak lesi hipoinens pada daerah occipitalis, yang
berhubungan dengan fossa posterior melalui suatu defek di os
occipital yang berisi sebgian parenkim cerebeli kanan dan lesi
hipointens disekirtarnya yang membrikan intensitas hipointens
pada T1 dan hiperintens pada T2
106. CT scan kontras potongan axial
Tampak lesi hipodend densitas LCS di daerah fossa posterior yang tampak
berhubungan dengan ventrikel 4 , disertai hypoplasia vermis cerebeli yang berotasi
ke superior.
Diagnosis : dandy walker malformation
107. MRI brain potongan t1 axial dan sagittal dan axial t2
Tampak lesi kistik di daerah fossa posterior yang temapaknya berhunugan denghan ventrikel 4, hipopplasi vermis
cerebeli disertai torcular lambdoid yang rotasi ke superior yang memberikan intensitas signal mhipointen pada t1
Dan hiperintens pada T2
Tambahan: kalo ada hydrocephalus di jelaskan juga
Diagnosa: Dandy walker malformation
DD/ mega cysterna magna, black pouch cyst
109. MRI Brain potongan axial dan sagittal, sequen T1, T2 dan CISS
Tampak lesi kistik berbentuk baloning di inferior cerebeli, yang mendesak cerebeli ke superior. Dengan torcular lamdoid
dalam batas normal. Tampak dilatasi ventrikel 4, ventrikel 3 dan ventricle lateralis bilateral
Yang memberikan intensitas signal hipointens pada T1 dan hiperintes pada T2
Diagnosa: Blake pouch cyst
113. MRI Brain Potongan Axial dan Sagityal Sequen T1 dan T2
Tampak lesi kistik extraaxial di daerah fossa posterior yang tidak berhunugan dengan ventrikel 4, vernis
cerebeli dalam batas normal, torcular lambdoin normal, yang memberikan intesnista sign hipointens pada t1
dan hiperintans pada T2
Diagnosa : megacystena magna
DD/ arachnoid cyst
114. BRAIN TUMOUR
MRI brain potongan axial sequen T1, T2, flair, DWI,ADC, T1+C
Tampak massa solid extra axial, batas tegas, tepi irregular
berukuran …x…x…..cm , di daerah conveksita temporal kanan,
yang memberikan prubahan intensitas signal isointense pada
T1,T2,flair dan memberikan restricted area pada DWI/ADC ,
serta memberikan enhancement homogen pada post contrast
scanning. Dural tail (+)
Diagnosis: En plaque mengioma
115. CT Scan Brain potongan AXIAL tanpa contrast
Tampak massa solid extraaxial, batas tegas, tepi irregular berukuran …x…x…cm, kalsifikasi di perifernya (+)
di daerah suprasela (kalo ada sagittal : perhatikan perluasan dari atas ke bawah, dan tanda2 pendesakan ,
dural tail dll)
Diagnosa: Adantinomatous craniop[haringioma
DD/ Macroadenoma hypofise, meningioma ,
116. MRI BRAIN POTONGAN axial coronal sagita sequen T1, T2,Flair, T1 +K, DWI
Tampak massa solid extraaxial, batas tegas, tepi irregular, berukuran lk ….x….x…..cm, di daerah
suprasellar yang meluas ke inferior intrasela dan sinus cavenosus, ke superior mendesakdan
menyebakan dilatasi ventrikel lateralis , ke anterior mendesak chiasma optikum dan
memberikan perubahan intensitas signal hipointens pada T1, hiperrtinten inhomogen pada
T2, Flair, sabian memberikan restricted area pada DWI, pada post contrast scanning
memberikan enhancement.
Diagnosa : adamantinomatous craniopharyngioma (pada anak2)
DD/ Macroadenoma hypofise, Tuberculum sella Meningioma
117. MRI kepala potongan axial, coronal, dan sagittal, dengan sequence T1,T2,Flaire, T1 +C
Tampak massa campuran dominan solid , extraaksial, batas tegas, tepi lobulated, berukuran lk ,,,, di intrasellar yang ke superior
meluas ke suprasellar dan mendesak optic chiasm, ke posterior mendesak a. basilaris yang memberikan gambaran snowman
appearance disertai perubahan intensitas signal isointens pada T1, isointense inhomogen, pada T2, Pada post contras
memberikan enhancement inhomogen.
Diagnosa :
Macroadenoma hypofisis
DD/
Meningioma suprasella dural tail (+)
Craniopharingioma disertai kalsifikasi, arah dari atas ke bawah
118. MRI Kepala potongan coronal T2, coronal T1, sagittal T1+C
Tampak lesi bentuk bulat, ekstraaksial, batas tegas, berukuran…x…x..cm, di daerah intrasellar, yang tampaknya memberikan
perubahan intensitas sinyal yang pada T1-weighted memberikan isointense homogen dibandingkan hipofise normal, yang pada
T2-weighted tampak sedikit hiperintense, pada pemberian kontras memberikan delayed contrast enhancement.
Diagnosa :
Microadenoma hypofisis
DD/
Normal hipofisis
Rathke Cleft Cyst sama –sama Intrasella, tapi berasal dari intermedia, Non-enhance pada post contrast scanning.
119. MRI Kepala potongan sagittal T1, T2, dan T1 + C
Tampak lesi kistik, ekstraaksial, batas tegas, tepi regular, berukuran…x…x..cm, di daerah predominan suprasellar, yang tampaknya
memberikan perubahan intensitas sinyal yang pada T1-weighted memberikan hipointense homogen, yang pada T2-weighted
tampak hiperintense, pada pemberian kontras tidak memberikan enhancement.
Diagnosa :
Rathke Cleft Cyst
CT Kepala potongan axial non contrast dan post
contrast, dan cortonal post contras
Tampak lesi bulat hipodens, homogen,
ekstraaksial, batas tegas, tepi regular, berukuran
…x…x…cm di daerah suprasellar, tampaknya
mendesak ciasma opticum. Pada post contrast
scanning tidak memberikan enhancement.
Diagnosa :
Rathke Cleft Cyst
DD/ Epidermoid Cyst
Lymphoma
120. Klinis : Idiopathic Intracranial Hypertension
Pemeriksaan MRI Kepala potongan sagittal T1, coronal T2 dan T1 +C
Tampak lesi hypointense sesuai intensitas LCS yang mengisi daerah intrasellar, disertai infundibulum stalk mengisi
intrasellar space memberikan gambaran infundibulum sign (+). Lesi tersebut memberikan intensitas signal hypointense
pada T1-weighted dan memberikan perubahan signal hyperintense pada T2-weighted. Pada post contrast scanning tidak
meberikan enhancement.
Diagnosis :
Empty Sella
121. • MRI kepala potongan axial dan sagittal, sequence
T1, T2, T1+C
• Tampak lesi kistik dengan bagian solid di dalamnya,
intraaxial, infratentorial, batas tegas, tepi regular,
berukuran lk..x..x.. Cm di area vermis cerebelli kiri,
tampaknya mendesak ventrikel 4 ke arah kanan.
memberikan perubahan intensitas signal
hypointense pada T1, hyperintense pada T2. post
contrast scanning memberikan enhancement pada
mural nodule.
• Diagnosis: Hemangioblastoma
122. • MRI spinal potongan sagittal,
axial, sekuense T1, T2, T1+C
• Tampak lesi kistik,
intramedullary, batas tegas,
tepi regular, berukuran lk.
X..x.. cm setinggi C4-6. yang
memberikan perubahan
intensitas signal hypointense
pada T1, hyperintense T2
dengan bagian hypointense di
tepinya yang memberikan
gambaran capping sign. Post
contrast scanning memberikan
enhancement.
• Diagnosis: Hemangioblastoma
spinal
123. • MRI kepala potongan axial, coronal,
sekuense T1,T2, T1+C
• Tampak lesi kistik dengan solid nodul di
dalamnya, intraaksial, infratentorial,
batas tegas, tepi regular, berukuran
lk..x..x..cm di cerebellum kanan yang
mendesak ventrikel 4 ke arah kiri.
memberikan perubahan intensitas signal
hypointense pada T1, hyperintense pada
T2. Post contras scanning memberikan
enhancement dengan gambaran mural
nodule di dalamnya.
• Diagnosis: pylositic astrocytoma (pada
children)
124. • MRI kepala potongan axial,
sagittal, coronal sekuense T1, T2,
T1+C, coronal flair
• Tampak lesi campuran dominan
kistik, intraaksial, batas tegas, tepi
ireguler, berukuran lk…x..x..cm di
fossa posterior, yang berasal dari
basis ventrikel 4 dan menyebabkan
dilatasi ventrikel lateralis bilateral.
Memberikan perubahan intensitas
signal hypointense inhomogen
pada T1, hyperintense inhomogen
pada T/flair. Post contrast scanning
memberikan enhancement.
• Diagnosis: Ependimoma disertai
hydrocephalus
• (lebih banyak kalsifikasi dp
Meduloblastoma)
125. • CT scan kepala non kontras, potongan axial
• Tampak lesi campuran kistik solid,
intraaxial,infratentorial, batas tegas, tepi
ireguler, kalsifikasi (+), berukuran lk…x..x..cm
berada di fossa posterior, yang tampaknya
mendesak ventrikel 4.
• Diagnosis: Ependimoma
127. MRI Kepala potongan axial T!,T2,T2 flair, T1 +C (pada anak-anak: di ventrikel lateralis)
Tampak massa solid extraaxial, batas relative tegas, tepi irregular, di intraventricular
leteralis dextra , yang mendesak ventrikel lateralis kanan, yang memberikan intensitas
isointen pada T1,t2 ,t2 flair dan pada post contrast scanning memberikan enhasncement
kuat. Yang memberikan cauli flower appearance.
Tampak dilatasi pada ventrikel lateralis , ventrikel 3.
Diagnosa; choroid plexus papilloma disertai dengan hydrocephalus
DD/ mningima intraventricular , central neurocytoma intraventricular
128. • MRI kepala, potongan axial dan sagittal, sekuense T1, T2,flair, T1+C
• Massa heterogen, intraaxial, infratentorial, batas tegas, tepi ireguler, berukuran lk..x..x.. Cm yang
tampaknya berasal dari atap ventrikel 4, dan menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis . Massa tampaknya
mendesak cerebellum ke arah superior dan pons ke anterior. Menyebabkan perubahan intensitas sinyal
htpointense pada T1, Hyperintense pada T2. Post contrast scanning tampak memberikan enhancement
inhomogen
• Diagnosis: Meduloblastoma dengan minimal hydrocephalus
129. CT scan kepala potongan axial + K
Tampak massa intraaxial infratentorial, batas tegas, tepi irregular
beruukuran lk …x…x… cm yang tampaknya mendesak ventrikel 4
pada post contras memberikan enhascemen hetereogen.
Diagnosa: meduloblastoma
131. MRI Kepala potongan axial, sagittal, coronal T1,T2, T2 flair ,T1 +C
Tampak massa solid dengan komponen necrotik intraxial, infratentorial , batas relative
tegas, tepi irregular di daerah pontine yang mendesak ventrikel 4 disertai lesi hiperintens
disekirtarnya, yang memberikan perubahan intensitas Hipointen inhomogen pada T1 dan
hiperintens inhomogen pada T2, Flair , pada post kontras memberikan enhancement
inhomogen
Diagnosa : Brainstem Glioma
133. MRI ke4pala potongan axial coronal sekuens T1 T2 dan T1+C, dan DWI
Tampak lesi campuran dominan solid, extraaxial, batas tegas tepi
irregular denga ukuran ..x…x… cm di daerah CPA kiri yang tampaknya
berhubungan dengan canalis akustikus internus kiri, yang memberikan
gambaran “ice cream cone sign”, disertai pendesakan pons kekanan,
yang memberikan perubahan signal hipointens pada t1 wi dan
hiperintens inhomogen pada t2wi, post contrast scanning
memberikan enhancement inhomogen.
Duagnosa : Vestibular Schwannoma / Akustik neuromas
134. • MRI kepala potongan axial sekuens T1 T2 flair dan dwi
• Tampak massa campuran dominan solid, intraaxial, batas tegas tepi
regular dengan ukuran …x….x…. Cm di daerah subkortikal lobus
frontoparietal kiri yang memberikan perubahan intensitas signal
hiperintens pada T1 dan hiperintens inhomogen pada t2 dan flair serta
tidak restricted pada DWI.
• Diagnosa : Dermoid cyst
135. • Ct scan kepala potongan axial tanpa dan dengan kontras
• Tampak massa hipodens densistas lemak dengan HU ; …… (HU lemak )
intraaxial, batas tegas tepi regular dengan ukuran …x….x…. Cm di daerah
falx cerebri anterior. Pada post contrast scanning tidak memberikan
enhancement.
• Diagnosa : Dermoid cyst
136. • MRI kepala potongan axial sekuens t1 t2 flair dan dwi
• Tampak massa solid dominan kistik intraaxial, batas tegas tepi irregular
yyang berukuran ..x…x…. Cm di daerah falx cerebri anterior yang
memberikan perubahan intensitas signal hipointens pada t1 dan
hiperintens pada t2 serta memberikan dirty signal pada flair serta
restricted area pada DWI.
• Diagnosa : Epidermoid cyst
137. • CT scan kepala potonagn axial dengan dan tanpa kjontras
• Tampak massa hipodens inhomogen dengan kalsifikasi (+) dan HU : …,
extraaxial dengan ukuran …x…x…. Cm didaerah falx cerebri. Pada post
contras scanning memberikan enhancement inghomogen.
• Diagnosa : epidermoid cyst
139. • MRI kepala potongan axial sekuens t1 t2 flair ti+C
Tampak lesi campuran dominan solid, extraaxial, batas tegas tepi regular
yang berukuran …x…x….cm didaerah pineal, yang memberikan perubahan
signal hipointens pada t1 dan hiperintens inhomogen pd t2 dan flair serta
memberikan enhancement pada post kontras scanning.
Diagnosa : Pineocytoma
140. • MRI kepala potonagan axial dan sagittal sekuens t1, flair, T1+C
• Tampak massa campuran dominan solid extraaxial batas tegas tepi irregular
yang berukuran …x….x…. Cm didaerah pineal yangh tampaknya mendesak
aquaductus sylvii dan cerebellum ke inferior, dan menyebabkan dilatasi
ventrikel 3 dan ventrikel lateralis bilateral. Massa tersebut memberikan
perubahn signal hipointyens pd t1 dan hiperintens inhomoghen pada flair,
memberikan restricted area pada DWI. post contrast scanning memberikan
enhancement kuat.
• Diagnosa : Pineoblastoma disertai hydrocephalus (pada anak2, ukuran > 4 cm,
kalsifikasi di PERIFER !!!!)
• DD/ Germ cell tumor
141. • Mri KEPALA potongan axial dan sagittal sekuens t1 t2 flair dan t1+C
• Tampak massa campuran dominan solid extraaxial, batas tegas tepi irregular
didaerah pineal yang tampaknya mendesak mid brain ke inferior dan
menyempitkan ventrikel 3 dan menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis
bilateral. Massa tersebut memberikan perubahan intensitas signal isointense
dengan bagian hipointens didalamnya pada t1 dan hiperintyens inhomogen
pada t2 dan flair, dan post konytras scanning memberikan enhancement kuat.
• Diagnosa : germinoma
142. • Ct scan kepala potonagn axial :
• Tampak massa isodens inhomogen extraaxial, dengan kalsifikasi central (+)
batas tegas tepi irregular yang berukuran …x…x… cm didaerha pineal., yang
tampaknya mendesak ventrikel 3 dan mendesak mid brain ke inferior dan
menyebabkan dilatasi ventrikel 3 dan ventrikel lateralis bilateral, serta
menempel pada cerebellar.
• Diagnosa : Germinoma disertai hydrocephalus
143. • Ct scan kepala potonagn axial denga bone window
• Tampak massa hiperdens inhomogen dengan kalsifikasi (+) intraaxial,
batas tegas tepi irregular yang berukuran ..x…x… cm didaerah kortikal
subkortikal frontalis kiri disertai lesi hipodens disekitarnya. Massa
tersebut tampaknya mendesak ventrikel lateralis kiri ke kanan dan
menyebrangi midline ke kanan.
• Diagnosa : Oligodendroglioma
• Dd/ astrocytoma
144. • MRI kepala potonagn axial sekuens t1 t2 T1+C, swi dan DWI
• Tampak massa campuran dominan solid intraaxial, dengan kalsifikasi (+) batas
tegas tepi irregular yang berukuran ..x…x… cm didaertah kortikal subkortikal
lobus frontalis kanan. Massa tersebut memberikan perubahan intensitas
signal hipointens pada t1 dan hiperintens inhomogen pd t2 dan memberikan
blooming artefak pada Swi dan tidak restricted pada Dwi. Post contras
scanning mnemberikan enhancement minimal.
• Diagnosa : Oligodendroglioma
• DD/ Low Grade Astrocytoma sama sama subcortical, kalsifikasi minimal,
missmatch T2/FLAIR (+)
145. CT Kepala axial non contrast
• Tampak lesi campuran dominan kistik, batas tegas, tepi irregular, berukuran …x…cm, di
subcortical lobus temporalis kanan.
MRI Kepala sagittal T1, axial T2, FLAIR, dan T1 +C
• Tampak lesi campuran dominan kistik, batas tegas, tepi irregular, disertai mural nodul (+),
kalsifikasi (-), berukuran …x…cm, di subcortical lobus temporalis kanan. Lesi tersebut
memberikan perubahan intensitas signal hipointens inhomogen pada T1, menjadi
hyperintense inhomogen pada T2-weighted, pada FLAIR tampak hipointens, Post contrast
scanning memberikan enhancement inohomogen.
Diagnosis : Pleomorphic Xantoastrocytoma (PXA)
DD/ Ganglioglioma = sama sama di temporal, mural node (+), tidak involve leptomeningeal,
dural tail (-), kalsifikasi (+)
146.
147.
148.
149. • CT Scan Kepala axial coronal dan
sagittal
• Tampak lesi hiperdens (HU:
perdarahan), batas tegas tepi
regular, berukurann …x…x…cm,
vol …cc, dengan swirl sign (+), di
daerah ganglia basalis yang
meluas ke subcortical lobus
parietalis, mendesak ventrikel
lateralis kiri cornue anterior dan
posterior, mendesak falx cerebrii,
menyebabkan midline shift
sejauh ….cm ke lateral kanan.
• Tampak lesi hiperdens HU:
perdarahan, yang mengisi
ventrikel lateralis bilateral cornue
posterior
• Diagnosis : ICH, IVH
• Alberta Score:
• Caudate : 1
• Putamen 1
• Internal capsule 1
• Insular : 1
• Thalamus 1
• Occipital 0
• Midbrain 0
• Pons 0
• Cerebellar 0
• M1 :1
• M2 : 1
• M3 : 1
• M4 : 1
• M5: 1
• M6: 1
151. • MRI Kepala sequence axial T1, T2, dan saggital FLAIR
• Tampak lesi kistik batas tegas tepi regular, berukuran …x..x..cm, di daerah
submandibular kanan. Lesi tersebut memberikan signal hypointense homogen di T1-
weighted, dan memberikan perubahan signal hyperintense pada T2-weighted dan
FLAIR. Pada post contrast scanning tampak memberikan enhancement di tepinya.
• Diagnosis :
• Ranula , pluging cyst
• DD/
152. • CT Leher postongan axial, sagittal dan coronal post contrast
• Tampak lesi kistik, batas tegas, tepi regular berukuran …x… cm, di
daerah infrahyoid terutama sebelah kiri, tampak nya berasal dari
ductus thyroglossus, mendesak musc sternocleidomastoideus ke arah
kiri. Pada post contrast scanning tampak rim enhancement.
• Diagnosis : Thyroglossal duct cyst
• DD/ Epidermoid Cyst
• Brachial cleft cyst
153. • MRI Leher axial T1, T2 fat sat, dan sagittal T2
• Tampak lesi kistik batas tegas tepi regular, berukuran ..x..x..cm
Di daerah infrahyoid terutama sebelah kiri, tampaknya berasal dari ductus
thyroglossus, . lesi tersebut sedikit mendesak musc sternocleidomastoideus,
Lesi tersebut memberikan intensitas signal sedikit hypointense homogen
pada T1-weighted, memberikan perubahan signal hiperintens dengan sedikit
hipointens di dalamnya di T2 weighted dan T2 fat sat
• Diagnosis : Thyroglossal duct cyst
• DD/ Epidermoid Cyst
• Brachial cleft cyst
154. • MRI Kepala sequence axial T1, T2 fat sat dan STIR, coronal T1 + C
• Tampak lesi kistik batas tegas tepi regular, berukuran …x…x..cm, di
daerah inferomedial pinna kanan, Lesi tersebut memberikan
intensitas signal hypointense pada T1 weighted, memberikan
perubahan signal hyperintense homogen pada T2 fat sat, STIR. Pada
post contrast scanning tidak memberikan enhancement
• Diagnosis : Branchial cleft cyst type 1
155. • MRI Kepala sequence axial T1, T2 fat sat, dan T1 +C, sagittal T2
• Tampak lesi kistik batas tegas tepi regular, berukuran …x..x…cm, di
daerah bifurcation carotis dan musc sternomastoid kanan. Lesi
tersebut memberikan intensitas signal hypointense pada T1 ,
memberikan perubahan sigbnal hyperintense pada T2 fat sat. Pada
post contrast scanning tampak memberikan rim enhancement.
• Diagnosis : Branchial cleft cyst type 2
156. • MRI Kepala sequence axial T1, sagittal T2 dan coronal T1
• Tampak lesi kistik batas tegas tepi regular , berukuran …x…x..cm, di
daerah infrahyoid kiri, meendesak sternocleidomastoid musc ke
anterior, dan arteri carotis ke medial. Lesi tersebut meberikan signal
hypointense homogen pada T1weighted, memberikan perubahan
signal hyperintense pada T2 weighted.
• Diagnosis ; Branchial cleft cyst type 3
157. • CT Scan angiography leher potongan axail sagittal dan coronal
• Tampak lesi solid, batas tegas tepi regular berukuran …x…x..cm di daerah bifurcation
carotis kiri, yang tampaknya mendesak carotis externa ke anterior dan carotis interna ke
posterior yang memberikan gambaran “lyre sign”.
• Diagnosis : Glomus carotid paraganglioma
• DXA : Pada fase arteri, tampak kontras mengisi carotis komunis, carotid intenal, eksternal
memberikan gambaran “intense blushing” tampak mendesak carotis externa dan interna
tampa feeding arteri dari cabang a. carotis eksterna dan drainimng vein ke cabang vena
jugulare
158. • MRI kepala sequence axial T1, T2, coronal FLAIR, axial T1+C
• Tampak lesi campuran dominan solid batas tegas tepi ireguler, berukuran
…x…x..cm, di daerah foramen jugulare kanan, Lesi tersebut memberikan
intensitas signal hypointense inhomogen pada T1 weighted, memberikan
perubahan signal hiperintense inhomogen pada t2, yang memberikan
gambaran “salt and pepper sign”. Pada post contrast scanning tampak
memberikan enhancement kuat inhomogen.
• Diagnosis : Glomus jugulare paraganglioma