SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Studi Kasus
Neuroradiologi
Selasa, 2
November 2021
Bhanu Adhyatmoko – 2006626216
Ilustrasi Kasus
• Riwayat terjatuh tahun 2014,
sejak saat itu jadi muncul kejang.
• Terakhir kejang 2019, terkontrol
dengan konsumsi rutin obat
antiepilepsi.
• Kejang dikatakan seluruh tubuh
kelojotan.
• Pasien tidak ada keluhan baru,
hanya ingin kontrol rutin saja.
2
3
Literature
8
Definition
9
• Dideskripsikan pertama kali oleh
Theodore Rasmussen tahun 1950-an
• Neurological disorder
• Inflamasi unilateral korteks cerebri
• Drug-resistant epilepsy
• Perburukan neurologis dan kognitif yang
progresif
• Guideline terkait pathogenesis, diagnosis,
dan tatalaksana
• European Consensus tahun 2005
• Penyebab pasti sampai saat ini belum
diketahui, hanya ada beberapa teori
• Autoimmune
Anatomy
11
Pathology – Neuroimmunology
• Teori terhadap basis immunopathology, dapat terbagi menjadi tiga tipe
12
Antibody-mediated CNS
degeneration
• Autoantibodi GluR3 yang
ditemukan yang berhubungan
dengan neuronal surface protein 
• Tapi plasmapheresis tidak selalu
membantu, dan tidak semua
pasien memiliki antibody ini
• Antibodi terhadap reseptor LG11,
AMPA, GABA-B, dan NMDA juga
diajukan 
• Banyak yang tidak respon
terhadap immunotherapy 
tidak selalu akibat dari satu
antibody saja
T-cell cytotoxicity
• Mayoritas CD8 dan granzyme B-
positive cells 
• Melepas granula cytotoxic ke
membrane sel neuron dan
astrocyte
• Dugaan antigen yang memicu
masih belum ditemui, tetapi teori
sejauh ini adalah autoantigen
Microglia-induced degeneration
• Aktivasi microglia dapat terjadi di
area yang berbeda-beda tetapi
mengikui pola infiltrasi T-call dan
progresi dari kerusakan cortical
• Terlebih lagi, aktivasi astrocyte juga
terjadi dan mengikuti progresi dari
kerusakan cortical
• Microglia terpicu oleh factor IL-1
dan sitokin proinflamasi lainnya
yang serta aktivasi astrocyte
• Memicu kejang pada kelainan
epileptic serta inflamasi pada
otak selain Rasmussen
Pathology –
Disease progression
13
Prodromal
• Non-specific, low seizure frequency, mild hemiplegia
Acute
• Frequent seizures, often epilepsia partialis continua; progressive hemiparesis, hemianopia, cognitive deterioration, and aphasia (if dominant hemisphere affected)
Residual
• Permanent and stable neurological deficits and continuing seizures
MRI cerebral adalah pilihan utama
dalam diagnosis dan follow-up
Perubahan intensitas dan volume
paling umum di regio perisylvian
fissure
Atrofi ipsilateral dari nucleus caudatus
cukup tipikal
MRI serial dapat menunjukkan
progresi yang lambat
Penegakkan Diagnosis –
Neuroimaging
14
Hallmarks (pada fase fakut)
pada MRI:
• Pembesaran unilateral sistem
ventrikel di sisi yang atrofi
• Hiperintensitas T2/FLAIR di
regio kortikal-subkortikal
dengen distribusi heterogen
• DWI/ADC: dapat tampak
restriksi difusi di area
Rasmussen
Encephalitis –
MRI (Earlier
Stages)
15
Rasmussen Encephalitis – MRI (Later Stages)
16
Differential Diagnoses
Rasmussen Encephalitis – Differentials
Hemimegalencephaly
• Kelainan kongenital langka pada formasi kortikal dengan hamartomatous overgrowth pada
semua atau sebagia hemisfer serebri.
• Terjadi akibat meningkatnya proliferasi dan/atau menurunnya apoptosis neuron yang
berkembang
Dyke-Davidoff-Masson syndrome
• Ditandai adanya hemiserebral atrofi/hipoplasia sekunder akibat cidera otak umumnya pada saat
fetus atau masa kanak-kanak awal.
• Terdapat ipsilateral compensatory osseus hypertrophy dan hemiparese kontralateral
Sturge-Weber syndrome
• "Encephalotrigeminal angiomatosis", phakomatosis yang ditandai facial port wine stains dan
pial angiomas
• Hallmark features pada
CT/MRI:
• Lateral ventricle membesar
• Sulkus dangkal gyrus
membesar
• Calvaria
membesar/menebal
• Contralateral displacement
posterior falx
• Kalsifikasi substansia alba
• Diasosiasikan dengan
Developmental Venous
Anomalies
• Korteks dapat tampak
normal atau polymicrogyria
/
lissencephaly/agryia/pachy
gyria/ grey matter
heterotopia
Differentials – Hemimegaencephaly
• Hallmark features pada MRI:
• Penebalan skull vault akibat
kompensasi
• Pembesaran frontal sinus,
ethmoid, dan mastoid air cells
• Elevasi petrous ridge
• Ipsilateral falcine displacement
• Malformasi kapiler 
temuan khas pada anak dengan
DDM
• Penemuan lain yang dapat
ditemukan:
• Wallerian degeneration pada
mesensefalon dan middle fossa
hypoplasia
• Atrofi basal ganglia
• Atrofi batang otak
• Malformasi kapiler
• Calvarial thickening (pada sisi
yang terkena)
• Hyperneumatisasi air cell
mastoid
Differentials – Dyke-Davidoff-Mason Syndrome
• MRI
• T1: sinyal regio yang terkena
pada umumnya normal,
dengan penurunan volume
anatomis tampak pada usia tua
• T1 C+ (Gd)
• Penyangatan leptomeningeal di
area yang terlibat
• Dengan bertambahnya usia,
angioma dapat "burn out"
menyebabkan penyangatan
yang berkurang
• Pembesaran koroid pleksus
ipsilateral
• Dilatasi vena transparenkim
yang menghubungkan sistem
vena superfisial dan dalam
• T2: Sinyal lemah pada substansia
alba yang terhubung dengan
angioma
• GE/SWE/EPI: sensitif terhadap
kalsifikasi, tampak seperti regio
dengan signal drop out
• MR spectroscopy: berkurangnya
NAA
Differentials – Sturge-Weber syndrome
Some Tips to Help Remember
• BIG Ventricle on SMALL hemisphere
Rasmussen
Encephalitis
• BIG Ventricle on BIG hemisphere
Hemimegaencephaly
• BIG Ventricle on SMALL hemisphere
• Falx displacement
• Calvarial thickeing
Dyke-Davidoff-Mason
syndrome
• Volume loss on one side
• Leptomeningeal enhancement
Sturge-Weber
syndrome
Recall
Sequence T1WI
Sequence T2WI
Sequence FLAIR
Sequence DWI & ADC
Post Contrast
DESKRIPSI NILAI
MRI cerebral dengan kontras dengan sequence T1WI, T2WI, FLAIR, DWI dan ADC. 2
Sulci cerebri dan fissura Sylvi kiri tampak melebar dengan gyrii prominen. Tampak atrofi thalamus dan ganglia basal
kiri
15
Tidak tampak pergeseran garis tengah. 5
Sisterna tidak tampak melebar. 5
Tampak area yang isohipointens di T1WI, dan isohiperintens di T2WI dan FLAIR, tanpa restriksi difusi, dan tidak
menyangat pasca kontras di lobus frontal, parietal, dan temporal kiri.
20
Tampak pelebaran ventrikel lateralis cornu anterior, posterior, dan temporal. Pembesaran ventrikel lateratlis cornu
temporal kiri yang mendesak hipofisis kiri.
18
Pons, medulla oblongata dan regio cerebellopontine tidak tampak kelainan. 5
Kedua orbita, sinus paranasal yang tervisualisasi dan kedua mastoid masih baik. 5
Tulang-tulang kesan intak, tidak tampak destruksi. 2
KESIMPULAN NILAI
Atrofi cerebri hemisfer kiri disertai pelebaran ventrikel lateral kiri dengan edema perifokal, DD/ Rasmussen
encephaitis.
15
Pembesaran ventrikel lateratlis cornu temporal kiri yang mendesak hipofisis kiri. 8
Referensi
1. Tien RD, Ashdown BC, Lewis DV et-al. Rasmussen's encephalitis: neuroimaging
findings in four patients. AJR Am J Roentgenol. 1992;158 (6): 1329-32
2. Rasmussen T, Olszewski J, Lloyd Smith D. Focal seizures due to chronic localized
encephalitis. Neurology. 2000;8 (6): 435-45.
3. Varadkar S, Bien CG, Kruse CA, et al. Rasmussen's encephalitis: clinical
features, pathobiology, and treatment advances. Lancet Neurol.
2014;13(2):195-205. doi:10.1016/S1474-4422(13)70260-6
4. Bien CG, Granata T, Antozzi C, et al. Pathogenesis, diagnosis and treatment of
Rasmussen encephalitis: a European consensus statement. Brain. 2005;128(Pt
3):454-471. doi:10.1093/brain/awh415
5. Broumandi DD, Hayward UM, Benzian JM et-al. Best cases from the AFIP:
hemimegalencephaly. Radiographics. 24 (3): 843-8. doi:10.1148/rg.243035135
6. Comi AM. Update on Sturge-Weber syndrome: diagnosis, treatment,
quantitative measures, and controversies. Lymphat Res Biol. 2007;5 (4): 257-
64. doi:10.1089/lrb.2007.1016
7. Singh P, Saggar K, Ahluwalia A. Dyke-Davidoff-Masson syndrome: Classical
imaging findings. J Pediatr Neurosci. 2010;5 (2): 124-5. doi:10.4103/1817-
1745.76108

More Related Content

Similar to Rasmussen Encephalitis.pptx

bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50
Ratih Arfa
 
67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke
arinirahmawati
 
Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
Ekky Rahmawan
 
3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx
3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx
3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx
Adra10
 

Similar to Rasmussen Encephalitis.pptx (20)

Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 
bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50
 
Stroke Infark.pptx
Stroke Infark.pptxStroke Infark.pptx
Stroke Infark.pptx
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)
 
67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke
 
Preskes neuro
Preskes neuroPreskes neuro
Preskes neuro
 
Preskes n euro
Preskes n euroPreskes n euro
Preskes n euro
 
Takayasu arteritis
Takayasu arteritisTakayasu arteritis
Takayasu arteritis
 
Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1
 
Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
 
Aspek elektroneurofisiologis erb dan klumpke palsy
Aspek elektroneurofisiologis erb dan klumpke palsyAspek elektroneurofisiologis erb dan klumpke palsy
Aspek elektroneurofisiologis erb dan klumpke palsy
 
ASUHAN KEP CVA.ppt
ASUHAN KEP CVA.pptASUHAN KEP CVA.ppt
ASUHAN KEP CVA.ppt
 
Eeg encefalopati
Eeg encefalopatiEeg encefalopati
Eeg encefalopati
 
3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx
3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx
3.Materi Investigasi Klinis_Stroke_ DIM.pptx
 
Tia
TiaTia
Tia
 
Update management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpktUpdate management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpkt
 
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
 
Neuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikNeuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetik
 

Recently uploaded

RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Recently uploaded (20)

RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 

Rasmussen Encephalitis.pptx

  • 1. Studi Kasus Neuroradiologi Selasa, 2 November 2021 Bhanu Adhyatmoko – 2006626216
  • 2. Ilustrasi Kasus • Riwayat terjatuh tahun 2014, sejak saat itu jadi muncul kejang. • Terakhir kejang 2019, terkontrol dengan konsumsi rutin obat antiepilepsi. • Kejang dikatakan seluruh tubuh kelojotan. • Pasien tidak ada keluhan baru, hanya ingin kontrol rutin saja. 2
  • 3. 3
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 9. Definition 9 • Dideskripsikan pertama kali oleh Theodore Rasmussen tahun 1950-an • Neurological disorder • Inflamasi unilateral korteks cerebri • Drug-resistant epilepsy • Perburukan neurologis dan kognitif yang progresif • Guideline terkait pathogenesis, diagnosis, dan tatalaksana • European Consensus tahun 2005 • Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, hanya ada beberapa teori • Autoimmune
  • 10.
  • 12. Pathology – Neuroimmunology • Teori terhadap basis immunopathology, dapat terbagi menjadi tiga tipe 12 Antibody-mediated CNS degeneration • Autoantibodi GluR3 yang ditemukan yang berhubungan dengan neuronal surface protein  • Tapi plasmapheresis tidak selalu membantu, dan tidak semua pasien memiliki antibody ini • Antibodi terhadap reseptor LG11, AMPA, GABA-B, dan NMDA juga diajukan  • Banyak yang tidak respon terhadap immunotherapy  tidak selalu akibat dari satu antibody saja T-cell cytotoxicity • Mayoritas CD8 dan granzyme B- positive cells  • Melepas granula cytotoxic ke membrane sel neuron dan astrocyte • Dugaan antigen yang memicu masih belum ditemui, tetapi teori sejauh ini adalah autoantigen Microglia-induced degeneration • Aktivasi microglia dapat terjadi di area yang berbeda-beda tetapi mengikui pola infiltrasi T-call dan progresi dari kerusakan cortical • Terlebih lagi, aktivasi astrocyte juga terjadi dan mengikuti progresi dari kerusakan cortical • Microglia terpicu oleh factor IL-1 dan sitokin proinflamasi lainnya yang serta aktivasi astrocyte • Memicu kejang pada kelainan epileptic serta inflamasi pada otak selain Rasmussen
  • 13. Pathology – Disease progression 13 Prodromal • Non-specific, low seizure frequency, mild hemiplegia Acute • Frequent seizures, often epilepsia partialis continua; progressive hemiparesis, hemianopia, cognitive deterioration, and aphasia (if dominant hemisphere affected) Residual • Permanent and stable neurological deficits and continuing seizures
  • 14. MRI cerebral adalah pilihan utama dalam diagnosis dan follow-up Perubahan intensitas dan volume paling umum di regio perisylvian fissure Atrofi ipsilateral dari nucleus caudatus cukup tipikal MRI serial dapat menunjukkan progresi yang lambat Penegakkan Diagnosis – Neuroimaging 14 Hallmarks (pada fase fakut) pada MRI: • Pembesaran unilateral sistem ventrikel di sisi yang atrofi • Hiperintensitas T2/FLAIR di regio kortikal-subkortikal dengen distribusi heterogen • DWI/ADC: dapat tampak restriksi difusi di area
  • 16. Rasmussen Encephalitis – MRI (Later Stages) 16
  • 18. Rasmussen Encephalitis – Differentials Hemimegalencephaly • Kelainan kongenital langka pada formasi kortikal dengan hamartomatous overgrowth pada semua atau sebagia hemisfer serebri. • Terjadi akibat meningkatnya proliferasi dan/atau menurunnya apoptosis neuron yang berkembang Dyke-Davidoff-Masson syndrome • Ditandai adanya hemiserebral atrofi/hipoplasia sekunder akibat cidera otak umumnya pada saat fetus atau masa kanak-kanak awal. • Terdapat ipsilateral compensatory osseus hypertrophy dan hemiparese kontralateral Sturge-Weber syndrome • "Encephalotrigeminal angiomatosis", phakomatosis yang ditandai facial port wine stains dan pial angiomas
  • 19. • Hallmark features pada CT/MRI: • Lateral ventricle membesar • Sulkus dangkal gyrus membesar • Calvaria membesar/menebal • Contralateral displacement posterior falx • Kalsifikasi substansia alba • Diasosiasikan dengan Developmental Venous Anomalies • Korteks dapat tampak normal atau polymicrogyria / lissencephaly/agryia/pachy gyria/ grey matter heterotopia Differentials – Hemimegaencephaly
  • 20. • Hallmark features pada MRI: • Penebalan skull vault akibat kompensasi • Pembesaran frontal sinus, ethmoid, dan mastoid air cells • Elevasi petrous ridge • Ipsilateral falcine displacement • Malformasi kapiler  temuan khas pada anak dengan DDM • Penemuan lain yang dapat ditemukan: • Wallerian degeneration pada mesensefalon dan middle fossa hypoplasia • Atrofi basal ganglia • Atrofi batang otak • Malformasi kapiler • Calvarial thickening (pada sisi yang terkena) • Hyperneumatisasi air cell mastoid Differentials – Dyke-Davidoff-Mason Syndrome
  • 21. • MRI • T1: sinyal regio yang terkena pada umumnya normal, dengan penurunan volume anatomis tampak pada usia tua • T1 C+ (Gd) • Penyangatan leptomeningeal di area yang terlibat • Dengan bertambahnya usia, angioma dapat "burn out" menyebabkan penyangatan yang berkurang • Pembesaran koroid pleksus ipsilateral • Dilatasi vena transparenkim yang menghubungkan sistem vena superfisial dan dalam • T2: Sinyal lemah pada substansia alba yang terhubung dengan angioma • GE/SWE/EPI: sensitif terhadap kalsifikasi, tampak seperti regio dengan signal drop out • MR spectroscopy: berkurangnya NAA Differentials – Sturge-Weber syndrome
  • 22. Some Tips to Help Remember • BIG Ventricle on SMALL hemisphere Rasmussen Encephalitis • BIG Ventricle on BIG hemisphere Hemimegaencephaly • BIG Ventricle on SMALL hemisphere • Falx displacement • Calvarial thickeing Dyke-Davidoff-Mason syndrome • Volume loss on one side • Leptomeningeal enhancement Sturge-Weber syndrome
  • 29. DESKRIPSI NILAI MRI cerebral dengan kontras dengan sequence T1WI, T2WI, FLAIR, DWI dan ADC. 2 Sulci cerebri dan fissura Sylvi kiri tampak melebar dengan gyrii prominen. Tampak atrofi thalamus dan ganglia basal kiri 15 Tidak tampak pergeseran garis tengah. 5 Sisterna tidak tampak melebar. 5 Tampak area yang isohipointens di T1WI, dan isohiperintens di T2WI dan FLAIR, tanpa restriksi difusi, dan tidak menyangat pasca kontras di lobus frontal, parietal, dan temporal kiri. 20 Tampak pelebaran ventrikel lateralis cornu anterior, posterior, dan temporal. Pembesaran ventrikel lateratlis cornu temporal kiri yang mendesak hipofisis kiri. 18 Pons, medulla oblongata dan regio cerebellopontine tidak tampak kelainan. 5 Kedua orbita, sinus paranasal yang tervisualisasi dan kedua mastoid masih baik. 5 Tulang-tulang kesan intak, tidak tampak destruksi. 2 KESIMPULAN NILAI Atrofi cerebri hemisfer kiri disertai pelebaran ventrikel lateral kiri dengan edema perifokal, DD/ Rasmussen encephaitis. 15 Pembesaran ventrikel lateratlis cornu temporal kiri yang mendesak hipofisis kiri. 8
  • 30. Referensi 1. Tien RD, Ashdown BC, Lewis DV et-al. Rasmussen's encephalitis: neuroimaging findings in four patients. AJR Am J Roentgenol. 1992;158 (6): 1329-32 2. Rasmussen T, Olszewski J, Lloyd Smith D. Focal seizures due to chronic localized encephalitis. Neurology. 2000;8 (6): 435-45. 3. Varadkar S, Bien CG, Kruse CA, et al. Rasmussen's encephalitis: clinical features, pathobiology, and treatment advances. Lancet Neurol. 2014;13(2):195-205. doi:10.1016/S1474-4422(13)70260-6 4. Bien CG, Granata T, Antozzi C, et al. Pathogenesis, diagnosis and treatment of Rasmussen encephalitis: a European consensus statement. Brain. 2005;128(Pt 3):454-471. doi:10.1093/brain/awh415 5. Broumandi DD, Hayward UM, Benzian JM et-al. Best cases from the AFIP: hemimegalencephaly. Radiographics. 24 (3): 843-8. doi:10.1148/rg.243035135 6. Comi AM. Update on Sturge-Weber syndrome: diagnosis, treatment, quantitative measures, and controversies. Lymphat Res Biol. 2007;5 (4): 257- 64. doi:10.1089/lrb.2007.1016 7. Singh P, Saggar K, Ahluwalia A. Dyke-Davidoff-Masson syndrome: Classical imaging findings. J Pediatr Neurosci. 2010;5 (2): 124-5. doi:10.4103/1817- 1745.76108

Editor's Notes

  1. Ax + Cor T2 Sag T1 + Cor FLAIR Ax T1 IR + Ax GRE Pembesaran pada hemisfer kiri dengan deformitas korteks pada sisi otak yang membesar, tidak dapat dibedakan antara grey dan white matter serta permukaan sulkus dan gyrus yang mendatar dan dangkal. Abnormalitas pada white matter yang hipointens di T2WI dan subkortikal hiperintens di T1WI. Tampak kompensasi dari ventrikel kiri yang membesar.
  2. Ax + Cor T2 Ax + Cor T2 Sagittal FLAIR Tampak atrofi pada hemisfer kanan dengan dilatasi ventrikel lateralis ex vacuo yang prominen dengan komponen gliosis periventricular. Tampak kompensasi dengan perubahan struktur tulang di sinus frontal kanan yang membesar dan penebalan tulang calvaria kanan. Tampak pula falx yang deviasi sedikit ke sisi kanan.
  3. Penyangatan leptomeningeal di area yang terlibat akibat kongesti vena serebri atau "plial angiomatosis"  venous infarction dan obliterasi parenkim serebral Tampak area subkortikal menunjukkan dengan hipointensitas di T2WI di lobus parietotemporooccipital. Subarachnoid space pada area tersebut juga tmapak prominen karean adanya volume loss parenkim disertai dengan hiperintensitas di FLAIR. Tampak penyangatan pasca kontras yang hebat di leptomeningeal di area yang sama.