SlideShare a Scribd company logo
1 of 160
Download to read offline
APLIKASI MIKROBA PADA
TANAMAN PAKAN
(PERTANIAN ORGANIK)
MIKROBIOLOGI TANAH DAN TANAMAN
A. PENGERTIAN
Mikrobiol/S1/SAN
(1). Mikrobiologi Tanah:
Cabang ilmu tanah yang mengkhususkan mempelajari
mikroorganisme yang berada dalam tanah, menyangkut
peran dan aktivitasnya (metabolisme, aliran energi dan siklus
materi) serta interaksinya dengan lingkungannya (mikroba
lain, tanaman serta lingkungan tanah)
(2). Pendekatan mempelajari Mikrobiologi Tanah:
 Fisiologi (pertumbuhan dan metabolisme)
Taksonomi (hubungan kekerabatan mikroorganisme)
Patologi (menyebabkan penyakit tan-hewan-man)
Simbiosis (interaksi kompleks dengan organisme)
Biogeokimia (efek ke lingkungan sec. kimia)
Siklus materi (berperan dalam siklus senyawa dlm
tanah)
Perubahan Global (pengaruh thd suhu dan tekanan
atm)
Ekologi (interaksi dengan lingk dan mikro lainnya)
EKOSISTEM TANAH DAN TANAMAN
Rantai Makanan Dalam Ekosistem
Mikrobiol/S1/SAN
Ekosistem
Tanah - TanamanCahaya Panas/E
Ekosistem Tanah
– Tanaman
Padat (mik+bo)
Cair (air tnh)
Gas (pori tnh)
Produsen &
Penghancur
Biotik Abiotik
Bahan Bahan
Lintasan Energi
Lintasan Substansi
Macam dan Klasifikasi Mikroba dalam
Tanah-Tanaman
1. Prokariotik :
o Bakteri
o Actinomyseta
3. Mesofauna :
 Nematoda
5. Mikrobiota :
 Mycoplasma
 Virus
 Viroid
Prion
Fungi
1. Penyebaran di dalam tanah
2. Ketahanan terhadap lingkungan
3. Variasi/Fluktuasi populasi
4. Sumber energi dan unsur hara
Mikrobiol/S1/SAN
Topik-topik
Pembahasan
2. Mikrofauna :
o Protozoa
o Archezoa
4. Makrofauna:
 Semut
Cacing tanah
Arthropoda kecil
 Springtail
 Algae
A. Penyebaran di dalam Tanah
1. Penyebaran dengan Pola Pertumbuhan
1. Pola Uniselluler (Tidak Mengembara) : Sebagai sel tunggal /koloni yang
terikat kuat partikel tanah. (Bakteri)
2. Pola Uniselluler (Mengembara) : Seperti no. 1, namun mengembara
melalui permukaan yang berkesinambungan (Rhizobium dan beberapa
Cendawan)
3. Pola Plasmodia : Sebagai massa protoplasma yang telanjang dan
bergerak (seperti amoeba) lalu berubah menjadi spora (Myxobakteria
dan Myxomyceta)
4. Pola Hyfa terbatas : Membentuk spora yang umumnya tidak bergerak
(Penicillium dan Actinomyceta)
5. Pola Hyfa Menyebar : Membentuk spora yang bergerak (Cendawan
Mucor, beberapa Mikoriza)
6. Pola Rhizomorf (Jaringan Mycelia) : Hyfa yang membentuk
rhizomorf/akar, sehingga membentuk jaringan yang kuat dan menyebar
(Basidiomyceta)
2. Penyebaran dengan Potongan Mikrobia
Memecah diri ke dalam potongan-potongan mycelia kecil, spora-spora atau unisel-
unisel yang tetap tinggal hidup di dalam tanah-tanaman
Semua komponen tanah-tanaman sangat menentukan penyebaran dan pertumbuhan
Mikrobia tipe ini
B. Ketahanan terhadap Lingkungan
Membentuk struktur khusus :
a. Struktur vegetatif : sel-sel vegetatif dan potongan-potongan hyfa &
mycelia menjadi dorman dan hidup dalam waktu lama,
membentuk kapsul yang dilindungi oleh senyawa-senyawa
polisakharida/polipeptida
b. Struktur spora : sel-sel mikrobia membentuk spora khusus yang
resisten terhadap lingkungan ekstrim, seperti : (1) Endospora
Bakteria (Bacillus dan Clostridium), (2) Spora-spora dari
Actinomyceta (Konidia dari Streptomyces yang bersifat hidrofobik
dan (3) Spora Cendawan
C. Variasi / Keragaman Populasi
Terdapat tiga cara :
• Transformasi = perpindahan material genetik dari satu
mikrobia ke mikrobia lainnya (harus ada media gen tra)
• Konjugasi = perbanyakan dengan cara menempel
• Transduksi (khusus virus)
D. Sumber Energi dan Unsur Hara/Cara Makan
SUMBER ENERGI
1. Kimia (Khemotrof) :
Meliputi : (a) ORGANIK (Khemoheterotrof) : Protozoa, Cendawan dan
Kebanyakan Bakteri dan (b) INORGANIK (Khemoautotrof) : Bakteri
nitrifikasi dan Thiobacilli
2. Radiasi/cahaya (Fototrof) :
Meliputi : (a) ORGANIK (Fotoheterotrof) : Bakteri fotosintetik dan (b)
INORGANIK (Fotoautotrof) : Ganggang hijau dan biru hijau serta Bakteri
fotosintetik
CARA MEMPEROLEH C dan ENERGI (Khemoheterotrof)
1. Osmotrof (menyerap nutrisi terlarut)
2. Phagotrof (mencerna partikel padat)
CARA MAKAN (Khemoheterotrof)
1. Biofag (makan organisme hidup)
2. Saprofag (makan organisme mati)
An Overview metabolism
metabolism:
the sum total of all chemical reactions occurring in the cell
Complex molecules
catabolism
anabolism
Simple molecules ATP [H]
 Metabolism:The processes of catabolism and anabolism
 Catabolism:The processes by which a living organism
obtains its energy and raw materials from nutrients
 Anabolism:The processes by which energy and raw
materials are used to build macromolecules and cellular
structures (biosynthesis)
Microbial Metabolism
A. Basic Concepts of Metabolism (redox, enzymatic
pathway, cofactor, hydrolitic, atp )
B. Glycolytic Pathways
C. Fermentation
D. Respiration
E. Photosynthesis
F. Chemolithotrophy
(MIKROBA) ~
(TANAH-TANAMAN-UDARA)
1. BIOCOMPOSTING_BIOCONVERTION, BIODEGRADATION
2. BIOFERTILIZER_BIOCONVERTION, ENZYMETRIC
3. BIOCONTROL AGENT_PATHOGENICS ENEMY
4. BIONUTRICONVERTION_BIOCONVERTION
5. BIOREMEDIATION_BIOCONVERTION
BIOCOMPOSTING
(KOMPOS HAYATI)
CONCEPT: BIOCONVERTION &
BIODEGRADATION
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
BIOFERTILIZER
(PUPUK HAYATI)
I
I
I
I
Mikrobiol/S1/SAN
A = Amoniasi dan Mineralisasi, B = Imobilisasi, C = Nitrifikasi, D = reduksi Nitrat dan
Imobilisasi, E = Denitrifikasi, F = Fiksasi N Simbiotik, G = Fiksasi N
Non Simbiotik, H = Pengeluaran N
NO3
-
NH3
Humus, Sel Mikrobia
Tanaman
H
G
B
E
F A
N2
Khewan
D
C
H
H
Siklus Nitrogen dalam Tanah
Peranan Mikroba dalam Siklus N
Mikrobiol/S1/SAN
Amoniasi = proses pembentukan amoniak
Mineralisasi = dekomposisi senyawa N-0rg menjadi senyawa N-
inorg
Nitrifikasi = proses okdisasi mikrobial NH4
+ dan N-org menjadi
NO2
- dan NO-
Mineralisasi = fiksasi N-inorg menjadi bahan mineral dan BO,
mis. Humus dll.
Denitrifikasi = pengubahan nitrat kembali menjadi bentuk inorg
Fiksasi N Simbiotik = fiksasi N2 langsung oleh mikroba
simbiotik
Fiksasi N Non Simbiotik = fiksasi N2 langsung oleh mikroba non
simbiotik
Siklus Nitrogen dalam Tanah
C.3. Peranan Mikroba dalam Siklus N
PENAMBATAN (FIKSASI) N SECARA BIOLOGI
(NONSIMBIOTIK DAN SIMBIOTIK)
INPUT – OUTPUT NITROGEN TANAH
Mikrobiol/S1/SAN
Pupuk
(Organik dan
Inorganik)
NITROGEN
TANAH
Hujan
(NO3
- dan NH4
+)
Diambil
Tanaman
Lucutan
Listrik
Fiksasi N
Sec.Biologi
INPUT
Pencucian Denitrifikasi
OUTPUT
1. Penambatan N Nonsimbiotik
SUMBER
ENERGI
KELOMPOK GENUS
Organotrof - Aerobik
-Aerobik Fakultatif
- Anaerobik
- Genetically E.
- Rhizosfer
- Azotobacter, Beijerinchia, Derxia, Rhizobium
- Bacillus, Klebsiella, Azospirillum,
Thiobacillus
- Clostridium, Desulfofibrio
-Salmonella, Escherichia, Serratia
- Azospirillum, Azotobacter, Bacillus
Fotosintetik
(Free Living)
-Ungu Nonsulfur
- Sulfur Ungu
- Sulfur Hijau
- Sianobakteria
-Rhodopsudomonas, Rhodomicrobium
- Chromatium, Ectothiorhospira
- Chlorobium
- Nostoc, Trichodesmium, Anabaena,
Gloeothece
Non Nodule -Phyllofer
- Legume
- Nonlegume
-Klebsiella, Beijerinchia
- Rhizobium
-Rhizobium, Frankia, Nostoc
Fotosintetik
(Berasosiasi)
-Lichens
- Liverworts
- Mosses
- Gymnosperm/Cucas
- Watersperm/Azolla
-Endocymoses/Oocystic
-Nostoc, Stignonema, Colotrix
- Nostoc
-Halosiphon
- Nostoc
- Anabaena
- Nostoc
Mikrobiol/S1/SAN
1. Penambatan N Nonsimbiotik (Reaksi Kimia)
Mikrobiol/S1/SAN
a. Amonifikasi = Proses pembentukan amonium oleh mikrobiota
b. Nitrifikasi = Proses pembentukan nitrat dan atau nitrit secara
hayati dari senyawa-senyawa yang mengandung N
tereduksi
NH4
+ + 1.5 O2 NO2
- + 2H+ + H2O + 66 kal
NO2
- + 1.5 O2 NO3
- + 17.5 kal
Nitrozomonas
Nitrobacter
Nitrosococcus, Nitrosocystis, Nitrospira,
dsb.
c. Denitrifikasi = Proses reduksi nitrat menjadi amonium atau N2
NO3
- NO2
- NO2
-
NO2
- NO N2O N2
Pseudomonas, Bacillus, Paracoccus,
Thiobacillus denitrificaus,
Chromobacterium, Serratia
Uji Aktivitas Mikrobiota by Ukur Produk N2 (C2H2)
Faktor yang mempengaruhi Fiksasi N2
Fisik & Kimia Tanah ~ Ketersediaan N2 dan Nutrien Anorganik (NH4 & NO3),
~ Sumber energi, pH, Kelembaban dan Suhu
a. Metode Kjeldahl (Penentuan kadar N media),
kelamahannya = tidak mampu mendeteksi kadar N rendah.
b. Metode Gasometrik (mengukur kadar gas N2 yang timbul)
c. Metode Radioisotop 15N (sangat sensitif, tetapi mahal)
d. Uji Reduksi Asetelena, dengan prinsip bahwa :
Mikroorganisme yang dapat mereduksi N2 (N=N, ikatan tiga)
juga dapat mereduksi asetelina (HC= CH), lalu dikuantifikasikan
dengan metode kromatografi gas.
N= N 2 NH3; HC = CH H2C = CH2
Reduksi Reduksi
Asetelina
2. Penambatan Nitrogen Simbiotik
Mikrobiol/S1/SAN
Fiksasi N2 Simbiotik = Penambatan nitrogen melalui simbiosis
antara tanaman dengan mikrobiota (enzim nitrogenase, biasanya
golongan bakteri Rhizobium dan Bradyrhizobium) dengan/tanpa
membentuk nodule/bintil akar (famili leguminoceae/non legum)
CIRI PEMBEDA Rhizobium Bradyrhizobium
1. Tanaman inang utama
yang diinokulasi
2. Kecepatan tumbuh pada
media agar-manitol-kamir
3. Reaksi metabolisme
dalam manitol-garam
4. % G-C dalam DNA-nya
-Pepolongan
subtropis
- Cepat
- Asam
-60
-Pepolongan
tropis
- Lambat
- Basa
-M
- 63
2. Penambatan Nitrogen Simbiotik (Proses Infeksi)
Mikrobiol/S1/SAN
1. Kemotaksis non spesifik Rhizobium ke arah risosfer, disebabkan oleh
eksudat akar, selanjutnya Rhizobium berkembang disini.
2. Melekatnya Rhizobium (attachment) pada akar pepolongan, melalui
situs-situs reseptor komplementor pada ujung akar tanaman-dengan-
heteropolisakarida homolog bakteri. Disinilah kunci kekhususan jenis
Rhizobium dengan inang, artinya setiap tanaman biasanya diinfeksi
oleh jenis Rhizobium tertentu pula.
3. Penyimpangan bentuk akar (pertumbuhan akar sedikit dihambat
dengan meblok proses mitosis, sehingga akar melengkung), dan pori-
pori akar membesar, dan Rhizobium siap menginfeksi.
4. Rhizobium menginfeksi pada lapisan cortex (ujung akar tumbuh
melengkung seperti tongkat gembala).
5. Rhizobium membentuk bakteroid, dan siap bersimbiosis dengan
tanaman inang dalam membantu fiksasi N2 secara langsung dari udara
(tanah).
Rhizobium Filled
Cells
>25,000 per cell Nodule Cross-Section
Sclerenchyma
Vascular Bundles
Nodule Cortex
Nodule Formation
1. Rhizobia attracted to root
2. Rhizobia attach to root
hairs
3. Root hair curling
4. Infection thread formation
Nodule Formation
5. Root cortical cell
division
6. Rhizobia invade
cortical cells
7. The nodule grows
8. Fully functional nodule
1: Rhizobia attracted to root
1. Rhizobia attracted to root
 Legume roots exude
flavonoids
(Soybean exudes the
isoflavone genistein)
 Rhizobia are attracted to
flavonoids
Petri dish
contains a
bacterial lawn
Bacteria turn
blue when a
reporter gene
is switched
on by plant
exudates
(flavonoids)
10 mm
2. Rhizobia attach to root hairs
Rhizobia
Root Hair
2. Rhizobia attach to root hairs
Deformed root
hairs
Curled root
hair
Vascular
bundle
50 mm
3. Root hair curling
4. Rhizobia infect root hair
Root Hair Root Hair Curling
Rhizobia
Infection Thread
Legume Root
Infection Pocket
Vascular Bundle
50 mm
4. Rhizobia infect root hair
100 mm
5. Root cortical cells divide
100 mm
5. Root cortical cells divide
50 mm
6. Rhizobia invade cortical cells
2-4 mm
7. The nodule grows
Nodulation Timeline
Inoculation
(day 0)
Roots 1-2 days post
inoculation (dpi)
4 dpi
4-6 dpi 10 dpi 3 weeks pi
2. Penambatan Nitrogen Simbiotik (Reaksi Kimia)
Mikrobiol/S1/SAN
Infektifitas = kemampuan suatu bakteri bintil akar untuk menodulasi
suatu inang tertentu (diukur dengan banyaknya bintil
akar /nodul yang terbentuk).
Efektifitas = kemampuan relatif suatu asosiasi antara tumbuhan dan
bakteri untuk mengassimilasi N2 (diukur antara lain : (1)
kadar heme (pengikat O2 di bakteroid), (2) jumlah N2 yang
difiksasi, (3) rasio antara jumlah bintil akar dengan dengan
dengan N2 yang difiksasi dan (4) jumlah legH.
Reaksi kimia fiksasi (gabungan aktivitas (a) nitrogenase dan (b)
hidrogenase pada bakteroid)
(a). N2 + 6 e- + 12 ATP + 8 H + 2 NH4
+ + 12 ADP + 12 Pi
(b). 2 H + + 2 e - + 4 ATP H2 + 4 ADP + 4 Pi
N2 + 8 e - + 16 ATP + 10 H + 2 NH4 + H2 + 16 ADP +16 Pi
Mg+2
Mg+2
Mg+2
2. Penambatan N2 Selain Legum/Polong-polongan
(Membentuk Nodul Juga)
Mikrobiol/S1/SAN
ORDO FAMILI GENUS
-Corialiales
- Rosales
- Myricales
- Fagales
- Casuarinales
- Rhamales
-Coriariaceae
- Rasaceae
- Myricaceae
- Betulaceae
- Casuarinaceae
- Elaeagnaceae
- Rhmaceae
-Coriaria
- Cercocarpus, Dryas
dan Purshia
- Comptonia, Gale dan
Myrica
- Alnus
-Casuarina
- Elaeagnus, Hippophae
dan Sherpherdia
- Ceanothus dan Discaria
BEBERAPA TUMBUKAN BUKAN POLONG/LEGUM YANG MAMPU
MENAMBAT NITROGEN
I
I
I
I
Mikrobiol/S1/SAN
A = Pemanfaatan oleh mikrobia, B = Lisis/Enzimatik, C = Pelepasan dari Residu Tan-
Khewan, D = Transfer oleh mikoriza, E = transfer karena pencucian, F = Pengambilan
oleh Tan-Khewan, G = Pelarutan non biologik, H = Pengendapan nonbiologik
P dalam
Mikrobia, Organik,
Iorganik, Humus
P Tanaman dan khewan
(Organik atau Iorganik)
P Inorganik Padat
(Terjerap atau Mineral)
P Inorganik Larutan (H3PO4,
HPO4, H2PO4, PO4, Kompleks
Fe-P dan Al-P)
H
B E
A
F
D
C
G
Siklus Fosfor dalam Tanah
Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
Mikrobiol/S1/SAN
Siklus Fosfor dalam Tanah
C.4. Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
MIKORIZA DAN PERANANNYA PADA TANAMAN
PAKAN
Mikoriza = bentuk hubungan simbiosis mutualisme
antara cendawan (mykes) dengan perakaran (rhiza)
tanaman
Mikrobiol/S1/SAN
MACAM CARA INFEKSI STRUKTUR
Ektomikoriza Menempel pada
permukaan dinding
sel akar sampai
intraselluler korteks
Hifa membentuk
jaring-jaring hartig,
kadang menonjol
sbg rhizomorphs
Endomikoriza Masuk ke dalam
protoplasma sel
jaringan korteks
inang
Struktur khusus:
Arbuskula dan
Vesikula (ukuran
lebih besar & sbg
tempat simpan)
Ektendomikoriza Gabungan
Endomikoriza dan
Ektomikoriza
Gabungan
Endomikoriza dan
Ektomikoriza
EKTOMIKORIZA DAN PERANANNYA PADA
TANAMAN PAKAN
 Terdiri dari golongan Basidiomiseta (Boletus & Lactarus) dan
golongan Hymenomiseta (Pisolithus, Rhizopogon dan
Scleroderma)
 Bukan simbion obligat (artinya dapat tumbuh tanpa adanya
inang), zat-zat yang dibutuhkan untuk hidupnya antara
lain berupa gula sederhana, Vit-B, Biotin dan senyawa
organik sederhana (as.sitrat, malat, fumarat dll.).
 Proses infeksi tergantung pada infeksifitas dan efektifitas serta
kondisi fisiologis akar: (1) terjadi karena adanya persaingan
antara akar yang bermikoriza dengan yang tidak dan (2)
terjadi pada anakan/semaian tanaman pada tanah yang
mengandung hifa/spora mikoriza.
Mikrobiol/S1/SAN
EKTOMIKORIZA DAN PERANANNYA PADA
TANAMAN PAKAN
1. Meningkatkan serapan unsur hara (makro dan mikro), khususnya P
karena: (a) hifa mikoriza meningkatkan permukaan absorpsi akar,
(b) meningkatkan konsumsi oksigen inang dan (c) mempunyai enzim
phosphatase yang dapat membantu serapan P.
2. Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, karena hifa mikoriza
meningkatkan luas permukaan basorpsi air
3. Meningkatkan inang terhadap serangan patogen, karena: (a) hifa
berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya patogen,
(b) hampir kelebihan/eksudasi akar dimanfaatkan oleh mikoriza
sehingga tidak cocok untuk hidupnya patogen, (c) Mikoriza
mampu melepas antibiotika yang dapat mematikan patogen.
4. Memproduksi hormon tumbuh (auksin, sitokinin dan gibberelin).
5. Penyeimbang lingkungan (rantai makanan terjamin)
Mikrobiol/S1/SAN
TEKNIK INOKULASI DAN APLIKASI EKTOMIKORIZA PADA
TANAMAN PAKAN
 Teknik Inokulum Tanah : (a) menggunakan tanah yang telah
terinfeksi mikoriza dengan perbandingan 1:4 sampai 1:10 terhadap
tanah yang tidak terinfeksi; (b) tanah harus dijaga kelembabannya
dan secepatnya digunakan.
 Teknik Inokulum Dari Anakan Yang Bermikoriza (mother trees
technique) dengan cara menumbuhkan anakan bermikoriza
berdampingan dengan anakan yang belum bermikoriza (1-2m).
 Teknik Inokulum Dari Akar Yang Bermikoriza (rhizos technique)
dengan cara mencampurkan 1 kg akar bermikoriza dengan 1 m3
tanah/media tanam.
 Teknik Inokulum dengan Biakan Murni (isolat-isolat mikoriza) melalui
: (a) suspensi spora mikoriza dan (b) kapsul mikoriza (spora
kering+tepung kayu diselimuti gelatin kapsul)
Mikrobiol/S1/SAN
ENDOMIKORIZA DAN PERANANNYA PADA
TANAMAN PAKAN
 Terdiri dari golongan hifa bersekat (Basidiomiseta atau
Ascomiseta) dan golongan tak bersekat (Zygomiseta,
golongan terbesar dan dikenal sebagai VAM).
 Bukan simbion obligat (artinya dapat tumbuh tanpa adanya
inang), zat-zat yang dibutuhkan untuk hidupnya antara
lain berupa gula sederhana, Vit-B, Biotin dan senyawa
organik sederhana (as.sitrat, malat, fumarat dll.).
 Proses infeksi tergantung pada infeksifitas dan efektifitas serta
kondisi fisiologis akar: (1) terjadi karena adanya persaingan
antara akar yang bermikoriza dengan yang tidak dan (2)
terjadi pada anakan/semaian tanaman pada tanah yang
mengandung hifa/spora mikoriza.
Mikrobiol/S1/SAN
Vesikula Arbuskula Mikoriza DAN SEBARANNYA PADA
TANAMAN PAKAN
 Golongan tumbuhan/tanaman Graminae (rumput pakan) dan
Legume (Centrocema, Stylosanthes, Trifolium, Leucaena dll.)
umumnya bermikoriza.
 Diklasifikasikan ke dalam 4 genus berdasarkan ciri-ciri
bentuk spora yang dibentuknya dan susunan spora
dalam sporokarpnya : (a) Glomus, (b) Gigaspora, (c)
Acaulospora dan (d) Sclerocystis.
 Diagram interaksi (tanah-tanaman-mikoriza) kontribusi
mikoriza terhadap pengambilan fosfor, sebagai bukti
simbiosis mutualisme antara mikoriza dengan tanaman
dan lingkungannya
Mikrobiol/S1/SAN
INTERAKSI MIKORIZA-TANAMAN-TANAH
Mikrobiol/S1/SAN
TANAMAN
CENDAWAN
TANAH
AB
D
C
F
E
A = Serasah dan eksudasi; B,C, E = Fosfor dan hara
lainnya, D = Agregasi tanah (fisik tanah), F = Gula
sederhana, Vit-B, Biotin dan senyawa organik sederhana (as.
Sitrat, malat, fumarat, fulfat dll.
Vesikula Arbuskula Mikoriza DAN PERANANNYA PADA
TANAMAN PAKAN
1. Meningkatkan serapan unsur hara (makro dan mikro), khususnya P
karena: (a) hifa mikoriza meningkatkan permukaan absorpsi akar,
(b) meningkatkan konsumsi oksigen inang dan (c) mempunyai enzim
phosphatase yang dapat membantu serapan P.
2. Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, karena hifa mikoriza
meningkatkan luas permukaan basorpsi air
3. Meningkatkan inang terhadap serangan patogen, karena: (a) hifa
berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya patogen,
(b) hampir kelebihan/eksudasi akar dimanfaatkan oleh mikoriza
sehingga tidak cocok untuk hidupnya patogen, (c) Mikoriza
mampu melepas antibiotika yang dapat mematikan patogen.
4. Memproduksi hormon tumbuh (auksin, sitokinin dan gibberelin).
5. Penyeimbang lingkungan (rantai makanan terjamin)
Mikrobiol/S1/SAN
I
I
I
I
I
+
BIOCONTROL
(BIOPESTICIDES/PESTISIDA HAYATI)
par pre par
par pre pat
pat par
pre
pat
prepat
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
BIONUTRICONVERSION
(KONVERSI HARA HAYATI)
PERANAN MIKROBA TANAH
DALAM SIKLUS MINERAL
Mikrobiol/S1/SAN
A. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus SULFUR
B. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus FOSFOR
C. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus BESI dan MANGAN
D. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus NITROGEN
E. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus KARBON
F. Pengaruh Mikroba Tanah yang ASOSIATIF dan ANTAGONISTIK
G. DETERIORASI dan KOROSI
Reaksi-Reaksi dalam Siklus S
Mikrobiol/S1/SAN
1. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus S
SO4
2- S2-
Anaerobik, Reduksi
Aerobik, Oksidasi
1. Transformasi Inorganik:
H2S + CO2 S + (CH2O)n3. Transformasi Fotosintetik:
* BENTUK SENYAWA ORGANIK S DALAM TANAH: Sulfat (SO4
2-); Sulfit (SO3
2-);
Thiosulfat (S2O3
2-); S (unsur sulfur) dan S2- (sulfida)
SO4
2- S-OS + R-SH2. Transformasi Organik:
4. Mineralisasi = pengubahan s.organik menjadi s.inorganik
5. Reduksi = Desulfuromonas acetoxidans, Desulfobacter curvatus, Desulfobacterium
thermoautotrophicum, D. vacuolatum, Desulfococcus multivorans, Desulfosarcina variabilis,
Desulfovibrio gigas, D. vulgaris dan Desulfomonas pigra
6. Oksidasi = Bakteri sulfur ungu (Rhodospirillum, Rhodopseudomonas), Bakteri sulfur
hijau (Chlorobium), Bakteri mesofil (Thiobacillus ferrooxidans, Leptospirillum ferrooxidans).
Peranan Mikroba dalam Siklus Sulfur
1. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus S
Mikrobiol/S1/SAN
Mikrobiol/S1/SAN
A = Pemanfaatan oleh mikrobia, B = Lisis/Enzimatik, C = Pelepasan dari Residu Tan-
Khewan, D = Transfer oleh mikoriza, E = transfer karena pencucian, F = Pengambilan
oleh Tan-Khewan, G = Pelarutan non biologik, H = Pengendapan nonbiologik
P dalam
Mikrobia, Organik,
Iorganik, Humus
P Tanaman dan khewan
(Organik atau Iorganik)
P Inorganik Padat
(Terjerap atau Mineral)
P Inorganik Larutan (H3PO4,
HPO4, H2PO4, PO4, Kompleks
Fe-P dan Al-P)
H
B E
A
F
D
C
G
Siklus Fosfor dalam Tanah
2. Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
Mikrobiol/S1/SAN
Siklus Fosfor dalam Tanah
2. Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
Reaksi Karbon dan Oksigen dalam Tanah
Mikrobiol/S1/SAN
3. Peranan Mikroba dalam Siklus C+O
C-Tanaman
(tereduksi)
C-Khewan
(Tereduksi)
CO2 Atmosfer (Teoksidasi)
C – Tanah (teroksidasi
Sebagian)
Sel Mikrobia, Residu
Terlapuk (Teroksidasi
Sebagian)
A
B
C
B
B
E
F
D
E
A = Fotosintetik, B = Respirasi, C = Fiksasi Mikroba Autotrof, D = Dicerna, E =
Dekomposisi Substansi Mati dan F = Transfer C oleh Mikrobia
Mikrobiol/S1/SAN
Peranan Mikroba dalam Siklus Karbon dan Oksigen
3. Peranan Mikroba dalam Siklus C+O
ENZIM SUMBER MIKROBIA
- Amilase Aspergillus niger, Bacillus substilis, Bacillus. Licheniformis
- Glukonase Aspergillus sp., Bacillus amyloliquefaciens
Selulase Aspergillus sp., Trichoderma reesei
Dekstranase Penicillin sp.
Glukoamilase Aspergillus niger, Rhizopus sp.
Hemiselulase Aspergillus niger
Laktase Aspergillus niger
Lipase Aspergillus sp., Candida cylindraceae, Mucor miechei,
Rhizopus sp.
Mutanase Trichoderma sp.
Pektinase Aspergillus sp., Rhizopus sp.
Protease Aspergilus niger, A. oryzae, Rhizopus sp., B. substilis, B.
alkalophilie
Pululanase Klebsiella aerogenes
Jenis Mikroba dalam Konversi Senyawa Organik (Enzimatis)
4. Peranan Mikroba Penghasil Enzim
Mikrobiol/S1/SAN
A = Amoniasi dan Mineralisasi, B = Imobilisasi, C = Nitrifikasi, D = reduksi Nitrat dan
Imobilisasi, E = Denitrifikasi, F = Fiksasi N Simbiotik, G = Fiksasi N
Non Simbiotik, H = Pengeluaran N
NO3
-
NH3
Humus, Sel Mikrobia
Tanaman
H
G
B
E
F A
N2
Khewan
D
C
H
H
Siklus Nitrogen dalam Tanah
5. Peranan Mikroba dalam Siklus N
5. Penambatan N Nonsimbiotik (Reaksi Kimia)
Mikrobiol/S1/SAN
a. Amonifikasi = Proses pembentukan amonium oleh mikrobiota
b. Nitrifikasi = Proses pembentukan nitrat dan atau nitrit secara
hayati dari senyawa-senyawa yang mengandung N
tereduksi
NH4
+ + 1.5 O2 NO2
- + 2H+ + H2O + 66 kal
NO2
- + 1.5 O2 NO3
- + 17.5 kal
Nitrozomonas
Nitrobacter
Nitrosococcus, Nitrosocystis, Nitrospira,
dsb.
c. Denitrifikasi = Proses reduksi nitrat menjadi amonium atau N2
NO3
- NO2
- NO2
-
NO2
- NO N2O N2
Pseudomonas, Bacillus, Paracoccus,
Thiobacillus denitrificaus,
Chromobacterium, Serratia
51. Penambatan N Nonsimbiotik
SUMBER
ENERGI
KELOMPOK GENUS
Organotrof - Aerobik
-Aerobik Fakultatif
- Anaerobik
- Genetically E.
- Rhizosfer
- Azotobacter, Beijerinchia, Derxia, Rhizobium
- Bacillus, Klebsiella, Azospirillum,
Thiobacillus
- Clostridium, Desulfofibrio
-Salmonella, Escherichia, Serratia
- Azospirillum, Azotobacter, Bacillus
Fotosintetik
(Free Living)
-Ungu Nonsulfur
- Sulfur Ungu
- Sulfur Hijau
- Sianobakteria
-Rhodopsudomonas, Rhodomicrobium
- Chromatium, Ectothiorhospira
- Chlorobium
- Nostoc, Trichodesmium, Anabaena,
Gloeothece
Non Nodule -Phyllofer
- Legume
- Nonlegume
-Klebsiella, Beijerinchia
- Rhizobium
-Rhizobium, Frankia, Nostoc
Fotosintetik
(Berasosiasi)
-Lichens
- Liverworts
- Mosses
- Gymnosperm/Cucas
- Watersperm/Azolla
-Endocymoses/Oocystic
-Nostoc, Stignonema, Colotrix
- Nostoc
-Halosiphon
- Nostoc
- Anabaena
- Nostoc
Mikrobiol/S1/SAN
BIOREMEDIATION
(PEMULIHAN HAYATI)
BIOREMIDIASI
SENYAWA HIDROKARBON
oleh
MIKROBIA
SENYAWA ORGANIK
 Senyawa bukan siklik (hidrokarbon
alifatik)
 Senyawa siklik
- hidrokarbon alisiklik
- hidrokarbon aromatik
Senyawa heterosiklik
KLASIFIKASI
SENYAWA HIDROKARBON (1)
 Hidrokarbon
 hidrokarbon alifatik, jenuh dan tak jenuh
 hidrokarbon alisiklik
 hidrokarbon aromatik
 hidrokarbon polisiklik aromatic (PAHs)
 Senyawa terhalogenasi
 senyawa alifatik terhalogenasi
 senyawa aromatik terhalogenasi
 eter terhalogenasi
 senyawa terhalogenasi lainnya
 Asam dan Ester
- asam-asam karboksilat
- ester dari asam-asam karboksilat
 Senyawa-senyawa lain yang mengandung
Oxygen
- keton
- aldehida
- eter
- alkohol
 Senyawa-senyawa lain
KLASIFIKASI
SENYAWA HIDROKARBON (2)
Alkana
Hidrokarbon aromatik
Hidrokarbon polisiklik
aromatik
Senyawa nitro
Organohalida
Cincin
benzenoid tipe
bifenil
CONTOH STRUKTUR
SENYAWA ORGANIK
KECEPATAN DEGRADASI SENYAWA ORGANIK
Senyawa
Kondisi
Aerobic Anaerobic
Acetone 1 1
BTEX 1 2 to 4
PAH’s 1 3 to 4
1. Cepat terdegradasi 2. Agak lambat terdegradasi
3. Lambat terdegradasi 4. Tidak terdegradasi
HIDROKARBON ALIFATIK
DEGRADASI HIDROKARBON
ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH) DAN ALISIKLIK (1)
 Senyawa alisiklik diubah menjadi senyawa alifatik
 Senyawa alifatik dioksidasi secara terminal maupun
subterminal
 Oksidasi secara terminal menghasilkan alkohol primer
(1-alkohol)
 Oksidasi secara subterminal menghasilkan alkohol
sekunder (2-alkohol)
DEGRADASI HIDROKARBON
ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH) DAN ALISIKLIK (2)
 Oksidasi selanjutnya mengubah alkohol primer
menjadi asam alkanoat (asam lemak)
 Asam alkanoat didegradasi melalui oksidasi  seperti
halnya asam lemak
OKSIDASI 
(BETA)
BTEX
Benzene, Toluene, Ethylbenzene, Xylene
 Hidrokarbon monoaromatik volatil
 Sering ditemukan bersama-sama dalam minyak
bumi
 Penyebab utama pencemaran lingkungan
OKSIDASI BTEX
MIKROBIOLOGI DEGRADASI BTEX SECARA
AEROBIK
• Genera utama: Pseudomonas, Burkhoderia, dan
Xanthomonas
• Pseudomonas: kemoorganotrof, aerobik, bakteri
berbentuk batang
• Diisolasi dari lingkungan tercmar
• Beberapa bersifat patogen
• 1968: Telah diisolasi beberapa galur Pseudomonas
putida yang
• Tumbuh di etilbenzena, benzena, dan toluena
• Memiliki enzim toluena dioksigenase!
TOLUENE DIOXYGENASE
1. Senyawa aromatik monosiklik 2. Senyawa polisiklik aromatik
3. Senyawa aromatik terhubung
(bifenil)
4. Senyawa lainnya
Mengkatalisis lebih dari 108 macam reaksi, termasuk
MIKROBIOLOGI DEGRADASI BTEX SECARA
ANAEROBIK
• Mikroorganisme yang mampu mendegradasi
BTEX secara anaerobik
1. Pendenitrifikasi, misalnya Thauera aromatica
2. Pereduksi besi
3. Pereduksi sulfat, misalnya Desulfovibrio,
Desulfobacter
4. Penghasil metana
• Biasanya memerlukan kerjasama beberapa jenis
mikroorganisme
DEGRADASI BTEX SECARA
ANAEROBIK
MINYAK BUMI DAN HIDROKARBON
POLISIKLIK AROMATIK LAINNYA
 Karsinogen, mutagen
 Proses degradasi lambat karena
 Sifatnya hidrofobik, atau
kelarutannya dalam air
rendah
 Terjerap kuat pada partikel
tanah
acenaphthene
acenaphthenequinone
O
OO
1-acenaphthenone
acenaphthylene
OO O
COOH
1,8-naphthalene-
dicarboxylic acid
HOOC
OH
HOOC
COOHHO
3-hydroxy-o-phthalic acid
NADH
NAD+
*
*
*
*
1-acenaphthenol
abiotically
*
*
°
°
°
°
°
1,8-naphthalene-
dicarboxylic acid anhydride
(only in
extraction process)
fluoranthene
#
1)
*
acenaphthenol
dehydrogenase
?
PEMECAHAN
HIDROKARBON
POLISIKLIK
AROMATIK
SECARA
BERTAHAP
MELALUI
OXIDASI
MIKROBIOLOGI DEGRADASI HIDROKARBON
POLISIKLIK AROMATIK
 Bakteri
 Pseudomonas
 Achromobacter
 Arthrobacter
 Mycobacterium
 Flavobacterium
 Corneybacterium
 Aeromonas
 Anthrobacter
 Rhodoccus
 Acinetobacter
 Jamur
 Phanerochaete
 Cunninghamella
 Penicillium
 Candida
 Sporobolomyces
 Cladosporium
TIDAK SATUPUN MIKROORGANISME
MAMPU MENGATASI SEMUA
 Fenantrena
 Arthrobacter polychromogens, Mycobacterium sp.,
Phanerochaete chrysosporium dan Bacillus sp.
 Naftalena
 Bacillus sp., dan Phanerochaete chrysosporium
 Fluorantena dan pirena yang telah terdegradasi
secara parsial
 Mycobacterium sp.
PEMECAHAN BERTAHAP HIDROKARBON
POLISIKLIK AROMATIK
 Oksidasi parsial oleh
jamur busuk putih (white
rot fungi), mengubah
hidrokarbon polisiklik
aromatik menjadi lebih
larut air dan tersedia
bagi jasad hidup,
 bakteri kemudian
melanjutkan proses
degradasinya
JAMUR BUSUK PUTIH
(White Rot fungi, Basidiomycota)
 Merasmiellus troyanus, Pleurotus spp., Phanerochaete spp.,
Trametes versicolor
 Memiliki sistem ligninolitik
 Pembusukan dipercepat oleh
 adanya media tumbuh padat, misalnya seresah, yang
berfungsi sebagai sumber karbon
 Penambahan surfaktan (Tween 80)
Akan tetapi memunculkan masalah pembuangan
limbahnya
STUDI KASUS:
Phanerochaete chrysosporium
 Mampu mendegradasi berbagai senyawa hidrofobik pencemar
tanah yang persisten
 Kemampuan degradasi yang luas ditemukan di tahun 1980an
 Bukan mikroorganisme tanah sehingga tidak dikhawatirkan
akan merajai lingkungan tanah
 Membutuhkan tambahan sumber C, misalnya tongkol jagung,
gambut, cacahan kayu atau jerami
 Nisbah C:N=80:1 (jerami) hingg 350:1 (cacahan kayu)
 Peningkatan nisbah C:N di tanah kaya N mengubah
lingkungan yang menguntungkan bagi P. chryososporium
OKSIDASI DAN PELARUTAN HIDROKARBON POLISIKLIK
AROMATIK OLEH Phanerochaete chrysosporium :
 Peroksidase: lignin peroksidase (LiP), manganese-dependent
peroksidase (MnP) and laccase (L)
 Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik aromatik oleh
peroksidase menjadi quinon; dan dilanjutkan menjadi CO2
 Hasil metabolisme seperti quinon 1000- to 100,000 x lebih larut
daripada senyawa asalnya
 Antrasena dioksidasi menjadi 9,10-antraquinon kemudian
menjadi asam ftalat
 Fenantrena dioksidasi menjadi 9,10-fenantrena quinon kemudian
menjadi asam 1'1'-bifenil-2,2'-dikarboksilat (asam bifenit)
 Pirena dan benzo[α]pirena dioksidasi secara parsial menjadi
beberapa jenis isomer quinon
Dix and Webster, 1995
Dix and Webster, 1995
Dix and Webster, 1995
PERANAN JAMUR DALAM BIOREMEDIASI
 Senyawa terklorinasi atau termetilasi dapat
didegradasi oleh jamur – terutama jamur
pendegradasio lignin
 Dapat mendegradasi senyawa rekalsitran
 Mekanisme
demetilasi dan/atau reduktif deklorinasi
pemecahan cincin aromatic
CO2 dan/atau CH4 dan CO2 sebagai hasil oksidasi
akhir
JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH
 Deuteromycota
 Aspergillus niger, Penicillium glabrum, P. janthinellum,
zygomycete, Cunninghamella elegans
 Basidiomycete
 Crinipellis stipitaria
MEKANISME DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK
AROMATIK PADA JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH
 Sistem enzim monooksigenase Sitokrom P-450 pada
jamur bukan pembusuk putih memiliki kemiripan dengan
sistem yang dimiliki mamalia
 langkah 1. pembentukan monofenol, difenol,
dihidrodiol dan quinon
 langkah 2. terbentuk gugus tambahan yang larut air
(misalnya sulfat, glukuronida, ksilosida, glukosida).
Senyawa ini merupakan hasil detoksikasi pada jamur
dan mamalia.
CONTOH DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK
OLEH JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH
 bahan peledak pirena
 Crinipellis stipitaria
 2,4,6-trinitrotoluena (TNT)
 Galur basidiomycetes pembusuk kayu dan seresah,
misalnya Clitocybula dusenii, Stropharia rugosa-
annulata, Phanerochaete chrysosporium
 Gliseril trinitrat (nitrogliserin-1,2,3-propanatriol trinitrat)
– bahan mesiu
 Penicillum corylophilum
STRUKTUR
KIMIA
PESTISIDA
AROMATIK
TERKLORINASI
KECEPATAN DEGRADASI SENYAWA ORGANIK
TERKLORINASI
Senyawa
Kondisi
Aerobik Anaerobik
PCB sangat
tersubstitusi 4 2
Kurang tersubstitusi 2 4
Etena terklorinasi
PCE 4 1 - 2
TCE 3 1 - 2
DCEs 3 2 - 3
Vinil klorida 1 - 2 3 - 4
1. Highly biodegradable 2. Moderately biodegradable
3. Slow biodegradation 4. Not biodegraded
DEKLORINASI DAN DEMETILASI
DECAMBA SECARA REDUKTIF
2,4-D DAN 2,4,5-T
(2,4,5-trichlorophenoxyacetic acid)
 Dapat didegradasi oleh
jamur pendegradasi lignin
Diachromitus squalens
PENTACHLOROPHENOL (PCP)
 Herbisida yang digunakan sejak 1920an
 Lebih meracun dibandingkan DDT
 Dapat didegradasi oleh Lentinus edodes (shiitake
mushroom)
ATRAZIN
(2-chloro-4-ethylamino-6-sopropyldiamino-1,3,5-
triazine)
 Herbisida yang sering digunakan
 Sering mencemari air tanah
 Dapat didegradsi oleh Pleurotus pulmonarius
BIFENIL TERPOLIKLORINASI (POLYCHORINATED
BIPHENYLS, PCBS)
 Cairan hidraulik, pembunuh api, pemlastik, pelarut
organik, busa karet, serat gelas, senyawa penahan air,
bahan penahan suara
 Diakumulasi di jaringan adipose
 Mengakibatkan iritasi, gangguan reproduksi dan cacat
lahir, dan merusak jaringan ginjal, syaraf, dan sistem imun
 Sangat stabil
DEGRADASI PCB
 Pemanasan (1200oC)
 Hasil degradasi (dioxin) lebih berbahaya daripada PCB
 Tahan transformasi biologis
 kecepatan biodegradasi menurun dengan bertambahnya
jumlah atom Cl-
 karbazol dan katekol dioksigenase
 Monooksigenase sitokrom P450 tertentu
 Enzim yang diproduksi oleh jamur pendegradasi lignin:
laccase dan peroksidase lainnya
 Pendegradasi PCB: Phanerochaete chrysosporium, Nocardia,
Pseudomonas, Alcaligenes, Acinetobacter.
PROSES DEGRADASI PCB:
1. DEHALOGENASI OLEH BAKTERI ANAEROBIK: DEKLORINASI REDUKTIF
 Penggantian Cl oleh H
 Hasil akhir bifenil
Dapat dimetabolisme oleh
berbagai spesies bakteri
 Pelarutan dipacu oleh produksi
biosurfaktant sebelum proses
deklorinasi
 Hasil akhir: degradasi PCBs
menjadi CBAs
PROSES DEGRADASI PCB:
2. DEGRADASI OKSIDATIF SENYAWA YANG KURANG BERHALOGEN
 Aerobik: molekul oksigen atau radikal perioksida (OOH)
seperti hidrogen perioksida) hingga degradasi menyeluruh
dari PCB
 Hasil: asam dan alkohol berstruktur cincin tunggal seperti
katekol, asam salisilat, dan asam benzoat
 Beberapa hasil antara dapat lebih toksik daripada
senyawa asalnya
 Galur: Burkholderia cepacia LB400 , Pseudomonas
pseudoalacalignes KF707
 lanjutan deklorinasi, pemutusan struktur cincin C, dan
mineralisasi lanjut hingga sangat menurunkan toksisitas
 Hasil akhir: mineralisasi CBAs menjadi CO2
BENZO[a] PIRENE, BENZ[a]ANTRASENA,
BENZO[b]FLUORANTENA DAN KRISENA
 Membutuhkan sumber
karbon tambahan, co-
metabolism
Terima Kasih
I
SEE OTHER SLIDE BEFORE

More Related Content

What's hot

Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayatipandirambo900
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenAndrew Hutabarat
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianEfri Yadi
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurEkal Kurniawan
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
 
Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)
Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)
Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)Fathmasari
 
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasiTugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasimaya safitri
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiNovayanti Simamora
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairElsa S Pujiantari Husin
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 

What's hot (20)

Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 
Materi 3. Simplisia.pdf
Materi 3. Simplisia.pdfMateri 3. Simplisia.pdf
Materi 3. Simplisia.pdf
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
Ekosistem kebun
Ekosistem kebunEkosistem kebun
Ekosistem kebun
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan Sayur
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Mikroganismes
MikroganismesMikroganismes
Mikroganismes
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)
Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)
Biokimia Pangan (Tanaman Kacang-kacangan)
 
Budidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkehBudidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkeh
 
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasiTugas ekofisiologi  beda tumbuh dan diferensiasi
Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
Unsur hara tanaman
Unsur hara tanaman Unsur hara tanaman
Unsur hara tanaman
 

Similar to aplikasi mikroba pada tanaman pakan

5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta20115153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011Agus Witono
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxacepmlyadi
 
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docxMAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docxMegasilviaPare
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganJessy Damayanti
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxArtn4
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxNaomisena1
 
Dedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptx
Dedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptxDedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptx
Dedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptxDedyBinAli
 
Dit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.ppt
Dit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.pptDit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.ppt
Dit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.pptRICKYPUTRO2
 
Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...
Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...
Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...Rian vebrianto
 
Metabolisme nitrogen 1
Metabolisme nitrogen 1Metabolisme nitrogen 1
Metabolisme nitrogen 1Ajhié Asrun
 

Similar to aplikasi mikroba pada tanaman pakan (20)

Makalah mikroganisme 2
Makalah mikroganisme 2Makalah mikroganisme 2
Makalah mikroganisme 2
 
Makalah mikroganisme
Makalah mikroganismeMakalah mikroganisme
Makalah mikroganisme
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta20115153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptx
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptx
 
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docxMAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Bab 9 ekologi
Bab 9 ekologiBab 9 ekologi
Bab 9 ekologi
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptx
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptx
 
ekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptxekosistem_pptx.pptx
ekosistem_pptx.pptx
 
Makalah mikroganisme amanah raha
Makalah mikroganisme amanah rahaMakalah mikroganisme amanah raha
Makalah mikroganisme amanah raha
 
Ekosistem_pptx.pptx
Ekosistem_pptx.pptxEkosistem_pptx.pptx
Ekosistem_pptx.pptx
 
Dedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptx
Dedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptxDedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptx
Dedy_Mikrobiologi-Pendahuluan.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Bioremidasi
BioremidasiBioremidasi
Bioremidasi
 
Dit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.ppt
Dit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.pptDit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.ppt
Dit3.-Sifat-Biologi-Tanah-dan-Proses_.ppt
 
Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...
Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...
Sm rhayent pj (PERANAN BIOREMOVAL PADA RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM B...
 
Metabolisme nitrogen 1
Metabolisme nitrogen 1Metabolisme nitrogen 1
Metabolisme nitrogen 1
 

More from Yusuf Ahmad

Pemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingPemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingYusuf Ahmad
 
Statistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangStatistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangYusuf Ahmad
 
Statistika - Distribusi frekuensi
Statistika - Distribusi frekuensiStatistika - Distribusi frekuensi
Statistika - Distribusi frekuensiYusuf Ahmad
 
Statistika - Analisis regresi dan korelasi
Statistika - Analisis regresi dan korelasiStatistika - Analisis regresi dan korelasi
Statistika - Analisis regresi dan korelasiYusuf Ahmad
 
Mikrobiologi Peternakan
Mikrobiologi PeternakanMikrobiologi Peternakan
Mikrobiologi PeternakanYusuf Ahmad
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaYusuf Ahmad
 
Nutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikrobaNutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikrobaYusuf Ahmad
 
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeMikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeYusuf Ahmad
 
Dasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologiDasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologiYusuf Ahmad
 
Kuliah kewirausahaan 3
Kuliah kewirausahaan 3Kuliah kewirausahaan 3
Kuliah kewirausahaan 3Yusuf Ahmad
 
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuanganKuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuanganYusuf Ahmad
 
Kuliah Kewirausahaan
Kuliah KewirausahaanKuliah Kewirausahaan
Kuliah KewirausahaanYusuf Ahmad
 
Lingkungan biotik
Lingkungan biotikLingkungan biotik
Lingkungan biotikYusuf Ahmad
 
Fotosintesis Tanaman
Fotosintesis TanamanFotosintesis Tanaman
Fotosintesis TanamanYusuf Ahmad
 
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakanpendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
pendahuluan Ilmu Tanaman PakanYusuf Ahmad
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanYusuf Ahmad
 
Ekologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakanEkologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakanYusuf Ahmad
 
Analisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanAnalisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanYusuf Ahmad
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestYusuf Ahmad
 

More from Yusuf Ahmad (20)

Pemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingPemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambing
 
Statistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangStatistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluang
 
Statistika - Distribusi frekuensi
Statistika - Distribusi frekuensiStatistika - Distribusi frekuensi
Statistika - Distribusi frekuensi
 
Statistika - Analisis regresi dan korelasi
Statistika - Analisis regresi dan korelasiStatistika - Analisis regresi dan korelasi
Statistika - Analisis regresi dan korelasi
 
Mikrobiologi Peternakan
Mikrobiologi PeternakanMikrobiologi Peternakan
Mikrobiologi Peternakan
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
 
Nutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikrobaNutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikroba
 
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeMikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
 
Dasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologiDasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologi
 
Kuliah kewirausahaan 3
Kuliah kewirausahaan 3Kuliah kewirausahaan 3
Kuliah kewirausahaan 3
 
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuanganKuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
 
Kuliah Kewirausahaan
Kuliah KewirausahaanKuliah Kewirausahaan
Kuliah Kewirausahaan
 
Lingkungan biotik
Lingkungan biotikLingkungan biotik
Lingkungan biotik
 
Fotosintesis Tanaman
Fotosintesis TanamanFotosintesis Tanaman
Fotosintesis Tanaman
 
Budidaya rumput
Budidaya rumputBudidaya rumput
Budidaya rumput
 
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakanpendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
 
Ekologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakanEkologi tanaman pakan
Ekologi tanaman pakan
 
Analisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanAnalisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan Pakan
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soest
 

Recently uploaded

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (7)

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

aplikasi mikroba pada tanaman pakan

  • 1. APLIKASI MIKROBA PADA TANAMAN PAKAN (PERTANIAN ORGANIK)
  • 2. MIKROBIOLOGI TANAH DAN TANAMAN A. PENGERTIAN Mikrobiol/S1/SAN (1). Mikrobiologi Tanah: Cabang ilmu tanah yang mengkhususkan mempelajari mikroorganisme yang berada dalam tanah, menyangkut peran dan aktivitasnya (metabolisme, aliran energi dan siklus materi) serta interaksinya dengan lingkungannya (mikroba lain, tanaman serta lingkungan tanah) (2). Pendekatan mempelajari Mikrobiologi Tanah:  Fisiologi (pertumbuhan dan metabolisme) Taksonomi (hubungan kekerabatan mikroorganisme) Patologi (menyebabkan penyakit tan-hewan-man) Simbiosis (interaksi kompleks dengan organisme) Biogeokimia (efek ke lingkungan sec. kimia) Siklus materi (berperan dalam siklus senyawa dlm tanah) Perubahan Global (pengaruh thd suhu dan tekanan atm) Ekologi (interaksi dengan lingk dan mikro lainnya)
  • 3. EKOSISTEM TANAH DAN TANAMAN Rantai Makanan Dalam Ekosistem Mikrobiol/S1/SAN Ekosistem Tanah - TanamanCahaya Panas/E Ekosistem Tanah – Tanaman Padat (mik+bo) Cair (air tnh) Gas (pori tnh) Produsen & Penghancur Biotik Abiotik Bahan Bahan Lintasan Energi Lintasan Substansi
  • 4. Macam dan Klasifikasi Mikroba dalam Tanah-Tanaman 1. Prokariotik : o Bakteri o Actinomyseta 3. Mesofauna :  Nematoda 5. Mikrobiota :  Mycoplasma  Virus  Viroid Prion Fungi 1. Penyebaran di dalam tanah 2. Ketahanan terhadap lingkungan 3. Variasi/Fluktuasi populasi 4. Sumber energi dan unsur hara Mikrobiol/S1/SAN Topik-topik Pembahasan 2. Mikrofauna : o Protozoa o Archezoa 4. Makrofauna:  Semut Cacing tanah Arthropoda kecil  Springtail  Algae
  • 5. A. Penyebaran di dalam Tanah 1. Penyebaran dengan Pola Pertumbuhan 1. Pola Uniselluler (Tidak Mengembara) : Sebagai sel tunggal /koloni yang terikat kuat partikel tanah. (Bakteri) 2. Pola Uniselluler (Mengembara) : Seperti no. 1, namun mengembara melalui permukaan yang berkesinambungan (Rhizobium dan beberapa Cendawan) 3. Pola Plasmodia : Sebagai massa protoplasma yang telanjang dan bergerak (seperti amoeba) lalu berubah menjadi spora (Myxobakteria dan Myxomyceta) 4. Pola Hyfa terbatas : Membentuk spora yang umumnya tidak bergerak (Penicillium dan Actinomyceta) 5. Pola Hyfa Menyebar : Membentuk spora yang bergerak (Cendawan Mucor, beberapa Mikoriza) 6. Pola Rhizomorf (Jaringan Mycelia) : Hyfa yang membentuk rhizomorf/akar, sehingga membentuk jaringan yang kuat dan menyebar (Basidiomyceta) 2. Penyebaran dengan Potongan Mikrobia Memecah diri ke dalam potongan-potongan mycelia kecil, spora-spora atau unisel- unisel yang tetap tinggal hidup di dalam tanah-tanaman Semua komponen tanah-tanaman sangat menentukan penyebaran dan pertumbuhan Mikrobia tipe ini
  • 6. B. Ketahanan terhadap Lingkungan Membentuk struktur khusus : a. Struktur vegetatif : sel-sel vegetatif dan potongan-potongan hyfa & mycelia menjadi dorman dan hidup dalam waktu lama, membentuk kapsul yang dilindungi oleh senyawa-senyawa polisakharida/polipeptida b. Struktur spora : sel-sel mikrobia membentuk spora khusus yang resisten terhadap lingkungan ekstrim, seperti : (1) Endospora Bakteria (Bacillus dan Clostridium), (2) Spora-spora dari Actinomyceta (Konidia dari Streptomyces yang bersifat hidrofobik dan (3) Spora Cendawan C. Variasi / Keragaman Populasi Terdapat tiga cara : • Transformasi = perpindahan material genetik dari satu mikrobia ke mikrobia lainnya (harus ada media gen tra) • Konjugasi = perbanyakan dengan cara menempel • Transduksi (khusus virus)
  • 7. D. Sumber Energi dan Unsur Hara/Cara Makan SUMBER ENERGI 1. Kimia (Khemotrof) : Meliputi : (a) ORGANIK (Khemoheterotrof) : Protozoa, Cendawan dan Kebanyakan Bakteri dan (b) INORGANIK (Khemoautotrof) : Bakteri nitrifikasi dan Thiobacilli 2. Radiasi/cahaya (Fototrof) : Meliputi : (a) ORGANIK (Fotoheterotrof) : Bakteri fotosintetik dan (b) INORGANIK (Fotoautotrof) : Ganggang hijau dan biru hijau serta Bakteri fotosintetik CARA MEMPEROLEH C dan ENERGI (Khemoheterotrof) 1. Osmotrof (menyerap nutrisi terlarut) 2. Phagotrof (mencerna partikel padat) CARA MAKAN (Khemoheterotrof) 1. Biofag (makan organisme hidup) 2. Saprofag (makan organisme mati)
  • 8. An Overview metabolism metabolism: the sum total of all chemical reactions occurring in the cell Complex molecules catabolism anabolism Simple molecules ATP [H]  Metabolism:The processes of catabolism and anabolism  Catabolism:The processes by which a living organism obtains its energy and raw materials from nutrients  Anabolism:The processes by which energy and raw materials are used to build macromolecules and cellular structures (biosynthesis)
  • 9. Microbial Metabolism A. Basic Concepts of Metabolism (redox, enzymatic pathway, cofactor, hydrolitic, atp ) B. Glycolytic Pathways C. Fermentation D. Respiration E. Photosynthesis F. Chemolithotrophy
  • 10.
  • 12. 1. BIOCOMPOSTING_BIOCONVERTION, BIODEGRADATION 2. BIOFERTILIZER_BIOCONVERTION, ENZYMETRIC 3. BIOCONTROL AGENT_PATHOGENICS ENEMY 4. BIONUTRICONVERTION_BIOCONVERTION 5. BIOREMEDIATION_BIOCONVERTION
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. I
  • 21. I
  • 22. I
  • 23. I
  • 24. I
  • 25. I
  • 26. I
  • 27. I
  • 28. I
  • 29. I
  • 30. I
  • 31. I
  • 32. I
  • 33. I
  • 34. I
  • 35. I
  • 36. I
  • 38. I
  • 39. I
  • 40. I
  • 41. I
  • 42. Mikrobiol/S1/SAN A = Amoniasi dan Mineralisasi, B = Imobilisasi, C = Nitrifikasi, D = reduksi Nitrat dan Imobilisasi, E = Denitrifikasi, F = Fiksasi N Simbiotik, G = Fiksasi N Non Simbiotik, H = Pengeluaran N NO3 - NH3 Humus, Sel Mikrobia Tanaman H G B E F A N2 Khewan D C H H Siklus Nitrogen dalam Tanah Peranan Mikroba dalam Siklus N
  • 43. Mikrobiol/S1/SAN Amoniasi = proses pembentukan amoniak Mineralisasi = dekomposisi senyawa N-0rg menjadi senyawa N- inorg Nitrifikasi = proses okdisasi mikrobial NH4 + dan N-org menjadi NO2 - dan NO- Mineralisasi = fiksasi N-inorg menjadi bahan mineral dan BO, mis. Humus dll. Denitrifikasi = pengubahan nitrat kembali menjadi bentuk inorg Fiksasi N Simbiotik = fiksasi N2 langsung oleh mikroba simbiotik Fiksasi N Non Simbiotik = fiksasi N2 langsung oleh mikroba non simbiotik Siklus Nitrogen dalam Tanah C.3. Peranan Mikroba dalam Siklus N
  • 44. PENAMBATAN (FIKSASI) N SECARA BIOLOGI (NONSIMBIOTIK DAN SIMBIOTIK) INPUT – OUTPUT NITROGEN TANAH Mikrobiol/S1/SAN Pupuk (Organik dan Inorganik) NITROGEN TANAH Hujan (NO3 - dan NH4 +) Diambil Tanaman Lucutan Listrik Fiksasi N Sec.Biologi INPUT Pencucian Denitrifikasi OUTPUT
  • 45. 1. Penambatan N Nonsimbiotik SUMBER ENERGI KELOMPOK GENUS Organotrof - Aerobik -Aerobik Fakultatif - Anaerobik - Genetically E. - Rhizosfer - Azotobacter, Beijerinchia, Derxia, Rhizobium - Bacillus, Klebsiella, Azospirillum, Thiobacillus - Clostridium, Desulfofibrio -Salmonella, Escherichia, Serratia - Azospirillum, Azotobacter, Bacillus Fotosintetik (Free Living) -Ungu Nonsulfur - Sulfur Ungu - Sulfur Hijau - Sianobakteria -Rhodopsudomonas, Rhodomicrobium - Chromatium, Ectothiorhospira - Chlorobium - Nostoc, Trichodesmium, Anabaena, Gloeothece Non Nodule -Phyllofer - Legume - Nonlegume -Klebsiella, Beijerinchia - Rhizobium -Rhizobium, Frankia, Nostoc Fotosintetik (Berasosiasi) -Lichens - Liverworts - Mosses - Gymnosperm/Cucas - Watersperm/Azolla -Endocymoses/Oocystic -Nostoc, Stignonema, Colotrix - Nostoc -Halosiphon - Nostoc - Anabaena - Nostoc Mikrobiol/S1/SAN
  • 46. 1. Penambatan N Nonsimbiotik (Reaksi Kimia) Mikrobiol/S1/SAN a. Amonifikasi = Proses pembentukan amonium oleh mikrobiota b. Nitrifikasi = Proses pembentukan nitrat dan atau nitrit secara hayati dari senyawa-senyawa yang mengandung N tereduksi NH4 + + 1.5 O2 NO2 - + 2H+ + H2O + 66 kal NO2 - + 1.5 O2 NO3 - + 17.5 kal Nitrozomonas Nitrobacter Nitrosococcus, Nitrosocystis, Nitrospira, dsb. c. Denitrifikasi = Proses reduksi nitrat menjadi amonium atau N2 NO3 - NO2 - NO2 - NO2 - NO N2O N2 Pseudomonas, Bacillus, Paracoccus, Thiobacillus denitrificaus, Chromobacterium, Serratia
  • 47. Uji Aktivitas Mikrobiota by Ukur Produk N2 (C2H2) Faktor yang mempengaruhi Fiksasi N2 Fisik & Kimia Tanah ~ Ketersediaan N2 dan Nutrien Anorganik (NH4 & NO3), ~ Sumber energi, pH, Kelembaban dan Suhu a. Metode Kjeldahl (Penentuan kadar N media), kelamahannya = tidak mampu mendeteksi kadar N rendah. b. Metode Gasometrik (mengukur kadar gas N2 yang timbul) c. Metode Radioisotop 15N (sangat sensitif, tetapi mahal) d. Uji Reduksi Asetelena, dengan prinsip bahwa : Mikroorganisme yang dapat mereduksi N2 (N=N, ikatan tiga) juga dapat mereduksi asetelina (HC= CH), lalu dikuantifikasikan dengan metode kromatografi gas. N= N 2 NH3; HC = CH H2C = CH2 Reduksi Reduksi Asetelina
  • 48. 2. Penambatan Nitrogen Simbiotik Mikrobiol/S1/SAN Fiksasi N2 Simbiotik = Penambatan nitrogen melalui simbiosis antara tanaman dengan mikrobiota (enzim nitrogenase, biasanya golongan bakteri Rhizobium dan Bradyrhizobium) dengan/tanpa membentuk nodule/bintil akar (famili leguminoceae/non legum) CIRI PEMBEDA Rhizobium Bradyrhizobium 1. Tanaman inang utama yang diinokulasi 2. Kecepatan tumbuh pada media agar-manitol-kamir 3. Reaksi metabolisme dalam manitol-garam 4. % G-C dalam DNA-nya -Pepolongan subtropis - Cepat - Asam -60 -Pepolongan tropis - Lambat - Basa -M - 63
  • 49. 2. Penambatan Nitrogen Simbiotik (Proses Infeksi) Mikrobiol/S1/SAN 1. Kemotaksis non spesifik Rhizobium ke arah risosfer, disebabkan oleh eksudat akar, selanjutnya Rhizobium berkembang disini. 2. Melekatnya Rhizobium (attachment) pada akar pepolongan, melalui situs-situs reseptor komplementor pada ujung akar tanaman-dengan- heteropolisakarida homolog bakteri. Disinilah kunci kekhususan jenis Rhizobium dengan inang, artinya setiap tanaman biasanya diinfeksi oleh jenis Rhizobium tertentu pula. 3. Penyimpangan bentuk akar (pertumbuhan akar sedikit dihambat dengan meblok proses mitosis, sehingga akar melengkung), dan pori- pori akar membesar, dan Rhizobium siap menginfeksi. 4. Rhizobium menginfeksi pada lapisan cortex (ujung akar tumbuh melengkung seperti tongkat gembala). 5. Rhizobium membentuk bakteroid, dan siap bersimbiosis dengan tanaman inang dalam membantu fiksasi N2 secara langsung dari udara (tanah).
  • 50. Rhizobium Filled Cells >25,000 per cell Nodule Cross-Section Sclerenchyma Vascular Bundles Nodule Cortex
  • 51. Nodule Formation 1. Rhizobia attracted to root 2. Rhizobia attach to root hairs 3. Root hair curling 4. Infection thread formation
  • 52. Nodule Formation 5. Root cortical cell division 6. Rhizobia invade cortical cells 7. The nodule grows 8. Fully functional nodule
  • 54. 1. Rhizobia attracted to root  Legume roots exude flavonoids (Soybean exudes the isoflavone genistein)  Rhizobia are attracted to flavonoids Petri dish contains a bacterial lawn Bacteria turn blue when a reporter gene is switched on by plant exudates (flavonoids)
  • 55. 10 mm 2. Rhizobia attach to root hairs Rhizobia Root Hair
  • 56. 2. Rhizobia attach to root hairs Deformed root hairs Curled root hair Vascular bundle
  • 57. 50 mm 3. Root hair curling
  • 58. 4. Rhizobia infect root hair Root Hair Root Hair Curling Rhizobia Infection Thread Legume Root Infection Pocket Vascular Bundle
  • 59. 50 mm 4. Rhizobia infect root hair
  • 60. 100 mm 5. Root cortical cells divide
  • 61. 100 mm 5. Root cortical cells divide
  • 62. 50 mm 6. Rhizobia invade cortical cells
  • 63. 2-4 mm 7. The nodule grows
  • 64. Nodulation Timeline Inoculation (day 0) Roots 1-2 days post inoculation (dpi) 4 dpi 4-6 dpi 10 dpi 3 weeks pi
  • 65. 2. Penambatan Nitrogen Simbiotik (Reaksi Kimia) Mikrobiol/S1/SAN Infektifitas = kemampuan suatu bakteri bintil akar untuk menodulasi suatu inang tertentu (diukur dengan banyaknya bintil akar /nodul yang terbentuk). Efektifitas = kemampuan relatif suatu asosiasi antara tumbuhan dan bakteri untuk mengassimilasi N2 (diukur antara lain : (1) kadar heme (pengikat O2 di bakteroid), (2) jumlah N2 yang difiksasi, (3) rasio antara jumlah bintil akar dengan dengan dengan N2 yang difiksasi dan (4) jumlah legH. Reaksi kimia fiksasi (gabungan aktivitas (a) nitrogenase dan (b) hidrogenase pada bakteroid) (a). N2 + 6 e- + 12 ATP + 8 H + 2 NH4 + + 12 ADP + 12 Pi (b). 2 H + + 2 e - + 4 ATP H2 + 4 ADP + 4 Pi N2 + 8 e - + 16 ATP + 10 H + 2 NH4 + H2 + 16 ADP +16 Pi Mg+2 Mg+2 Mg+2
  • 66. 2. Penambatan N2 Selain Legum/Polong-polongan (Membentuk Nodul Juga) Mikrobiol/S1/SAN ORDO FAMILI GENUS -Corialiales - Rosales - Myricales - Fagales - Casuarinales - Rhamales -Coriariaceae - Rasaceae - Myricaceae - Betulaceae - Casuarinaceae - Elaeagnaceae - Rhmaceae -Coriaria - Cercocarpus, Dryas dan Purshia - Comptonia, Gale dan Myrica - Alnus -Casuarina - Elaeagnus, Hippophae dan Sherpherdia - Ceanothus dan Discaria BEBERAPA TUMBUKAN BUKAN POLONG/LEGUM YANG MAMPU MENAMBAT NITROGEN
  • 67. I
  • 68. I
  • 69. I
  • 70. I
  • 71. Mikrobiol/S1/SAN A = Pemanfaatan oleh mikrobia, B = Lisis/Enzimatik, C = Pelepasan dari Residu Tan- Khewan, D = Transfer oleh mikoriza, E = transfer karena pencucian, F = Pengambilan oleh Tan-Khewan, G = Pelarutan non biologik, H = Pengendapan nonbiologik P dalam Mikrobia, Organik, Iorganik, Humus P Tanaman dan khewan (Organik atau Iorganik) P Inorganik Padat (Terjerap atau Mineral) P Inorganik Larutan (H3PO4, HPO4, H2PO4, PO4, Kompleks Fe-P dan Al-P) H B E A F D C G Siklus Fosfor dalam Tanah Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
  • 72. Mikrobiol/S1/SAN Siklus Fosfor dalam Tanah C.4. Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
  • 73. MIKORIZA DAN PERANANNYA PADA TANAMAN PAKAN Mikoriza = bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara cendawan (mykes) dengan perakaran (rhiza) tanaman Mikrobiol/S1/SAN MACAM CARA INFEKSI STRUKTUR Ektomikoriza Menempel pada permukaan dinding sel akar sampai intraselluler korteks Hifa membentuk jaring-jaring hartig, kadang menonjol sbg rhizomorphs Endomikoriza Masuk ke dalam protoplasma sel jaringan korteks inang Struktur khusus: Arbuskula dan Vesikula (ukuran lebih besar & sbg tempat simpan) Ektendomikoriza Gabungan Endomikoriza dan Ektomikoriza Gabungan Endomikoriza dan Ektomikoriza
  • 74. EKTOMIKORIZA DAN PERANANNYA PADA TANAMAN PAKAN  Terdiri dari golongan Basidiomiseta (Boletus & Lactarus) dan golongan Hymenomiseta (Pisolithus, Rhizopogon dan Scleroderma)  Bukan simbion obligat (artinya dapat tumbuh tanpa adanya inang), zat-zat yang dibutuhkan untuk hidupnya antara lain berupa gula sederhana, Vit-B, Biotin dan senyawa organik sederhana (as.sitrat, malat, fumarat dll.).  Proses infeksi tergantung pada infeksifitas dan efektifitas serta kondisi fisiologis akar: (1) terjadi karena adanya persaingan antara akar yang bermikoriza dengan yang tidak dan (2) terjadi pada anakan/semaian tanaman pada tanah yang mengandung hifa/spora mikoriza. Mikrobiol/S1/SAN
  • 75. EKTOMIKORIZA DAN PERANANNYA PADA TANAMAN PAKAN 1. Meningkatkan serapan unsur hara (makro dan mikro), khususnya P karena: (a) hifa mikoriza meningkatkan permukaan absorpsi akar, (b) meningkatkan konsumsi oksigen inang dan (c) mempunyai enzim phosphatase yang dapat membantu serapan P. 2. Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, karena hifa mikoriza meningkatkan luas permukaan basorpsi air 3. Meningkatkan inang terhadap serangan patogen, karena: (a) hifa berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya patogen, (b) hampir kelebihan/eksudasi akar dimanfaatkan oleh mikoriza sehingga tidak cocok untuk hidupnya patogen, (c) Mikoriza mampu melepas antibiotika yang dapat mematikan patogen. 4. Memproduksi hormon tumbuh (auksin, sitokinin dan gibberelin). 5. Penyeimbang lingkungan (rantai makanan terjamin) Mikrobiol/S1/SAN
  • 76. TEKNIK INOKULASI DAN APLIKASI EKTOMIKORIZA PADA TANAMAN PAKAN  Teknik Inokulum Tanah : (a) menggunakan tanah yang telah terinfeksi mikoriza dengan perbandingan 1:4 sampai 1:10 terhadap tanah yang tidak terinfeksi; (b) tanah harus dijaga kelembabannya dan secepatnya digunakan.  Teknik Inokulum Dari Anakan Yang Bermikoriza (mother trees technique) dengan cara menumbuhkan anakan bermikoriza berdampingan dengan anakan yang belum bermikoriza (1-2m).  Teknik Inokulum Dari Akar Yang Bermikoriza (rhizos technique) dengan cara mencampurkan 1 kg akar bermikoriza dengan 1 m3 tanah/media tanam.  Teknik Inokulum dengan Biakan Murni (isolat-isolat mikoriza) melalui : (a) suspensi spora mikoriza dan (b) kapsul mikoriza (spora kering+tepung kayu diselimuti gelatin kapsul) Mikrobiol/S1/SAN
  • 77. ENDOMIKORIZA DAN PERANANNYA PADA TANAMAN PAKAN  Terdiri dari golongan hifa bersekat (Basidiomiseta atau Ascomiseta) dan golongan tak bersekat (Zygomiseta, golongan terbesar dan dikenal sebagai VAM).  Bukan simbion obligat (artinya dapat tumbuh tanpa adanya inang), zat-zat yang dibutuhkan untuk hidupnya antara lain berupa gula sederhana, Vit-B, Biotin dan senyawa organik sederhana (as.sitrat, malat, fumarat dll.).  Proses infeksi tergantung pada infeksifitas dan efektifitas serta kondisi fisiologis akar: (1) terjadi karena adanya persaingan antara akar yang bermikoriza dengan yang tidak dan (2) terjadi pada anakan/semaian tanaman pada tanah yang mengandung hifa/spora mikoriza. Mikrobiol/S1/SAN
  • 78. Vesikula Arbuskula Mikoriza DAN SEBARANNYA PADA TANAMAN PAKAN  Golongan tumbuhan/tanaman Graminae (rumput pakan) dan Legume (Centrocema, Stylosanthes, Trifolium, Leucaena dll.) umumnya bermikoriza.  Diklasifikasikan ke dalam 4 genus berdasarkan ciri-ciri bentuk spora yang dibentuknya dan susunan spora dalam sporokarpnya : (a) Glomus, (b) Gigaspora, (c) Acaulospora dan (d) Sclerocystis.  Diagram interaksi (tanah-tanaman-mikoriza) kontribusi mikoriza terhadap pengambilan fosfor, sebagai bukti simbiosis mutualisme antara mikoriza dengan tanaman dan lingkungannya Mikrobiol/S1/SAN
  • 79. INTERAKSI MIKORIZA-TANAMAN-TANAH Mikrobiol/S1/SAN TANAMAN CENDAWAN TANAH AB D C F E A = Serasah dan eksudasi; B,C, E = Fosfor dan hara lainnya, D = Agregasi tanah (fisik tanah), F = Gula sederhana, Vit-B, Biotin dan senyawa organik sederhana (as. Sitrat, malat, fumarat, fulfat dll.
  • 80. Vesikula Arbuskula Mikoriza DAN PERANANNYA PADA TANAMAN PAKAN 1. Meningkatkan serapan unsur hara (makro dan mikro), khususnya P karena: (a) hifa mikoriza meningkatkan permukaan absorpsi akar, (b) meningkatkan konsumsi oksigen inang dan (c) mempunyai enzim phosphatase yang dapat membantu serapan P. 2. Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, karena hifa mikoriza meningkatkan luas permukaan basorpsi air 3. Meningkatkan inang terhadap serangan patogen, karena: (a) hifa berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya patogen, (b) hampir kelebihan/eksudasi akar dimanfaatkan oleh mikoriza sehingga tidak cocok untuk hidupnya patogen, (c) Mikoriza mampu melepas antibiotika yang dapat mematikan patogen. 4. Memproduksi hormon tumbuh (auksin, sitokinin dan gibberelin). 5. Penyeimbang lingkungan (rantai makanan terjamin) Mikrobiol/S1/SAN
  • 81. I
  • 82. I
  • 83. I
  • 84. I
  • 85. I +
  • 87.
  • 88.
  • 89.
  • 90. par pre par par pre pat pat par pre pat prepat
  • 91. I
  • 92. I
  • 93. I
  • 94. I
  • 95. I
  • 96. I
  • 97. I
  • 98. I
  • 99. I
  • 100. I
  • 101. I
  • 102. I
  • 103. I
  • 105. PERANAN MIKROBA TANAH DALAM SIKLUS MINERAL Mikrobiol/S1/SAN A. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus SULFUR B. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus FOSFOR C. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus BESI dan MANGAN D. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus NITROGEN E. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus KARBON F. Pengaruh Mikroba Tanah yang ASOSIATIF dan ANTAGONISTIK G. DETERIORASI dan KOROSI
  • 106. Reaksi-Reaksi dalam Siklus S Mikrobiol/S1/SAN 1. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus S SO4 2- S2- Anaerobik, Reduksi Aerobik, Oksidasi 1. Transformasi Inorganik: H2S + CO2 S + (CH2O)n3. Transformasi Fotosintetik: * BENTUK SENYAWA ORGANIK S DALAM TANAH: Sulfat (SO4 2-); Sulfit (SO3 2-); Thiosulfat (S2O3 2-); S (unsur sulfur) dan S2- (sulfida) SO4 2- S-OS + R-SH2. Transformasi Organik: 4. Mineralisasi = pengubahan s.organik menjadi s.inorganik 5. Reduksi = Desulfuromonas acetoxidans, Desulfobacter curvatus, Desulfobacterium thermoautotrophicum, D. vacuolatum, Desulfococcus multivorans, Desulfosarcina variabilis, Desulfovibrio gigas, D. vulgaris dan Desulfomonas pigra 6. Oksidasi = Bakteri sulfur ungu (Rhodospirillum, Rhodopseudomonas), Bakteri sulfur hijau (Chlorobium), Bakteri mesofil (Thiobacillus ferrooxidans, Leptospirillum ferrooxidans).
  • 107. Peranan Mikroba dalam Siklus Sulfur 1. Peranan Mikroba Tanah dalam Siklus S Mikrobiol/S1/SAN
  • 108. Mikrobiol/S1/SAN A = Pemanfaatan oleh mikrobia, B = Lisis/Enzimatik, C = Pelepasan dari Residu Tan- Khewan, D = Transfer oleh mikoriza, E = transfer karena pencucian, F = Pengambilan oleh Tan-Khewan, G = Pelarutan non biologik, H = Pengendapan nonbiologik P dalam Mikrobia, Organik, Iorganik, Humus P Tanaman dan khewan (Organik atau Iorganik) P Inorganik Padat (Terjerap atau Mineral) P Inorganik Larutan (H3PO4, HPO4, H2PO4, PO4, Kompleks Fe-P dan Al-P) H B E A F D C G Siklus Fosfor dalam Tanah 2. Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
  • 109. Mikrobiol/S1/SAN Siklus Fosfor dalam Tanah 2. Peranan Mikroba dalam Siklus FOSFOR
  • 110. Reaksi Karbon dan Oksigen dalam Tanah Mikrobiol/S1/SAN 3. Peranan Mikroba dalam Siklus C+O C-Tanaman (tereduksi) C-Khewan (Tereduksi) CO2 Atmosfer (Teoksidasi) C – Tanah (teroksidasi Sebagian) Sel Mikrobia, Residu Terlapuk (Teroksidasi Sebagian) A B C B B E F D E A = Fotosintetik, B = Respirasi, C = Fiksasi Mikroba Autotrof, D = Dicerna, E = Dekomposisi Substansi Mati dan F = Transfer C oleh Mikrobia
  • 111. Mikrobiol/S1/SAN Peranan Mikroba dalam Siklus Karbon dan Oksigen 3. Peranan Mikroba dalam Siklus C+O
  • 112. ENZIM SUMBER MIKROBIA - Amilase Aspergillus niger, Bacillus substilis, Bacillus. Licheniformis - Glukonase Aspergillus sp., Bacillus amyloliquefaciens Selulase Aspergillus sp., Trichoderma reesei Dekstranase Penicillin sp. Glukoamilase Aspergillus niger, Rhizopus sp. Hemiselulase Aspergillus niger Laktase Aspergillus niger Lipase Aspergillus sp., Candida cylindraceae, Mucor miechei, Rhizopus sp. Mutanase Trichoderma sp. Pektinase Aspergillus sp., Rhizopus sp. Protease Aspergilus niger, A. oryzae, Rhizopus sp., B. substilis, B. alkalophilie Pululanase Klebsiella aerogenes Jenis Mikroba dalam Konversi Senyawa Organik (Enzimatis) 4. Peranan Mikroba Penghasil Enzim
  • 113. Mikrobiol/S1/SAN A = Amoniasi dan Mineralisasi, B = Imobilisasi, C = Nitrifikasi, D = reduksi Nitrat dan Imobilisasi, E = Denitrifikasi, F = Fiksasi N Simbiotik, G = Fiksasi N Non Simbiotik, H = Pengeluaran N NO3 - NH3 Humus, Sel Mikrobia Tanaman H G B E F A N2 Khewan D C H H Siklus Nitrogen dalam Tanah 5. Peranan Mikroba dalam Siklus N
  • 114. 5. Penambatan N Nonsimbiotik (Reaksi Kimia) Mikrobiol/S1/SAN a. Amonifikasi = Proses pembentukan amonium oleh mikrobiota b. Nitrifikasi = Proses pembentukan nitrat dan atau nitrit secara hayati dari senyawa-senyawa yang mengandung N tereduksi NH4 + + 1.5 O2 NO2 - + 2H+ + H2O + 66 kal NO2 - + 1.5 O2 NO3 - + 17.5 kal Nitrozomonas Nitrobacter Nitrosococcus, Nitrosocystis, Nitrospira, dsb. c. Denitrifikasi = Proses reduksi nitrat menjadi amonium atau N2 NO3 - NO2 - NO2 - NO2 - NO N2O N2 Pseudomonas, Bacillus, Paracoccus, Thiobacillus denitrificaus, Chromobacterium, Serratia
  • 115. 51. Penambatan N Nonsimbiotik SUMBER ENERGI KELOMPOK GENUS Organotrof - Aerobik -Aerobik Fakultatif - Anaerobik - Genetically E. - Rhizosfer - Azotobacter, Beijerinchia, Derxia, Rhizobium - Bacillus, Klebsiella, Azospirillum, Thiobacillus - Clostridium, Desulfofibrio -Salmonella, Escherichia, Serratia - Azospirillum, Azotobacter, Bacillus Fotosintetik (Free Living) -Ungu Nonsulfur - Sulfur Ungu - Sulfur Hijau - Sianobakteria -Rhodopsudomonas, Rhodomicrobium - Chromatium, Ectothiorhospira - Chlorobium - Nostoc, Trichodesmium, Anabaena, Gloeothece Non Nodule -Phyllofer - Legume - Nonlegume -Klebsiella, Beijerinchia - Rhizobium -Rhizobium, Frankia, Nostoc Fotosintetik (Berasosiasi) -Lichens - Liverworts - Mosses - Gymnosperm/Cucas - Watersperm/Azolla -Endocymoses/Oocystic -Nostoc, Stignonema, Colotrix - Nostoc -Halosiphon - Nostoc - Anabaena - Nostoc Mikrobiol/S1/SAN
  • 118. SENYAWA ORGANIK  Senyawa bukan siklik (hidrokarbon alifatik)  Senyawa siklik - hidrokarbon alisiklik - hidrokarbon aromatik Senyawa heterosiklik
  • 119. KLASIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON (1)  Hidrokarbon  hidrokarbon alifatik, jenuh dan tak jenuh  hidrokarbon alisiklik  hidrokarbon aromatik  hidrokarbon polisiklik aromatic (PAHs)  Senyawa terhalogenasi  senyawa alifatik terhalogenasi  senyawa aromatik terhalogenasi  eter terhalogenasi  senyawa terhalogenasi lainnya
  • 120.  Asam dan Ester - asam-asam karboksilat - ester dari asam-asam karboksilat  Senyawa-senyawa lain yang mengandung Oxygen - keton - aldehida - eter - alkohol  Senyawa-senyawa lain KLASIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON (2)
  • 121. Alkana Hidrokarbon aromatik Hidrokarbon polisiklik aromatik Senyawa nitro Organohalida Cincin benzenoid tipe bifenil CONTOH STRUKTUR SENYAWA ORGANIK
  • 122. KECEPATAN DEGRADASI SENYAWA ORGANIK Senyawa Kondisi Aerobic Anaerobic Acetone 1 1 BTEX 1 2 to 4 PAH’s 1 3 to 4 1. Cepat terdegradasi 2. Agak lambat terdegradasi 3. Lambat terdegradasi 4. Tidak terdegradasi
  • 124. DEGRADASI HIDROKARBON ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH) DAN ALISIKLIK (1)  Senyawa alisiklik diubah menjadi senyawa alifatik  Senyawa alifatik dioksidasi secara terminal maupun subterminal  Oksidasi secara terminal menghasilkan alkohol primer (1-alkohol)  Oksidasi secara subterminal menghasilkan alkohol sekunder (2-alkohol)
  • 125. DEGRADASI HIDROKARBON ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH) DAN ALISIKLIK (2)  Oksidasi selanjutnya mengubah alkohol primer menjadi asam alkanoat (asam lemak)  Asam alkanoat didegradasi melalui oksidasi  seperti halnya asam lemak
  • 127. BTEX Benzene, Toluene, Ethylbenzene, Xylene  Hidrokarbon monoaromatik volatil  Sering ditemukan bersama-sama dalam minyak bumi  Penyebab utama pencemaran lingkungan
  • 129. MIKROBIOLOGI DEGRADASI BTEX SECARA AEROBIK • Genera utama: Pseudomonas, Burkhoderia, dan Xanthomonas • Pseudomonas: kemoorganotrof, aerobik, bakteri berbentuk batang • Diisolasi dari lingkungan tercmar • Beberapa bersifat patogen • 1968: Telah diisolasi beberapa galur Pseudomonas putida yang • Tumbuh di etilbenzena, benzena, dan toluena • Memiliki enzim toluena dioksigenase!
  • 130. TOLUENE DIOXYGENASE 1. Senyawa aromatik monosiklik 2. Senyawa polisiklik aromatik 3. Senyawa aromatik terhubung (bifenil) 4. Senyawa lainnya Mengkatalisis lebih dari 108 macam reaksi, termasuk
  • 131. MIKROBIOLOGI DEGRADASI BTEX SECARA ANAEROBIK • Mikroorganisme yang mampu mendegradasi BTEX secara anaerobik 1. Pendenitrifikasi, misalnya Thauera aromatica 2. Pereduksi besi 3. Pereduksi sulfat, misalnya Desulfovibrio, Desulfobacter 4. Penghasil metana • Biasanya memerlukan kerjasama beberapa jenis mikroorganisme
  • 133. MINYAK BUMI DAN HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK LAINNYA  Karsinogen, mutagen  Proses degradasi lambat karena  Sifatnya hidrofobik, atau kelarutannya dalam air rendah  Terjerap kuat pada partikel tanah
  • 134. acenaphthene acenaphthenequinone O OO 1-acenaphthenone acenaphthylene OO O COOH 1,8-naphthalene- dicarboxylic acid HOOC OH HOOC COOHHO 3-hydroxy-o-phthalic acid NADH NAD+ * * * * 1-acenaphthenol abiotically * * ° ° ° ° ° 1,8-naphthalene- dicarboxylic acid anhydride (only in extraction process) fluoranthene # 1) * acenaphthenol dehydrogenase ? PEMECAHAN HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK SECARA BERTAHAP MELALUI OXIDASI
  • 135. MIKROBIOLOGI DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK  Bakteri  Pseudomonas  Achromobacter  Arthrobacter  Mycobacterium  Flavobacterium  Corneybacterium  Aeromonas  Anthrobacter  Rhodoccus  Acinetobacter  Jamur  Phanerochaete  Cunninghamella  Penicillium  Candida  Sporobolomyces  Cladosporium
  • 136. TIDAK SATUPUN MIKROORGANISME MAMPU MENGATASI SEMUA  Fenantrena  Arthrobacter polychromogens, Mycobacterium sp., Phanerochaete chrysosporium dan Bacillus sp.  Naftalena  Bacillus sp., dan Phanerochaete chrysosporium  Fluorantena dan pirena yang telah terdegradasi secara parsial  Mycobacterium sp.
  • 137. PEMECAHAN BERTAHAP HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK  Oksidasi parsial oleh jamur busuk putih (white rot fungi), mengubah hidrokarbon polisiklik aromatik menjadi lebih larut air dan tersedia bagi jasad hidup,  bakteri kemudian melanjutkan proses degradasinya
  • 138. JAMUR BUSUK PUTIH (White Rot fungi, Basidiomycota)  Merasmiellus troyanus, Pleurotus spp., Phanerochaete spp., Trametes versicolor  Memiliki sistem ligninolitik  Pembusukan dipercepat oleh  adanya media tumbuh padat, misalnya seresah, yang berfungsi sebagai sumber karbon  Penambahan surfaktan (Tween 80) Akan tetapi memunculkan masalah pembuangan limbahnya
  • 139. STUDI KASUS: Phanerochaete chrysosporium  Mampu mendegradasi berbagai senyawa hidrofobik pencemar tanah yang persisten  Kemampuan degradasi yang luas ditemukan di tahun 1980an  Bukan mikroorganisme tanah sehingga tidak dikhawatirkan akan merajai lingkungan tanah  Membutuhkan tambahan sumber C, misalnya tongkol jagung, gambut, cacahan kayu atau jerami  Nisbah C:N=80:1 (jerami) hingg 350:1 (cacahan kayu)  Peningkatan nisbah C:N di tanah kaya N mengubah lingkungan yang menguntungkan bagi P. chryososporium
  • 140. OKSIDASI DAN PELARUTAN HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK OLEH Phanerochaete chrysosporium :  Peroksidase: lignin peroksidase (LiP), manganese-dependent peroksidase (MnP) and laccase (L)  Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik aromatik oleh peroksidase menjadi quinon; dan dilanjutkan menjadi CO2  Hasil metabolisme seperti quinon 1000- to 100,000 x lebih larut daripada senyawa asalnya  Antrasena dioksidasi menjadi 9,10-antraquinon kemudian menjadi asam ftalat  Fenantrena dioksidasi menjadi 9,10-fenantrena quinon kemudian menjadi asam 1'1'-bifenil-2,2'-dikarboksilat (asam bifenit)  Pirena dan benzo[α]pirena dioksidasi secara parsial menjadi beberapa jenis isomer quinon
  • 144. PERANAN JAMUR DALAM BIOREMEDIASI  Senyawa terklorinasi atau termetilasi dapat didegradasi oleh jamur – terutama jamur pendegradasio lignin  Dapat mendegradasi senyawa rekalsitran  Mekanisme demetilasi dan/atau reduktif deklorinasi pemecahan cincin aromatic CO2 dan/atau CH4 dan CO2 sebagai hasil oksidasi akhir
  • 145. JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH  Deuteromycota  Aspergillus niger, Penicillium glabrum, P. janthinellum, zygomycete, Cunninghamella elegans  Basidiomycete  Crinipellis stipitaria
  • 146. MEKANISME DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK PADA JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH  Sistem enzim monooksigenase Sitokrom P-450 pada jamur bukan pembusuk putih memiliki kemiripan dengan sistem yang dimiliki mamalia  langkah 1. pembentukan monofenol, difenol, dihidrodiol dan quinon  langkah 2. terbentuk gugus tambahan yang larut air (misalnya sulfat, glukuronida, ksilosida, glukosida). Senyawa ini merupakan hasil detoksikasi pada jamur dan mamalia.
  • 147. CONTOH DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK OLEH JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH  bahan peledak pirena  Crinipellis stipitaria  2,4,6-trinitrotoluena (TNT)  Galur basidiomycetes pembusuk kayu dan seresah, misalnya Clitocybula dusenii, Stropharia rugosa- annulata, Phanerochaete chrysosporium  Gliseril trinitrat (nitrogliserin-1,2,3-propanatriol trinitrat) – bahan mesiu  Penicillum corylophilum
  • 149. KECEPATAN DEGRADASI SENYAWA ORGANIK TERKLORINASI Senyawa Kondisi Aerobik Anaerobik PCB sangat tersubstitusi 4 2 Kurang tersubstitusi 2 4 Etena terklorinasi PCE 4 1 - 2 TCE 3 1 - 2 DCEs 3 2 - 3 Vinil klorida 1 - 2 3 - 4 1. Highly biodegradable 2. Moderately biodegradable 3. Slow biodegradation 4. Not biodegraded
  • 151. 2,4-D DAN 2,4,5-T (2,4,5-trichlorophenoxyacetic acid)  Dapat didegradasi oleh jamur pendegradasi lignin Diachromitus squalens
  • 152. PENTACHLOROPHENOL (PCP)  Herbisida yang digunakan sejak 1920an  Lebih meracun dibandingkan DDT  Dapat didegradasi oleh Lentinus edodes (shiitake mushroom)
  • 153. ATRAZIN (2-chloro-4-ethylamino-6-sopropyldiamino-1,3,5- triazine)  Herbisida yang sering digunakan  Sering mencemari air tanah  Dapat didegradsi oleh Pleurotus pulmonarius
  • 154. BIFENIL TERPOLIKLORINASI (POLYCHORINATED BIPHENYLS, PCBS)  Cairan hidraulik, pembunuh api, pemlastik, pelarut organik, busa karet, serat gelas, senyawa penahan air, bahan penahan suara  Diakumulasi di jaringan adipose  Mengakibatkan iritasi, gangguan reproduksi dan cacat lahir, dan merusak jaringan ginjal, syaraf, dan sistem imun  Sangat stabil
  • 155. DEGRADASI PCB  Pemanasan (1200oC)  Hasil degradasi (dioxin) lebih berbahaya daripada PCB  Tahan transformasi biologis  kecepatan biodegradasi menurun dengan bertambahnya jumlah atom Cl-  karbazol dan katekol dioksigenase  Monooksigenase sitokrom P450 tertentu  Enzim yang diproduksi oleh jamur pendegradasi lignin: laccase dan peroksidase lainnya  Pendegradasi PCB: Phanerochaete chrysosporium, Nocardia, Pseudomonas, Alcaligenes, Acinetobacter.
  • 156. PROSES DEGRADASI PCB: 1. DEHALOGENASI OLEH BAKTERI ANAEROBIK: DEKLORINASI REDUKTIF  Penggantian Cl oleh H  Hasil akhir bifenil Dapat dimetabolisme oleh berbagai spesies bakteri  Pelarutan dipacu oleh produksi biosurfaktant sebelum proses deklorinasi  Hasil akhir: degradasi PCBs menjadi CBAs
  • 157. PROSES DEGRADASI PCB: 2. DEGRADASI OKSIDATIF SENYAWA YANG KURANG BERHALOGEN  Aerobik: molekul oksigen atau radikal perioksida (OOH) seperti hidrogen perioksida) hingga degradasi menyeluruh dari PCB  Hasil: asam dan alkohol berstruktur cincin tunggal seperti katekol, asam salisilat, dan asam benzoat  Beberapa hasil antara dapat lebih toksik daripada senyawa asalnya  Galur: Burkholderia cepacia LB400 , Pseudomonas pseudoalacalignes KF707  lanjutan deklorinasi, pemutusan struktur cincin C, dan mineralisasi lanjut hingga sangat menurunkan toksisitas  Hasil akhir: mineralisasi CBAs menjadi CO2
  • 158. BENZO[a] PIRENE, BENZ[a]ANTRASENA, BENZO[b]FLUORANTENA DAN KRISENA  Membutuhkan sumber karbon tambahan, co- metabolism
  • 160. I SEE OTHER SLIDE BEFORE