SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
SIMPLISIA
Pengertian
 Simplisia merupakan bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari
kata simple, yang berarti satu atau sederhana.
 Istilah simplisia digunakan untuk menyebutkan bahan- bahan obat alam
yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami
perubahan bentuk.
 Jadi dengan kata lain simplisia adalah bahan alami yang digunakan
untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, kecuali
dinyatakan lain.
 Umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dibagi menjadi 3 golongan :
a. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya.
Misalnya :
Datura folium dan piperis nigri fructus.
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu dengan sengaja dikeluarkan dari
selnya. Eksudat ini dapat berupa zat- zat atau bahan- bahan nabati
lainnya dengan cara tertentu dipisahkan / diisolasi dari tanamannya.
b. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia
murni.
Misalnya :
Minyak ikan ( Oleum iecoris asselli) dan maddu ( sel Mel depuratum)
c. Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa bahan kimia murni.
Contoh :
Serbuk seng dan serbuk tembaga
Jenis-jenis simplisia nabati
1. Simplisia rimpang atau empon-empon. Bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah akar rimpang atau
umbinya. Sebagai contoh adalah dari jenis jahe-jahean seperti : jahe, kencur, lengkuas, kunyit, lempuyang,
temulawak, temu putih dan lain-lain.
2. Simplisia akar, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah akarnya. Sebagai contoh akar alangalang,
akar wangi, gandapura.
3. Simplisia biji, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bijinya. Sebagai contoh adalah biji
kapulaga, jintan, mrica, kedawung, kecipir (botor), senggani dan lain-lain.
4. Simplisia daun, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daunnya. Sebagai contoh adalah daun
kumis kucing, daun tabat barito, daun kemuning, daun keji beling, daun alpokat dan lain-lain.
5. Simplisia batang, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah batangnya. Sebagai contoh adalah
cendana, pule, pasak bumi dan lainlain.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas
simplisia
a. Bahan baku Simplisia
• Banyak kendala dan variabilitas yang tidak bisa
dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan tempat
tumbuh
Tanaman liar
• Keseragaman umur, masa panen, dan galur (asal usul
garis keturunan) tanaman dapat dipantau.
Budidaya
b. Proses Pembuatan Simplisia
1) Pengumpulan bahan baku
2) Sortasi Basah
3) Pencucian
4) Perajangan / Pengubahan bentuk
5) Pengeringan
6) Sortasi kering
7) Pengepakan
8) penyimpanan
Cara pembuatan simplisia
1.Pengumpulan Bahan Baku
Bagian Tanaman Pengambilan bahan baku
Biji Mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah
Buah Tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak (
misalnya piper nigrum), setelah benar – benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan
warna /bentuk dari buah yang bersangkutan (misalnya jeruk, asam, dan pepaya)
Bunga menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup (seperti pada Jasminum sambac, melati) atau saat bunga
sudah mulai mekar (misalnya, Rosa sinensis, mawar)
Daun dan Herba saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat – saat tanaman mulai berbunga atau
buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah
menjadi daun tua.
Kulit Batang Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen yang paling baik
adalah awal musim kemarau
Umbi lapis Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan
Rimpang Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau
Akar Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup umur. Panen yang
dilakukan terhadap akar umumnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan
Pengumpulan Bahan Baku
➢ Kadar senyawa aktif. Kadar senyawa aktif simplisia, tergantung pada :
✓ Bagian tanaman yg digunakan
✓ Umur bagian tanaman saat panen.
Senyawa aktif suatu tanaman terbentuk secara maksimal dalam bagian tanaman
pada umur tertentu. Contoh : Atropa belladonna (kadar Alkaloid meningkat di pucuk
tanaman dan saat tanaman berbunga)
✓ Waktu panen.
Stabilitas kimia dan fisika senyawa aktif dipengaruhi sinar matahari
✓ Lingkungan tempat tumbuh
➢ Waktu panen
➢ Tehnik dan alat yang digunakan
2. Sortasi basah
 Tujuan :
Memisahkan kotoran / bahan asing yang ada pada simplisia
 Contoh : tanah, kerikil, rumput, bagian tanaman yang rusak
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar.
Sortasi dilakukan terhadap :
a. Tanah dan kerikil
b. Rumput – rumputan
c. Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak
digunakan, dan
d. Bagian tanaman yag rusak (dimakan ulat dan sebagainya)
3. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, terutama bahan –
bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan – bahan yang tercemar pestisida.
Untuk menghilangkan tanah / pengotor lain yang melekat pada simplisia (mengurangi jumlah
mikroba)
Pencucian bisa dilakukan dengan menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber
sebgai berikut :
a. Mata air
Pencucian yang dilakukan dengan mengunakan air yang berasal dari mata air harus
memperhatikan kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh adanya mikroba dan
pestisida
b. Sumur
Pencucian mengunakan air sumur perlu memperhatikan pencemar yang mungkin timbul
akibat mikroba dan air limbah buangan rumah tangga
c. PAM
Pencucian mengunakan fasilitas air PAM (Ledeng) sering tercemar oleh kapur khlor
4. Perajangan / Perubahan Bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas permukaan
bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin cepat kering.
Untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan, penggilingan. Semakin tipis
semakin mudah kering, tetapi jangan terlalu tipis (zat aktif <)
Proses pengubahan bentuk ini meliputi beberapa perlakuan berikut.
a. Perajangan untuk rimpang, daun, dan herba
b. Pengupasan untuk buah, kayu kulit kayu, dan biji – bijian yang ukurannya besar.
c. Pemipliran khusus untuk jagung, yaitu biji dipisahkan dengan bonggolnya
d. Pemotongan untuk akar, batang, kayu, kulit kayu, dan ranting
e. Penyerutan untuk kayu
5. Pengeringan
Untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak (mengurangi kadar air shg mengurangi reaksi enzimatik)
Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut :
a. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri
b. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif
c. Memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya ( ringkas, mudah disimpan, tahan lama, dan
sebagainya)
 Pengeringan dilakukan dengan cara :
Dibawah sinar matahari
Menggunakan alat
➢ Suhu :
– Tergantung bahan aktif di simplisia
– Suhu 30 – 90 ◦ C (terbaik 60◦C)
– Bahan tidak tahan panas (suhu rendah : 30 - 45◦C)
➢ Proses pengeringan ada dua :
– Pengeringan alami
• Sinar matahari langsung
• Di angin-anginkan
– Pengeringan buatan
Berikut ini faktor yang mempengaruhi pengeringan
 Waktu pengeringan, semakin lama dikeringkan akan semakin kering bahan
tersebut
 Suhu pengeringan, semakin tinggi suhunya semakin cepat kering, tetapi harus
dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di dalam sel yang kebanyakan
tidak tahan panas.
 Kelembapan udara di sekitarnya dan kelembapan bahan atau kandungan air
dari bahan
 Ketebalan bahan yang dikeringkan
 Sirkulasi udara
 Luas permukaan bahan. Semakin luas permukaan bahan semakin mudah
kering.
Cara pengeringan bahan – bahan tertentu dijelaskan sebagai berikut :
 Untuk tanaman rendah, misalnya lumut, jamur, thallus, agar – agar dan rerumputan laut, dikeringkan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari. Setelah kering, disimpan dalam kantung kedap udara.
 Untuk bahan berupa akar, pengeringan dilakukan dengan cara dirajang atau dipotong – potong pendek, kemudian dijemur
langsung dibawah sinar matahari. Oleh karena akar termasuk bahan keras maka sebaiknya dijemur dibawah matahari langsung
atau tanpa pelindung
 Untuk bahan berupa buah seperti jeruk bisa dibelah terlebih dahulu, baru dijemur. Dapat pula buah diperam (misalnya asam), baru
dijemur. Sementara untuk buah pala (Myristica frsgrans )
 Untuk bahan berupa bunga hanya diangin - anginkan di tempat yang teduh atau jika menggunakan oven maka suhu diatur
rendah sekitar 25 – 35 0 C
 Untuk bahan berupa kulit batang umumnya dibelah terlebih dahulu, diserut, atau dipecah, kemudian langsung dijemur dibawah
matahari langsung
 Untuk bahan beru;a rimpang harus dirajang terlebij dahulu untuk memperluas permukaan, kemudian dijemur di bawah matahari
tidak langsung (ditutup kain hitam). Tujuannya untuk menghindari penguapan yang terlalu cepat yang dapat berakibat menurunkan
mutu minyak atsiri dalam bahan. Penjemuran tidak langsung dengan pancaran gelombang ultra violet
 Bahan – bahan eksudat seperti getah (opium dan sebagainya), daging daun lidah buaya, dan biji jarak (Ricinus communis) yang
akan diambil minyak lemaknya tidak perlu dilakukan proses pengeringan
 Untuk bahan berupa daun atau bunga yang akan diambil minyak atsirinya maka cara pengeringan yang dianjurkan adalah
menghindari penguapan terlalu cepat dan proses oksidasi udara
6) Sortasi Kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah
mengalami proses pengeringan. Pemilihan
dilakukan terhadap bahan – bahan yang terlalu
gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda
kendaraan (misalnya dikeringkan di tepi jalan raya ),
atau dibersihkan dari kotoran hewan
 Tujuan :
Memisahkan benda asing / pengotor yang masih ada dalam
simplisia kering
 Dilakukan sebelum simplisia dikemas
Sortasi kering dengan menggunakan oven
7) pengepakan dan penyimpanan
Setelah tahap pengeringan
dan sortasi kering selesai
makan simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu
wadah tersendiri agar tidak
saling bercampur antara
simplisia satu dengan lainnya.
Selanjurnya, wadah – wadah
yang berisi simplisia disimpan
dalam rak pada gudang
penyimpanan
• Faktor yang mempengaruhi mutu simplisia :
– Cahaya
– Oksigen
– Reaksi kimia intern
– Dehidrasi
– Penyerapan air
– Pengotor
– Serangga
– Kapang
 Penyimpanan :
 Wadah
 Tidak mempengaruhi bahan
 Tertutup baik
 Suhu
 Tanda penyimpanan
Cara pembuatan serbuk simplisia
Serbuk simplisia
 Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan
dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak
lebih dari 60ᵒC.
 Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan deraiat halus
yang cocok; bahan bakunya berupa simplisia sediaan galenik, atau campurannya.
 Serbuk Simplisia adalah sediaan Obat Tradisional berupa butiran homogen dengan
derajat halus yang sesuai, terbuat dari simplisia atau campuran dengan Ekstrak yang
cara penggunaannya diseduh dengan air panas.
Serbuk simplisia
 Serbuk dari simplisia memiliki beberapa persyaratan yaitu:
1. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %.
2. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
3. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10
4. Mikroba patogen. Negatif.
5. Aflatoksin. Tidak lebih dari 30 bpj
Untuk penggunaan bahan tambahan seperti pengawet, serbuk dengan bahan baku
simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet. Wadah dan penyimpanan untuk serbuk
simplisia ialah dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar, ditempat kering dan
terlindung dari sinar matahari
Cara pembuatan serbuk simplisia
1. Simplisia yang telah dibuat dipastikan kering, dipastikan dengan hasil
rajangan mudah diremah dan mudah patah.
2. Simplisia yang telah kering lalu didisortasi kering untuk menghilangkan
kotoran yang masih ada.
3. Simplisia ditimbang kemudian dibuat menjadi serbuk menggunakan
alat penyerbukan hingga halus.
4. Serbuk yang telah halus diayak kemudian ditimbang dan dimasukkan
dalam wadah, diberi label.

More Related Content

What's hot

Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi1234ulha
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisdimaswp
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 

What's hot (20)

Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Kul ii simplisia
Kul ii simplisiaKul ii simplisia
Kul ii simplisia
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 

Similar to Materi 3. Simplisia.pdf

SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptxSIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptxLarahmanIsni
 
PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II  SIMPLISIA.pptPERTEMUAN II  SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II SIMPLISIA.pptyulis adriana
 
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.pptpertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.pptchilonkduppa
 
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptpendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptPaulaEstikaWugaGani
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiamayavivianti
 
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIAPRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIAMugarBakti1
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatWulung Gono
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...HotnaDoharniSiregar
 
Biologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPABiologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPAIkha Mardiyah
 
simplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxsimplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxekasaputri27
 
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.ppt
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptBAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.ppt
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptMarfaNis
 
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdf
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdfBAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdf
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdfPinkPantsu
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganSri Sihaloho
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganSri Sihaloho
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanDina Lubis
 

Similar to Materi 3. Simplisia.pdf (20)

SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptxSIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
 
PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II  SIMPLISIA.pptPERTEMUAN II  SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt
 
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.pptpertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
 
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptpendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
 
Tahapan simplisia
Tahapan simplisiaTahapan simplisia
Tahapan simplisia
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisia
 
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIAPRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
 
Laporan biologi
Laporan biologiLaporan biologi
Laporan biologi
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
 
Biologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPABiologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPA
 
simplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxsimplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptx
 
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.ppt
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptBAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.ppt
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.ppt
 
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdf
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdfBAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdf
BAB 01 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
Obat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdfObat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdf
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 

More from youstiana rusita

RPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
RPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSRPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
RPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSyoustiana rusita
 
RPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdf
RPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdfRPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdf
RPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdfyoustiana rusita
 
D3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptx
D3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptxD3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptx
D3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptxyoustiana rusita
 
CPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptx
CPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptxCPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptx
CPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptxyoustiana rusita
 
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptyoustiana rusita
 
Migrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptx
Migrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptxMigrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptx
Migrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptxyoustiana rusita
 
STUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptx
STUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptxSTUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptx
STUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptxyoustiana rusita
 
DATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdf
DATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdfDATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdf
DATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdfyoustiana rusita
 
RANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdf
RANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdfRANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdf
RANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdfyoustiana rusita
 
Data Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi anafarma.pdf
Data Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi  anafarma.pdfData Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi  anafarma.pdf
Data Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi anafarma.pdfyoustiana rusita
 

More from youstiana rusita (12)

RPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
RPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSRPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
RPS AOT YESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
 
RPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdf
RPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdfRPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdf
RPK BPM PERIODE 2023_2024 REVISI FIKS.pdf
 
D3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptx
D3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptxD3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptx
D3 ANAFARMA HSA Antibiotik.pptx
 
Semhas KTI_Ayu-1.pptx
Semhas KTI_Ayu-1.pptxSemhas KTI_Ayu-1.pptx
Semhas KTI_Ayu-1.pptx
 
CPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptx
CPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptxCPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptx
CPOB-Liquid-dan-Semi-Solid.pptx
 
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptxBENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
 
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
 
Migrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptx
Migrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptxMigrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptx
Migrasi UKTTK 25 JAn 2023.pptx
 
STUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptx
STUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptxSTUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptx
STUDI KELAYAKAN APOTEK YUSTIN.pptx
 
DATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdf
DATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdfDATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdf
DATA PROSENTASE PUBLIKASI ILMIAH DOSEN TETAP.pdf
 
RANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdf
RANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdfRANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdf
RANCANGAN TUGAS FARMAKOGNOSI ANAFARMA 2022.pdf
 
Data Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi anafarma.pdf
Data Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi  anafarma.pdfData Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi  anafarma.pdf
Data Pembimbing KTI, Tugas Akhir Skripsi anafarma.pdf
 

Recently uploaded

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (10)

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 

Materi 3. Simplisia.pdf

  • 2. Pengertian  Simplisia merupakan bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple, yang berarti satu atau sederhana.  Istilah simplisia digunakan untuk menyebutkan bahan- bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.  Jadi dengan kata lain simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, kecuali dinyatakan lain.  Umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
  • 3. Simplisia dibagi menjadi 3 golongan : a. Simplisia Nabati Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Misalnya : Datura folium dan piperis nigri fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dengan sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat ini dapat berupa zat- zat atau bahan- bahan nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan / diisolasi dari tanamannya.
  • 4. b. Simplisia Hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Misalnya : Minyak ikan ( Oleum iecoris asselli) dan maddu ( sel Mel depuratum) c. Simplisia Pelikan atau Mineral Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni. Contoh : Serbuk seng dan serbuk tembaga
  • 5. Jenis-jenis simplisia nabati 1. Simplisia rimpang atau empon-empon. Bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah akar rimpang atau umbinya. Sebagai contoh adalah dari jenis jahe-jahean seperti : jahe, kencur, lengkuas, kunyit, lempuyang, temulawak, temu putih dan lain-lain. 2. Simplisia akar, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah akarnya. Sebagai contoh akar alangalang, akar wangi, gandapura. 3. Simplisia biji, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bijinya. Sebagai contoh adalah biji kapulaga, jintan, mrica, kedawung, kecipir (botor), senggani dan lain-lain. 4. Simplisia daun, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daunnya. Sebagai contoh adalah daun kumis kucing, daun tabat barito, daun kemuning, daun keji beling, daun alpokat dan lain-lain. 5. Simplisia batang, bagian yang dimanfaatkan sebagai obat adalah batangnya. Sebagai contoh adalah cendana, pule, pasak bumi dan lainlain.
  • 6. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas simplisia a. Bahan baku Simplisia • Banyak kendala dan variabilitas yang tidak bisa dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan tempat tumbuh Tanaman liar • Keseragaman umur, masa panen, dan galur (asal usul garis keturunan) tanaman dapat dipantau. Budidaya
  • 7. b. Proses Pembuatan Simplisia 1) Pengumpulan bahan baku 2) Sortasi Basah 3) Pencucian 4) Perajangan / Pengubahan bentuk 5) Pengeringan 6) Sortasi kering 7) Pengepakan 8) penyimpanan
  • 9. 1.Pengumpulan Bahan Baku Bagian Tanaman Pengambilan bahan baku Biji Mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah Buah Tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak ( misalnya piper nigrum), setelah benar – benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan warna /bentuk dari buah yang bersangkutan (misalnya jeruk, asam, dan pepaya) Bunga menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup (seperti pada Jasminum sambac, melati) atau saat bunga sudah mulai mekar (misalnya, Rosa sinensis, mawar) Daun dan Herba saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat – saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua. Kulit Batang Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau Umbi lapis Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan Rimpang Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau Akar Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umumnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan
  • 10. Pengumpulan Bahan Baku ➢ Kadar senyawa aktif. Kadar senyawa aktif simplisia, tergantung pada : ✓ Bagian tanaman yg digunakan ✓ Umur bagian tanaman saat panen. Senyawa aktif suatu tanaman terbentuk secara maksimal dalam bagian tanaman pada umur tertentu. Contoh : Atropa belladonna (kadar Alkaloid meningkat di pucuk tanaman dan saat tanaman berbunga) ✓ Waktu panen. Stabilitas kimia dan fisika senyawa aktif dipengaruhi sinar matahari ✓ Lingkungan tempat tumbuh ➢ Waktu panen ➢ Tehnik dan alat yang digunakan
  • 11. 2. Sortasi basah  Tujuan : Memisahkan kotoran / bahan asing yang ada pada simplisia  Contoh : tanah, kerikil, rumput, bagian tanaman yang rusak Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi dilakukan terhadap : a. Tanah dan kerikil b. Rumput – rumputan c. Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan d. Bagian tanaman yag rusak (dimakan ulat dan sebagainya)
  • 12. 3. Pencucian Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, terutama bahan – bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan – bahan yang tercemar pestisida. Untuk menghilangkan tanah / pengotor lain yang melekat pada simplisia (mengurangi jumlah mikroba) Pencucian bisa dilakukan dengan menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber sebgai berikut : a. Mata air Pencucian yang dilakukan dengan mengunakan air yang berasal dari mata air harus memperhatikan kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh adanya mikroba dan pestisida b. Sumur Pencucian mengunakan air sumur perlu memperhatikan pencemar yang mungkin timbul akibat mikroba dan air limbah buangan rumah tangga c. PAM Pencucian mengunakan fasilitas air PAM (Ledeng) sering tercemar oleh kapur khlor
  • 13. 4. Perajangan / Perubahan Bentuk Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin cepat kering. Untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan, penggilingan. Semakin tipis semakin mudah kering, tetapi jangan terlalu tipis (zat aktif <) Proses pengubahan bentuk ini meliputi beberapa perlakuan berikut. a. Perajangan untuk rimpang, daun, dan herba b. Pengupasan untuk buah, kayu kulit kayu, dan biji – bijian yang ukurannya besar. c. Pemipliran khusus untuk jagung, yaitu biji dipisahkan dengan bonggolnya d. Pemotongan untuk akar, batang, kayu, kulit kayu, dan ranting e. Penyerutan untuk kayu
  • 14. 5. Pengeringan Untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak (mengurangi kadar air shg mengurangi reaksi enzimatik) Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut : a. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri b. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif c. Memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya ( ringkas, mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya)  Pengeringan dilakukan dengan cara : Dibawah sinar matahari Menggunakan alat ➢ Suhu : – Tergantung bahan aktif di simplisia – Suhu 30 – 90 ◦ C (terbaik 60◦C) – Bahan tidak tahan panas (suhu rendah : 30 - 45◦C) ➢ Proses pengeringan ada dua : – Pengeringan alami • Sinar matahari langsung • Di angin-anginkan – Pengeringan buatan
  • 15. Berikut ini faktor yang mempengaruhi pengeringan  Waktu pengeringan, semakin lama dikeringkan akan semakin kering bahan tersebut  Suhu pengeringan, semakin tinggi suhunya semakin cepat kering, tetapi harus dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di dalam sel yang kebanyakan tidak tahan panas.  Kelembapan udara di sekitarnya dan kelembapan bahan atau kandungan air dari bahan  Ketebalan bahan yang dikeringkan  Sirkulasi udara  Luas permukaan bahan. Semakin luas permukaan bahan semakin mudah kering.
  • 16. Cara pengeringan bahan – bahan tertentu dijelaskan sebagai berikut :  Untuk tanaman rendah, misalnya lumut, jamur, thallus, agar – agar dan rerumputan laut, dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari. Setelah kering, disimpan dalam kantung kedap udara.  Untuk bahan berupa akar, pengeringan dilakukan dengan cara dirajang atau dipotong – potong pendek, kemudian dijemur langsung dibawah sinar matahari. Oleh karena akar termasuk bahan keras maka sebaiknya dijemur dibawah matahari langsung atau tanpa pelindung  Untuk bahan berupa buah seperti jeruk bisa dibelah terlebih dahulu, baru dijemur. Dapat pula buah diperam (misalnya asam), baru dijemur. Sementara untuk buah pala (Myristica frsgrans )  Untuk bahan berupa bunga hanya diangin - anginkan di tempat yang teduh atau jika menggunakan oven maka suhu diatur rendah sekitar 25 – 35 0 C  Untuk bahan berupa kulit batang umumnya dibelah terlebih dahulu, diserut, atau dipecah, kemudian langsung dijemur dibawah matahari langsung  Untuk bahan beru;a rimpang harus dirajang terlebij dahulu untuk memperluas permukaan, kemudian dijemur di bawah matahari tidak langsung (ditutup kain hitam). Tujuannya untuk menghindari penguapan yang terlalu cepat yang dapat berakibat menurunkan mutu minyak atsiri dalam bahan. Penjemuran tidak langsung dengan pancaran gelombang ultra violet  Bahan – bahan eksudat seperti getah (opium dan sebagainya), daging daun lidah buaya, dan biji jarak (Ricinus communis) yang akan diambil minyak lemaknya tidak perlu dilakukan proses pengeringan  Untuk bahan berupa daun atau bunga yang akan diambil minyak atsirinya maka cara pengeringan yang dianjurkan adalah menghindari penguapan terlalu cepat dan proses oksidasi udara
  • 17. 6) Sortasi Kering Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan – bahan yang terlalu gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya dikeringkan di tepi jalan raya ), atau dibersihkan dari kotoran hewan  Tujuan : Memisahkan benda asing / pengotor yang masih ada dalam simplisia kering  Dilakukan sebelum simplisia dikemas Sortasi kering dengan menggunakan oven
  • 18. 7) pengepakan dan penyimpanan Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai makan simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan lainnya. Selanjurnya, wadah – wadah yang berisi simplisia disimpan dalam rak pada gudang penyimpanan • Faktor yang mempengaruhi mutu simplisia : – Cahaya – Oksigen – Reaksi kimia intern – Dehidrasi – Penyerapan air – Pengotor – Serangga – Kapang  Penyimpanan :  Wadah  Tidak mempengaruhi bahan  Tertutup baik  Suhu  Tanda penyimpanan
  • 20. Serbuk simplisia  Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari 60ᵒC.  Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan deraiat halus yang cocok; bahan bakunya berupa simplisia sediaan galenik, atau campurannya.  Serbuk Simplisia adalah sediaan Obat Tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari simplisia atau campuran dengan Ekstrak yang cara penggunaannya diseduh dengan air panas.
  • 21. Serbuk simplisia  Serbuk dari simplisia memiliki beberapa persyaratan yaitu: 1. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %. 2. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10 3. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10 4. Mikroba patogen. Negatif. 5. Aflatoksin. Tidak lebih dari 30 bpj Untuk penggunaan bahan tambahan seperti pengawet, serbuk dengan bahan baku simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet. Wadah dan penyimpanan untuk serbuk simplisia ialah dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar, ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari
  • 22. Cara pembuatan serbuk simplisia 1. Simplisia yang telah dibuat dipastikan kering, dipastikan dengan hasil rajangan mudah diremah dan mudah patah. 2. Simplisia yang telah kering lalu didisortasi kering untuk menghilangkan kotoran yang masih ada. 3. Simplisia ditimbang kemudian dibuat menjadi serbuk menggunakan alat penyerbukan hingga halus. 4. Serbuk yang telah halus diayak kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam wadah, diberi label.