SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
Anaerobic Bacteria for Biogas Production through an Organic Waste
Bioremediation
Maya SHOVITRI
1
), N.D. KUSWYTASARI
1
), Rachmasari
2
)
1)
Staf Pengajar Jurusan Biologi-FMIPA-ITS
2)
Mahasiswa S1 Jurusan Biologi-FMIPA-ITS
Abstract
Keywords: anaerobic bacteria; septic tank; organic waste water; bioremediation; biogas; chromatography gas;
1. Pendahuluan
Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2006 menuntut dilakukannya
berbagai usaha untuk mencari sumber energi alternatif pengganti BBM. Salah satu sumber
energi alternatif tersebut adalah biogas metan (CH4) dan hidrogen (H2) (Pambudi, 2008). Biogas
dapat dihasilkan dari limbah organik oleh metabolisme suatu mikroorganisme. Proses ini juga
disebut dengan bioremediasi. Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai agen
bioremediasi limbah organik adalah bakteri dalam tinja. Bakteri tinja ini didominasi golongan
Coliform, salah satunya adalah Escherichia coli yang mampu menghasilkan H2 (William, 2005).
H2 merupakan gas yang paling ringan, tidak berwarna, dan tidak berbau. H2 merupakan energi
masa depan karena dapat diperbaharui dan juga tidak menimbulkan polusi dimana
pembakarannya hanya menghasilkan uap air (Hansel, 1998). H2 melepaskan energi yang besar
dalam satuan unitnya dan mudah dikonversikan menjadi listrik melalui fuel cell sebagai bahan
bakar (Miyamoto, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri anaerob dari
tangki septik dan mengetahui kemampuan isolat bakteri anaerob menghasilkan biogas dari
proses bioremediasi limbah organik.
2. Tinjauan Pustaka
Mikroorganisme anaerob merupakan mikroorganisme yang tidak menggunakan
oksigen (O2) sebagai elektron aseptor terakhir pada respirasinya (Nelson et al., 2004), seperti
bakteri anaerob. Bakteri anaerob memiliki kemampuan memanfaatkan bahan organik sebagai
sumber energi, sumber karbon dan elektron aseptor terakhir pada respirasinya. Kemampuan
bakteri anaerob tersebut dapat dimanfaatkan sebagai agen bioremediasi di alam. Bioremediasi
merupakan bagian dari bioteknologi lingkungan yang memanfaatkan proses alami biodegradasi
dengan menggunakan aktivitas mikroba yang dapat memulihkan lahan tanah, air dan sedimen
dari kontaminasi terutama senyawa organik (Cookson, 1995).
Salah satu sumber bakteri anaerob adalah tangki septik. Tangki septik merupakan
tempat penampungan sementara limbah organik berupa tinja yang secara alami akan
mengalami proses biodegradasi dalam kondisi anaerob oleh mikroorganisme dalam tangki
septik (Anonim1, 2011). Diantara bakteri anaerob yang mampu menghasilkan biogas H2 adalah
Entrobacter, Baccillus, dan Clostridium melalui proses fermentasi gelap (Mahyudin, 2006).
Selain itu CH4 dihasilkan pada tahapan akhir dari proses anaerobic digestion dihasilkan oleh
beberapa bakteri methanogen seperti Methanobacterium formicum dan M. mobilis. Sedangkan
M. propionicum selain mampu menghasilkan CH4 juga mampu menghasilkan Acetate, CO2 dan
H2 (Kalia, 2007).
One potential future energy is biogas. It is mainly from a bacterial bioremediation. This study explored the potency
of anaerobic septic tank bacteria in producing biogas through an organic waste bioremediation. The anaerobic
isolation was done by adapting a Hungate method with a thioglycolate medium without bacterial characterization.
The produced biogas under anoxic condition was identified and measured with a gas chromatograph. This study
was able to isolate 7 anaerobic isolates even they were not in a pure culture and coded as BT 1, BT 2, BT 3, BG 1,
BG 2, BG 3 and BG 4. Their ability to produce biogas was detected by inoculating and incubating them in an organic
waste containing bioreactor for 18 days, each in dark and light condition. The gas chromatographic peaks indicated
that produced gasses were only O2 and N2 which were unexpected biogas under anoxic condition. Even biogas was
not detected it didn’t mean that the isolate was not biogas producer. Several factors may interfere the results; abiotic
factor for optimum bacterial growth and gas production or available standard gas and gas carrier for example.
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
Medium thioglycollate merupakan medium anaerob yang dilaporkan mampu
mendukung pertumbuhan beberapa spesies bakteri anaerob diantaranya Clostridium
sporogenes, Clostridium perfingens, Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus (Anonim2,
2010). Menurut Moodie (1973) bakteri anaerob dari tangki septik pada umumnya terdiri dari
golongan Coliform diantaranya beberapa spesies bakteri anaerob yang ditemukan dalam feses
adalah bifido, proprionobacteria, Bacteroides, Clostridia, dan lainnya. Gram-negatif non-sporing
spesies, terutama Bacteroides fragilis ditemukan dengan jumlah dari 1010
sampai 1011
per gram
feses.
3. Metodologi Penelitian
Medium limbah organikcair
Sampel berupa sampah organik padat pasar yang kaya protein dan lemak seperti
organ buangan ikan, ayam dan sapi serta limbah cair pasar sisa perendaman ikan. Sampah
padat organik sebanyak 1500 gr dicampur dengan 3000 ml limbah cair kemudian diblender
hingga didapatkan filtrat. Selanjutnya filtrate disaring hingga didapatkan 3000 ml cairan ekstrak
medium limbah organik. Pupuk NPK dan Urea masing-masing sebanyak 3 gr dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer dan ditambahkan dengan cairan ekstrak medium limbah organik hingga 3000
ml (Suyasa, 2007). Medium limbah organik ditambahkan dengan agen pereduksi oksigen
berupa Na2S (sodium sulfide) (Arnosti, 1993). Medium limbah organik kemudian diautoclave
selama 15 menit pada suhu 121
o
C dengan tekanan 1,5 atm (Wirda, 2009).
Isolasi dan pemurnian bakteri anaerob tangki septik
Isolasi dan pemurnian bakteri anaerob dari sampel inokulum tangki septik dilakukan
dengan menggunakan medium thioglycollate. Isolasi bakteri anaerob dilakukan menggunakan
pengenceran bertingkat dengan cara mengambil 1 ml sampel cairan tangki septik dan
dimasukkan ke dalam 9 ml medium thioglycollate dengan menggunakan pipet mikro 1000 µl dan
dihomogenkan sehingga didapatkan pengenceran 10
-1
. Pengenceran bertingkat dilakukan
hingga pengenceran 10
-15
. Udara di bagian head space tabung reaksi kemudian diganti dengan
gas N2 selama 3 menit dan ditutup dengan rubber stopper. Tabung reaksi kemudian diinkubasi
pada kondisi terang dan gelap serta diamati pertumbuhan bakteri anaerob. Sedangkan untuk
proses pemurnian isolat bakteri anaerob dilakukan dengan memilih satu koloni bakteri yang
terpisah. Koloni bakteri anaerob yang terpisah diambil sebanyak 10 µl dengan menggunakan
pipet mikro 10 µl dan dimasukkan ke dalam 10 ml medium thioglycollate. Kemudian udara
dibagian head space diganti dengan gas N2 selama 3 menit dan ditutup dengan rubber stopper.
Tabung reaksi kemudian diinkubasi pada kondisi terang dan gelap serta diamati pertumbuhan
bakteri anaerob.
Produksi biogas
Isolat bakteri anaerob yang didapatkan kemudian diuji kemampuannya dalam
menghasilkan biogas dari medium limbah organik cair. Isolat yang berbeda secara morfologi
kemudian diuji dengan memasukkan 10 µl isolat bakteri anaerob ke dalam 10 ml medium limbah
organik dalam tabung reaksi, kemudian udara dibagian head space diganti dengan gas N2
selama 3 menit dan ditutup dengan rubber stopper. Tabung reaksi selanjutnya diinkubasi dalam
keadaan gelap dan terang selama 18 hari pada suhu ruang. Setelah masa inkubasi biogas
diukur dengan kromatografi gas.
4. Hasil dan Pembahasan
Isolasi dan Pemurnian Bakteri Anaerob dari Tangki Septik
Gambar 1 menunjukkan isolat bakteri anaerob tangki septik yang berhasil tumbuh
setelah pengenceran bertingkat. Selanjutnya satu koloni tunggal diambil dan dimurnikan, hingga
diperoleh 7 isolat bakteri anaerob isolat BT 1, BT 2 dan BT 3 yang berasal dari inkubasi terang,
serta isolat BG 1, BG 2, BG 3 dan BG 4 yang berasal dari inkubasi gelap. Pola pertumbuhan
koloni bakteri yang telah dimurnikan berbeda dengan bakteri hasil pengenceran. Koloni bakteri
anaerob hasil pemurnian cenderung tumbuh lebih merata ke seluruh bagian medium dengan
ukuran koloni yang relative sama. Ini dapat menjadi indikator bahwa koloni bakteri yang tumbuh
adalah bakteri sejenis karena memiliki kebuhan nutrisi yang sama (Gambar 2 panah hitam).
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Gambar 1. Isolat bakteri anaerob tangki septik dari proses pengenceran bertingkat (a) Isolat BG 1 dari
pengenceran 10-4
(b) Isolat BG 2 dari pengenceran 10-15
(c) Isolat BG 3 dan BG 4 dari pengenceran 10-6
,
(d) Isolat BT 1 dari pengenceran 10
-6
dan (e) Isolat BT 2 dan 3 dari pengenceran 10
-9
dan (f) kontrol negatif.
Panah merah menunjukkan koloni bakteri yang tumbuh terpisah. Panah hitam menunjukkan koloni bakteri
yang menghasilkan biogas yang berdifusi ke atas permukaan medium thioglycollate.
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Gambar 2. Isolat bakteri anaerob tangki septik dari proses pemurnian I (a) kontrol negatif, (b) Isolat BG 1,
(c) Isolat BG 2, (d) Isolat BG 3 dan BG 4, (e) Isolat BT 1 dan (f) Isolat BT 2 dan BT 3. Panah merah
menunjukkan koloni terpisah yang tumbuh. Panah hitam menunjukkan koloni bakteri yang tumbuh merata.
Dari pengamatan mikroskopis setelah pewarnaan Gram (Gambar 3) terlihat bahwa
ke-7 isolat bakteri anaerob belum berhasil dimurnikan. Ada 2 bentuk sel bakteri yaitu basil dan
kokus dari satu biakan dalam satu tabung reaksi, dimana bentuk basil lebih dominan terhadap
kokus. Tabel 1 menunjukkan karakter mikroskopis sel bakteri anaerob setelah pewarnaan Gram
dan Endospora. Belum berhasilnya proses pemurnian ini dapat disebabkan oleh beberapa factor,
diantaranya kebutuhan sumber energi dan nutrisi yang berbeda untuk setiap spesies bakteri
anaerob. Sehingga pada proses purifikasi bakteri anaerob diperlukan medium yang spesifik
(Henk, 1986).
BT1 BT2 BT3
BG1 BG2 BG3
BG4
Gambar 3. Bentuk sel bakteri anaerob tangki
septik setelah pewarnaan Gram dengan
perbesaran 1000x. Isolat bakteri BT 1, BT 2,
BT 3 berasal dari inkubasi terang. Isolat
bakteri BG 1, BG 2, BG 3 dan BG 4 berasal
dari inkubasi gelap.
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
Tabel 1. Data isolat bakteri anaerob tangki septik
Inkubasi Terang
No Kode Isolat Bentuk Sel Pewarnaan
Gram Endospora
1 BT1 Dominan Basil, kokus - -
2 BT2 Dominan Basil, kokus + -
3 BT3 Dominan Basil, kokus + -
Inkubasi Gelap
No Kode Isolat Bentuk Sel Pewarnaan
Gram Endospora
1 BG1 Dominan Basil, kokus - -
2 BG2 Dominan Basil, kokus + -
3 BG3 Dominan Basil, kokus + -
4 BG4 Dominan Basil, kokus - -
Produksi Biogas
Pertumbuhan ke-7 isolat bakteri anaerob dalam medium limbah organik cair diukur
berdasarkan kerapatan selnya setelah masa inkubasi 18 dan 19 hari. Dari Tabel 2 terlihat bahwa
ke-7 isolat bakteri anaerob mampu tumbuh di dalam medium limbah organik cair, walaupun nilai
OD relatif rendah. Kalia (2007) menyebutkan bahwa beberapa jenis bakteri anaerob memiliki
waktu pembelahan yang berbeda-beda. Bakteri yang mampu menghasilkan biogas dalam
kondisi anaerob misalnya bakteri bakteri asetogenis memiliki waktu pertumbuhan yang sangat
lambat yaitu dengan waktu pembelahan sel sekitar 14 hari dan bakteri metanogen asetolastik
dengan waktu pembelahan sel 2 hingga 6 hari (Kalia, 2007).
Tabel 2. Pertumbuhan isolat bakteri anaerob dalam medium limbah organik cair berdasarkan nilai optical
density (OD) pada panjang gelombang 600 nm
No Kode Isolat Nilai OD
(10
-3
)
(Nilai OD*10
3
)
1 BT1 0.002 2
2 BT2 0.002 2
3 BT3 0.002 2
4 BG1 0.003 3
5 BG2 0.002 2
6 BG3 0.003 3
7 BG4 0.002 2
8 Kontrol medium
limbah organik cair
0 0
Selanjut dari Gambar 4 terlihat bahwa komponen biogas yang terdeteksi dari ke-7 isolat
bakteri hanyalah gas O2 dan N2. Kedua gas tersebut bukan merupakan biogas yang diharapkan
dalam penelitian ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa factor, diantaranya :
1. Isolat bakteri anaerob bukan bakteri yang mampu menghasilkan biogas.
2. Nutrisi dan sumber energi dalam medium kurang mendukung bakteri untuk memproduksi
gas. Karena pada beberapa bakteri penghasil biogas memerlukan ketersediaan nutrisi dan
sumber energi tertentu (Mahyudin, 2006).
3. Alat gas kromatografi kurang sensitive mendeteksi biogas. Hal ini berkaitan dengan jenis
detektor, penggunaan gas standar dan gas pembawa. Berdasarkan persentase gas N2 di
Gambar 4 terlihat ketidakstabilan deteksi gas antara isolat bakteri. Pada tabung reaksi
isolate bakteri anaerob BT 1, BT 3 dan BG 4, persentase N2 relatif sama dengan kontrol
negative. Ini menunjukkan bahwa N2 berasal dari proses pergantian udara dengan N2 pada
head space tabung reaksi. Sedangkan pada isolat BT 2, BG 1 dan BG 2 terlihat relatif lebih
rendah, walau tabung reaksi dalam keadaan rapat tertutup dan anaerob. Di sisi lain, belum
pernah dilaporkan bahwa bakteri anaerob ada yang mampu memfiksasi secara langsung
gas N2.
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
Gambar 4. Biogas pada medium limbah organik cair
5. Kesimpulan
Penelitian ini berhasil mengisolasi 7 isolat bakteri anaerob yang berasal dari tangki
septik. Ke-7 isolat bakteri anaerob dikode sebagai BT 1, BT 2 dan BT 3 yang merupakan bakteri
anaerob dari inkubasi terang serta isolat BG 1, BG 2, BG 3 dan BG 4 yang berasal dari inkubasi
gelap. Tidak satupun dari isolat tersebut yang dapat menghasilkan biogas, kecuali hanya gas O2
dan N2. Kedua gas tersebut bukan merupakan biogas yang diharapkan dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
[1] Anonim1, Pengelolaan Limbah Industri Pangan, Direktorat Jenderal Industri Kecil
Menengah Departemen Perindustrian,
www.kemenperin.go.id/asp/pelatihan_ikm/.../cleaner-production.pdf (12 Juni 2011).
[2] Anonim2, Thioglycollate Medium with Resazurin, Biokar diagnostics, 2010, France
[3] Arnosti, C dan D. J. Repeta., Extracellular Enzyme Activity in Anaerobic Bacterial
Cultures: Evidence of Pullulanase Activity among Mesophilic Marine Bacteria, Applied
And Environmental Microbiology, p. 840-846, 1994
[4] Cookson J.T., Bioremediation engineering: Design and application, McGraw-Hill Inc.,
Toronto. 1995
[5] Hansel, A dan P. Lindblad., Toward Optimization Of Cyanobacteria As Biotechnologically
Relevant Producers Of Molecular Hydrogen, A Clean And Renewable Energy Source.
Appl Microbiol Biotechnol 50:153–160, 1998
[6] Henk, J. Nanninga dan Jan C. Gottschal., Properties of Desulfovibrio carbinolicus sp. nov.
and Other Sulfate-Reducing Bacteria Isolated from an Anaerobic-Purification Plant.
Department of Microbiology, University of Groningen, Kerklaan 30, 9751 NN Haren, 1986
[7] Kalia, V.C., Applied Microbiology : Microbial Treatment of Domestic and Industrial Wastes
for Bioenergy Production. Microbial Biotechnology and Genomics, Institute of Genomics
and Integrative Biology, 2007
[8] Madigan, M. T dan J. M. Martinko., Brock; Biology Of Microorganism, 8
th
edition., Pearson
Prentice Hall, USA, 1997
[9] Mahyudin, A. R dan Koesnandar., Biohydrogen Production: Prospects And Limitations To
Practical Application, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri BPPT, 2006
[10] Miyamoto, K., Renewable Biological Systems For Alternative Sustainable Energy
Production. FAO - Food and Agriculture Organization of the United Nations, 1997
[11] Moodie, H. L dan D. R. Woods, Isolation of Obligate Anaerobic Faecal Bacteria Using an
Anaerobic Glove Cabinet. Department of Botany and Microbiology, Rhodes University,
Grahamstown, GP, 1973
0
20
40
60
80
100
120
BT 1 BT 2 BT 3 BG 1 BG 2 BG 3 BG 4 kontrol
PersentaseBiogas
Kode Isolat
Biogas pada Medium Limbah
Organik Cair
oksigen
nitrogen
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
[12] Nelson, D. L. dan Michael M. C., Lehninger: Principles Of Biochemistry. 4
th
edition., Worth
Publishers. Inc, New York, 2004
[13] Suyasa, I. W. B dan W. Dwijani., Pengaruh Penambahan Urea, Kompos Cair, Dan
Campuran Kompos Dengan Gula Terhadap Kandungan Bod Dan Cod Pada Pengolahan
Air Limbah Pencelupan, Lab. Kimia Lingkungan Fmipa, Universitas Udayana, Ecotrophic
4 (1) : 62-65, 2007
[14] William, T. S., Genetic Engineering of Escherichia coli to Enhance Biological Hydrogen
Productionfrom Biomass-derived sugars. Department of Molecular Biology and
Microbiology, Burnett College of Biomedical Sciences, UCF, 2005
[15] Wirda, F. R dan Handajani, M., Degradation Of Organic Compound In Liquid Phase Of
Biowaste With Wash Water Variation At Ratio 1:2 In Reaktor Batch, Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2009
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011

More Related Content

What's hot

Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaEla Afellay
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi LingkunganRukmana Suharta
 
Senyawa anti mikroba
Senyawa anti mikrobaSenyawa anti mikroba
Senyawa anti mikrobafikri asyura
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiArista April
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin15
 
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"Aji Sanjaya
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropisguestbbed0b
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBMuhammad Luthfan
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas keslingindosasmi
 
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitikRahmat Saputra
 

What's hot (20)

Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
 
Limbah tekstil
Limbah tekstilLimbah tekstil
Limbah tekstil
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Senyawa anti mikroba
Senyawa anti mikrobaSenyawa anti mikroba
Senyawa anti mikroba
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 
Jurnal echino
Jurnal echinoJurnal echino
Jurnal echino
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 
Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Ekologi mikroba
Ekologi mikrobaEkologi mikroba
Ekologi mikroba
 
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas kesling
 
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
 

Viewers also liked

Mac Cosmetics Ad featuring Lady Gaga
Mac Cosmetics Ad featuring Lady GagaMac Cosmetics Ad featuring Lady Gaga
Mac Cosmetics Ad featuring Lady GagaYolanda Berry
 
Pyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker System
Pyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker SystemPyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker System
Pyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker Systemnickswisher39
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationRIZ ZO
 
Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis (1)
Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis  (1)Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis  (1)
Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis (1)Maria Carolina Alvis Silva
 
Portfolio - copywriting redakcja kreacja
Portfolio - copywriting redakcja kreacjaPortfolio - copywriting redakcja kreacja
Portfolio - copywriting redakcja kreacjaMaria Korchow
 

Viewers also liked (11)

La toma power point
La toma power pointLa toma power point
La toma power point
 
Presenting in english
Presenting in englishPresenting in english
Presenting in english
 
Mac Cosmetics Ad featuring Lady Gaga
Mac Cosmetics Ad featuring Lady GagaMac Cosmetics Ad featuring Lady Gaga
Mac Cosmetics Ad featuring Lady Gaga
 
Pyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker System
Pyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker SystemPyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker System
Pyle Home PHIT84BK iPod/iPhone 2.1 Tower Docking Speaker System
 
Cover limbah
Cover limbahCover limbah
Cover limbah
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Ecp3
Ecp3Ecp3
Ecp3
 
Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis (1)
Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis  (1)Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis  (1)
Yo mi regiòn, mì cultura. carolina alvis (1)
 
06 sw ru
06 sw ru06 sw ru
06 sw ru
 
Assigment on food & beverage
Assigment on food & beverageAssigment on food & beverage
Assigment on food & beverage
 
Portfolio - copywriting redakcja kreacja
Portfolio - copywriting redakcja kreacjaPortfolio - copywriting redakcja kreacja
Portfolio - copywriting redakcja kreacja
 

Similar to Biogas Potential of Septic Tank Anaerobic Bacteria

bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganJessy Damayanti
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismeDendhy Nugraha
 
aplikasi mikroba pada tanaman pakan
aplikasi mikroba pada tanaman pakanaplikasi mikroba pada tanaman pakan
aplikasi mikroba pada tanaman pakanYusuf Ahmad
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Jidun Cool
 
file skripsi canggih reza
file skripsi canggih rezafile skripsi canggih reza
file skripsi canggih rezaCanggih Reza
 
Presentation 2 biologi
Presentation 2 biologiPresentation 2 biologi
Presentation 2 biologisembarangwes
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...Repository Ipb
 
Daur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonDaur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonLukman Nur Candra
 
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativeLimbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativesuparman unkhair
 

Similar to Biogas Potential of Septic Tank Anaerobic Bacteria (20)

bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme
 
aplikasi mikroba pada tanaman pakan
aplikasi mikroba pada tanaman pakanaplikasi mikroba pada tanaman pakan
aplikasi mikroba pada tanaman pakan
 
Take home mma
Take home mmaTake home mma
Take home mma
 
Lapporan k ompos
Lapporan k omposLapporan k ompos
Lapporan k ompos
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
 
Kel ipa
Kel ipaKel ipa
Kel ipa
 
Fix!!♥♥♥ edit
Fix!!♥♥♥ editFix!!♥♥♥ edit
Fix!!♥♥♥ edit
 
Monera
MoneraMonera
Monera
 
file skripsi canggih reza
file skripsi canggih rezafile skripsi canggih reza
file skripsi canggih reza
 
Presentation 2 biologi
Presentation 2 biologiPresentation 2 biologi
Presentation 2 biologi
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
Daur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonDaur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbon
 
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativeLimbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
 

More from Agus Witono

Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualHazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualAgus Witono
 
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Agus Witono
 
Digital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiDigital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiAgus Witono
 
Emergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systEmergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systAgus Witono
 
Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Agus Witono
 
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Agus Witono
 
Bnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeBnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeAgus Witono
 
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Agus Witono
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-daruratAgus Witono
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561Agus Witono
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranAgus Witono
 
Training & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseTraining & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseAgus Witono
 
Osha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperOsha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperAgus Witono
 
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalPetunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalAgus Witono
 
Social compliance manual
Social compliance manualSocial compliance manual
Social compliance manualAgus Witono
 
Better work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enBetter work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enAgus Witono
 

More from Agus Witono (20)

Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualHazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
 
Ar2011
Ar2011Ar2011
Ar2011
 
Trblgn25
Trblgn25Trblgn25
Trblgn25
 
9100 mhav
9100 mhav9100 mhav
9100 mhav
 
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
 
Digital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiDigital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezeki
 
Emergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systEmergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater syst
 
Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2
 
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
 
Bnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeBnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquake
 
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
 
Bencana11
Bencana11Bencana11
Bencana11
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
 
Training & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseTraining & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hse
 
Osha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperOsha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoper
 
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalPetunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
 
Social compliance manual
Social compliance manualSocial compliance manual
Social compliance manual
 
Better work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enBetter work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-en
 

Biogas Potential of Septic Tank Anaerobic Bacteria

  • 1. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 Anaerobic Bacteria for Biogas Production through an Organic Waste Bioremediation Maya SHOVITRI 1 ), N.D. KUSWYTASARI 1 ), Rachmasari 2 ) 1) Staf Pengajar Jurusan Biologi-FMIPA-ITS 2) Mahasiswa S1 Jurusan Biologi-FMIPA-ITS Abstract Keywords: anaerobic bacteria; septic tank; organic waste water; bioremediation; biogas; chromatography gas; 1. Pendahuluan Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2006 menuntut dilakukannya berbagai usaha untuk mencari sumber energi alternatif pengganti BBM. Salah satu sumber energi alternatif tersebut adalah biogas metan (CH4) dan hidrogen (H2) (Pambudi, 2008). Biogas dapat dihasilkan dari limbah organik oleh metabolisme suatu mikroorganisme. Proses ini juga disebut dengan bioremediasi. Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai agen bioremediasi limbah organik adalah bakteri dalam tinja. Bakteri tinja ini didominasi golongan Coliform, salah satunya adalah Escherichia coli yang mampu menghasilkan H2 (William, 2005). H2 merupakan gas yang paling ringan, tidak berwarna, dan tidak berbau. H2 merupakan energi masa depan karena dapat diperbaharui dan juga tidak menimbulkan polusi dimana pembakarannya hanya menghasilkan uap air (Hansel, 1998). H2 melepaskan energi yang besar dalam satuan unitnya dan mudah dikonversikan menjadi listrik melalui fuel cell sebagai bahan bakar (Miyamoto, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri anaerob dari tangki septik dan mengetahui kemampuan isolat bakteri anaerob menghasilkan biogas dari proses bioremediasi limbah organik. 2. Tinjauan Pustaka Mikroorganisme anaerob merupakan mikroorganisme yang tidak menggunakan oksigen (O2) sebagai elektron aseptor terakhir pada respirasinya (Nelson et al., 2004), seperti bakteri anaerob. Bakteri anaerob memiliki kemampuan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi, sumber karbon dan elektron aseptor terakhir pada respirasinya. Kemampuan bakteri anaerob tersebut dapat dimanfaatkan sebagai agen bioremediasi di alam. Bioremediasi merupakan bagian dari bioteknologi lingkungan yang memanfaatkan proses alami biodegradasi dengan menggunakan aktivitas mikroba yang dapat memulihkan lahan tanah, air dan sedimen dari kontaminasi terutama senyawa organik (Cookson, 1995). Salah satu sumber bakteri anaerob adalah tangki septik. Tangki septik merupakan tempat penampungan sementara limbah organik berupa tinja yang secara alami akan mengalami proses biodegradasi dalam kondisi anaerob oleh mikroorganisme dalam tangki septik (Anonim1, 2011). Diantara bakteri anaerob yang mampu menghasilkan biogas H2 adalah Entrobacter, Baccillus, dan Clostridium melalui proses fermentasi gelap (Mahyudin, 2006). Selain itu CH4 dihasilkan pada tahapan akhir dari proses anaerobic digestion dihasilkan oleh beberapa bakteri methanogen seperti Methanobacterium formicum dan M. mobilis. Sedangkan M. propionicum selain mampu menghasilkan CH4 juga mampu menghasilkan Acetate, CO2 dan H2 (Kalia, 2007). One potential future energy is biogas. It is mainly from a bacterial bioremediation. This study explored the potency of anaerobic septic tank bacteria in producing biogas through an organic waste bioremediation. The anaerobic isolation was done by adapting a Hungate method with a thioglycolate medium without bacterial characterization. The produced biogas under anoxic condition was identified and measured with a gas chromatograph. This study was able to isolate 7 anaerobic isolates even they were not in a pure culture and coded as BT 1, BT 2, BT 3, BG 1, BG 2, BG 3 and BG 4. Their ability to produce biogas was detected by inoculating and incubating them in an organic waste containing bioreactor for 18 days, each in dark and light condition. The gas chromatographic peaks indicated that produced gasses were only O2 and N2 which were unexpected biogas under anoxic condition. Even biogas was not detected it didn’t mean that the isolate was not biogas producer. Several factors may interfere the results; abiotic factor for optimum bacterial growth and gas production or available standard gas and gas carrier for example.
  • 2. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 Medium thioglycollate merupakan medium anaerob yang dilaporkan mampu mendukung pertumbuhan beberapa spesies bakteri anaerob diantaranya Clostridium sporogenes, Clostridium perfingens, Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus (Anonim2, 2010). Menurut Moodie (1973) bakteri anaerob dari tangki septik pada umumnya terdiri dari golongan Coliform diantaranya beberapa spesies bakteri anaerob yang ditemukan dalam feses adalah bifido, proprionobacteria, Bacteroides, Clostridia, dan lainnya. Gram-negatif non-sporing spesies, terutama Bacteroides fragilis ditemukan dengan jumlah dari 1010 sampai 1011 per gram feses. 3. Metodologi Penelitian Medium limbah organikcair Sampel berupa sampah organik padat pasar yang kaya protein dan lemak seperti organ buangan ikan, ayam dan sapi serta limbah cair pasar sisa perendaman ikan. Sampah padat organik sebanyak 1500 gr dicampur dengan 3000 ml limbah cair kemudian diblender hingga didapatkan filtrat. Selanjutnya filtrate disaring hingga didapatkan 3000 ml cairan ekstrak medium limbah organik. Pupuk NPK dan Urea masing-masing sebanyak 3 gr dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan dengan cairan ekstrak medium limbah organik hingga 3000 ml (Suyasa, 2007). Medium limbah organik ditambahkan dengan agen pereduksi oksigen berupa Na2S (sodium sulfide) (Arnosti, 1993). Medium limbah organik kemudian diautoclave selama 15 menit pada suhu 121 o C dengan tekanan 1,5 atm (Wirda, 2009). Isolasi dan pemurnian bakteri anaerob tangki septik Isolasi dan pemurnian bakteri anaerob dari sampel inokulum tangki septik dilakukan dengan menggunakan medium thioglycollate. Isolasi bakteri anaerob dilakukan menggunakan pengenceran bertingkat dengan cara mengambil 1 ml sampel cairan tangki septik dan dimasukkan ke dalam 9 ml medium thioglycollate dengan menggunakan pipet mikro 1000 µl dan dihomogenkan sehingga didapatkan pengenceran 10 -1 . Pengenceran bertingkat dilakukan hingga pengenceran 10 -15 . Udara di bagian head space tabung reaksi kemudian diganti dengan gas N2 selama 3 menit dan ditutup dengan rubber stopper. Tabung reaksi kemudian diinkubasi pada kondisi terang dan gelap serta diamati pertumbuhan bakteri anaerob. Sedangkan untuk proses pemurnian isolat bakteri anaerob dilakukan dengan memilih satu koloni bakteri yang terpisah. Koloni bakteri anaerob yang terpisah diambil sebanyak 10 µl dengan menggunakan pipet mikro 10 µl dan dimasukkan ke dalam 10 ml medium thioglycollate. Kemudian udara dibagian head space diganti dengan gas N2 selama 3 menit dan ditutup dengan rubber stopper. Tabung reaksi kemudian diinkubasi pada kondisi terang dan gelap serta diamati pertumbuhan bakteri anaerob. Produksi biogas Isolat bakteri anaerob yang didapatkan kemudian diuji kemampuannya dalam menghasilkan biogas dari medium limbah organik cair. Isolat yang berbeda secara morfologi kemudian diuji dengan memasukkan 10 µl isolat bakteri anaerob ke dalam 10 ml medium limbah organik dalam tabung reaksi, kemudian udara dibagian head space diganti dengan gas N2 selama 3 menit dan ditutup dengan rubber stopper. Tabung reaksi selanjutnya diinkubasi dalam keadaan gelap dan terang selama 18 hari pada suhu ruang. Setelah masa inkubasi biogas diukur dengan kromatografi gas. 4. Hasil dan Pembahasan Isolasi dan Pemurnian Bakteri Anaerob dari Tangki Septik Gambar 1 menunjukkan isolat bakteri anaerob tangki septik yang berhasil tumbuh setelah pengenceran bertingkat. Selanjutnya satu koloni tunggal diambil dan dimurnikan, hingga diperoleh 7 isolat bakteri anaerob isolat BT 1, BT 2 dan BT 3 yang berasal dari inkubasi terang, serta isolat BG 1, BG 2, BG 3 dan BG 4 yang berasal dari inkubasi gelap. Pola pertumbuhan koloni bakteri yang telah dimurnikan berbeda dengan bakteri hasil pengenceran. Koloni bakteri anaerob hasil pemurnian cenderung tumbuh lebih merata ke seluruh bagian medium dengan ukuran koloni yang relative sama. Ini dapat menjadi indikator bahwa koloni bakteri yang tumbuh adalah bakteri sejenis karena memiliki kebuhan nutrisi yang sama (Gambar 2 panah hitam).
  • 3. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 1. Isolat bakteri anaerob tangki septik dari proses pengenceran bertingkat (a) Isolat BG 1 dari pengenceran 10-4 (b) Isolat BG 2 dari pengenceran 10-15 (c) Isolat BG 3 dan BG 4 dari pengenceran 10-6 , (d) Isolat BT 1 dari pengenceran 10 -6 dan (e) Isolat BT 2 dan 3 dari pengenceran 10 -9 dan (f) kontrol negatif. Panah merah menunjukkan koloni bakteri yang tumbuh terpisah. Panah hitam menunjukkan koloni bakteri yang menghasilkan biogas yang berdifusi ke atas permukaan medium thioglycollate. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 2. Isolat bakteri anaerob tangki septik dari proses pemurnian I (a) kontrol negatif, (b) Isolat BG 1, (c) Isolat BG 2, (d) Isolat BG 3 dan BG 4, (e) Isolat BT 1 dan (f) Isolat BT 2 dan BT 3. Panah merah menunjukkan koloni terpisah yang tumbuh. Panah hitam menunjukkan koloni bakteri yang tumbuh merata. Dari pengamatan mikroskopis setelah pewarnaan Gram (Gambar 3) terlihat bahwa ke-7 isolat bakteri anaerob belum berhasil dimurnikan. Ada 2 bentuk sel bakteri yaitu basil dan kokus dari satu biakan dalam satu tabung reaksi, dimana bentuk basil lebih dominan terhadap kokus. Tabel 1 menunjukkan karakter mikroskopis sel bakteri anaerob setelah pewarnaan Gram dan Endospora. Belum berhasilnya proses pemurnian ini dapat disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya kebutuhan sumber energi dan nutrisi yang berbeda untuk setiap spesies bakteri anaerob. Sehingga pada proses purifikasi bakteri anaerob diperlukan medium yang spesifik (Henk, 1986). BT1 BT2 BT3 BG1 BG2 BG3 BG4 Gambar 3. Bentuk sel bakteri anaerob tangki septik setelah pewarnaan Gram dengan perbesaran 1000x. Isolat bakteri BT 1, BT 2, BT 3 berasal dari inkubasi terang. Isolat bakteri BG 1, BG 2, BG 3 dan BG 4 berasal dari inkubasi gelap.
  • 4. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 Tabel 1. Data isolat bakteri anaerob tangki septik Inkubasi Terang No Kode Isolat Bentuk Sel Pewarnaan Gram Endospora 1 BT1 Dominan Basil, kokus - - 2 BT2 Dominan Basil, kokus + - 3 BT3 Dominan Basil, kokus + - Inkubasi Gelap No Kode Isolat Bentuk Sel Pewarnaan Gram Endospora 1 BG1 Dominan Basil, kokus - - 2 BG2 Dominan Basil, kokus + - 3 BG3 Dominan Basil, kokus + - 4 BG4 Dominan Basil, kokus - - Produksi Biogas Pertumbuhan ke-7 isolat bakteri anaerob dalam medium limbah organik cair diukur berdasarkan kerapatan selnya setelah masa inkubasi 18 dan 19 hari. Dari Tabel 2 terlihat bahwa ke-7 isolat bakteri anaerob mampu tumbuh di dalam medium limbah organik cair, walaupun nilai OD relatif rendah. Kalia (2007) menyebutkan bahwa beberapa jenis bakteri anaerob memiliki waktu pembelahan yang berbeda-beda. Bakteri yang mampu menghasilkan biogas dalam kondisi anaerob misalnya bakteri bakteri asetogenis memiliki waktu pertumbuhan yang sangat lambat yaitu dengan waktu pembelahan sel sekitar 14 hari dan bakteri metanogen asetolastik dengan waktu pembelahan sel 2 hingga 6 hari (Kalia, 2007). Tabel 2. Pertumbuhan isolat bakteri anaerob dalam medium limbah organik cair berdasarkan nilai optical density (OD) pada panjang gelombang 600 nm No Kode Isolat Nilai OD (10 -3 ) (Nilai OD*10 3 ) 1 BT1 0.002 2 2 BT2 0.002 2 3 BT3 0.002 2 4 BG1 0.003 3 5 BG2 0.002 2 6 BG3 0.003 3 7 BG4 0.002 2 8 Kontrol medium limbah organik cair 0 0 Selanjut dari Gambar 4 terlihat bahwa komponen biogas yang terdeteksi dari ke-7 isolat bakteri hanyalah gas O2 dan N2. Kedua gas tersebut bukan merupakan biogas yang diharapkan dalam penelitian ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa factor, diantaranya : 1. Isolat bakteri anaerob bukan bakteri yang mampu menghasilkan biogas. 2. Nutrisi dan sumber energi dalam medium kurang mendukung bakteri untuk memproduksi gas. Karena pada beberapa bakteri penghasil biogas memerlukan ketersediaan nutrisi dan sumber energi tertentu (Mahyudin, 2006). 3. Alat gas kromatografi kurang sensitive mendeteksi biogas. Hal ini berkaitan dengan jenis detektor, penggunaan gas standar dan gas pembawa. Berdasarkan persentase gas N2 di Gambar 4 terlihat ketidakstabilan deteksi gas antara isolat bakteri. Pada tabung reaksi isolate bakteri anaerob BT 1, BT 3 dan BG 4, persentase N2 relatif sama dengan kontrol negative. Ini menunjukkan bahwa N2 berasal dari proses pergantian udara dengan N2 pada head space tabung reaksi. Sedangkan pada isolat BT 2, BG 1 dan BG 2 terlihat relatif lebih rendah, walau tabung reaksi dalam keadaan rapat tertutup dan anaerob. Di sisi lain, belum pernah dilaporkan bahwa bakteri anaerob ada yang mampu memfiksasi secara langsung gas N2.
  • 5. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 Gambar 4. Biogas pada medium limbah organik cair 5. Kesimpulan Penelitian ini berhasil mengisolasi 7 isolat bakteri anaerob yang berasal dari tangki septik. Ke-7 isolat bakteri anaerob dikode sebagai BT 1, BT 2 dan BT 3 yang merupakan bakteri anaerob dari inkubasi terang serta isolat BG 1, BG 2, BG 3 dan BG 4 yang berasal dari inkubasi gelap. Tidak satupun dari isolat tersebut yang dapat menghasilkan biogas, kecuali hanya gas O2 dan N2. Kedua gas tersebut bukan merupakan biogas yang diharapkan dalam penelitian ini. Daftar Pustaka [1] Anonim1, Pengelolaan Limbah Industri Pangan, Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian, www.kemenperin.go.id/asp/pelatihan_ikm/.../cleaner-production.pdf (12 Juni 2011). [2] Anonim2, Thioglycollate Medium with Resazurin, Biokar diagnostics, 2010, France [3] Arnosti, C dan D. J. Repeta., Extracellular Enzyme Activity in Anaerobic Bacterial Cultures: Evidence of Pullulanase Activity among Mesophilic Marine Bacteria, Applied And Environmental Microbiology, p. 840-846, 1994 [4] Cookson J.T., Bioremediation engineering: Design and application, McGraw-Hill Inc., Toronto. 1995 [5] Hansel, A dan P. Lindblad., Toward Optimization Of Cyanobacteria As Biotechnologically Relevant Producers Of Molecular Hydrogen, A Clean And Renewable Energy Source. Appl Microbiol Biotechnol 50:153–160, 1998 [6] Henk, J. Nanninga dan Jan C. Gottschal., Properties of Desulfovibrio carbinolicus sp. nov. and Other Sulfate-Reducing Bacteria Isolated from an Anaerobic-Purification Plant. Department of Microbiology, University of Groningen, Kerklaan 30, 9751 NN Haren, 1986 [7] Kalia, V.C., Applied Microbiology : Microbial Treatment of Domestic and Industrial Wastes for Bioenergy Production. Microbial Biotechnology and Genomics, Institute of Genomics and Integrative Biology, 2007 [8] Madigan, M. T dan J. M. Martinko., Brock; Biology Of Microorganism, 8 th edition., Pearson Prentice Hall, USA, 1997 [9] Mahyudin, A. R dan Koesnandar., Biohydrogen Production: Prospects And Limitations To Practical Application, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri BPPT, 2006 [10] Miyamoto, K., Renewable Biological Systems For Alternative Sustainable Energy Production. FAO - Food and Agriculture Organization of the United Nations, 1997 [11] Moodie, H. L dan D. R. Woods, Isolation of Obligate Anaerobic Faecal Bacteria Using an Anaerobic Glove Cabinet. Department of Botany and Microbiology, Rhodes University, Grahamstown, GP, 1973 0 20 40 60 80 100 120 BT 1 BT 2 BT 3 BG 1 BG 2 BG 3 BG 4 kontrol PersentaseBiogas Kode Isolat Biogas pada Medium Limbah Organik Cair oksigen nitrogen
  • 6. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 [12] Nelson, D. L. dan Michael M. C., Lehninger: Principles Of Biochemistry. 4 th edition., Worth Publishers. Inc, New York, 2004 [13] Suyasa, I. W. B dan W. Dwijani., Pengaruh Penambahan Urea, Kompos Cair, Dan Campuran Kompos Dengan Gula Terhadap Kandungan Bod Dan Cod Pada Pengolahan Air Limbah Pencelupan, Lab. Kimia Lingkungan Fmipa, Universitas Udayana, Ecotrophic 4 (1) : 62-65, 2007 [14] William, T. S., Genetic Engineering of Escherichia coli to Enhance Biological Hydrogen Productionfrom Biomass-derived sugars. Department of Molecular Biology and Microbiology, Burnett College of Biomedical Sciences, UCF, 2005 [15] Wirda, F. R dan Handajani, M., Degradation Of Organic Compound In Liquid Phase Of Biowaste With Wash Water Variation At Ratio 1:2 In Reaktor Batch, Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2009
  • 7. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011
  • 8. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011