SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
NAMA : EFSI WULANDARI
PRODY: MATEMATIKA
SEMESTER: V
Himpunan (matematika)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang
dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana,
tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar
dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan
himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna.
Irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn
Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang
merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai
diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa
untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai
dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan
sumber dari mana semua matematika diturunkan.
Daftar isi
 1 Notasi Himpunan
 2 Himpunan kosong
 3 Relasi antar himpunan
o 3.1 Himpunan bagian
o 3.2 Superhimpunan
o 3.3 Kesamaan dua himpunan
o 3.4 Himpunan Kuasa
 4 Kelas
 5 Kardinalitas
o 5.1 Himpunan Denumerabel
o 5.2 Himpunan Berhingga
o 5.3 Himpunan Tercacah
o 5.4 Himpunan Non-Denumerabel
 6 Fungsi Karakteristik
o 6.1 Representasi Biner
o 6.2 Operasi dasar
 6.2.1 Gabungan
 6.2.2 Irisan
 6.2.3 Komplemen
 6.2.4 Hasil Kali Kartesian
 7 Referensi
 8 Bacaan lanjutan
 9 Pranala luar
Notasi Himpunan
Hubungan di antara 8 buah set dengan menggunakan diagram Venn
Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau
B, sementara anggota himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara
penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap
himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel di bawah ini menunjukkan
format penulisan himpunan yang umum dipakai.
Nama Notasi Contoh
Himpunan Huruf besar
Anggota himpunan Huruf kecil (jika merupakan huruf)
Kelas Huruf tulisan tangan
Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks,
riil, bulat, dan sebagainya, menggunakan notasi yang khusus.
Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks
Notasi
Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:
Simbol Arti
atau Himpunan kosong
Operasi gabungan dua himpunan
Operasi irisan dua himpunan
, , , Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan,
Superhimpunan sejati
Komplemen
Himpunan kuasa
Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:
 Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau
banyak tetapi mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...).
 Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan
mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota
himpunan tersebut.
Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya
adalah himpunan berikut:
Himpunan A tidak mungkin ada, karena jika A ada, berarti harus mengandung
anggota yang bukan merupakan anggotanya. Namun jika bukan anggotanya, lalu
bagaimana mungkin A bisa mengandung anggota tersebut.
Himpunan kosong
Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-anggota apel, jeruk,
mangga, dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6} memiliki dua anggota, yaitu
bilangan 5 dan 6. Kita boleh mendefinisikan sebuah himpunan yang tidak
memiliki anggota apa pun. Himpunan ini disebut sebagai himpunan kosong.
Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai:
Relasi antar himpunan
Himpunan bagian
Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat
himpunan-himpunan lain yang anggotanya adalah diambil dari himpunan tersebut.
 {apel, jeruk}
 {jeruk, pisang}
 {apel, mangga, pisang}
Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu
adalah juga anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai
himpunan bagian dari A. Jadi dapat dirumuskan:
B adalah himpunan bagian dari A jika setiap anggota B juga terdapat dalam A.
Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka juga subhimpunan
dari A.
Untuk sembarang himpunan A,
Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A
adalah A sendiri.
Untuk sembarang himpunan A,
Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai himpunan
bagiannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut
himpunan bagian dari A, tetapi bukan A sendiri. Pengertian mana yang digunakan
biasanya jelas dari konteksnya.
Himpunan bagian sejati dari A menunjuk pada himpunan bagian dari A, tetapi
tidak mencakup A sendiri.
Superhimpunan
Kebalikan dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih
besar yang mencakup himpunan tersebut.
Kesamaan dua himpunan
Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan
sebaliknya, setiap anggota B adalah anggota A.
atau
Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan B
adalah sama. Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian
buktikan bahwa B adalah subhimpunan A.
Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa atau himpunan pangkat (power set) dari A adalah himpunan
yang terdiri dari seluruh himpunan bagian dari A. Notasinya adalah .
Jika A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, maka :
{ { },
{apel}, {jeruk}, {mangga}, {pisang},
{apel, jeruk}, {apel, mangga}, {apel, pisang},
{jeruk, mangga}, {jeruk, pisang}, {mangga, pisang},
{apel, jeruk, mangga}, {apel, jeruk, pisang}, {apel, mangga, pisang},{jeruk, mangga,pisang},
{apel, jeruk, mangga, pisang}}
Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2
pangkat banyaknya anggota A.
Kelas
Suatu himpunan disebut sebagai kelas, atau keluarga himpunan jika himpunan
tersebut terdiri dari himpunan-himpunan. Himpunan
adalah sebuah keluarga
himpunan. Perhatikan bahwa untuk sembarang himpunan A, maka himpunan
kuasanya, adalah sebuah keluarga himpunan.
Contoh berikut, bukanlah sebuah kelas, karena mengandung
anggota c yang bukan himpunan.
Kardinalitas
Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya
anggota yang dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya anggota himpunan
adalah 4. Himpunan juga
memiliki anggota sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama
lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang sama.
Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi
korespondensi satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita
membuat fungsi
yang memetakan satu-satu dan kepada himpunan A ke B, maka kedua himpunan
tersebut memiliki kardinalitas yang sama.
Himpunan Denumerabel
Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan , yaitu himpunan bilangan
asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan
tersebut disebut sebagai kardinalitas .
Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel,
karena memiliki korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan
himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh .
Himpunan Berhingga
Jika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas ,
maka himpunan tersebut adalah himpunan berhingga.
Himpunan Tercacah
Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau
denumerabel.
Himpunan Non-Denumerabel
Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari
himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan
jenis ini disebut sebagai kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak
denumerabel dapat menggunakan pembuktian diagonal.
Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas , karena
terdapat korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan
seluruh bilangan riil, yang salah satunya adalah .
Fungsi Karakteristik
Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah anggota terdapat dalam sebuah
himpunan atau tidak.
Jika maka:
Terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan kuasa dengan himpunan
dari semua fungsi karakteristik dari S. Hal ini mengakibatkan kita dapat
menuliskan himpunan sebagai barisan bilangan 0 dan 1, yang menyatakan ada
tidaknya sebuah anggota dalam himpunan tersebut.
Representasi Biner
Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap
himpunan bagian dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut
juga bentuk biner. Bilangan biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap
digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masing-masing anggota S, sehingga
nilai 1 menunjukkan bahwa anggota tersebut ada, dan nilai 0 menunjukkan bahwa
anggota tersebut tidak ada. Dengan kata lain, masing-masing bit merupakan
fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika himpunan S =
{a, b, c, d, e, f, g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka:
Himpunan Representasi Biner
---------------------------- -------------------
a b c d e f g
S = { a, b, c, d, e, f, g } --> 1 1 1 1 1 1 1
A = { a, c, e, f } --> 1 0 1 0 1 1 0
B = { b, c, d, f } --> 0 1 1 1 0 1 0
Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan
operasi-operasi himpunan, seperti union (gabungan), interseksi (irisan), dan
komplemen (pelengkap), karena kita tinggal menggunakan operasi bit untuk
melakukannya. Representasi himpunan dalam bentuk biner dipakai oleh kompiler-
kompiler Pascal dan juga Delphi.
Operasi dasar
Gabungan
Gabungan antara himpunan A dan B.
Dua himpunan atau lebih yang digabungkan bersama-sama. Operasi gabungan
{{nowrap|1=A ∪ B setara dengan A or B, dan anggota himpunannya adalah semua
anggota yang termasuk himpunan A ataupun B.
Contoh:
 {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.
 {1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.
 {Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}.
Beberapa sifat dasar gabungan:
 A ∪ B = B ∪ A.
 A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.
 A ⊆ (A ∪ B).
 A ∪ A = A.
 A ∪ ∅ = A.
 A ⊆ B jika and hanya jika A ∪ B = B.
Irisan
Irisan antara himpunan A dan B.
Operasi irisan A ∩ B setara dengan A dan B. Irisan merupakan himpunan baru
yang anggotanya terdiri dari anggota yang dimiliki bersama antara dua atau lebih
himpunan yang terhubung. Jika A ∩ B = ∅, maka A dan B dapat dikatakan disjoint
(terpisah).
Contoh:
 {1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.
 {1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
 {Budi,Cici} ∩ {Dani,Cici} = {Cici}.
 {Budi} ∩ {Dani} = ∅.
Beberapa sifat dasar irisan:
 A ∩ B = B ∩ A.
 A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C.
 A ∩ B ⊆ A.
 A ∩ A = A.
 A ∩ ∅ = ∅.
 A ⊂ B jika and hanya jika A ∩ B = A.
Komplemen
Komplemen B terhadap A.
Komplemen A terhadap U.
Diferensi simetris himpunan A dan B.
Operasi pelengkap A^C setara dengan not A atau A'. Operasi komplemen
merupakan operasi yang anggotanya terdiri dari anggota di luar himpunan
tersebut.
Contoh:
 {1, 2}  {1, 2} = ∅.
 {1, 2, 3, 4}  {1, 3} = {2, 4}.
Beberapa sifat dasar komplemen:
 A  B ≠ B  A untuk A ≠ B.
 A ∪ A′ = U.
 A ∩ A′ = ∅.
 (A′)′ = A.
 A  A = ∅.
 U′ = ∅ dan ∅′ = U.
 A  B = A ∩ B′.
Ekstensi dari komplemen adalah diferensi simetris (pengurangan himpunan), jika
diterapkan untuk himpunan A dan B atau A - B menghasilkan
Contohnya, diferensi simetris antara:
 {7,8,9,10} dan {9,10,11,12} adalah {7,8,11,12}.
 {Ana,Budi,Dedi,Felix} dan {Cici,Budi,Dedi,Ela} adalah
{Ana,Cici,Ela,Felix}.
Hasil Kali Kartesian
Produk kertesian (perkalian himpunan) A X B (A dan B) dan anggota himpunan
A={x,y,z} dan B={1,2,3}.
Hasil Kali Kartesian atau perkalian himpunan merupakan operasi yang
menggabungkan anggota suatu himpunan dengan himpunan lainnya. Perkalian
himpunan antara A dan B didefinisikan dengan A × B. Anggota himpunan | A × B |
adalah pasangan terurut (a,b) dimana a adalah anggota himpunan A dan b adalah
anggota himpunan B.
Contoh:
 {1, 2} × {x, y} = {(1, x), (1, y), (2, x), (2, y)}.
 {1, 2} × {a, b, c} = {(1, a), (1, b), (1, c), (2, a), (2, b), (2, c) }.
 {1, 2} × {1, 2} = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2)}.
Beberapa sifat dasar himpunan perkalian:
 A × ∅ = ∅.
 A × (B ∪ C) = (A × B) ∪ (A × C).
 (A ∪ B) × C = (A × C) ∪ (B × C).
 | A × B | = | B × A | = | A | × | B |.
Konsep Himpunan
Posted on 25 Oktober 2013 by yos3prens
Dapatkah kalian memasukkan Kota Jakarta ke dalam
beberapa kategori/kelompok yang berbeda-beda? Pertama, kalian mungkin
mengkategorikan Kota Jakarta sebagai salah satu ibu kota negara-negara Asia
Tenggara. Kedua, kalian juga dapat mengkategorikan Kota Jakarta sebagai salah
satu ibu kota provinsi di Indonesia. Dengan cara lain, kalian juga dapat
mengkategorikan Kota Jakarta sebagai salah satu kota terpadat di Indonesia. Pada
pembahasan ini kita akan membahas bagaimana cara mengelompokkan atau
mengklasifikasikan beberapa objek.
Kita sering menjumpai himpunan dalam berbagai cara di sekitar kita. Himpunan
adalah kumpulan dari objek-objek, yang disebut elemen atau anggota himpunan,
dan terdefinisi dengan jelas. Maksud dari terdefinisi dengan jelas adalah bahwa
anggota-anggota himpunan dapat ditentukan secara jelas. Sebagai contoh,
kumpulan dari semua provinsi-provinsi di Indonesia per Oktober 2013 merupakan
suatu himpunan karena kita dapat menentukan dengan jelas anggota-anggota dari
himpunan tersebut. Seperti kita tahu, Jawa Timur dan 33 provinsi lainnya
merupakan anggota dari himpunan tersebut.
Akan tetapi, apakah kumpulan dari 5 film-film terbaik merupakan suatu
himpunan? Karena kata terbaik dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh orang
yang berbeda, maka kumpulan tersebut tidak terdefinisi dengan jelas. Akibatnya,
kumpulan dari 5 film-film terbaik bukan suatu himpunan.
Untuk menyatakan suatu himpunan dapat digunakan 3 cara: (1) dengan kata-kata
atau deskripsi, (2) dengan mendaftar, dan (3) dengan notasi pembentuk himpunan.
Cara menyatakan himpunan dengan kata-kata dapat diilustrasikan oleh contoh 1
berikut.
Contoh 1: Deskripsi dari Suatu Himpunan
Nyatakan dengan kata-kata suatu himpunan yang anggota-anggotanya Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Jawaban Himpunan dari nama-nama hari dalam satu minggu.
Mendaftar anggota-anggota suatu himpunan ke dalam sepasang kurung kurawal,
{ }, merupakan cara menyatakan himpunan dengan mendaftar. Sepasang kurung
kurawal tersebut merupakan notasi yang perlu karena kurung kurawal tersebut
mengidentifikasikan konten yang dimaksud sebagai himpunan. Sebagai contoh,
{1, 2, 3} merupakan notasi untuk himpunan yang memiliki anggota-anggota 1, 2,
dan 3. Akan tetapi (1, 2, 3) dan [1, 2, 3] bukan suatu himpunan karena simbol ( )
dan [ ] tidak mengindikasikan suatu himpunan. Dalam penulisan himpunan
dengan mendaftar, tanda koma digunakan untuk memisahkan anggota-anggota
dari himpunan tersebut. Urutan dari anggota-anggota himpunan yang terdaftar
tidak penting. Sehingga himpunan {1, 2, 3} dapat juga dituliskan sebagai {3, 2, 1}
atau {2, 3, 1}.
Secara umum, himpunan dinamai dengan menggunakan huruf kapital. Sebagai
contoh, himpunan bilangan asli biasanya dinamai dengan N.
Definisi: Bilangan Asli
N = {1, 2, 3, 4, 5, …}
Tiga titik setelah bilangan 5, yang disebut sebagai elipsis, mengindikasikan bahwa
anggota-anggota dalam himpunan tersebut akan berkelanjutan dalam pola yang
sama. Apabila tanda elipsis tersebut diikuti oleh anggota/elemen terakhir, maka
anggota himpunan tersebut akan berkelanjutan dengan pola yang sama sampai
anggota terakhir tersebut. Notasi ini dapat diilustrasikan oleh contoh 2.1 berikut.
Contoh 2: Menyatakan Himpunan dengan Cara Mendaftar
Tulislah himpunan-himpunan berikut dengan cara mendaftar.
1. Himpunan A adalah himpunan bilangan asli yang kurang dari 6.
2. Himpunan B adalah himpunan bilangan asli yang kurang dari atau sama
dengan 100.
3. Himpunan P adalah himpunan planet-planet dalam tata surya.
Pembahasan
1. Bilangan asli yang kurang dari 6 adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Sehingga,
himpunan A dapat dinyatakan dengan A = {1, 2, 3, 4, 5}.
2. B = {1, 2, 3, 4, … , 80}. Bilangan 80 setelah elipsis mengindikasikan
bahwa anggota-anggota B berkelanjutan dengan pola yang sama sampai
80.
3. P = {Merkurus, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus}.
Pluto bukan anggota dari P karena pada Agustus 2006 Pluto digolongkan
kembali sebagai planet kerdil.
Contoh 3: Kata Inklusif
Tulislah himpunan-himpunan berikut dengan cara mendaftar.
1. Himpunan bilangan asli di antara 3 dan 8.
2. Himpunan bilangan asli di antara 3 dan 8, inklusif.
Pembahasan
1. A = {4, 5, 6, 7}
2. B = {3, 4, 5, 6, 7, 8}. Perhatikan bahwa kata inklusif mengindikasikan
bahwa bilangan-bilangan 3 dan 8 merupakan anggota B.
Selanjutnya kita akan membahas keanggotan dari suatu himpunan dan simbolnya.
Perhatikan ilustrasi berikut.
Dari ilustrasi di atas, kita dapat menyatakan bahwa 1 anggota dari {1, 2, 3} dan 50
bukan anggota dari {1, 3, 5, … , 99}.
Notasi pembentuk himpunan digunakan untuk menyimbolkan suatu himpunan.
Notasi pembentuk himpunan biasanya digunakan di aljabar. Perhatikan contoh
penulisan notasi pembentuk himpunan berikut.
Perhatikan contoh penulisan himpunan ke dalam notasi pembentuk himpunan
berikut.
Pernyataan di atas dapat dibaca sebagai “E adalah himpunan semua x sedemikian
sehingga x bilangan asli dan x lebih besar dari 20.” Sehingga, himpunan E
tersebut apabila dituliskan dengan cara mendaftar akan menjadi, E = {21, 22, 23,
… }.
Contoh 4: Penggunaan Notasi Pembentuk Himpunan
Tulislah himpunan-himpunan berikut ke dalam notasi pembentuk himpunan.
1. B = {3, 4, 5, … , 97}
2. C = {51, 53, 55, … , 149}
3. D = {M, A, T, E, I, K}
Pembahasan
1. Himpunan B memiliki anggota-anggota 3, 4, 5, … , 97, yaitu bilangan-
bilangan asli di antara 2 dan 98. Sehingga apabila dituliskan ke dalam
bentuk notasi pembentuk himpunan akan menjadi,
2. Himpunan C memiliki anggota-anggota 51, 53, 55, … , 149, yaitu
bilangan gasal di antara 51 dan 149. Karena bilangan gasal dapat
dinyatakan dengan 2x – 1 untuk x bilangan asli maka himpunan C dapat
dinyatakan dengan,
3. D = {x | x huruf-huruf penyusun kata “MATEMATIKA”}.
Suatu himpunan dikatakan hingga apabila himpunan tersebut tidak memiliki
anggota atau himpunan tersebut memiliki anggota yang banyaknya berupa
bilangan asli. Himpunan F = {3, 6, 12, 24, 48, 96} merupakan himpunan hingga
karena banyaknya anggota himpunan F adalah 6 yang merupakan anggota
bilangan asli. Sedangkan himpunan yang tidak hingga disebut himpunan tak
hingga. Salah satu contoh himpunan tak hingga adalah himpunan bilangan asli.
Konsep penting lainnya dari himpunan adalah kesamaan dari himpunan.
Definisi: Himpunan-himpunan Sama
Himpunan A sama dengan himpunan B, disimbolkan dengan A = B, jika dan
hanya jika himpunan A dan himpunan B memuat anggota-anggota yang tepat
sama.
Sebagai contoh, jika A = {1, 2, 3} dan B = {2, 1, 3} maka A = B karena himpunan-
himpunan tersebut memuat anggota-anggota yang tepat sama. Urutan anggota-
anggota himpunan tersebut tidaklah penting. Jika dua himpunan sama, maka
kedua himpunan tersebut memiliki banyak anggota yang sama. Banyaknya
anggota dari suatu himpunan disebut sebagai bilangan kardinal.
Definisi: Bilangan Kardinal
Bilangan kardinal dari himpunan A, disimbolkan dengan n(A), adalah banyaknya
angota himpunan A.
Himpunan-himpunan A = {3, 9, 27} dan B = {17, Malang, Motor} memiliki
bilangan kardinal 3, yaitu n(A) = n(B) = 3. Kita dapat menyatakan bahwa
himpunan-himpunan A dan B memiliki bilangan kardinal yang sama.
Himpunan-himpunan yang bilangan kardinalnya sama disebut sebagai himpunan-
himpunan yang ekuivalen.
Definisi: Himpunan-himpunan Ekuivalen
Himpunan A ekuivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika n(A) = n(B).
Semua himpunan-himpunan yang sama merupakan himpunan-himpunan yang
ekuivalen. Akan tetapi himpunan-himpunan yang ekuivalen belum tentu
merupakan himpunan-himpunan yang sama. Himpunan K = {x, y, z} dan L =
{merah, buku, piring} merupakan dua himpunan yang ekuivalen, karena bilangan
kardinal dari kedua himpunan tersebut adalah 3. Karena anggota-anggota
himpunan K dan L berbeda, maka kedua himpunan tersebut bukanlah himpunan-
himpunan yang sama.
Himpunan Kosong (Null Or Empty Set)
Beberapa himpunan tidak memiliki anggota, salah satu contohnya adalah
himpunan dinosaurus yang hidup di tahun 2013.
Definisi: Himpunan Kosong
Suatu himpunan yang tidak memiliki anggota disebut himpunan kosong dan
disimbolkan sebagai { } atau Ø.
Perhatikan bahwa {Ø} bukan merupakan himpunan kosong. Himpunan ini
memiliki anggota Ø dan bilangan kardinalnya adalah 1. Himpunan {0} juga bukan
himpunan kosong karena himpunan tersebut beranggotakan 0. Himpunan {0} juga
memiliki bilangan kardinal 1.
Contoh 5: SelesaianBilangan Asli
Tentukan himpunan bilangan asli yang memenuhi persamaan x + 5 = 0.
Pembahasan Bilangan yang memenuhi pernyataan tersebut haruslah bilangan asli
yang membuat persamaan tersebut bernilai benar. Hanya bilangan –2 yang
memenuhi persamaan tersebut. Karena –2 bukan bilangan asli, maka himpunan
selesaian dari persamaan tersebut adalah { } atau Ø.
Himpunan Semesta
Himpunan yang penting lainnya dalam konsep himpunan adalah himpunan
semesta (universal set).
Definisi: Himpunan Semesta
Himpunan semesta, disimbolkan dengan S, adalah suatu himpunan yang memuat
semua anggota dari pembicaraan tertentu.
Ketika suatu himpunan semesta diberikan, hanya anggota-anggota himpunan
semestalah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Sebagai contoh, jika himpunan semesta dari permasalahan tertenu adalah S = {1,
2, 3, … , 10}, maka hanya bilangan asli 1 sampai 10 yang harus digunakan dalam
permasalahan tersebut
himpunanadalah kumpulan dari objek-objek tertentu yang tercakup dalam satu
kesatuan dengan keterangan yang jelas. Untuk menyatakan suatu himpunan
digunakan huruf kapital A, B, C, … sedangkan untuk menyatakan anggotanya
digunakan huruf kecil a, d, c, …
Terdapat 4 cara untuk menyatakan suatu himpunan :
1. Enumerasi, yaitu dengan mendaftarkan semua anggotanya yang diletakan
didalam sepasang tanda kurung kurawal dan diantara setiap anggotanya
dipisahkan dengan tanda koma. Contoh : A = {a, i, u, e, o}.
2. Simbol baku, yaitu dengan menggunakan simbol tertentu yang telah
disepakati. Contoh : P adalah himpunan bilangan bulat positif dan R
adalah himpunan bilangan riil.
3. Notasi pembentukan himpunan, yaitu denganmenuliskan ciri-ciri umum
atau sifat-sifat umum dari anggota. Contoh : A = {x|x adalah himpunan
bilangan bulat positif}
4. Diagram venn, yaitu dengan menyajikan himpunan secara grafis dengan
tiap-tiap himpunan digambarkan sebagai lingkaran dan memiliki
himpunan semesta yang digambarkan dengan segi empat. Contoh :
Untuk lebih memahami diagram venn berikut ini beberapa contoh diagram venn
Selanjutnya untuk lebih memahami tentang himpunan pelajari juga operasi-
operasi dalam himpunan berikut ini.
Operasi Himpunan dalam diagram venn
Hukum dan Sifat-sifat Operasi Himpunan
Jenis-jenis himpunan
Perkalian Himpunan ( Cartesian Product )
Jika kita menemukan soal tentang perkalian himpunan kita dapat mengerjakan
seperti contoh berikut :
Notasi:
A x B = …???
A = {a,b,c}
B = {p,q}
A x B = {(a,p),(a,q),(b,p),(b,q),(c,p),(c,q)}
Catatan:
(a,b) = (a,b)
(a,b) K (b,a)
Himpunan Bilangan-Bilangan
A+ A-
Print
Di dalam matematika dikenal bermacam-macam bilangan seperti
bilangan asli, bilangan bulat, dan bilangan cacah. Bilangan-bilangan
tersebut secara skematik dapat dinyatakan sebagai berikut.
Skema himpunan bilangan
Bilangan-bilangan itu dapat dinyatakan dalam bentuk himpunan.
a. Himpunan bilangan asli dengan A = {1, 2, 3, 4, ...}
b. Himpunan bilangan cacah dengan C = {0, 1, 2, 3, ...}
c. Himpunan bilangan bulat dengan B = {..., –2, –1, 0, 1, 2, ...}
d. Himpunan bilangan prima dengan P = {2, 3, 5, 7, ...}
e. Himpunan bilangan genap dengan G = {0, 2, 4, 6, ...}
f. Himpunan bilangan ganjil dengan J = {1, 3, 5, 7, ...}
Cara Menyatakan Himpunan
Misalkan diketahui himpunan lima abjad yang pertama adalah a, b,
c, d, dan e. Jika kelima abjad yang pertama ini dinyatakan dalam
himpunan, maka himpunan itu harus diberi nama terlebih dahulu.
Nama himpunan biasa ditulis dengan huruf kapital. Himpunan lima
abjad yang pertama dapat ditulis sebagai berikut.
A = {a, b, c, d, e}
Di samping menyatakan suatu himpunan seperti pada contoh di
atas, adakah cara lain untuk menyatakannya? Pada dasarnya ada
tiga cara untuk menyatakan himpunan yaitu:
 menyatakan dengan kata-kata;
 mendaftar (tabulasi);
 notasi.
1) Cara Menyatakan Himpunan dengan kata-kata
Untuk menyatakan a, b, c, d, dan e sebagai himpunan dengan kata-kata
adalah sebagai berikut.
A = himpunan lima abjad pertama
Untuk menuliskan 1, 2, 3, 4, dan 5 sebagai himpunan dengan kata-kata
sebagai berikut.
B = himpunan lima bilangan asli yang pertama,
atau dapat ditulis
B = himpunan bilangan asli yang kurang dari 6.
2) Cara Menyatakan Himpunan dengan Mendaftar (Tabulasi)
Cara menyatakan himpunan dengan mendaftar dilakukan dengan
menuliskan anggota dari himpunan tersebut. Semua anggota
himpunan ditulis dalam tanda kurung kurawal dan penyebutan
anggota yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan tanda koma.
Perhatikan contoh berikut ini.
a) A = {2, 3, 5, 7, 9}
b) M = {Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya}
c) S = {Senin, Selasa, Sabtu}
d) C = {1, 2, 3, 4, ...}
Menyatakan himpunan dengan cara seperti ini sangat cocok untuk
himpunan yang jumlah anggotanya sedikit. Ada tiga hal yang perlu
kalian perhatikan dalam menyatakan himpunan dengan cara
mendaftar, yaitu sebagai berikut.
a) Anggota suatu himpunan yang muncul lebih dari satu kali, cukup
ditulis sekali saja.
b) Penulisan anggota himpunan boleh mengabaikan urutannya.
c) Untuk himpunan yang jumlah anggotanya tak terhingga dan
anggotanya mempunyai urutan tertentu dapat menggunakan tanda
tiga titik (...).
3) Cara Menyatakan Himpunan dengan Menggunakan Notasi
Himpunan yang dinyatakan dengan cara ini tidak disebutkan
anggota-anggotanya. Yang disebutkan hanyalah
syarat atau aturan yang harus dipenuhi oleh suatu objek agar dapat
menjadi anggota himpunan yang bersangkutan. Penyajian
himpunan dengan cara ini dinamakan menggunakan notasi
pembentuk himpunan. Penulisan dengan notasi pembentuk
himpunan dinyatakan sebagai berikut.
A = {x|...., x ∈ ....}
Misalkan diketahui A = {1, 2, 3, 4, 5}. Himpunan A dapat
dinamakan sebagai himpunan lima bilangan asli pertama. Dengan
cara notasi pembentuk himpunan ditulis dalam bentuk:
A = {x|x < 6, x ∈ bilangan asli}
Penotasian tersebut dibaca sebagai himpunan A dengan x kurang
dari 6 dan x anggota bilangan asli. Selain penyataan himpunan
dengan cara notasi seperti di atas, ada pula cara penotasian yang
berbentuk sebagai berikut.
A = {(x, y)| .... , x, y ∈ bilangan ....}
Contoh:
A = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4), ....} dapat dinyatakan dalam bentuk
notasi sebagai berikut.
A = {(x, y)|x = y; x, y ∈ bilangan asli}
Contoh Soal:
Tentukanlah himpunan berikut dalam bentuk notasi pembentuk
himpunan.
a. A = {6, 7, 8, 9, 10}
b. B = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4), (5, 5)}
c. C = {(1, 2), (2, 3), (3, 4), (4, 5), (5, 6)}
Penyelesaian:
a. A = {x| 5 < x < 11, x ∈ bilangan asli}
b. B = {(x, y)|y = x, x < 6, x, y ∈ bilangan asli}
c. Notasinya ditentukan seperti diagram berikut ini.
Bentuk notasinya adalah C = {(x, y)|y = x + 1, x < 6, x ∈ bilangan asli

More Related Content

What's hot

himpunan
himpunanhimpunan
himpunanelmabb
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsiPaskareina
 
Pendahuluan dan himpunan
Pendahuluan dan himpunanPendahuluan dan himpunan
Pendahuluan dan himpunanL N
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsighifapas
 
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester GenapMenyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester GenapDoli Syahputra
 
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT HimpunanPuspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT HimpunanPuspasariRamadhani
 
Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...
Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...
Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...anas_vrysca
 
Himpunan bilangan dan notasi interval
Himpunan bilangan dan notasi intervalHimpunan bilangan dan notasi interval
Himpunan bilangan dan notasi intervalRfebiola
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realAchmad Syahyoudie
 
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013ahyu99
 
Power Point MTK relasi dan fungsi matematika
Power Point MTK relasi dan fungsi matematikaPower Point MTK relasi dan fungsi matematika
Power Point MTK relasi dan fungsi matematikaRadityaPutraRamadani1
 

What's hot (20)

Definisi 1
Definisi 1Definisi 1
Definisi 1
 
himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 
PPT tentang Himpunan
PPT tentang HimpunanPPT tentang Himpunan
PPT tentang Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
 
Materi himpunan kls 7 genap
Materi himpunan kls 7 genapMateri himpunan kls 7 genap
Materi himpunan kls 7 genap
 
Pendahuluan dan himpunan
Pendahuluan dan himpunanPendahuluan dan himpunan
Pendahuluan dan himpunan
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
 
himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester GenapMenyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
 
Sundus siana ict Belajar ICT
Sundus siana ict Belajar ICTSundus siana ict Belajar ICT
Sundus siana ict Belajar ICT
 
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT HimpunanPuspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
 
Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...
Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...
Himpunan oleh: Michelle f., Celine, Peterson, Bagas( Siswa kelas 7 SMP Santa ...
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan bilangan dan notasi interval
Himpunan bilangan dan notasi intervalHimpunan bilangan dan notasi interval
Himpunan bilangan dan notasi interval
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_real
 
Matematika kelas VII
Matematika kelas VIIMatematika kelas VII
Matematika kelas VII
 
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
 
Power Point MTK relasi dan fungsi matematika
Power Point MTK relasi dan fungsi matematikaPower Point MTK relasi dan fungsi matematika
Power Point MTK relasi dan fungsi matematika
 
Bentuk aljabar dan unsur unsurnya
Bentuk aljabar dan unsur unsurnyaBentuk aljabar dan unsur unsurnya
Bentuk aljabar dan unsur unsurnya
 

Viewers also liked

Mariana ramos-meoño
Mariana ramos-meoñoMariana ramos-meoño
Mariana ramos-meoñoMariana258
 
Academic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in Mind
Academic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in MindAcademic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in Mind
Academic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in MindDoctoralNet Limited
 
Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015
Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015
Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015Terrell Jolly
 
Bayesian modelling and computation for Raman spectroscopy
Bayesian modelling and computation for Raman spectroscopyBayesian modelling and computation for Raman spectroscopy
Bayesian modelling and computation for Raman spectroscopyMatt Moores
 
1511. consumer behaviour in the indian retail sector
1511. consumer behaviour in the indian retail sector1511. consumer behaviour in the indian retail sector
1511. consumer behaviour in the indian retail sectorJaved Khan
 
Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...
Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...
Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...Dmitriy Filippov
 
E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...
E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...
E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...Jason Townsend
 

Viewers also liked (11)

Mariana ramos-meoño
Mariana ramos-meoñoMariana ramos-meoño
Mariana ramos-meoño
 
Workshop COMJOVEM 2016 - Palestra: Tayguara Helou
Workshop COMJOVEM 2016 - Palestra: Tayguara HelouWorkshop COMJOVEM 2016 - Palestra: Tayguara Helou
Workshop COMJOVEM 2016 - Palestra: Tayguara Helou
 
День соборності
День соборностіДень соборності
День соборності
 
Solvatacion
SolvatacionSolvatacion
Solvatacion
 
Academic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in Mind
Academic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in MindAcademic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in Mind
Academic Writing Basics for Doctoral Students: Keeping Your Reader in Mind
 
Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015
Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015
Integrity Capital Management - Residential Proposal 2015
 
Self-Advocacy
Self-AdvocacySelf-Advocacy
Self-Advocacy
 
Bayesian modelling and computation for Raman spectroscopy
Bayesian modelling and computation for Raman spectroscopyBayesian modelling and computation for Raman spectroscopy
Bayesian modelling and computation for Raman spectroscopy
 
1511. consumer behaviour in the indian retail sector
1511. consumer behaviour in the indian retail sector1511. consumer behaviour in the indian retail sector
1511. consumer behaviour in the indian retail sector
 
Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...
Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...
Биоплазмоника - биочипы для экспресс-диагностики патологий организма и заболе...
 
E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...
E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...
E-book_The Ultimate Guide to Real Estate Investing in Orange County_SK Articl...
 

Similar to Efsi

BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiMang Engkus
 
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptxHimpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptxOnadshop
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiMayawi Karim
 
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptxMata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptxAqidatulMunfariqoh1
 
Materi himpunan ok
Materi himpunan okMateri himpunan ok
Materi himpunan okMasfuahFuah
 
Matematika diskret 2
Matematika diskret 2Matematika diskret 2
Matematika diskret 2maswahyu73
 
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptxMatematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptxmohoguru
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Febri Ana
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematikasiska sri asali
 
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunanKaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunanAzizah Fitria Sari
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11badaibkt
 

Similar to Efsi (20)

Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
Diskret IV Himpunan
Diskret IV HimpunanDiskret IV Himpunan
Diskret IV Himpunan
 
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptxHimpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptx
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
Matdis-Himpunan
Matdis-HimpunanMatdis-Himpunan
Matdis-Himpunan
 
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptxMata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
 
Materi himpunan ok
Materi himpunan okMateri himpunan ok
Materi himpunan ok
 
Matematika diskret 2
Matematika diskret 2Matematika diskret 2
Matematika diskret 2
 
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdfMATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
 
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptxMatematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
 
HIMPUNAN MATEMATIKA
HIMPUNAN MATEMATIKAHIMPUNAN MATEMATIKA
HIMPUNAN MATEMATIKA
 
1_2.pdf
1_2.pdf1_2.pdf
1_2.pdf
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Bab i &_bab_ii
Bab i &_bab_iiBab i &_bab_ii
Bab i &_bab_ii
 
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunanKaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11
 

More from efsi wulandari (14)

Silabus efsi asli
Silabus efsi asliSilabus efsi asli
Silabus efsi asli
 
Rencanan pelaksanaan pembelajaran efsi
Rencanan pelaksanaan pembelajaran efsiRencanan pelaksanaan pembelajaran efsi
Rencanan pelaksanaan pembelajaran efsi
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Ppt psikologi
Ppt psikologiPpt psikologi
Ppt psikologi
 
Proporsi bersyarat [implikasi]
Proporsi bersyarat [implikasi]Proporsi bersyarat [implikasi]
Proporsi bersyarat [implikasi]
 
Tabel kebenaran
Tabel kebenaranTabel kebenaran
Tabel kebenaran
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Argumen
ArgumenArgumen
Argumen
 
Inferensi
InferensiInferensi
Inferensi
 
Makalah efsi
Makalah efsiMakalah efsi
Makalah efsi
 
Ppt efsi
Ppt efsiPpt efsi
Ppt efsi
 
Ppt efsi
Ppt efsiPpt efsi
Ppt efsi
 
Ppt efsi
Ppt efsiPpt efsi
Ppt efsi
 
PPT EFSI
PPT EFSIPPT EFSI
PPT EFSI
 

Recently uploaded

ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfimad362574
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxsrirahayu566632
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxkrisddaparchitect
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"bayuputra151203
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingalisudrajat22
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxJeckyReyhanAditya
 
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...ayinaini27
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptssuserd13850
 

Recently uploaded (8)

ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
 
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
 

Efsi

  • 1. NAMA : EFSI WULANDARI PRODY: MATEMATIKA SEMESTER: V Himpunan (matematika) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna. Irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan sumber dari mana semua matematika diturunkan. Daftar isi  1 Notasi Himpunan  2 Himpunan kosong  3 Relasi antar himpunan o 3.1 Himpunan bagian o 3.2 Superhimpunan o 3.3 Kesamaan dua himpunan o 3.4 Himpunan Kuasa  4 Kelas
  • 2.  5 Kardinalitas o 5.1 Himpunan Denumerabel o 5.2 Himpunan Berhingga o 5.3 Himpunan Tercacah o 5.4 Himpunan Non-Denumerabel  6 Fungsi Karakteristik o 6.1 Representasi Biner o 6.2 Operasi dasar  6.2.1 Gabungan  6.2.2 Irisan  6.2.3 Komplemen  6.2.4 Hasil Kali Kartesian  7 Referensi  8 Bacaan lanjutan  9 Pranala luar Notasi Himpunan Hubungan di antara 8 buah set dengan menggunakan diagram Venn Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B, sementara anggota himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel di bawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai. Nama Notasi Contoh Himpunan Huruf besar Anggota himpunan Huruf kecil (jika merupakan huruf) Kelas Huruf tulisan tangan Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan sebagainya, menggunakan notasi yang khusus. Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks Notasi Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:
  • 3. Simbol Arti atau Himpunan kosong Operasi gabungan dua himpunan Operasi irisan dua himpunan , , , Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati Komplemen Himpunan kuasa Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:  Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...).  Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota himpunan tersebut. Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan berikut: Himpunan A tidak mungkin ada, karena jika A ada, berarti harus mengandung anggota yang bukan merupakan anggotanya. Namun jika bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin A bisa mengandung anggota tersebut. Himpunan kosong Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-anggota apel, jeruk, mangga, dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6} memiliki dua anggota, yaitu bilangan 5 dan 6. Kita boleh mendefinisikan sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun. Himpunan ini disebut sebagai himpunan kosong. Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai:
  • 4. Relasi antar himpunan Himpunan bagian Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat himpunan-himpunan lain yang anggotanya adalah diambil dari himpunan tersebut.  {apel, jeruk}  {jeruk, pisang}  {apel, mangga, pisang} Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu adalah juga anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai himpunan bagian dari A. Jadi dapat dirumuskan: B adalah himpunan bagian dari A jika setiap anggota B juga terdapat dalam A. Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka juga subhimpunan dari A. Untuk sembarang himpunan A, Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A adalah A sendiri. Untuk sembarang himpunan A, Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai himpunan bagiannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut himpunan bagian dari A, tetapi bukan A sendiri. Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas dari konteksnya. Himpunan bagian sejati dari A menunjuk pada himpunan bagian dari A, tetapi tidak mencakup A sendiri. Superhimpunan Kebalikan dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih besar yang mencakup himpunan tersebut.
  • 5. Kesamaan dua himpunan Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap anggota B adalah anggota A. atau Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan B adalah sama. Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian buktikan bahwa B adalah subhimpunan A. Himpunan Kuasa Himpunan kuasa atau himpunan pangkat (power set) dari A adalah himpunan yang terdiri dari seluruh himpunan bagian dari A. Notasinya adalah . Jika A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, maka : { { }, {apel}, {jeruk}, {mangga}, {pisang}, {apel, jeruk}, {apel, mangga}, {apel, pisang}, {jeruk, mangga}, {jeruk, pisang}, {mangga, pisang}, {apel, jeruk, mangga}, {apel, jeruk, pisang}, {apel, mangga, pisang},{jeruk, mangga,pisang}, {apel, jeruk, mangga, pisang}} Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2 pangkat banyaknya anggota A. Kelas Suatu himpunan disebut sebagai kelas, atau keluarga himpunan jika himpunan tersebut terdiri dari himpunan-himpunan. Himpunan adalah sebuah keluarga himpunan. Perhatikan bahwa untuk sembarang himpunan A, maka himpunan kuasanya, adalah sebuah keluarga himpunan. Contoh berikut, bukanlah sebuah kelas, karena mengandung anggota c yang bukan himpunan.
  • 6. Kardinalitas Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya anggota yang dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya anggota himpunan adalah 4. Himpunan juga memiliki anggota sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang sama. Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi korespondensi satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita membuat fungsi yang memetakan satu-satu dan kepada himpunan A ke B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama. Himpunan Denumerabel Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan , yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas . Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh . Himpunan Berhingga Jika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas , maka himpunan tersebut adalah himpunan berhingga. Himpunan Tercacah Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel. Himpunan Non-Denumerabel Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan pembuktian diagonal.
  • 7. Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas , karena terdapat korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang salah satunya adalah . Fungsi Karakteristik Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah anggota terdapat dalam sebuah himpunan atau tidak. Jika maka: Terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan kuasa dengan himpunan dari semua fungsi karakteristik dari S. Hal ini mengakibatkan kita dapat menuliskan himpunan sebagai barisan bilangan 0 dan 1, yang menyatakan ada tidaknya sebuah anggota dalam himpunan tersebut. Representasi Biner Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap himpunan bagian dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk biner. Bilangan biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masing-masing anggota S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa anggota tersebut ada, dan nilai 0 menunjukkan bahwa anggota tersebut tidak ada. Dengan kata lain, masing-masing bit merupakan fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika himpunan S = {a, b, c, d, e, f, g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka: Himpunan Representasi Biner ---------------------------- ------------------- a b c d e f g S = { a, b, c, d, e, f, g } --> 1 1 1 1 1 1 1 A = { a, c, e, f } --> 1 0 1 0 1 1 0 B = { b, c, d, f } --> 0 1 1 1 0 1 0 Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi himpunan, seperti union (gabungan), interseksi (irisan), dan
  • 8. komplemen (pelengkap), karena kita tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya. Representasi himpunan dalam bentuk biner dipakai oleh kompiler- kompiler Pascal dan juga Delphi. Operasi dasar Gabungan Gabungan antara himpunan A dan B. Dua himpunan atau lebih yang digabungkan bersama-sama. Operasi gabungan {{nowrap|1=A ∪ B setara dengan A or B, dan anggota himpunannya adalah semua anggota yang termasuk himpunan A ataupun B. Contoh:  {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.  {1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.  {Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}. Beberapa sifat dasar gabungan:  A ∪ B = B ∪ A.  A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.  A ⊆ (A ∪ B).  A ∪ A = A.  A ∪ ∅ = A.  A ⊆ B jika and hanya jika A ∪ B = B. Irisan Irisan antara himpunan A dan B.
  • 9. Operasi irisan A ∩ B setara dengan A dan B. Irisan merupakan himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota yang dimiliki bersama antara dua atau lebih himpunan yang terhubung. Jika A ∩ B = ∅, maka A dan B dapat dikatakan disjoint (terpisah). Contoh:  {1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.  {1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.  {Budi,Cici} ∩ {Dani,Cici} = {Cici}.  {Budi} ∩ {Dani} = ∅. Beberapa sifat dasar irisan:  A ∩ B = B ∩ A.  A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C.  A ∩ B ⊆ A.  A ∩ A = A.  A ∩ ∅ = ∅.  A ⊂ B jika and hanya jika A ∩ B = A. Komplemen Komplemen B terhadap A. Komplemen A terhadap U.
  • 10. Diferensi simetris himpunan A dan B. Operasi pelengkap A^C setara dengan not A atau A'. Operasi komplemen merupakan operasi yang anggotanya terdiri dari anggota di luar himpunan tersebut. Contoh:  {1, 2} {1, 2} = ∅.  {1, 2, 3, 4} {1, 3} = {2, 4}. Beberapa sifat dasar komplemen:  A B ≠ B A untuk A ≠ B.  A ∪ A′ = U.  A ∩ A′ = ∅.  (A′)′ = A.  A A = ∅.  U′ = ∅ dan ∅′ = U.  A B = A ∩ B′. Ekstensi dari komplemen adalah diferensi simetris (pengurangan himpunan), jika diterapkan untuk himpunan A dan B atau A - B menghasilkan Contohnya, diferensi simetris antara:  {7,8,9,10} dan {9,10,11,12} adalah {7,8,11,12}.  {Ana,Budi,Dedi,Felix} dan {Cici,Budi,Dedi,Ela} adalah {Ana,Cici,Ela,Felix}. Hasil Kali Kartesian
  • 11. Produk kertesian (perkalian himpunan) A X B (A dan B) dan anggota himpunan A={x,y,z} dan B={1,2,3}. Hasil Kali Kartesian atau perkalian himpunan merupakan operasi yang menggabungkan anggota suatu himpunan dengan himpunan lainnya. Perkalian himpunan antara A dan B didefinisikan dengan A × B. Anggota himpunan | A × B | adalah pasangan terurut (a,b) dimana a adalah anggota himpunan A dan b adalah anggota himpunan B. Contoh:  {1, 2} × {x, y} = {(1, x), (1, y), (2, x), (2, y)}.  {1, 2} × {a, b, c} = {(1, a), (1, b), (1, c), (2, a), (2, b), (2, c) }.  {1, 2} × {1, 2} = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2)}. Beberapa sifat dasar himpunan perkalian:  A × ∅ = ∅.  A × (B ∪ C) = (A × B) ∪ (A × C).  (A ∪ B) × C = (A × C) ∪ (B × C).  | A × B | = | B × A | = | A | × | B |. Konsep Himpunan Posted on 25 Oktober 2013 by yos3prens Dapatkah kalian memasukkan Kota Jakarta ke dalam beberapa kategori/kelompok yang berbeda-beda? Pertama, kalian mungkin mengkategorikan Kota Jakarta sebagai salah satu ibu kota negara-negara Asia Tenggara. Kedua, kalian juga dapat mengkategorikan Kota Jakarta sebagai salah satu ibu kota provinsi di Indonesia. Dengan cara lain, kalian juga dapat mengkategorikan Kota Jakarta sebagai salah satu kota terpadat di Indonesia. Pada
  • 12. pembahasan ini kita akan membahas bagaimana cara mengelompokkan atau mengklasifikasikan beberapa objek. Kita sering menjumpai himpunan dalam berbagai cara di sekitar kita. Himpunan adalah kumpulan dari objek-objek, yang disebut elemen atau anggota himpunan, dan terdefinisi dengan jelas. Maksud dari terdefinisi dengan jelas adalah bahwa anggota-anggota himpunan dapat ditentukan secara jelas. Sebagai contoh, kumpulan dari semua provinsi-provinsi di Indonesia per Oktober 2013 merupakan suatu himpunan karena kita dapat menentukan dengan jelas anggota-anggota dari himpunan tersebut. Seperti kita tahu, Jawa Timur dan 33 provinsi lainnya merupakan anggota dari himpunan tersebut. Akan tetapi, apakah kumpulan dari 5 film-film terbaik merupakan suatu himpunan? Karena kata terbaik dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh orang yang berbeda, maka kumpulan tersebut tidak terdefinisi dengan jelas. Akibatnya, kumpulan dari 5 film-film terbaik bukan suatu himpunan. Untuk menyatakan suatu himpunan dapat digunakan 3 cara: (1) dengan kata-kata atau deskripsi, (2) dengan mendaftar, dan (3) dengan notasi pembentuk himpunan. Cara menyatakan himpunan dengan kata-kata dapat diilustrasikan oleh contoh 1 berikut. Contoh 1: Deskripsi dari Suatu Himpunan Nyatakan dengan kata-kata suatu himpunan yang anggota-anggotanya Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Jawaban Himpunan dari nama-nama hari dalam satu minggu. Mendaftar anggota-anggota suatu himpunan ke dalam sepasang kurung kurawal, { }, merupakan cara menyatakan himpunan dengan mendaftar. Sepasang kurung kurawal tersebut merupakan notasi yang perlu karena kurung kurawal tersebut mengidentifikasikan konten yang dimaksud sebagai himpunan. Sebagai contoh, {1, 2, 3} merupakan notasi untuk himpunan yang memiliki anggota-anggota 1, 2, dan 3. Akan tetapi (1, 2, 3) dan [1, 2, 3] bukan suatu himpunan karena simbol ( ) dan [ ] tidak mengindikasikan suatu himpunan. Dalam penulisan himpunan dengan mendaftar, tanda koma digunakan untuk memisahkan anggota-anggota dari himpunan tersebut. Urutan dari anggota-anggota himpunan yang terdaftar tidak penting. Sehingga himpunan {1, 2, 3} dapat juga dituliskan sebagai {3, 2, 1} atau {2, 3, 1}. Secara umum, himpunan dinamai dengan menggunakan huruf kapital. Sebagai contoh, himpunan bilangan asli biasanya dinamai dengan N. Definisi: Bilangan Asli N = {1, 2, 3, 4, 5, …}
  • 13. Tiga titik setelah bilangan 5, yang disebut sebagai elipsis, mengindikasikan bahwa anggota-anggota dalam himpunan tersebut akan berkelanjutan dalam pola yang sama. Apabila tanda elipsis tersebut diikuti oleh anggota/elemen terakhir, maka anggota himpunan tersebut akan berkelanjutan dengan pola yang sama sampai anggota terakhir tersebut. Notasi ini dapat diilustrasikan oleh contoh 2.1 berikut. Contoh 2: Menyatakan Himpunan dengan Cara Mendaftar Tulislah himpunan-himpunan berikut dengan cara mendaftar. 1. Himpunan A adalah himpunan bilangan asli yang kurang dari 6. 2. Himpunan B adalah himpunan bilangan asli yang kurang dari atau sama dengan 100. 3. Himpunan P adalah himpunan planet-planet dalam tata surya. Pembahasan 1. Bilangan asli yang kurang dari 6 adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Sehingga, himpunan A dapat dinyatakan dengan A = {1, 2, 3, 4, 5}. 2. B = {1, 2, 3, 4, … , 80}. Bilangan 80 setelah elipsis mengindikasikan bahwa anggota-anggota B berkelanjutan dengan pola yang sama sampai 80. 3. P = {Merkurus, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus}. Pluto bukan anggota dari P karena pada Agustus 2006 Pluto digolongkan kembali sebagai planet kerdil. Contoh 3: Kata Inklusif Tulislah himpunan-himpunan berikut dengan cara mendaftar. 1. Himpunan bilangan asli di antara 3 dan 8. 2. Himpunan bilangan asli di antara 3 dan 8, inklusif. Pembahasan 1. A = {4, 5, 6, 7} 2. B = {3, 4, 5, 6, 7, 8}. Perhatikan bahwa kata inklusif mengindikasikan bahwa bilangan-bilangan 3 dan 8 merupakan anggota B. Selanjutnya kita akan membahas keanggotan dari suatu himpunan dan simbolnya. Perhatikan ilustrasi berikut. Dari ilustrasi di atas, kita dapat menyatakan bahwa 1 anggota dari {1, 2, 3} dan 50 bukan anggota dari {1, 3, 5, … , 99}.
  • 14. Notasi pembentuk himpunan digunakan untuk menyimbolkan suatu himpunan. Notasi pembentuk himpunan biasanya digunakan di aljabar. Perhatikan contoh penulisan notasi pembentuk himpunan berikut. Perhatikan contoh penulisan himpunan ke dalam notasi pembentuk himpunan berikut. Pernyataan di atas dapat dibaca sebagai “E adalah himpunan semua x sedemikian sehingga x bilangan asli dan x lebih besar dari 20.” Sehingga, himpunan E tersebut apabila dituliskan dengan cara mendaftar akan menjadi, E = {21, 22, 23, … }. Contoh 4: Penggunaan Notasi Pembentuk Himpunan Tulislah himpunan-himpunan berikut ke dalam notasi pembentuk himpunan. 1. B = {3, 4, 5, … , 97} 2. C = {51, 53, 55, … , 149} 3. D = {M, A, T, E, I, K} Pembahasan 1. Himpunan B memiliki anggota-anggota 3, 4, 5, … , 97, yaitu bilangan- bilangan asli di antara 2 dan 98. Sehingga apabila dituliskan ke dalam bentuk notasi pembentuk himpunan akan menjadi, 2. Himpunan C memiliki anggota-anggota 51, 53, 55, … , 149, yaitu bilangan gasal di antara 51 dan 149. Karena bilangan gasal dapat dinyatakan dengan 2x – 1 untuk x bilangan asli maka himpunan C dapat dinyatakan dengan, 3. D = {x | x huruf-huruf penyusun kata “MATEMATIKA”}. Suatu himpunan dikatakan hingga apabila himpunan tersebut tidak memiliki anggota atau himpunan tersebut memiliki anggota yang banyaknya berupa
  • 15. bilangan asli. Himpunan F = {3, 6, 12, 24, 48, 96} merupakan himpunan hingga karena banyaknya anggota himpunan F adalah 6 yang merupakan anggota bilangan asli. Sedangkan himpunan yang tidak hingga disebut himpunan tak hingga. Salah satu contoh himpunan tak hingga adalah himpunan bilangan asli. Konsep penting lainnya dari himpunan adalah kesamaan dari himpunan. Definisi: Himpunan-himpunan Sama Himpunan A sama dengan himpunan B, disimbolkan dengan A = B, jika dan hanya jika himpunan A dan himpunan B memuat anggota-anggota yang tepat sama. Sebagai contoh, jika A = {1, 2, 3} dan B = {2, 1, 3} maka A = B karena himpunan- himpunan tersebut memuat anggota-anggota yang tepat sama. Urutan anggota- anggota himpunan tersebut tidaklah penting. Jika dua himpunan sama, maka kedua himpunan tersebut memiliki banyak anggota yang sama. Banyaknya anggota dari suatu himpunan disebut sebagai bilangan kardinal. Definisi: Bilangan Kardinal Bilangan kardinal dari himpunan A, disimbolkan dengan n(A), adalah banyaknya angota himpunan A. Himpunan-himpunan A = {3, 9, 27} dan B = {17, Malang, Motor} memiliki bilangan kardinal 3, yaitu n(A) = n(B) = 3. Kita dapat menyatakan bahwa himpunan-himpunan A dan B memiliki bilangan kardinal yang sama. Himpunan-himpunan yang bilangan kardinalnya sama disebut sebagai himpunan- himpunan yang ekuivalen. Definisi: Himpunan-himpunan Ekuivalen Himpunan A ekuivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika n(A) = n(B). Semua himpunan-himpunan yang sama merupakan himpunan-himpunan yang ekuivalen. Akan tetapi himpunan-himpunan yang ekuivalen belum tentu merupakan himpunan-himpunan yang sama. Himpunan K = {x, y, z} dan L = {merah, buku, piring} merupakan dua himpunan yang ekuivalen, karena bilangan kardinal dari kedua himpunan tersebut adalah 3. Karena anggota-anggota himpunan K dan L berbeda, maka kedua himpunan tersebut bukanlah himpunan- himpunan yang sama. Himpunan Kosong (Null Or Empty Set) Beberapa himpunan tidak memiliki anggota, salah satu contohnya adalah himpunan dinosaurus yang hidup di tahun 2013. Definisi: Himpunan Kosong Suatu himpunan yang tidak memiliki anggota disebut himpunan kosong dan disimbolkan sebagai { } atau Ø.
  • 16. Perhatikan bahwa {Ø} bukan merupakan himpunan kosong. Himpunan ini memiliki anggota Ø dan bilangan kardinalnya adalah 1. Himpunan {0} juga bukan himpunan kosong karena himpunan tersebut beranggotakan 0. Himpunan {0} juga memiliki bilangan kardinal 1. Contoh 5: SelesaianBilangan Asli Tentukan himpunan bilangan asli yang memenuhi persamaan x + 5 = 0. Pembahasan Bilangan yang memenuhi pernyataan tersebut haruslah bilangan asli yang membuat persamaan tersebut bernilai benar. Hanya bilangan –2 yang memenuhi persamaan tersebut. Karena –2 bukan bilangan asli, maka himpunan selesaian dari persamaan tersebut adalah { } atau Ø. Himpunan Semesta Himpunan yang penting lainnya dalam konsep himpunan adalah himpunan semesta (universal set). Definisi: Himpunan Semesta Himpunan semesta, disimbolkan dengan S, adalah suatu himpunan yang memuat semua anggota dari pembicaraan tertentu. Ketika suatu himpunan semesta diberikan, hanya anggota-anggota himpunan semestalah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sebagai contoh, jika himpunan semesta dari permasalahan tertenu adalah S = {1, 2, 3, … , 10}, maka hanya bilangan asli 1 sampai 10 yang harus digunakan dalam permasalahan tersebut himpunanadalah kumpulan dari objek-objek tertentu yang tercakup dalam satu kesatuan dengan keterangan yang jelas. Untuk menyatakan suatu himpunan digunakan huruf kapital A, B, C, … sedangkan untuk menyatakan anggotanya digunakan huruf kecil a, d, c, … Terdapat 4 cara untuk menyatakan suatu himpunan : 1. Enumerasi, yaitu dengan mendaftarkan semua anggotanya yang diletakan didalam sepasang tanda kurung kurawal dan diantara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma. Contoh : A = {a, i, u, e, o}. 2. Simbol baku, yaitu dengan menggunakan simbol tertentu yang telah disepakati. Contoh : P adalah himpunan bilangan bulat positif dan R adalah himpunan bilangan riil. 3. Notasi pembentukan himpunan, yaitu denganmenuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum dari anggota. Contoh : A = {x|x adalah himpunan bilangan bulat positif} 4. Diagram venn, yaitu dengan menyajikan himpunan secara grafis dengan tiap-tiap himpunan digambarkan sebagai lingkaran dan memiliki
  • 17. himpunan semesta yang digambarkan dengan segi empat. Contoh : Untuk lebih memahami diagram venn berikut ini beberapa contoh diagram venn
  • 18. Selanjutnya untuk lebih memahami tentang himpunan pelajari juga operasi- operasi dalam himpunan berikut ini. Operasi Himpunan dalam diagram venn
  • 19.
  • 20.
  • 21. Hukum dan Sifat-sifat Operasi Himpunan Jenis-jenis himpunan
  • 22. Perkalian Himpunan ( Cartesian Product ) Jika kita menemukan soal tentang perkalian himpunan kita dapat mengerjakan seperti contoh berikut : Notasi: A x B = …??? A = {a,b,c} B = {p,q} A x B = {(a,p),(a,q),(b,p),(b,q),(c,p),(c,q)} Catatan: (a,b) = (a,b) (a,b) K (b,a) Himpunan Bilangan-Bilangan A+ A- Print
  • 23. Di dalam matematika dikenal bermacam-macam bilangan seperti bilangan asli, bilangan bulat, dan bilangan cacah. Bilangan-bilangan tersebut secara skematik dapat dinyatakan sebagai berikut. Skema himpunan bilangan Bilangan-bilangan itu dapat dinyatakan dalam bentuk himpunan. a. Himpunan bilangan asli dengan A = {1, 2, 3, 4, ...} b. Himpunan bilangan cacah dengan C = {0, 1, 2, 3, ...} c. Himpunan bilangan bulat dengan B = {..., –2, –1, 0, 1, 2, ...} d. Himpunan bilangan prima dengan P = {2, 3, 5, 7, ...} e. Himpunan bilangan genap dengan G = {0, 2, 4, 6, ...} f. Himpunan bilangan ganjil dengan J = {1, 3, 5, 7, ...} Cara Menyatakan Himpunan Misalkan diketahui himpunan lima abjad yang pertama adalah a, b, c, d, dan e. Jika kelima abjad yang pertama ini dinyatakan dalam himpunan, maka himpunan itu harus diberi nama terlebih dahulu. Nama himpunan biasa ditulis dengan huruf kapital. Himpunan lima abjad yang pertama dapat ditulis sebagai berikut. A = {a, b, c, d, e} Di samping menyatakan suatu himpunan seperti pada contoh di atas, adakah cara lain untuk menyatakannya? Pada dasarnya ada tiga cara untuk menyatakan himpunan yaitu:  menyatakan dengan kata-kata;  mendaftar (tabulasi);  notasi. 1) Cara Menyatakan Himpunan dengan kata-kata Untuk menyatakan a, b, c, d, dan e sebagai himpunan dengan kata-kata adalah sebagai berikut.
  • 24. A = himpunan lima abjad pertama Untuk menuliskan 1, 2, 3, 4, dan 5 sebagai himpunan dengan kata-kata sebagai berikut. B = himpunan lima bilangan asli yang pertama, atau dapat ditulis B = himpunan bilangan asli yang kurang dari 6. 2) Cara Menyatakan Himpunan dengan Mendaftar (Tabulasi) Cara menyatakan himpunan dengan mendaftar dilakukan dengan menuliskan anggota dari himpunan tersebut. Semua anggota himpunan ditulis dalam tanda kurung kurawal dan penyebutan anggota yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan tanda koma. Perhatikan contoh berikut ini. a) A = {2, 3, 5, 7, 9} b) M = {Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya} c) S = {Senin, Selasa, Sabtu} d) C = {1, 2, 3, 4, ...} Menyatakan himpunan dengan cara seperti ini sangat cocok untuk himpunan yang jumlah anggotanya sedikit. Ada tiga hal yang perlu kalian perhatikan dalam menyatakan himpunan dengan cara mendaftar, yaitu sebagai berikut. a) Anggota suatu himpunan yang muncul lebih dari satu kali, cukup ditulis sekali saja. b) Penulisan anggota himpunan boleh mengabaikan urutannya. c) Untuk himpunan yang jumlah anggotanya tak terhingga dan anggotanya mempunyai urutan tertentu dapat menggunakan tanda tiga titik (...).
  • 25. 3) Cara Menyatakan Himpunan dengan Menggunakan Notasi Himpunan yang dinyatakan dengan cara ini tidak disebutkan anggota-anggotanya. Yang disebutkan hanyalah syarat atau aturan yang harus dipenuhi oleh suatu objek agar dapat menjadi anggota himpunan yang bersangkutan. Penyajian himpunan dengan cara ini dinamakan menggunakan notasi pembentuk himpunan. Penulisan dengan notasi pembentuk himpunan dinyatakan sebagai berikut. A = {x|...., x ∈ ....} Misalkan diketahui A = {1, 2, 3, 4, 5}. Himpunan A dapat dinamakan sebagai himpunan lima bilangan asli pertama. Dengan cara notasi pembentuk himpunan ditulis dalam bentuk: A = {x|x < 6, x ∈ bilangan asli} Penotasian tersebut dibaca sebagai himpunan A dengan x kurang dari 6 dan x anggota bilangan asli. Selain penyataan himpunan dengan cara notasi seperti di atas, ada pula cara penotasian yang berbentuk sebagai berikut. A = {(x, y)| .... , x, y ∈ bilangan ....} Contoh: A = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4), ....} dapat dinyatakan dalam bentuk notasi sebagai berikut. A = {(x, y)|x = y; x, y ∈ bilangan asli}
  • 26. Contoh Soal: Tentukanlah himpunan berikut dalam bentuk notasi pembentuk himpunan. a. A = {6, 7, 8, 9, 10} b. B = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4), (5, 5)} c. C = {(1, 2), (2, 3), (3, 4), (4, 5), (5, 6)} Penyelesaian: a. A = {x| 5 < x < 11, x ∈ bilangan asli} b. B = {(x, y)|y = x, x < 6, x, y ∈ bilangan asli} c. Notasinya ditentukan seperti diagram berikut ini. Bentuk notasinya adalah C = {(x, y)|y = x + 1, x < 6, x ∈ bilangan asli