2. Definisi Perancangan Kota
Terkadang definisi Perancangan Kota
(Urban Design) banyak disalahartikan,
dimana arsitek sendiri sering terkonsentrasi
pada perancangan bangunan sebagai
sosok tunggal yang terisolasi dari kawasan,
tidak merespon dan terintegrasi dengan
tipologi morfologi arsitektur, serta struktur
fisik kawasan.
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
3. Menurut Catanese dan Snyder,
Pada hakekatnya Perancangan Kota (Urban
Design) adalah suatu jembatan antara profesi
perencanaan kota dan arsitektur, yang
perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik
wilayah perkotaan.
Definisi Perancangan Kota
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
PERENCANAA
N KOTA
ARSITEKTU
R
4. Definisi Perancangan Kota
Danisworo
Perancangan Kota merupakan jembatan
yang diperlukan untuk menghubungkan
secara layak, berbagai kebijaksanaan
perencanaan kota dengan produk – produk
perancangan fisiknya.
• Perancangan Kota juga merupakan suatu
proses yang memberikan arahan, bagi
terwujudnya suatu lingkungan binaan fisik
yang layak dan sesuai dengan aspirasi
masyarakat, kemampuan sumber daya
setempat, serta daya dukung lahannya.
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
5. Andy Siswanto
Perancangan Kota merupakan sebuah
disiplin perancangan yang merupakan
pertemuan dari arsitektur, perencanaan dan
pembangunan kota. Lebih jauh lagi,
Perancangan Kota/Urban Design
menterjemahkan kedua bidang riset
perkotaan dan arsitektural sedemikian rupa,
sehingga ruang dan bangunan perkotaan
dapat dimanfaatkan, sosial, artistik,
berbudaya dan optimal secara teknis
maupun ekonomis.
Definisi Perancangan Kota
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
6. Definisi Perancangan Kota
Djoko Sujarto
Desain Perkotaan
atau Urban Design,
dapat didefinisikan
sebagai bagian dari
rangkaian
perencanaan kota,
yang menyangkut
segi estetika, yang
akan mengatur dan
menata bentuk serta
penampilan dari
suatu kota.
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
7. Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya Perancangan Kota adalah:
Suatu disiplin perancangan, yang merupakan suatu
jembatan antara perencanaan kota dan
arsitektur, dan berkaitan erat dengan kebijakan
dalam perancangan dan manajemen pembangunan
fisik kota.
Perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik kota
dan lingkungannya, baik dalam bentuk lingkungan
alami, maupun lingkungan binaan, yang sesuai
dengan aspirasi masyarakat, kemampuan sumber
daya setempat, serta daya dukung lahannya,
Ruang kota diatur sedemikian rupa, sehingga ruang
dan bangunan perkotaan tersebut dapat
dimanfaatkan, sosial, artistik, berbudaya dan
optimal, secara teknis maupun ekonomis.
Definisi Perancangan Kota
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
8. Domain Perancangan Kota
Karena bentuk kota telah dihubungkan erat dengan
elemen – elemen simbolis dan mencerminkan
kehidupan masyarakat, maka sudah dengan sendirinya
bentuk kota menjadi pusat perhatian para individu,
yang memandang kota sebagai manifestasi dari prinsip
– prinsip ideologi tertentu. Ideologi Perancangan Kota
biasanya berbentuk salah satu dari ketiga hal berikut,
yaitu:
• Perhatian pada pengaturan estetis dari kota
• Perhatian pada suatu lingkungan sosial yang ideal
• Lingkungan sosial ideal, yang diekspresikan melalui
suatu lingkungan fisik yang ideal.
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
9. ISU – ISU SENTRAL yang terdapat didalam Perancangan Kota
menurut Danisworo meliputi tiga hal, yaitu:
KUALITAS FUNGSIONAL
Berkaitan erat dengan organisasi ruang yang terdapat di
dalam kota dan efisiensi penggunaan ruang. Yang
ditonjolkan disini bukan aspek keindahan arsitektural kota,
melainkan bagaimana seharusnya ruang kota berfungsi.
KUALITAS VISUAL
Berkenaan dengan estetika kota tersebut, antara bentuk –
bentuk formal dengan non-formal, antara kemegahan
arsitektur kota dengan bangunan – banguanan kumuh yang
tumbuh dan berkembang dengan cepat.
KUALITAS LINGKUNGAN
Yang berhubungan dengan kemampuan kota tersebut
mempromosikan pengembangan yang terjadi, yang
menyangkut sarana dan prasarana, serta berbagai elemen –
elemen kota lainnya.
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
10. Lingkup Permasalahan
Perkotaan
Dalam hal ini Catanese dan Snyder
berpendapat bahwa pokok permasalahan
yang terpenting dalam Perancangan Kota
adalah adanya informasi mengenai hubungan
antar lingkungan fisik sebagai elemen –
elemen simbolis, dengan tingkah laku sosial
dalam kehidupan masyarakat.
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
11. Dari pendapat – pendapat diatas, dapat dirangkum lingkup dari
arsitektur perkotaan yaitu:
Sistem produksi arsitektur yang memiliki selera estetik, yang
meliputi hubungan fungsi dan perwujudan antara ruang dan
massa bangunan, antar massa bangunan, antara massa
bangunan dan jaringan pergerakan, serta antara massa
bangunan dengan kawasan sekitar.
Ruang – ruang yang diciptakan untuk masyarakat, yang
meliputi:
Fungsi dan penampilan unsur – unsur penunjang kawasan
kegiatan, seperti perlengkapan jalan, rambu – rambu dan
petunjuk, papan reklame dan papan nama, berbagai massa
bangunan, monument / patung, dan lain – lain.
Penataan keserasian fungsi dan unsur – unsur jaringan
pergerakan, yaitu antar kepentingan pergerakan pejalan kaki dan
kendaraan bermotor.
Penataan jaringan utilitas umum kota, jalur – jalur pemeliharaan
dan jalur – jalur pengamanan.
Lingkup Permasalahan
Perkotaan
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
12. Ruang – ruang yang berkaitan dengan kualitas fisik
lingkungan, yang meliputi pelestarian lingkungan
(ekologi) dan bangunan tua / bersejarah
Kualitas hubungan antara lingkungan fisik dan
tingkah laku sosial, yang saat ini diperlukan karena
bentuk kota telah dihubungkan erat dengan elemen
– elemen simbolis dan mencerminkan kehidupan
masyarakat.
Pengorganisasian seluruh ruang – ruang yang
terdapat didalam kota dan peng-efisienan dalam
pemanfaatan ruang
Korelasi antara instansi terkait dengan masyarakat
Lingkup Permasalahan
Perkotaan
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
14. Komponen Kota
Pada hakekatnya komponen perkotaan terdiri dari 5
unsur pokok yaitu :
Tempat tinggal
atau
perumahan.
WISMA KARYA
MARGA
SUKA
PENYEMPURNA
Tempat bekerja
atau mencari
nafkah
Prasarana pendidikan, peribadatan, perbelanjaan,
kesehatan, air bersih, listrik, dan lainnya.
Jaringan jalan
Tempat bersantai
atau berekreasi.
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
15. Menurut Shirvani, ranah Perancangan Kota mencakup
ruang-ruang antar bangunan, ruang yang diciptakan
untuk masyarakat, yang berkaitan dengan kualitas fisik
lingkungan.
Selain itu, Shirvani juga menetapkan 8 elemen fisik
dalam Perancangan Kota, yaitu:
1. Tata Guna Lahan (Land Use)
2. Tata Bangunan (Building Form and Massing)
3. Sirkulasi dan Perparkiran
4. Ruang Terbuka (Open Space)
5. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Way)
6. Aktivitas Pendukung (Activity Support)
7. Sistem Petanda (Signage)
8. Preservasi dan Konservasi
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
16. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
TATA GUNA LAHAN
(LAND USE)
Pengaturan
penggunaan lahan
berdasarkan fungsi-
fungsi dalam suatu
wilayah.
Pengelompokan
Tata Guna Lahan
memberikan
gambaran
keseluruhan
bagaimana daerah-
daerah pada suatu
kawasan
seharusnya
berfungsi.
Elemen Perancangan Kota
17. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
TATA BANGUNAN (BUILDING FORM
AND MASSING)
Berkaitan dengan bentuk fisik
bangunan, seperti: ketentuan tinggi
bangunan, kepejalan bangunan, garis
sempadan, Koefisien Lantai
Bangunan (KLB), Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), gaya arsitektur,
skala, bahan, dan warna bangunan.
Elemen Perancangan Kota
18. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
SIRKULASI DAN PERPARKIRAN
Merupakan sistem yang menghubungkan berbagai jenis peruntukan lahan, baik
secara makro maupun mikro, sehingga aktivitas masyarakat dapat berlangsung
dengan baik.
Elemen Perancangan Kota
19. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
RUANG TERBUKA (OPEN
SPACE)
Mencakup semua unsur
landscape, taman, dan ruang
rekreasi di daerah perkotaan
Elemen Perancangan Kota
20. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
JALUR PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN WAYS)
Sarana bagi pejalan kaki dan sarana pendukung kegiatan sektor informal yang
sekaligus dapat menghidupkan ruang-ruang terbuka kota.
Elemen Perancangan Kota
21. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
AKTIVITAS PENDUKUNG
(ACTIVITY SUPPORT)
Meliputi semua penggunaan dan
kegiatan yang berlangsung di
dalam kota ataupun ruang-ruang
terbuka kota
Elemen Perancangan Kota
22. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
SISTEM PETANDA
(SIGNAGE)
Mencakup rambu-
rambu lalu lintas,
papan reklame, dan
elemen visual
lainnya
Elemen Perancangan Kota
23. Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra
PRESERVASI DAN
KONSERVASI
Meliputi
perlindungan
terhadap tempat-
tempat atau aset
kota yang sudah
ada, disamping
bangunan-bangunan
bersejarah.
Elemen Perancangan Kota
24. Berdasarkan pembahasan diatas, elemen-elemen yang
digunakan dalam perancangan kota dapat disimpulkan yaitu:
Penataan dalam penggunaan lahan/peruntukan lahan
yang merupakan elemen-elemen kunci perancangan
kota, sebagai rencana dasar dua dimensi, dimana ruang
tiga dimensi akan dibentuk.
Penataan bentuk massa bangunan, yang berkaitan
dengan bentuk fisik (3 dimensi), serta ruang antara dan
sekitar bangunan
Fasilitas penghubung atau sirkulasi, baik pejalan kaki
maupun pengguna kendaraan
Fasilitas penunjang, baik secara visual maupun
fungsional
Ruang terbuka dan tata hijau, yang mencakup semua
unsur landscape, taman dan sebagainya
Pelestarian, baik terhadap alam maupun bangunan
Elemen Perancangan Kota
Arsitektur Kota | Arsitektur-Dwijendra