2. Asas-asas
kewarisan
Integrity
Ta' abbudi
Ijbari
Bilateral
Individual
Keadilan berimbang
Semata akibat kematian
melaksanakan Hukum Kewarisan dalam Islam diperlukan
ketulusan hati seorang muslim untuk mentaatinya karena
terikat dengan aturan yang diyakini
melaksanakan pembagian waris secara hukum
Islam adalah merupakan bagian dari ibadah
kepada Allah SWT
peralihan harta dari seseorang yang telah
meninggal (pewaris) kepada ahli warisnya
berlaku secara sendirinya (otomatis) menurut
kehendak Allah tanpa dipengaruhi oleh kehendak
dari pewaris atau permintaan dari ahli warisnya
Setiap orang yang menerima hak kewarisan dari
kedua belah pihak garis kerabat, yaitu pihak kerabat
garis keturunan laki-laki dan pihak kerabat garis
keturunan perempuan
harta warisan dapat dibagi-bagi untuk dimiliki secara
perorangan.
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta
keseimbangan antara yang diperoleh dengan
keperluan dan kegunaan
Harta seseorang tidak dapat beralih kepada orang
lain sebagai kewarisan selama yang mempunyai
harta masih hidup
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
3. PENGHALANG PEWARISAN
Mamnu’ Mahrum
Mahjub
ahliwaris yang terhalangkarenakedudukannya yang
diharamkan olehIslamdan iniberlakuselamanya
Ahli waris yang terhalang mendapat warisan karena adanya ahli waris lain
yang lebih dekat kekerabatannya dengan pewaris
4. Fiqh
1.perbudakan
2.Perbedaan
agama
3.pembunuhan.
Pasal 173 KHI
1.Dipersalahkan telah
membunuh atau mencoba
membunuh atau menganiaya
berat para pewaris;
2. Dipersalahkan secara
memfitnah telah mengajukan
pengaduan bahwa pewaris
telah melakukan suatu
kejahatan yang diancam
dengan hukuman 5 tahun
penjara atau hukuman yang
lebih berat.
Pasal 838 KUHPer
1.Ahli waris ini telah dihukum karena
dipersalahkan telah membunuh atau mencoba
membunuh si pewaris;
2.Ahli waris yang dengan putusan pengadilan
dipersalahkan karena dengan fitnah telah
mengajukan tuduhan kepada pewaris, bahwa
pewaris pernah melakukan suatu kejahatan
yang diancam dengan hukuman penjara lima
tahun atau hukuman yang lebih berat lagi;
3.Ahli waris yang dengan kekerasan telah
mencegah pewaris membuat atau mencabut
surat wasiat;
4. Ahli waris yang telah menggelapkan,
memusnahkan atau memalsukan wasiat
pewaris.
PENGHALANG (MANI’) KEWARISAN
5. Penghijab Dalam Waris Islam
Pengurangan bagian dari
harta warisan, karena ada ahli
waris lain yang membersamai.
Hijab Nuqshan
Terhalangnya/Terhapusnya
seluruh bagian, karena ada
ahli waris yang lebih dekat
hubungannya dengan pewaris.
.
Hijab Hirman
HIJAB, HAJIB, MAHJUB.
6. HAJIB MAHJUB
• Suami, Istri, Bapak, Ibu terkurangi oleh
adanya furu’ al-waris
• Ibu terkurangi oleh 2 orang saudara/lebih
NUQSHAN/MENGURANGI
• Keturunan menutup saudara-saudara
• Bapak menutup saudara-saudara
• Bapak menutup kakek
• Ibu menutup nenek
HIRMAN/MENUTUP
7. Anak Memahjub Saudara Pewaris
Dalam sistem kewarisan Islam di Indonesia, sepanjang ada anak baik anak
laki-laki maupun
perempuan, maka saudara terhijab oleh anak.
Kata “al-walad” dalam al-Qur’an bisa anak laki-laki maupun perempuan.
Dasar:
- Yurisprudensi Mahkamah Agung
Saudara
Saudara
Saudara
Saudara
Anak Laki-
Laki/
Perempuan
8. Prinsip-prinsip Hijab Mahjub menurut KHI
dan Yurisprudensi.
C
A
B
C
Anak laki-laki maupun perempuan
serta keturunannya menghijab
saudara (sekandung, seayah,
seibu) dan keturunannya, paman
dan bibi dari pihak ayah dan ibu
serta keturunannya.
Ayah menghijab saudara dan
keturunannya, kakek dan
nenek yang melahirkannya
serta paman / bibi pihak
ayah dan keturunannya.
bu menghijab kakek dan nenek
yang melahirkannya serta
paman/bibi pihak ibu dan
keturunannya.
Saudara (sekandung,
seayah atau seibu) dan
keturunannya menghijab
paman dan bibi pihak ayah
dan ibu serta keturunannya
9. 9
SAUDARA-SAUDARA
• Kakek menghijab saudara-saudara
• Posisi kakek sama seperti posisi
bapak
Hanafi
• Posisi kakek sama dengan saudara-
saudara
• Saudara-saudara mewarisi Bersama
kakek
Maliki, syafi’i. hambali
10. Berdasarkan prinsip dan asas kewarisan
derajat kelompok ahli waris system hijab
memiliki tingkatan sebagai berikut :
1. Kelompok derajat pertama : suami/isteri, anak
dan/atau keturunannya, ayah dan ibu.
b) Kelompok derajat kedua: suami/isteri, anak
dan/atau keturunannya, kakek dan nenek baik dari
pihak
ayah maupun dari ibu.
c) Kelompok derajat ketiga : suami/isteri, saudara
(sekandung, seayah, seibu) dan/atau
keturunannya,
kakek dan nenek dari pihak ayah dan pihak ibu.
d) Kelompok derajat keempat : suami/isteri,
paman/bibi
dan/atau keturunannya.
11. 01 KASUS PERTAMA
Ahli Waris Saudara Kandung, Anak
Perempuan, Cucu Laki-laki, Cucu
Perempuan Kakek, Suami, Ibu. Tentukan
Siapa yang Hajib dan Mahjub.
02 KASUS KEDUA
Ahli Waris Saudara Seibu, Anak Paman, Saudara
Sekandung, Saudara Seayah, Isteri, Ibu. Tentukan
Siapa yang Hajib dan Mahjub.
12. HIJABNUQSHAN
AHLI WARIS
TERHALANG
(MAHJUB)
BAGIAN SEMULA AHLI WARIS TERHALANG (HAJIB) BAGIAN
KEMUDIAN
Suami 1/2 Keturunan (Anak atau cucu) (QS.4:12) 1/4
Isteri 1/4 Keturunan (Anak atau cucu) (QS.4:12) 1/8
Bapak Ashobah Keturunan Lk2 (QS. 4:11)
Keturunan Pr (QS. 4:11)
1/6
1/6+’Ashobah
Ibu 1/3 Anak/ cucu/ 2 sdr atau lebih 1/6
Sdr PR
sekandung/
seayah
½ Anak/ cucu PR AshobahMaalGhai
r
Sdr Pr 2/ lebih 2/3 Anak/ cucu PR Ashobah.
MaalGhair
Cucu garis LK ½ Seorang anak PR 1/6
1 Sdr. PR
seayah
½ Seorang sdr PR sekandung 1/6
15. 01 KASUS PERTAMA
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI) Nomor: 86
K/AG/1994 Jo Put. Nomor: 184 K/AG/1995 Tanggal 27 juli 1996 pada
pokoknya menyatakan “Selama masih ada anak laki-laki maupun
anak perempuan maka hak waris dari orang-orang yang mempunyai
hubungan darah dengan pewaris kecuali orang tua, suami dan isteri
menjaditertutup(terhijab)".
02 KASUS KEDUA
Yurisprudensi MARI
menyamakan kedudukan saudara seibu dengan
saudara sekandung atau saudara seayah, mereka
mendapat ashabah secara bersama-sama dengan
ketentuan saudara laki-laki mendapat dua kali bagian
saudara perempuan.