SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB 8 PROTEIN
• Andi Husnia Akbar
  141 2011 0074
 • Dwi Nur Widya
  141 2011 0075
Istilah protein berasal dari bahasa yunani proteos , yang berarti
yang utama atau yang di dahulukan. Kata ini di perkenalkan oleh
ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880). Ia
berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting
dalam setiap organisme.

Protein juga dapat diartikan sebagai senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida.
•   Sebagai enzim
•   Alat pengangkut dan penyimpan
•   Penunjang mekanis
•   Media perambatan impuls syaraf
•   Pengendalian pertumbuhan
• Berdasarkan Komposisinya: protein sederhana dan protein
  konjugasi
• Berdasarkan Konformasinya: protein serat, protein globular,
  dan protein dengan konformasi antara serat dan globular
• Berdasarkan Fungsi Biologisnya: sebagai enzim / katalis
  biologis, protein cadangan, protein transport, protein pelindung,
  hormon, protein struktural, protein kontraktil, dan toksin.
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan
cara menghitung jumlah protein yang di ganti dalam tubuh. Ini
bisa dilakukan dengan menghitung jumlah Unsur Nitrogen (Zat
Lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula
jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan
tinja.
        Kebutuhan protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram
untuk setiap kilogram berat badannya setiap hari. Untuk anak –
anak yang sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak,
yaitu 3 gram tiap satu kilogram berat badannya.
• Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari
  hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut
  protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut
  protein nabati
       No    Nama bahan makanan          Kadar protein(%)
       1     Daging ayam                 18, 2
       2     Daging sapi                 18,8
       3     Telur ayam                  12,8
       4     Susu sapi segar             3,2
       5     Keju                        22,8
       6     Bandeng                     20,0
       7     Udang segar                 21,0
       8     Kerang                      8,0
       9     Beras tumbuk merah          7,9
       10    Beras giling                6,8
       11    Kacang hijau                22,2
       12    Kedelai basah               30,2
       13    Tepung terigu               8,9
       14    Jagung kuning               7,9
       15    Pisang ambon                1,2
• Akibat Kekurangan Protein
1. Kwashiorkor
        Istilah kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr.
Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan
ini di Ghana, Afrika.
        Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga
tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat
menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang
terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada
konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
a. Pertumbuhan terhambat.
b. Otot-otot berkurang dan lemah.
c. Edema.
d. Muka bulat seperti bulan (moonface)
e. Gangguan psikimotor.

Ciri-ciri:
• Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
• Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-
  garis permukaan yang jelas.
• Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang
  menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam
  lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih
  mengkilap.
• Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
• Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.
2. Marasmus
       Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting
yaitu merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada
bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan
tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak,
formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering
terkena infeksi
Gejalanya :
 Pertumbuhan terhambat.
 Lemak dibawah kulit berkurang
 Otot-otot berkurang dan melemah.
 Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran
  kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.
 Muka seperti orang tua (oldman’s face).
• Akibat Kelebihan Protein
1. Obesitas
        Kelebihan Protein secara berlebihan juga tidak menguntungkan
bagi tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak
sehingga dapat dapat menyebabkan obesitas.
2. Mengganggu Metabolisme
        Kelebihan protein dapat mengganggu metabolisme protein
yang berada di hati. Ginjal pun akan terganggu tugasnya, karena
bertugas membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai.
4. Asidosis
        Protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan
asupan protein akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, khususnya
keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan
pencernaan, seperti kembung, sakit mag, sembelit, merupakan gejala
awal asidosis.
Bagi seseorang yang telah dewasa, penyakit kekurangan
protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara
cukup dan rutin.
        Sedangkan bagi balita, penyakit kekurangan protein bisa
dicegah dengan menunda masa penyapihan yang premature,
1. tetap memberikan air susu ibu yang eksklusi,
2. memberikan makanan pendamping bagi bayi yang
    mencukupi kebutuhan proteinnya, serta
3. melakukan kesehatan secara berkala.
Selain itu tata cara untuk menanggulangi kekurangan atau
kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan
sebagai berikut :
 Pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.
 Pemberian makanan tambahan (PMT).
 Pemantauan garam beryodium.
 Pemberian kapsul vit. A
 Pemberian tablet Fe.
 Pengumpulan data KADARZI.
Dasar dasar gizi

More Related Content

What's hot

1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baik
1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baik1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baik
1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baikMohd Shukri Suib
 
Fungsi Dan Sumber vitamin
Fungsi Dan Sumber vitaminFungsi Dan Sumber vitamin
Fungsi Dan Sumber vitaminAbu Hanifah
 
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan MikronutrienJenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan MikronutrienRajmil Shalsabila
 
Bab 2 nutrisi (Kelas Makanan)
Bab 2   nutrisi (Kelas Makanan)Bab 2   nutrisi (Kelas Makanan)
Bab 2 nutrisi (Kelas Makanan)nurlailiizzati3
 
Jantung dan Otak
Jantung dan OtakJantung dan Otak
Jantung dan Otaktiensaspac
 
Sumber Protein dari Kacang - kacangan
Sumber Protein dari Kacang - kacanganSumber Protein dari Kacang - kacangan
Sumber Protein dari Kacang - kacanganCholifatulJannah
 
PPT PROTEIN
PPT PROTEIN PPT PROTEIN
PPT PROTEIN Ayxsrswti
 
Makanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anakMakanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anakDela Aristi
 
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan MakananSistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan Makananunisparklezz
 
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Sutyawan
 
Chitin chitosan
Chitin chitosan Chitin chitosan
Chitin chitosan tiensaspac
 

What's hot (20)

1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baik
1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baik1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baik
1 menilai kepentingan amalan pengambilan nutrisi dan pemakanan yang baik
 
Fungsi Dan Sumber vitamin
Fungsi Dan Sumber vitaminFungsi Dan Sumber vitamin
Fungsi Dan Sumber vitamin
 
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan MikronutrienJenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
 
Gizi kacang kacangan
Gizi kacang kacanganGizi kacang kacangan
Gizi kacang kacangan
 
Vegetarian diet
Vegetarian dietVegetarian diet
Vegetarian diet
 
Bab 2 nutrisi (Kelas Makanan)
Bab 2   nutrisi (Kelas Makanan)Bab 2   nutrisi (Kelas Makanan)
Bab 2 nutrisi (Kelas Makanan)
 
Jantung dan Otak
Jantung dan OtakJantung dan Otak
Jantung dan Otak
 
Makanan seimbang 1
Makanan seimbang 1Makanan seimbang 1
Makanan seimbang 1
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Sumber Protein dari Kacang - kacangan
Sumber Protein dari Kacang - kacanganSumber Protein dari Kacang - kacangan
Sumber Protein dari Kacang - kacangan
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
7 kelas makanan
7 kelas makanan7 kelas makanan
7 kelas makanan
 
Gizi karbohidrat
Gizi karbohidratGizi karbohidrat
Gizi karbohidrat
 
Penggunaan food table
Penggunaan food tablePenggunaan food table
Penggunaan food table
 
PPT PROTEIN
PPT PROTEIN PPT PROTEIN
PPT PROTEIN
 
Makanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anakMakanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anak
 
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan MakananSistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan Makanan
 
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
 
Nutrisi
NutrisiNutrisi
Nutrisi
 
Chitin chitosan
Chitin chitosan Chitin chitosan
Chitin chitosan
 

Similar to Dasar dasar gizi

Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdfIlmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdffadhilatul huryah
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIARiaAnggun
 
NUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptx
NUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptxNUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptx
NUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptxNurdiansyahMulyadi
 
1609820039253.pptx
1609820039253.pptx1609820039253.pptx
1609820039253.pptxIrfaniHanif
 
Bab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptx
Bab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptxBab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptx
Bab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptxDekaMuliya1
 
KEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULIN
KEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULINKEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULIN
KEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULINPaklangCB
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 destyDesty Erni
 
Biologi pencernaan makanan
Biologi pencernaan makananBiologi pencernaan makanan
Biologi pencernaan makananAnnisa Wulandari
 
Susu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup Sehat
Susu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup SehatSusu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup Sehat
Susu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup SehatUsaha Ini
 
nn whole food nutrition ecos2 indonesia
nn whole food nutrition ecos2 indonesiann whole food nutrition ecos2 indonesia
nn whole food nutrition ecos2 indonesiaradhiani
 
Bab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptx
Bab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptxBab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptx
Bab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptxDELLABLATAMA1
 

Similar to Dasar dasar gizi (20)

Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdfIlmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
 
malnutrisi
malnutrisimalnutrisi
malnutrisi
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIA
 
NUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptx
NUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptxNUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptx
NUTRISI, TIDUR & ISTIRAHAT-.pptx
 
Pedoman menu bergizi
Pedoman menu bergiziPedoman menu bergizi
Pedoman menu bergizi
 
1609820039253.pptx
1609820039253.pptx1609820039253.pptx
1609820039253.pptx
 
Bahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat MakananBahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat Makanan
 
Bab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptx
Bab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptxBab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptx
Bab 5 Sistem Pencernaan Makanan.pptx
 
KEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULIN
KEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULINKEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULIN
KEBAIKAN KOLOSTRUM DAN KANDUNGAN IMMUNOGLOBULIN
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
 
Kebutuhan nutrisi pada anak
Kebutuhan nutrisi pada anakKebutuhan nutrisi pada anak
Kebutuhan nutrisi pada anak
 
Biologi pencernaan makanan
Biologi pencernaan makananBiologi pencernaan makanan
Biologi pencernaan makanan
 
Susu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup Sehat
Susu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup SehatSusu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup Sehat
Susu Kambing NewGOAT Pilihan Tepat Hidup Sehat
 
Faq Susu Kedelai
Faq Susu KedelaiFaq Susu Kedelai
Faq Susu Kedelai
 
nn whole food nutrition ecos2 indonesia
nn whole food nutrition ecos2 indonesiann whole food nutrition ecos2 indonesia
nn whole food nutrition ecos2 indonesia
 
Bab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptx
Bab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptxBab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptx
Bab-5-Sistem-Pencernaan-Makanan.pptx
 

Dasar dasar gizi

  • 2. • Andi Husnia Akbar 141 2011 0074 • Dwi Nur Widya 141 2011 0075
  • 3. Istilah protein berasal dari bahasa yunani proteos , yang berarti yang utama atau yang di dahulukan. Kata ini di perkenalkan oleh ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. Protein juga dapat diartikan sebagai senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer- monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
  • 4. Sebagai enzim • Alat pengangkut dan penyimpan • Penunjang mekanis • Media perambatan impuls syaraf • Pengendalian pertumbuhan
  • 5. • Berdasarkan Komposisinya: protein sederhana dan protein konjugasi • Berdasarkan Konformasinya: protein serat, protein globular, dan protein dengan konformasi antara serat dan globular • Berdasarkan Fungsi Biologisnya: sebagai enzim / katalis biologis, protein cadangan, protein transport, protein pelindung, hormon, protein struktural, protein kontraktil, dan toksin.
  • 6. Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah protein yang di ganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah Unsur Nitrogen (Zat Lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan tinja. Kebutuhan protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap kilogram berat badannya setiap hari. Untuk anak – anak yang sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram tiap satu kilogram berat badannya.
  • 7. • Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati No Nama bahan makanan Kadar protein(%) 1 Daging ayam 18, 2 2 Daging sapi 18,8 3 Telur ayam 12,8 4 Susu sapi segar 3,2 5 Keju 22,8 6 Bandeng 20,0 7 Udang segar 21,0 8 Kerang 8,0 9 Beras tumbuk merah 7,9 10 Beras giling 6,8 11 Kacang hijau 22,2 12 Kedelai basah 30,2 13 Tepung terigu 8,9 14 Jagung kuning 7,9 15 Pisang ambon 1,2
  • 8. • Akibat Kekurangan Protein 1. Kwashiorkor Istilah kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
  • 9. Gejalanya : a. Pertumbuhan terhambat. b. Otot-otot berkurang dan lemah. c. Edema. d. Muka bulat seperti bulan (moonface) e. Gangguan psikimotor. Ciri-ciri: • Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam. • Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis- garis permukaan yang jelas. • Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap. • Perut anak membuncit karena pembesaran hati. • Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.
  • 10.
  • 11. 2. Marasmus Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting yaitu merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi Gejalanya :  Pertumbuhan terhambat.  Lemak dibawah kulit berkurang  Otot-otot berkurang dan melemah.  Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.  Muka seperti orang tua (oldman’s face).
  • 12.
  • 13. • Akibat Kelebihan Protein 1. Obesitas Kelebihan Protein secara berlebihan juga tidak menguntungkan bagi tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat dapat menyebabkan obesitas. 2. Mengganggu Metabolisme Kelebihan protein dapat mengganggu metabolisme protein yang berada di hati. Ginjal pun akan terganggu tugasnya, karena bertugas membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai. 4. Asidosis Protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan asupan protein akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, khususnya keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan pencernaan, seperti kembung, sakit mag, sembelit, merupakan gejala awal asidosis.
  • 14. Bagi seseorang yang telah dewasa, penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara cukup dan rutin. Sedangkan bagi balita, penyakit kekurangan protein bisa dicegah dengan menunda masa penyapihan yang premature, 1. tetap memberikan air susu ibu yang eksklusi, 2. memberikan makanan pendamping bagi bayi yang mencukupi kebutuhan proteinnya, serta 3. melakukan kesehatan secara berkala.
  • 15. Selain itu tata cara untuk menanggulangi kekurangan atau kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :  Pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.  Pemberian makanan tambahan (PMT).  Pemantauan garam beryodium.  Pemberian kapsul vit. A  Pemberian tablet Fe.  Pengumpulan data KADARZI.