SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang
cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit
ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi
dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan
metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).
Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan
mikronutrien. Makronurien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung yaitu protein sejumlah 4
kkal, karbohidrat sejumlah 4 kkal dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien
adalah zat yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan
dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu vitamin yang terbagi atas vitamin
larut lemak , vitamin tidak larut lemak dan mineral ( Wardlaw et al, 2004).

2.2 Kurang Energi Protein (KEP)
Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer
dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi
sekunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat,
menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi
dari tubuh (Kleigmen et al, 2007).
Kurang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa faktor yang
secara bersamaan menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah faktor sosial dan
ekonomi contohnya masalah kemiskinan dan faktor lingkungan yaitu tempat
tinggal yang padat dan tidak bersih. Selain itu, pemberiaan Air Susu Ibu (ASI)

Universitas Sumatera Utara
dan makanan tambahan yang tidak adekuat juga menjadi penyebabkan terjadinya
masalah KEP (Kleigmen et al, 2007).
Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat

diukur dengan

menggunakan indikator antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan
(BB/TB) dapat digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang
dan tinggi badan terhadap usia (TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang
keadaan gizi masa lampau. Departemen Kesehatan RI (2000) merekomendasikan
baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku antropometri di Indonesia.
Anak dikatakan menderita KEP apabila berada di bawah -2 Z-score dari setiap
indikator (Arisman, 2010).
Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor,
marasmus, dan marasmik-kwashiorkor. Marasmus terjadi karena pengambilan
energi yang tidak cukup sementara kwashiorkor terjadi terutamanya karena
pengambilan protein yang tidak cukup. Sementara tipe marasmik kwashiorkor
yaitu gabungan diantara gejala marasmus dan kwashiorkor (Kleigmen et al,
2007).
Tabel 2.1 Kebutuhan energi harian
Umur

Energi (Kkal)

0-6 bulan

550

7-12 bulan

650

1-3 tahun

1000

4-6 tahun

1550

7-9 tahun

1800

(Sumber: http://www.gizi.net)
2.2.1 Marasmus
Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup. Pada
penderita yang menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau
terhenti, sering berjaga pada waktu malam, mengalami konstipasi atau diare.
Diare pada penderita marasmus akan terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri
dari sedikit lendir dan sedikit tinja.

Universitas Sumatera Utara
Gangguan pada kulit adalah tugor kulit akan menghilang dan penderita
terlihat keriput. Apabila gejala bertambah berat lemak pada bagian pipi akan
menghilang dan penderita terlihat seperti wajah seorang tua. Vena superfisialis
akan terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol dan
mata tampak besar dan dalam. Perut tampak membuncit atau cekung dengan
gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et al, 2005).

Gambar 2.1 Marasmus
(Dikutip dari: http://www.childclinic.net)

2.2.2 Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak
cukup. Pada penderita yang menderita kwashiorkor, anak akan mengalami
gangguan pertumbuhan, perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng
dan pada stadium lanjut menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan
edema. Selain itu, pederita akan mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia
dan diare. Hal ini mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas dan usus.
Rambut kepala penderita kwashiorkor senang dicabut tanpa rasa sakit (Hassan et
al, 2005).
Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus,
jarang dan berwarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkan garis-garis
yang lebih mendalam dan lebar. terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy

Universitas Sumatera Utara
pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda
dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat
tekanan dan disertai kelembapan. Pada perabaan hati ditemukan hati membesar,
kenyal, permukaan licin, dan pinggiran tajam. Anemia ringan juga ditemukan dan
terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang rendah dan kadar
globulin yang normal atau sedikit meninggi (Hassan et al, 2005).

Gambar 2.2 Kwashiorkor
(Dikutip dari: http://adam.about.com)

2.3 Makronutrien
2.3.1 Protein
Protein adalah molekul makro yang terdiri dari rantai-rantai panjang asam
amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen;
beberapa asam amino mengadung unsur-unsur tambahan seperti fosfor dan besi
yang terikat satu sama lain dengan ikatan peptide (Tortora G.J. and Derrickson B.,
2006).
Terdapat enam jenis protein di dalam tubuh manusia yang dibagi
berdasarkan fungsinya yaitu, protein struktural, protein regulatori, protein

Universitas Sumatera Utara
kontraksi, protein imun, protein transport, dan protein katalitik (Tortora G.J. and
Derrickson B., 2006). Pada tabel 2.2 adalah nilai kebutuhan protein harian.
Tabel 2.2 Kebutuhan protein harian
Umur

Protein (g)

0-6 bulan

10

7-12 bulan

16

1-3 tahun

25

4-6 tahun

39

7-9 tahun

45

(Sumber: http://www.gizi.net)
Sumber protein hewani adalah telur, susu, daging, unggas,dan sumber
protein nabati adalah kacang-kacangan. Bahan makanan hewani kaya dengan
protein bermutu tinggi. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang
mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi (Arisman, 2006). Kandungan protein
dalam beberapa bahan makanan pada dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Nilai protein dalam berbagai bahan makanan
(gram/100 gram)
Bahan makanan (100 g)

Nilai protein (g)

Bahan makanan (100g)

Nilai protein (g)

Kacang kedelai

34,9

Tepung susu

24,6

Kacang tanah

25,3

Kentang

2

Kacang hijau

22,2

Roti putih

8

Tahu

7,8

Mie kering

7,9

Daging sapi

18,8

Jagung kuning, pipil

9,2

terkelupas

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.3.2 Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram
karbohidrat menghasilkan 4 Kkal. Sebagian karbohidrat berada di dalam sirkulasi
darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian lagi disimpan
sebagai glikogen di dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi
lemak (Almatsier, 2006).

Universitas Sumatera Utara
Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang
kering, dan gula. Sebagian besar sayur dan buha tidak banyak mengandung
karbohidrat. Bahan makanna hewani seperti daging, ayam dan telur sedikit
mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak digunakan sebagai
makanan pokok di Indonesia adalah beras, ubi, singkong, jagung, sagu, dan talas
(Arisman, 2006). Kandungan karbohidrat dalam beberapa bahan makanan dapat
dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Nilai karbohidrat dalam berbagai bahan makanan
(gram/100 gram)
Bahan makanan(100

Nilai karbohidrat

Bahan makanan(100

Nilai karbohidrat

g)

(g)

g)

(g)

Gula pasir
Jelli/jem
Bihun

94

Tahu

1,6

64,5

Apel

14,9

Wortel

9,3

82

Kacang tanah

23,6

Telur ayam

0,7

Tempe

12,7

Susu sapi

43

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.3.3 Lemak
Lemak adalah senyawa-senyawa heterogen yang bersifat tidak larut dalam
air (hidrofobik). Lemak juga termasuk dalam sumber energi manusia selain
bertindak sebagai koenzim bagi vitamin larut lemak (Champ and Harvey, 2005).
Lemak juga berfungsi sebagai sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk
setiap gram yaitu kira-kira tiga kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat
dan protein dalam jumlah yang sama. Lemak merupakan cadangan energi tubuh
paling besar. Lemak disimpan sebanyak 50% di subkutan, 45% di sekeliling organ
dalam rongga perut dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier S., 2006).

Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5 Nilai lemak dalam berbagai bahan makanan
(gram/100 gram)
Bahan makanan (100

Nilai lemak (g)

Bahan makanan (100 g)

Nilai lemak (g)

g)
Minyak kelapa sawit

100

Kacang tanah

42,8

terkepulas
Ayam

25

Tepung susu

30

Daging sapi

14

Susu sapi segar

3,5

Telur bebek

14,3

biskut

14,4

Telur ayam

11,5

Mie kering

11,8

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.4 Mikronutrien
2.4.1 Vitamin
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang
kecil dan kebanyakkannya tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin terbagi kepada dua
jenis yaitu vitamin larut lemak ( vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin
B1, B2, niasin, B6, B12, , asam pantotenat, asam folat, biotin, vit.C). Vitamin
berperan dalam reaksi metabolisme energi dan pertumbuhan (Tortora G.J. and
Derrickson B., 2005).
2.4.1.1 Vitamin larut lemak
Vitamin A diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, berfungsi dalam
penglihatan normal pada cahaya terang dan dalam pertumbuhan tulang dan gigi .
β-karotin di dalam vitamin A bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas
(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin A dinyatakan
pada tabel 2.6.

Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6 Angka kecukupan vitamin A
Golongan umur

Vitamin A (RE)

0 - 6 bulan

357

7 – 12 bulan

400

1 – 3 tahun

400

4 – 6 tahun

450

7 – 9 tahun

500

(Sumber: http://www.gizi.net)
Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan fosfor dari saluran
cerna. Vitamin D bekerja bersamaan dengan hormon paratiroid dalam
mengekalkan keseimbangan ion kalsium (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005).
Angka kecukupan vitamin D dinyatakan dalam tabel 2.7.
Tabel 2.7 Angka kecukupan vitamin D
Golongan umur

Vitamin D (μg)

0 - 6 bulan

5

7 – 12 bulan

5

1 – 3 tahun

5

4 – 6 tahun

5

7 – 9 tahun

5

(Sumber: http://www.gizi.net)
Vitamin E atau tokoferol terlibat di dalam pembentukan sel darah merah,
penyembuhan luka dan bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas
(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin E dinyatakan
dalam tabel 2.8.
Tabel 2.8 Angka kecukupan vitamin E
Golongan umur

Vitamin E (mg)

0 - 6 bulan

4

7 – 12 bulan

5

1 – 3 tahun

6

4 – 6 tahun

7

7 – 9 tahun

7

(Sumber: http://www.gizi.net)

Universitas Sumatera Utara
Vitamin K berfungsi sebagai koenzim untuk faktor-faktor pembekuan
(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin K dinyatakan
dalam tabel 2.9.
Tabel 2.9 Angka kecukupan vitamin K
Golongan umur

Vitamin K (μg)

0 - 6 bulan

5

7 – 12 bulan

10

1 – 3 tahun

15

4 – 6 tahun

20

7 – 9 tahun

25

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.4.1.2 Vitamin larut air
Vitamin B1 atau tiamin berperan dalam metabolism karbohidrat dan
sintesa neurotransmitter acetylcholine (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005).
Angka kecukupan vitamin B1 dinyatakan dalam tabel 2.10.
Tabel 2.10 Angka kecukupan vitamin B1
Golongan umur

Vitamin B1 (mg)

0 - 6 bulan

0,3

7 – 12 bulan

0,4

1 – 3 tahun

0,5

4 – 6 tahun

0,6

7 – 9 tahun

0,9

(Sumber: http://www.gizi.net )
Vitamin B2 atau riboflavin berfungsi sebagai komponen koenzim
contohnya Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida
(FMN) dalam metabolism karbohidrat dna protein terutama di dalam sel mata,
mukosa usus dan darah (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan
vitamin B2 dinyatakan dalam tabel 2.11.

Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.11 Angka kecukupan vitamin B2
Golongan umur

Vitamin B2 (mg)

0 - 6 bulan

0,3

7 – 12 bulan

0,4

1 – 3 tahun

0,5

4 – 6 tahun

0,6

7 – 9 tahun

0,9

(Sumber: http://www.gizi.net)
Niasin adalah komponen essensial Nikotinamida Adenin Dinukleotida
Fosfat (NADP) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) yaitu koenzim
bagi reaksi oksidasi-reduksi. Di dalam metabolism lemak, niasin berfungsi
membantu pemecahan triglaserida dan menginhibisi penghasilan kolesterol
(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan niasin dinyatakan
dalam tabel 2.12.
Tabel 2.12 Angka kecukupan niasin
Golongan umur

Niasin (mg)

0 - 6 bulan

2

7 – 12 bulan

4

1 – 3 tahun

5

4 – 6 tahun

8

7 – 9 tahun

10

(Sumber: http://www.gizi.net)
B6 atau piridoksin adalah koenzim metabolisme asam amino dan
triglyceride dan membantu dalam pembentukan antibodi (Tortora G.J. and
Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.13.

Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.13 Angka kecukupan vitamin B6
Golongan umur

Vitamin B6 (mg)

0 - 6 bulan

0,1

7 – 12 bulan

0,3

1 – 3 tahun

0,5

4 – 6 tahun

0,6

7 – 9 tahun

1

(Sumber: http://www.gizi.net)
B12 atau kobalamin adalah koenzim yang diperlukan dalam pembentukan
sel darah merah dan asam amino methionine (Tortora G.J. and Derrickson B.,
2005). Angka kecukupan vitamin B12 dinyatakan dalam tabel 2.14.
Tabel 2.14 Angka kecukupan vitamin B12
Golongan umur

Vitamin B12 (mg)

0 - 6 bulan

0,4

7 – 12 bulan

0,1

1 – 3 tahun

0,5

4 – 6 tahun

0,7

7 – 9 tahun

0,9

(Sumber: Almatsier S., 2006)
Asam folat berperan sebagai koenzim dalam sistem sintesa enzim basa
nitrogen untuk DNA dan RNA. Asam folat juga diperlukan untuk produksi
normal sel darah merah dan sel darah putih (Tortora G.J. and Derrickson B.,
2005). Angka kecukupan asam folat dinyatakan dalam tabel 2.15.
Tabel 2.15 Angka kecukupan asam folat
Golongan umur

Asam folat (μg)

0 - 6 bulan

65

7 – 12 bulan

80

1 – 3 tahun

150

4 – 9 tahun

200

(Sumber: http://www.gizi.net)

Universitas Sumatera Utara
Vitamin C merangsang sintesa protein, penyembuhan luka dan bertindak
sebagai antioksidan (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan
vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.16.
Tabel 2.16 Angka kecukupan vitamin C
Golongan umur

Vitamin C (mg)

0 - 6 bulan

40

7 – 12 bulan

40

1 – 3 tahun

40

4 – 6 tahun

45

7 – 9 tahun

45

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.4.2 Mineral
Mineral meliputi kira-kira 4% daripada berat badan manusia. Mineral
memegang pelbagai peran di dalam tubuh yaitu merupakan sebagian dari matrik
tulang, meregulasi reaksi enzimatik, mengawal pH dan cairan tubuh dan terlibat di
dalam proses osmosis air dan pelbagai ion. Mineral digolongkan di dalam mineral
makro dan mineral mikro. Mineral Makro dibutuhkan lebih dari 100 mg sehari.
Antara contoh-contoh mineral ialah kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), dan
kalium (K).Mineral mikro ialah mineral yang dibutuhkan kurang dari 15 mg
sehari. Antara contoh- contoh mineral mikro ialah besi (Fe), seng (Zn), iodium (I),
dan selenium (Se) (Sumber: Almatsier S., 2006).
Besi (Fe) paling banyak ditemukan di dalam sel darah merah yaitu kirakira 66%. Besi adalah komponen dari hemoglobin yang mengikat oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka
kecukupan rata-rata sehari untuk besi dapat dilihat pada tabel 2.17.

Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.17 Angka kecukupan besi
Golongan umur

Besi (mg)

0 - 6 bulan

0,5

7 – 12 bulan

7

1 – 3 tahun

8

4 – 6 tahun

9

7 – 9 tahun

10

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.5 Penilaian Status Gizi
2.5.1 Antropometri
Pengukuran antropometri paling sering digunakan untuk mengukur
gangguan tumbuh kembang. Antropometri digunakan secara meluas karena cukup
praktis dengan pendekatan non- invasif dalam mengukur status nutrisi individu
atau masyarakat. Ukuran antropometri adalah berupa penimbangan berat badan
(BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkaran kepala dan lapisan
lemak bawah kulit yang menggunakan ukuran dan standar tertentu. Indeks
antropometri yang paling sering digunakan ialah BB/U, TB/U dan BB/TB (Cogill
B., 2003).
Indeks BB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah berat badan
rendah menurut umur yang spesifik. Kelebihan BB/U adalah dapat mengenal pasti
masalah malnutrisi baik akut dan/atau kronik, walaupun indeks BB/U tidak dapat
membedakan samada penderita menderita malnutrisi akut atau kronik. Indeks
TB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah malnutrisi yang kronik.
Untuk anak bawah dua tahun, istilah panjang badan-umur digunakan sementara
istilah TB/U digunakan untuk anak dua tahun dan ke atas. TB/U yang rendah
menandakan tumbuh kembang yang terbantut. Indeks BB/TB digunakan untuk
mengenal pasti samada malnutrisi yang dialami adalah akut ataupun baru saat ini.
BB/TB berguna untuk mengukur efek malnutrisi jangka pendek samada karena
penyakit ataupun perubahan pola makan (Cogill B., 2003).

Universitas Sumatera Utara
Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat

diukur dengan

menggunakan indikator antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan
(BB/TB) dapat digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang
dan tinggi badan terhadap usia (TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang
keadaan gizi masa lampau. Departemen Kesehatan RI (2000), berdasarkan Temu
Pakar Gizi di Bogor tanggal 19-20 Januari dan di Semarang tanggal 24-26 Mei
tahun 2000, merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku
antropometis di Indonesia. (Arisman, 2010). Keparahan KEP dapat dilihat pada
tabel 2.31 dari setiap indiator yaitu BB/U, TB/U dan BB/TB (Arisman, 2010).

Tabel 2.31 Klasifikasi KEP
Indeks

Simpangan Baku

Status gizi

Gizi baik
Gizi kurang

< -3 SD

Gizi buruk

Normal

-2 sampai +2 SD

Pendek

< -2

≥ 2 SD

Gemuk

-2 sampai +2 SD

Normal

< -2 sampai -3 SD

Kurus

< -3 SD

BB/TB

Gizi lebih

< -2 sampai -3 SD

TB/U

≥ 2 SD
-2 sampai +2 SD

BB/U

Sangat Kurus

(Sumber: Arisman, 2010)

Universitas Sumatera Utara

More Related Content

What's hot (20)

3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
HIPERTERMIA
HIPERTERMIAHIPERTERMIA
HIPERTERMIA
 
Hipoglikemia.pptx
Hipoglikemia.pptxHipoglikemia.pptx
Hipoglikemia.pptx
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH  DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETESPROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
 
Retardasi mental
Retardasi mentalRetardasi mental
Retardasi mental
 
Ppt sph
Ppt sphPpt sph
Ppt sph
 
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahDiit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
 
Tindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ettTindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ett
 
Menu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hariMenu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hari
 
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsiaprinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIK
 

Viewers also liked

Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
Akibat Kekurangan dan Kelebihan ProteinAkibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Proteinragilwinata
 
Askep anak-malnutrisi-1
Askep anak-malnutrisi-1 Askep anak-malnutrisi-1
Askep anak-malnutrisi-1 lambas123
 
Hubungan kalsium dengan_ricketsia
Hubungan kalsium dengan_ricketsiaHubungan kalsium dengan_ricketsia
Hubungan kalsium dengan_ricketsiaFian Hernandez
 
Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Eny Dika Lestari
 
Perinatal care
Perinatal carePerinatal care
Perinatal careKaylaMF96
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
Konsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitKonsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitzrago
 
Pjk f4 - PEMAKANAN
Pjk f4 - PEMAKANANPjk f4 - PEMAKANAN
Pjk f4 - PEMAKANAN_asdfghjk
 

Viewers also liked (20)

Malnutrisi f1
Malnutrisi f1Malnutrisi f1
Malnutrisi f1
 
MALNUTRISI - KEP
MALNUTRISI - KEPMALNUTRISI - KEP
MALNUTRISI - KEP
 
Malnutrisi
MalnutrisiMalnutrisi
Malnutrisi
 
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
Akibat Kekurangan dan Kelebihan ProteinAkibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
 
Malnutrisi
MalnutrisiMalnutrisi
Malnutrisi
 
Gizi Buruk dan Perikarditis
Gizi Buruk dan PerikarditisGizi Buruk dan Perikarditis
Gizi Buruk dan Perikarditis
 
Askep anak-malnutrisi-1
Askep anak-malnutrisi-1 Askep anak-malnutrisi-1
Askep anak-malnutrisi-1
 
Askep anak-malnutrisi
Askep anak-malnutrisiAskep anak-malnutrisi
Askep anak-malnutrisi
 
Hubungan kalsium dengan_ricketsia
Hubungan kalsium dengan_ricketsiaHubungan kalsium dengan_ricketsia
Hubungan kalsium dengan_ricketsia
 
Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)
 
200076167 case-doc
200076167 case-doc200076167 case-doc
200076167 case-doc
 
Perinatal care
Perinatal carePerinatal care
Perinatal care
 
Metabolisme Mineral
Metabolisme MineralMetabolisme Mineral
Metabolisme Mineral
 
Modul jatuh
Modul jatuhModul jatuh
Modul jatuh
 
Ppt pasien safety
Ppt pasien safetyPpt pasien safety
Ppt pasien safety
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Konsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitKonsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakit
 
Pjk f4 - PEMAKANAN
Pjk f4 - PEMAKANANPjk f4 - PEMAKANAN
Pjk f4 - PEMAKANAN
 

Similar to malnutrisi

PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxpkmmasmambang
 
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Vindie Findianti
 
Kurang Energi Protein Ude News
Kurang Energi Protein   Ude NewsKurang Energi Protein   Ude News
Kurang Energi Protein Ude NewsUDE-NEWS
 
makalah-kebutuhan-nutrisi
 makalah-kebutuhan-nutrisi makalah-kebutuhan-nutrisi
makalah-kebutuhan-nutrisiRHOHIMIN
 
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptxTugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptxNormanDelVano1
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi sterilFransiska Vita
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Operator Warnet Vast Raha
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Operator Warnet Vast Raha
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Operator Warnet Vast Raha
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Operator Warnet Vast Raha
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptxRahmatSanada1
 

Similar to malnutrisi (20)

PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
 
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7
 
Kurang Energi Protein Ude News
Kurang Energi Protein   Ude NewsKurang Energi Protein   Ude News
Kurang Energi Protein Ude News
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Pbl 1 malnutrition
Pbl 1 malnutritionPbl 1 malnutrition
Pbl 1 malnutrition
 
Nutrisiku
NutrisikuNutrisiku
Nutrisiku
 
Pedoman menu bergizi
Pedoman menu bergiziPedoman menu bergizi
Pedoman menu bergizi
 
makalah-kebutuhan-nutrisi
 makalah-kebutuhan-nutrisi makalah-kebutuhan-nutrisi
makalah-kebutuhan-nutrisi
 
KEP
KEPKEP
KEP
 
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptxTugas Presentasi Marasmus .pptx
Tugas Presentasi Marasmus .pptx
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi steril
 
Epid kesling
Epid keslingEpid kesling
Epid kesling
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
Penggunaan food table
Penggunaan food tablePenggunaan food table
Penggunaan food table
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
 
GIZI dan Makanan
GIZI dan MakananGIZI dan Makanan
GIZI dan Makanan
 
Askep marasmus
Askep marasmusAskep marasmus
Askep marasmus
 

malnutrisi

  • 1. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malnutrisi Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary, 2007). Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronurien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung yaitu protein sejumlah 4 kkal, karbohidrat sejumlah 4 kkal dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien adalah zat yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu vitamin yang terbagi atas vitamin larut lemak , vitamin tidak larut lemak dan mineral ( Wardlaw et al, 2004). 2.2 Kurang Energi Protein (KEP) Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh (Kleigmen et al, 2007). Kurang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa faktor yang secara bersamaan menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah faktor sosial dan ekonomi contohnya masalah kemiskinan dan faktor lingkungan yaitu tempat tinggal yang padat dan tidak bersih. Selain itu, pemberiaan Air Susu Ibu (ASI) Universitas Sumatera Utara
  • 2. dan makanan tambahan yang tidak adekuat juga menjadi penyebabkan terjadinya masalah KEP (Kleigmen et al, 2007). Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan menggunakan indikator antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dapat digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan terhadap usia (TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau. Departemen Kesehatan RI (2000) merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku antropometri di Indonesia. Anak dikatakan menderita KEP apabila berada di bawah -2 Z-score dari setiap indikator (Arisman, 2010). Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor, marasmus, dan marasmik-kwashiorkor. Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup sementara kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak cukup. Sementara tipe marasmik kwashiorkor yaitu gabungan diantara gejala marasmus dan kwashiorkor (Kleigmen et al, 2007). Tabel 2.1 Kebutuhan energi harian Umur Energi (Kkal) 0-6 bulan 550 7-12 bulan 650 1-3 tahun 1000 4-6 tahun 1550 7-9 tahun 1800 (Sumber: http://www.gizi.net) 2.2.1 Marasmus Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup. Pada penderita yang menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau terhenti, sering berjaga pada waktu malam, mengalami konstipasi atau diare. Diare pada penderita marasmus akan terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri dari sedikit lendir dan sedikit tinja. Universitas Sumatera Utara
  • 3. Gangguan pada kulit adalah tugor kulit akan menghilang dan penderita terlihat keriput. Apabila gejala bertambah berat lemak pada bagian pipi akan menghilang dan penderita terlihat seperti wajah seorang tua. Vena superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol dan mata tampak besar dan dalam. Perut tampak membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et al, 2005). Gambar 2.1 Marasmus (Dikutip dari: http://www.childclinic.net) 2.2.2 Kwashiorkor Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak cukup. Pada penderita yang menderita kwashiorkor, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan, perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng dan pada stadium lanjut menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan edema. Selain itu, pederita akan mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan diare. Hal ini mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas dan usus. Rambut kepala penderita kwashiorkor senang dicabut tanpa rasa sakit (Hassan et al, 2005). Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus, jarang dan berwarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkan garis-garis yang lebih mendalam dan lebar. terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy Universitas Sumatera Utara
  • 4. pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan dan disertai kelembapan. Pada perabaan hati ditemukan hati membesar, kenyal, permukaan licin, dan pinggiran tajam. Anemia ringan juga ditemukan dan terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang rendah dan kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi (Hassan et al, 2005). Gambar 2.2 Kwashiorkor (Dikutip dari: http://adam.about.com) 2.3 Makronutrien 2.3.1 Protein Protein adalah molekul makro yang terdiri dari rantai-rantai panjang asam amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen; beberapa asam amino mengadung unsur-unsur tambahan seperti fosfor dan besi yang terikat satu sama lain dengan ikatan peptide (Tortora G.J. and Derrickson B., 2006). Terdapat enam jenis protein di dalam tubuh manusia yang dibagi berdasarkan fungsinya yaitu, protein struktural, protein regulatori, protein Universitas Sumatera Utara
  • 5. kontraksi, protein imun, protein transport, dan protein katalitik (Tortora G.J. and Derrickson B., 2006). Pada tabel 2.2 adalah nilai kebutuhan protein harian. Tabel 2.2 Kebutuhan protein harian Umur Protein (g) 0-6 bulan 10 7-12 bulan 16 1-3 tahun 25 4-6 tahun 39 7-9 tahun 45 (Sumber: http://www.gizi.net) Sumber protein hewani adalah telur, susu, daging, unggas,dan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan. Bahan makanan hewani kaya dengan protein bermutu tinggi. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi (Arisman, 2006). Kandungan protein dalam beberapa bahan makanan pada dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Nilai protein dalam berbagai bahan makanan (gram/100 gram) Bahan makanan (100 g) Nilai protein (g) Bahan makanan (100g) Nilai protein (g) Kacang kedelai 34,9 Tepung susu 24,6 Kacang tanah 25,3 Kentang 2 Kacang hijau 22,2 Roti putih 8 Tahu 7,8 Mie kering 7,9 Daging sapi 18,8 Jagung kuning, pipil 9,2 terkelupas (Sumber: Almatsier S., 2006) 2.3.2 Karbohidrat Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 Kkal. Sebagian karbohidrat berada di dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen di dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak (Almatsier, 2006). Universitas Sumatera Utara
  • 6. Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Sebagian besar sayur dan buha tidak banyak mengandung karbohidrat. Bahan makanna hewani seperti daging, ayam dan telur sedikit mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak digunakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, ubi, singkong, jagung, sagu, dan talas (Arisman, 2006). Kandungan karbohidrat dalam beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Nilai karbohidrat dalam berbagai bahan makanan (gram/100 gram) Bahan makanan(100 Nilai karbohidrat Bahan makanan(100 Nilai karbohidrat g) (g) g) (g) Gula pasir Jelli/jem Bihun 94 Tahu 1,6 64,5 Apel 14,9 Wortel 9,3 82 Kacang tanah 23,6 Telur ayam 0,7 Tempe 12,7 Susu sapi 43 (Sumber: Almatsier S., 2006) 2.3.3 Lemak Lemak adalah senyawa-senyawa heterogen yang bersifat tidak larut dalam air (hidrofobik). Lemak juga termasuk dalam sumber energi manusia selain bertindak sebagai koenzim bagi vitamin larut lemak (Champ and Harvey, 2005). Lemak juga berfungsi sebagai sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk setiap gram yaitu kira-kira tiga kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama. Lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar. Lemak disimpan sebanyak 50% di subkutan, 45% di sekeliling organ dalam rongga perut dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier S., 2006). Universitas Sumatera Utara
  • 7. Tabel 2.5 Nilai lemak dalam berbagai bahan makanan (gram/100 gram) Bahan makanan (100 Nilai lemak (g) Bahan makanan (100 g) Nilai lemak (g) g) Minyak kelapa sawit 100 Kacang tanah 42,8 terkepulas Ayam 25 Tepung susu 30 Daging sapi 14 Susu sapi segar 3,5 Telur bebek 14,3 biskut 14,4 Telur ayam 11,5 Mie kering 11,8 (Sumber: Almatsier S., 2006) 2.4 Mikronutrien 2.4.1 Vitamin Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dan kebanyakkannya tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin terbagi kepada dua jenis yaitu vitamin larut lemak ( vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin B1, B2, niasin, B6, B12, , asam pantotenat, asam folat, biotin, vit.C). Vitamin berperan dalam reaksi metabolisme energi dan pertumbuhan (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). 2.4.1.1 Vitamin larut lemak Vitamin A diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya terang dan dalam pertumbuhan tulang dan gigi . β-karotin di dalam vitamin A bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin A dinyatakan pada tabel 2.6. Universitas Sumatera Utara
  • 8. Tabel 2.6 Angka kecukupan vitamin A Golongan umur Vitamin A (RE) 0 - 6 bulan 357 7 – 12 bulan 400 1 – 3 tahun 400 4 – 6 tahun 450 7 – 9 tahun 500 (Sumber: http://www.gizi.net) Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan fosfor dari saluran cerna. Vitamin D bekerja bersamaan dengan hormon paratiroid dalam mengekalkan keseimbangan ion kalsium (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin D dinyatakan dalam tabel 2.7. Tabel 2.7 Angka kecukupan vitamin D Golongan umur Vitamin D (μg) 0 - 6 bulan 5 7 – 12 bulan 5 1 – 3 tahun 5 4 – 6 tahun 5 7 – 9 tahun 5 (Sumber: http://www.gizi.net) Vitamin E atau tokoferol terlibat di dalam pembentukan sel darah merah, penyembuhan luka dan bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin E dinyatakan dalam tabel 2.8. Tabel 2.8 Angka kecukupan vitamin E Golongan umur Vitamin E (mg) 0 - 6 bulan 4 7 – 12 bulan 5 1 – 3 tahun 6 4 – 6 tahun 7 7 – 9 tahun 7 (Sumber: http://www.gizi.net) Universitas Sumatera Utara
  • 9. Vitamin K berfungsi sebagai koenzim untuk faktor-faktor pembekuan (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin K dinyatakan dalam tabel 2.9. Tabel 2.9 Angka kecukupan vitamin K Golongan umur Vitamin K (μg) 0 - 6 bulan 5 7 – 12 bulan 10 1 – 3 tahun 15 4 – 6 tahun 20 7 – 9 tahun 25 (Sumber: http://www.gizi.net) 2.4.1.2 Vitamin larut air Vitamin B1 atau tiamin berperan dalam metabolism karbohidrat dan sintesa neurotransmitter acetylcholine (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B1 dinyatakan dalam tabel 2.10. Tabel 2.10 Angka kecukupan vitamin B1 Golongan umur Vitamin B1 (mg) 0 - 6 bulan 0,3 7 – 12 bulan 0,4 1 – 3 tahun 0,5 4 – 6 tahun 0,6 7 – 9 tahun 0,9 (Sumber: http://www.gizi.net ) Vitamin B2 atau riboflavin berfungsi sebagai komponen koenzim contohnya Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN) dalam metabolism karbohidrat dna protein terutama di dalam sel mata, mukosa usus dan darah (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B2 dinyatakan dalam tabel 2.11. Universitas Sumatera Utara
  • 10. Tabel 2.11 Angka kecukupan vitamin B2 Golongan umur Vitamin B2 (mg) 0 - 6 bulan 0,3 7 – 12 bulan 0,4 1 – 3 tahun 0,5 4 – 6 tahun 0,6 7 – 9 tahun 0,9 (Sumber: http://www.gizi.net) Niasin adalah komponen essensial Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) yaitu koenzim bagi reaksi oksidasi-reduksi. Di dalam metabolism lemak, niasin berfungsi membantu pemecahan triglaserida dan menginhibisi penghasilan kolesterol (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan niasin dinyatakan dalam tabel 2.12. Tabel 2.12 Angka kecukupan niasin Golongan umur Niasin (mg) 0 - 6 bulan 2 7 – 12 bulan 4 1 – 3 tahun 5 4 – 6 tahun 8 7 – 9 tahun 10 (Sumber: http://www.gizi.net) B6 atau piridoksin adalah koenzim metabolisme asam amino dan triglyceride dan membantu dalam pembentukan antibodi (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.13. Universitas Sumatera Utara
  • 11. Tabel 2.13 Angka kecukupan vitamin B6 Golongan umur Vitamin B6 (mg) 0 - 6 bulan 0,1 7 – 12 bulan 0,3 1 – 3 tahun 0,5 4 – 6 tahun 0,6 7 – 9 tahun 1 (Sumber: http://www.gizi.net) B12 atau kobalamin adalah koenzim yang diperlukan dalam pembentukan sel darah merah dan asam amino methionine (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B12 dinyatakan dalam tabel 2.14. Tabel 2.14 Angka kecukupan vitamin B12 Golongan umur Vitamin B12 (mg) 0 - 6 bulan 0,4 7 – 12 bulan 0,1 1 – 3 tahun 0,5 4 – 6 tahun 0,7 7 – 9 tahun 0,9 (Sumber: Almatsier S., 2006) Asam folat berperan sebagai koenzim dalam sistem sintesa enzim basa nitrogen untuk DNA dan RNA. Asam folat juga diperlukan untuk produksi normal sel darah merah dan sel darah putih (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan asam folat dinyatakan dalam tabel 2.15. Tabel 2.15 Angka kecukupan asam folat Golongan umur Asam folat (μg) 0 - 6 bulan 65 7 – 12 bulan 80 1 – 3 tahun 150 4 – 9 tahun 200 (Sumber: http://www.gizi.net) Universitas Sumatera Utara
  • 12. Vitamin C merangsang sintesa protein, penyembuhan luka dan bertindak sebagai antioksidan (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.16. Tabel 2.16 Angka kecukupan vitamin C Golongan umur Vitamin C (mg) 0 - 6 bulan 40 7 – 12 bulan 40 1 – 3 tahun 40 4 – 6 tahun 45 7 – 9 tahun 45 (Sumber: http://www.gizi.net) 2.4.2 Mineral Mineral meliputi kira-kira 4% daripada berat badan manusia. Mineral memegang pelbagai peran di dalam tubuh yaitu merupakan sebagian dari matrik tulang, meregulasi reaksi enzimatik, mengawal pH dan cairan tubuh dan terlibat di dalam proses osmosis air dan pelbagai ion. Mineral digolongkan di dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral Makro dibutuhkan lebih dari 100 mg sehari. Antara contoh-contoh mineral ialah kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), dan kalium (K).Mineral mikro ialah mineral yang dibutuhkan kurang dari 15 mg sehari. Antara contoh- contoh mineral mikro ialah besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), dan selenium (Se) (Sumber: Almatsier S., 2006). Besi (Fe) paling banyak ditemukan di dalam sel darah merah yaitu kirakira 66%. Besi adalah komponen dari hemoglobin yang mengikat oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi dapat dilihat pada tabel 2.17. Universitas Sumatera Utara
  • 13. Tabel 2.17 Angka kecukupan besi Golongan umur Besi (mg) 0 - 6 bulan 0,5 7 – 12 bulan 7 1 – 3 tahun 8 4 – 6 tahun 9 7 – 9 tahun 10 (Sumber: http://www.gizi.net) 2.5 Penilaian Status Gizi 2.5.1 Antropometri Pengukuran antropometri paling sering digunakan untuk mengukur gangguan tumbuh kembang. Antropometri digunakan secara meluas karena cukup praktis dengan pendekatan non- invasif dalam mengukur status nutrisi individu atau masyarakat. Ukuran antropometri adalah berupa penimbangan berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkaran kepala dan lapisan lemak bawah kulit yang menggunakan ukuran dan standar tertentu. Indeks antropometri yang paling sering digunakan ialah BB/U, TB/U dan BB/TB (Cogill B., 2003). Indeks BB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah berat badan rendah menurut umur yang spesifik. Kelebihan BB/U adalah dapat mengenal pasti masalah malnutrisi baik akut dan/atau kronik, walaupun indeks BB/U tidak dapat membedakan samada penderita menderita malnutrisi akut atau kronik. Indeks TB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah malnutrisi yang kronik. Untuk anak bawah dua tahun, istilah panjang badan-umur digunakan sementara istilah TB/U digunakan untuk anak dua tahun dan ke atas. TB/U yang rendah menandakan tumbuh kembang yang terbantut. Indeks BB/TB digunakan untuk mengenal pasti samada malnutrisi yang dialami adalah akut ataupun baru saat ini. BB/TB berguna untuk mengukur efek malnutrisi jangka pendek samada karena penyakit ataupun perubahan pola makan (Cogill B., 2003). Universitas Sumatera Utara
  • 14. Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan menggunakan indikator antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dapat digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan terhadap usia (TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau. Departemen Kesehatan RI (2000), berdasarkan Temu Pakar Gizi di Bogor tanggal 19-20 Januari dan di Semarang tanggal 24-26 Mei tahun 2000, merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku antropometis di Indonesia. (Arisman, 2010). Keparahan KEP dapat dilihat pada tabel 2.31 dari setiap indiator yaitu BB/U, TB/U dan BB/TB (Arisman, 2010). Tabel 2.31 Klasifikasi KEP Indeks Simpangan Baku Status gizi Gizi baik Gizi kurang < -3 SD Gizi buruk Normal -2 sampai +2 SD Pendek < -2 ≥ 2 SD Gemuk -2 sampai +2 SD Normal < -2 sampai -3 SD Kurus < -3 SD BB/TB Gizi lebih < -2 sampai -3 SD TB/U ≥ 2 SD -2 sampai +2 SD BB/U Sangat Kurus (Sumber: Arisman, 2010) Universitas Sumatera Utara